Anda di halaman 1dari 49

Leukore

Anggota Kelompok:
Harris Utama 2015041
Angga Trie Buana 2015025
Eaufira Mereditha P 2015034
Euodia Eunike 2015007
Priska Gabriella 2015024
Putri Nabila 2015012
Reyhan Martaleo 2015049
Rut Tabita Haryono 2015022

Pembimbing :
dr. Arief Budiono, Sp.OG
Identitas Pasien
Nama: Ny. C

Umur: 28 tahun.

Pendidikan terakhir: S1

Pekerjaan: Ibu rumah tangga.

Status: Menikah, memiliki 1 anak (3


tahun).

Alamat: Jl. Budiluhur no. 87, Bandung.

TB/BB: 155 cm/55 kg.


Anamnesis
● Keluhan utama: keputihan.
● Wanita G1P1A0, 28 tahun, G1P1A0 datang ke poli kandungan-kebidanan dengan
keputihan sejak 2 bulan yang lalu.
● Pasien mengeluh keputihannya banyak, berwarna putih keabu-abuan, konsistensi
encer, gatal, dan bau amis hampir setiap hari.
● Pasien sering menggunakan cairan antiseptik sebagai pencuci vagina
● Riwayat minum antibiotik disangkal.
● Riwayat abortus (-).
● Demam, sesak napas, nyeri dada & perut, mual & muntah (-).
● Nyeri pada kelamin (-), disuri (-), polakisuria (-), dispareunia (-).
● Nafsu makan baik, BB normal.
● BAB & BAK tidak ada keluhan.
Anamnesis (Lanjutan)
● RPK: Tidak ada yang mengalami keluhan yang sama; Suami tidak
mengalami keluhan.
● Riwayat pengobatan: (-).
● Riwayat alergi: (-).
● Riwayat operasi: (-).
● Riwayat menstruasi: Siklus 30 hari, tidak ada keluhan.
● Riwayat kebiasaan: Rokok & alkohol (-), berganti-ganti pasangan
seksual (-).
Pemeriksaan Fisik
● KU: Baik, compos mentis.
● TV:
- BP: 100/70 mmHg.
- HR: 72x/menit.
- R: 18x/menit.
- T: 37℃.
● Kepala: Konjungtiva anemis (-/-); sklera ikterik (-/-).
● Leher: Pembesaran (-).
Pemeriksaan Fisik (Lanjutan)

● Thorax:
- Cor: BJM, murmur (-).
- Pulmo: VBS ka=ki; Rh (-/-); Wh (-/-).
● Abdomen: Datar, soepel, BU (+) normal.
● Ekstremitas: oedem (-); CRT < 2 detik.
● KGB inguinal tidak teraba membesar.
Status Ginekologis
● Inspeksi
○ Vulva : tidak ada kelainan
○ Vagina: tidak ada kelainan
○ Fluor : (+) putih keabu-abuan , cair, homogen
● Pemeriksaan Spekulum
○ Serviks uteri: eritem, sekret putih keabu-abuan, encer, homogen
○ Tumor : -
○ Fluksus: -
● Fluor:
○ + putih keabu-abuan, cair , homogen
○ - mukopurulen , - gumpalan putih tebal seperti keju, - seropurulen
kuning hijau
● Pemeriksaan dalam tidak dilakukan
Pemeriksaan Penunjang Kasus
Laboratorium
Apus cervix
● Preparat Gram : Tidak ditemukan diplococcus Gram negatif intra dan
ekstraseluler
● Leukosit: 20/LPB
● Epitel: 10-20/LPB
Apus fornix posterior
● Preparat Na CI Fisiologis: tidak ditemukan adanya Trichomonas vaginalis
Apus dinding vagina
● Preparat KOH: Tidak ditemukan adanya Pseudohifa dan yeast cell
● Preparat Gram: clue cell (+)
● Pemeriksaan pH vagina dg menggunakan kertas pH: 5.5
● Pemeriksaan Whiff test : Positif
Diagnosis Banding
● Bakterial Vaginosis
● Bakterial Vaginosis + Trichomoniasis

Diagnosis Kerja
● Vulvovaginitis (Fluor albus) e.c. Bacterial vaginosis.
Pemeriksaan Rencana Terapi Kasus
Penunjang Lanjutan : ● Clindamycin 2x300 peroral selama 7 hari
● Skrining IMS : HIV, VDRL, ● Metronidazole 2 X 500 mg selama 7 hari
TPHA, Hepatitis C ● Konseling
○ Stop pemakaian pencuci vagina
○ Perilaku hidup sehat
○ Pemeriksaan dan skrining pada suami
○ Hindari pakaian bahan sintetis yang ketat
○ Rajin mengganti pakaian dalam
○ Jaga kebersihan daerah kewanitaan

Prognosis
● Quo ad Vitam : ad bonam
● Quo ad Functionam : ad bonam
● Quo ad Sanationam : ad bonam
Definisi
Keputihan (fluor albus, leukorea, vaginal discharge) adalah
keluarnya cairan dari genitalia seorang wanita yang bukan
darah.

Pada keadaan normal, cairan yang keluar berupa mukus atau


lendir yang jernih, tidak berbau mencolok, dan tidak gatal.

Pada keadaan patologis, terjadi perubahan cairan genital


dalam jumlah, konsistensi, warna, dan bau, serta ada rasa gatal.

Nikmah S.U, Widyasih H. Personal Hygiene Habits dan Kejadian Flour Albus Patologis pada Santriwati PP AL-Munawwir,
Yogyakarta. Jurnal IMKM. 2018. (14)1.
Etiologi
1. Fisiologi
2. Benda asing
3. Infeksi
4. Hormon
5. Neoplasma
6. Vaginitis atrofikans

Sumber Cairan:
1. Vulva
2. Vagina
3. Serviks
4. Uterus
5. Tuba
Panduan Praktis Klinis Obstetri & Ginekologi. RSUP Dr. Hasan Sadikin. 2015
Epidemiologi
● Menyerang wanita usia muda, usia reproduksi, dan usia tua.
● Banyak pada tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang rendah.

Penyebab terbanyak dari Leukore adalah infeksi. Kuman penyebab terjadinya infeksi:
1. Infeksi bakteri
- Neisseria gonorrhoeae → Gonore
- Chlamydia trachomatis → Klamidiasis
- Gardnerella vaginalis → Vaginosis
- Mycoplasma hormonis dan Ureaplasma urealyticum
→ Mikoplasmosis.
2. Infeksi virus
- Herpes virus (H. simpleks, H. zoster, Varicella)
- Pox virus → Moluskum kontagiosum
- Papova virus → Kondiloma akuminata
3. Infeksi jamur
- Candida albicans → Kandidiasis
4. Infeksi protozoa
- Trichomonas vaginalis → Trikomoniasis
- Entamoeba histolytica → Amubiasis vagina
5. Infeksi cacing
Panduan Praktis Klinis Obstetri & Ginekologi. RSUP Dr. Hasan Sadikin. 2015
- Enterobius vermicularis
Etiologi ● Gardnerella vaginalis
○ Kelas : actinobacteria
○ Bakteri gram (-)
○ Ukuran : 0,4x10-15 µm
○ Fakultatif anaerob, tidak
berkapsul, katalase dan oksidase
(-)
○ Beta hemolysis pada LAD
○ Non motil
● Trichomonas vaginalis
○ Berbentuk ovoid
○ Ukuran = 10-20 mikro
○ Motil
○ Pembelahan longitudinal
○ Mudah mati bila terpapar sinar matahari
dan air selama 35-40 menit

● Candida albicans
○ Kingdom : Fungi
○ Division : Ascomycota
○ Class : Saccharomycetales
○ Order : Saccharomycetaceae
○ Genus : Candida
○ Spesies : Candida albicans
Faktor Risiko
● Bacterial Vaginosis:
○ Memiliki pasangan seks lebih dari satu
○ Sering menggunakan pencuci vagina
○ Memiliki kekurangan bakteri Lactobacillus di vagina

● Trichomoniasis:
○ Memiliki pasangan seks lebih dari satu
○ Melakukan hubungan seks tanpa kondom
○ Memiliki riwayat infeksi menular seksual

● Candidiasis Vaginal:
○ Memiliki diabetes yang tidak terkontrol
○ Penggunaan antibiotik
○ Penggunaan kortikosteroid
○ Pasien HIV
○ Peningkatan kadar estrogen
Patogenesis dan Patofisiologi
● Vagina normal → terdapatnya Lactobacillus acidophilus dalam jumlah
normal yang merupakan flora normal vagina untuk fungsi proteksi.
● Lactobacillus acidophilus → endogen peroksida yang toksik terhadap
bakteri patogen.
● Lactobacillus & asam laktat → pH vagina ↓ (3,8- 4,5) → menghambat
pertumbuhan bakteri lain.

● pH ↑ → gangguan proteksi pada organ genitalia wanita sehingga


organisme lain yang bersifat patologis dapat tumbuh dan berkoloni.
Candidiasis ● Disebabkan oleh Candida albicans.
● Sel ragi akan berkompetisi dengan
flora normal sehingga terjadi
kandidiasis.
● Produksi glikogen ↑ saat kehamilan,
hormon estrogen dan progesteron ↑
karena kontrasepsi oral →
memudahkan perlekatan Candida
albicans pada sel epitel vagina.
Gonorrhea ● Neisseria gonorrhoeae → 4 tipe, yaitu tipe 1
dan 2 yang mempunyai pili dan bersifat
virulen, serta 3 dan 4 yang tidak mempunyai
pili dan bersifat nonvirulen.
● Pili akan melekat pada mukosa epitel →
reaksi inflamasi → sitokin proinflamasi dan
terbentuknya sekret purulen
● Bakteri ini menyerang membran mukosa,
khususnya epitel kolumnar yang terdapat
pada uretra, servik uteri, rektum, dan
konjungtiva.
● Chlamydia trachomatis → bakteri intraseluler yang
berkembang melalui 3 stadium yaitu badan elementer,
badan inisial dan badan intermedier.
Chlamydia
● Badan elementer ke dalam sel dengan cara fagositosis
berkembang menjadi badan inisial yang tidak infeksius 4
jam berikutnya badan inisial membelah secara biner badan
intermediet badan elementer yang siap menginfeksi sel
lainnya.

● Pematangan badan inisial dan elementer diikuti dengan


peningkatan sintesis DNA dan RNA. Pada waktu sel hospes
pecah, badan elementer mengeluarkan infeksi pada sel
hospes baru.

● Organisme lebih menyukai menginfeksi sel-sel


skuamokolumner yaitu pada zona transisi serviks
● Perubahan kadar estrogen dan progesteron →
Trichomoniasis pH vagina ↑ berpotensi bagi pertumbuhan dan
virulensi dari flora normal vagina, contohnya
Trichomonas vaginalis
● Vaginitis → flora normal vagina berubah
karena pengaruh bakteri patogen atau adanya
perubahan dari lingkungan vagina sehingga
bakteri patogen itu mengalami kolonisasi.
● Antibiotik kontrasepsi, hubungan seksual,
stres dan hormon dapat merubah lingkungan
vagina tersebut dan memacu pertumbuhan
bakteri patogen
● Perubahan floral normal pada vagina → hidrogen
Bakterial Vaginosis peroksida ↓ yang dihasilkan oleh Lactobacillus
acidophilus → perubahan pH dan memacu
pertumbuhan Gardnerella vaginalis, Mycoplasma
hominis dan Mobiluncus yang normalnya dapat
dihambat.
● Gardnerella vaginalis membentuk biofilm di dalam
vagina → bertahan dalam hidrogen peroksida
(H2O2), asam laktat, dan antibiotik tingkat tinggi →
membuka jalan bagi bakteri anaerob lain untuk
masuk ke dalam vagina
● Gardnerella vaginalis menghasilkan : Amin → pH
vagina ↑ dan menyebabkan pelepasan sel-sel vagina
dan bau khas fishy odor.
Gejala Klinis
❖ Bacterial vaginosis
➢ Duh vagina keruh, encer, putih keabuan, homogen
➢ Bau busuk atau amis
➢ Semakin berbau

Kriteria AMSEL (3 dari 4 temuan berikut):

● Duh tubuh yang abnormal warna putih keabu-abuan homogen


melekat pada vulva dan vagina
● Terdapat clue cells >20 % pada duh vagina
● Timbul bau/fishy odor saat duh ditetesi KOH 10% → Whiff test (+)
● PH duh vagina >4,5
❖ Trikomoniasis
➢ Biasanya asimptomatik pada >25-50% yang terinfeksi
➢ Duh biasanya berwarna kuning kehijauan, berbusa dan
kadang berbau amis
➢ Strawberry appearance (jarang terjadi, 2-5% dari kasus) →
bercak-bercak hemoragik pada mukosa vagina dan serviks
yang menyerupai buah stroberi
➢ Pada pria, infeksi akut→ uretritis purulen
❖ Kandidiasis vulvovaginal
➢ Sekret putih kental seperti susu
➢ Pruritus, rasa terbakar, eritema dan bengkak di daerah
genital
Kondisi Gejala dan Temuan Pada PH Pemeriksaan Wet Keterangan
Tanda Pemeriksaan Fisik Mount

Bakterial Duh vagina banyak Keluanya cairan dari > 4,5 Clue cells (>20%) Laktobasilus banyak
Vaginosis (putih dan tipis) vagina yang bewarna putih Pergeseran Flora berkurang
Semakin Berbau keabuan homogen dan Bau amis setelah Jumlah kokus, basilus
tipis ditambahkan kalium dan kuman batang
hikdroksida pada wet dengan lekukan kecil
mount meningkat

Kandidiasis Duh vagina banyak Keputihan tebal seperti < 4,5 Hifa atau Spora Dapat bercampur
(putih, tebal) keju dengan infeksi bakterial
Gatal Eritema vagina vaginosis T. Vaginalis
Disuria atau keduanya dalam
Terbakar mempunyai pH yang
lebih tinggi

Trikomoniasis Duh tubuh Keputihan yang kental dan > 4,5 Trikomonas yang Gejala lebih nyata pada
meningkat kekuningan dengan atau bergerak ph vagina yang lebih
(kekuningan dan tanpa eritema vaginal atau Meningkatnya sel putih tinggi
kental) servikal (white cells)
Semakin berbau
Gatal
Disuria

Eckert LO, et, al., Acute Vulvoginitis, N Engl J Med 335;12;1244-52


❖ Gonore
➢ Pria:
■ Discharge purulen/mukopurulen pada uretra
■ Pemeriksaan epididimitis: nyeri dan edema epididimal
unilateral
➢ Wanita:
■ Discharge vaginal purulen/mukopurulen atau discharge
servikal
■ Perdarahan vagina, vulvovaginitis
■ Nyeri gerakan serviks saat pemeriksaan palpasi bimanual
■ Rasa penuh dan/tenderness pada adneksa, unilateral
maupun bilateral
■ Nyeri/tenderness pada abdominal bawah dengan atau
tanpa rebound tenderness
❖ Klamidiasis
➢ Pria → uretritis, epididimitis dan prostatitis
➢ Wanita → uretritis, servisitis (sekitar 40% wanita),
salfingitis

Pemeriksaan fisik:

● Eritema meatus urethra


● Duh urethra didapatkan pada masase uretral, kadang
didapatkan juga pada penderita tanpa keluhan duh sebelumnya
Pemeriksaan Penunjang
A. Vaginosis Bakterial
Pemeriksaan mikroskopik cairan atau sekret vagina.
• Pemeriksaan pH cairan vagina.
• Pemeriksaan uji whiff: jika positif berarti mengeluarkan mengeluarkan bau seperti anyir
(amis), pada waktu ditambahkan larutan KOH.
B. Trikomoniasis
- Pemeriksaan laboratorium sederhana dengan menemukan parasit trikomonas pada
sediaan sederhana
- Pemeriksaan Giemsa, Akridin Oranye, Leishman, Gram, dan Papanicolou
- Biakan, menggunakan media modifikasi Diamond, Media Feinberg, atau media Kupferb
C. Kandidiasis Vulvovaginal
- Pemeriksaan Ph
- Test Whiff-amine
- Test saline
- Pemeriksaan mikroskopik dengan 10% hydroxide potassium

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1. Edisi VI. Interna Publishing.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edosi Ketujuh. (Cetakan keenam 2019). Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
D. Gonore
- Pemeriksaan mikroskopis sediaan langsung duh tubuh dengan pewarnaan gram
untuk menemukan kuman gonokokus gram negarif, intra atau ekstraseluler.
- Pada pria sediaan diambil dari daerah fossa navikularis, dan wanita dari uretra,
muara kelenjar bartolin, serviks dan rektum.
- Pemeriksaan lain bila diperlukan:
o Kultur
o Tes oksidasi dan fermentasi
o Tes beta-laktamase
o Tes Thomson dengan sediaan urine
E. Klamidiasis
- Pemeriksaan Gram
- Pemeriksaan Direct Immunoflorosens Assay (DFA)
- Kultur CT dapat dilakukan dengan menggunakan media McCoy, HEp-2 ataupun sel
HeLa.
- Pemeriksaan Enzim immuno Assay (EIA)
- Pemeriksaan Nucleic Acid Amplification Test (NAAT)

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1. Edisi VI. Interna Publishing.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edosi Ketujuh. (Cetakan keenam 2019). Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
Pemeriksaan Penunjang

Gardnerella Vaginalis Candida albicans Trichomonas Vaginalis

Neisseria Gonorrhoeae Chlamydia Trachomatis


https://microbiologyinfo.com/
Whiff Test
Preparat + KOH 10% → fishy odor
SKRINING
IMS:
HIV, VDRL,
TPHA
Penatalaksanaan
A. Bakterial Vaginosis
a. Metronidazol 2x500 mg PO, 7 hari.
b. Metronidazol gel 0,75% intravaginal, 5 hari.
c. Klindamisin krim 2%, intravaginal, 7 hari.
d. Klindamisin 2x300 mg PO, 7 hari.
e. Tinidazol 2 x 500 mg setiap hari selama 5 hari
f. Ampisilin atau amoksisilin dengan dosis 4 x 500 mg per oral selama 5 hari

- Hamil dan menyusui: Metronidazol 2x400 mg PO, 5-7 hari atau Metronidazol gel.
Tidak direkomendasikan 2 gr PO.
- Tidak perlu pemeriksaan pasangan.
- Pasien BV dengan IUD tembaga dianjurkan mengganti metode kontrasepsi.

Sudoyo A.W., et al. 2016. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Ed. 6 Jilid I. h. 847-53.
Ikatan Dokter Indonesia. 2017. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Ed. 1. h. 429-30.
Liwang F., Yuswar P.W., Wijaya E., Sanjaya N.P. 2020. Kapita Selekta Kedokteran Ed. 5 Jilid II. Media Aesculapius. H. 663-8
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edosi Ketujuh. (Cetakan keenam 2019). Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. H. 451
B. Vulvovaginitis candidiasis
a. Clotrimazole suppositoria intravaginal, 1x200 mg, 3 hari ATAU 500
mg SD → malam hari sebelum tidur, pilihan utama.
b. Fluconazole 150 mg, SD.
- Hamil: hindari antifungi oral, berikan imidazol topikal, 7 hari.
- Berulang: pengobatan 6 bulan.
- Tidak perlu pemeriksaan pasangan.
- Pasien BV dengan IUD tembaga dianjurkan mengganti metode
kontrasepsi.

Sudoyo A.W., et al. 2016. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Ed. 6 Jilid I. h. 847-53.
Ikatan Dokter Indonesia. 2017. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Ed. 1. h. 429-30.
Liwang F., Yuswar P.W., Wijaya E., Sanjaya N.P. 2020. Kapita Selekta Kedokteran Ed. 5 Jilid II. Media Aesculapius. H. 663-8.
C. Trikomoniasis

Tujuan: eradikasi patogen dan cegah penularan → terapi untuk semua


pasien trikomoniasis dan pasangan seksual walaupun tidak bergejala.

- Metronidazole 2 gr PO, SD.


ATAU Metronidazole 2x500 mg PO, 7 hari → boleh bumil, busui,
dan HIV.
- Tinidazol (Tindamax) 2 gr PO, SD → tidak boleh bumil dan busui.
- Nimorazol dosis tunggal 2 gram
- Omidazol dosis tunggal 1,5 gram

Sudoyo A.W., et al. 2016. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Ed. 6 Jilid I. h. 847-53.
Ikatan Dokter Indonesia. 2017. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Ed. 1. h. 429-30.
Liwang F., Yuswar P.W., Wijaya E., Sanjaya N.P. 2020. Kapita Selekta Kedokteran Ed. 5 Jilid II. Media Aesculapius. H. 663-8
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edosi Ketujuh. (Cetakan keenam 2019). Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. H. 451
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1. Edisi VI. Interna Publishing.

.
E. Chlamydiasis
a.Lini I
i. Azithromycin 1 gr PO, SD
ii. Doksisiklin 2x100 mg PO, 7 hari (lini I).
b. Lini II
i. Eritromisin 4x500 mg PO, 7 hari.
ii. Ofloxacin 300 mg twice daily for 7 days.
iii. Erythromycin ethyl succinate 4x800 mg, 7 hari.
iv. Ofloxacin 2x300 mg, 7 hari.
v. Levofloxacin 500 mg 1x1 PO, 7 hari.

Hoffman B., Schorge J.O., Schaffer J.I., Halvorson L.M., Bradshaw K.D., Cunningham F.G. 2012. Williams Gynecology 2nd ed. McGraw-Hill. P. 88.
Liwang F., Yuswar P.W., Wijaya E., Sanjaya N.P. 2020. Kapita Selekta Kedokteran Ed. 5 Jilid II. Media Aesculapius. H. 658, 681.
F. Gonore
Pilihan terapi untuk infeksi gonore tanpa komplikasi
o Sefiksim 400mg,peroral dosis tunggal
o Levofloksasin 250 mg, per oral dosis tunggal
o Tiamfenikol 3,5 gram per oral dosis tunggal
o Kanamisin 2 gram IM.
o Spektinomisin 2 gram IM.
Pilihan terapi untuk infeksi gonore dengan komplikasi
o Lama pengobatan oral 5 hari atau injeksi 3 hari
▪ Sefiksim 1 X 400 mg, per oral
▪ Levofloksasin 1X250 mg, per oral
▪ Tiamfenikol 1 X 3,5 gram, per oral
▪ Kanamisin 2 gram IM
▪ Spektinomisin 2 gram IM

Catatan:
o Levofloksasin dan tiamfenikol tidak boleh diberikan pada ibu hamil, menyusui dan
anak-anak.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1. Edisi VI. Interna Publishing.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edosi Ketujuh. (Cetakan keenam 2019). Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Menurut permenkes
o Pemberian farmakologi dengan antibiotik:
▪ Tiamfenikol, 3,5 gr per oral (p.o) dosis tunggal, atau
▪ Ofloksasin 400 mg (p.o) dosis tunggal, atau
▪ Kanamisin 2 gram IntraMuskular (I.M) dosis tunggal, atau
▪ Spektinomisin 2 gram I.M dosis tunggal.
▪ Catatan: tiamfenikol, ofloksasi dan siprofloksasin merupakan
kontraindikasi pada kehamilan dan tidak dianjurkan pada anak dan
dewasa muda.
Pencegahan
● Pendidikan kesehatan masyarakat dan konseling
● Pola hidup sehat
● Menjaga higenitas dengan baik terutama daerah kewanitaan
● Membasuh vagina dengan cara yang benar yaitu dari depan ke belakang tiap
kali selesai buang air kecil ataupun buang air besar
● Penggunaan cairan pembersih vagina sebaiknya tidak berlebihan karena
dapat mengganggu keseimbangan flora normal vagina
● Setia pada satu pasangan
● Pasangan seksual penderita harus dievaluasi dan diobati untuk mencegah
reinfeksi dan memutus penyebaran penyakit lebih lanjut

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1. Edisi VI. Interna Publishing.
Komplikasi
● Infeksi pada saluran kemih
● Abses kelenjar bartholin
● Kelahiran prematur pada ibu hamil yang mengalami keputihan
akibat infeksi trikomonas
● Infeksi yang menyebar ke atas atau ke organ reproduksi seperti
endometrium, tuba fallopi, dan serviks → penyakit inflamasi
pada panggul (PID) → komplikasi jangka panjang dari PID
termasuk sterilitas dan risiko kehamilan ektopik
● Meningkatkan risiko terjadinya HIV

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1. Edisi VI. Interna Publishing.
Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam

Quo ad functionam : ad bonam

Quo ad sanationam : dubia ad bonam


Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai