Tol Laut
Tol Laut
Anggota :
Putri Sundari 23116306
Niar Suwiarti S 23117024
Amma Muliya R 23116016
Toto Wardoyo 23116024
i
DAFTAR GAMBAR
ii
DAFTAR TABEL
iii
I. PENDAHULUAN
1
telah “menyumbang” emisi Gas Rumah Kaja sebesar 2,99 Juta Ton CO2 ke udara yang
berkontribusi besar terhadap pemanasan global. Angka-angka di atas menunjukkan bahwa LPJU
merupakan pemakai energi dan penyerap anggaran serta penyumbang emisi GRK yang cukup
besar yang mana diperkirakan jumlahnya akan terus mengalami peningkatan di masa
mendatang. Besarnya konsumsi energi dan emisi LPJU antara lain disebabkan karena sebagian
besar masih menggunakan teknologi yang cenderung boros serta memiliki umur pakai yang relatif
singkat serta sebagian besar pembangkit listrik milik PLN (89.53%) yang mencatu LPJU masih
menggunakan sumber energi dari fosil.
Oleh karena itu guna melakukan upaya penghematan energi dan biaya serta dalam
rangka mendukung komitmen pemerintah untuk menurunkan emisi GRK (Gas Rumah Kaca)
pada tahun 2020 sebesar 26% (dengan upaya sendiri) dan 41% (apabila mendapatkan dukungan
atau bantuan internasional), maka perlu dilakukan penerapan teknologi yang lebih efisien pada
sektor LPJU dapat berupa penggunaan lampu hemat energi dan atau penggunaan sumber
energi alternatif terbarukan.
Penggunaan lampu hemat energi saat ini telah didukung oleh tersedianya berbagai
lampu hemat energi di pasaran dengan harga yang semakin kompetitif. Sedangkan penggunaan
sumber energi terbarukan tergantung kepada potensi sumber energi terbarukan yang tersedia
di lokasi jalan di mana lampu penerangan jalan diimplementasikan. Salah satu implementasi
PJU adalah lampu penerangan untuk jalan tol, tepatnya di jalan tol Probolinggo-Banyuwangi.
2
II. DESKRIPSI INSTALASI
2.1 Konfigurasi Sistem Lampu Penerangan Jalan
Lampu penerangan jalan adalah bagian dari bangunan pelengkap jalan yang dapat dipasang
di kiri atau kanan jalan dan atau di tengah (di bagian median jalan) yang digunakan untuk
menerangi jalan maupun lingkungan disekitar jalan. Penerangan Jalan Tenaga Surya merupakan
sebuah alternatif yang murah dan hemat untuk digunakan sebagai sumber listrik penerangan
karena menggunakan sumber energi gratis dan tak terbatas dari alam yaitu energi matahari.
Menggunakan Modul/Panel Surya dengan lifetime hingga 25 tahun yang berfungsi menerima
cahaya (sinar) matahari yang kemudian diubah menjadi listrik melalui proses photovoltaic.
Kemudian disimpan di baterai sehingga tidak memerlukan suplai dari PLN , secara otomatis dapat
mulai menyala pada sore hari dan padam pada pagi hari dengan perawatan yang mudah dan efisien
selama bertahun tahun. Secara keseluruhan sistem ini dirancang untuk penyediaan cahaya
penerangan umum dengan sumber energi terbarukan, bebas biaya perawatan dan berumur
ekonomis lama.
Tenaga Surya ( PJU-TS ) sangat cocok digunakan untuk jalan-jalan di daerah-daerah yang
belum terjangkau oleh listrik PLN dan juga daerah-daerah yang mengalami krisis energi listrik
terutama di daerah terpencil seperti perkebunan, daerah pertambangan, pedesaan atau
perkampungan yang belum terjangkau oleh PLN. Namun belakangan ini PJU Tenaga Surya juga
marak diaplikasikan di daerah perkotaan seperti di kawasan jalan-jalan utama, jalan kawasan
perumahan, halte bis, tempat parkir, pompa bensin (SPBU) dan sebagainya.
Lampu jalan PJU tenaga surya berbasis LED menggunakan daya yang lebih sedikit dan
efisien. Menggunakan Lampu LED jenis hi-power yang sangat terang, hemat energi dan tahan
lama . Masa pemakaian Lampu LED bisa mencapai 50.000 jam dengan sumber daya DC. Dengan
lamanya interval penggantian lampu berarti juga mengurangi frekuensi dan menghemat biaya
operasional pemeliharaan untuk ongkos jasa penggantian bola lampunya saja. Baterai yang
digunakan adalah baterai bebas perawatan (maintenance free) jenis VRLA dan tipe Deep
Cycle.Dengan menggunakan perangkat ini, kita sudah memiliki sumber energi sendiri tanpa
ketergantungan dengan pihak lain, hemat BBM, dan ramah lingkungan. PJU Tenaga Surya
beroperasi secara mandiri dan tidak memerlukan kabel jaringan antar tiang sehingga installasinya
menjadi sangat mudah, praktis, sangat ekonomis dan tentunya dapat terhindar dari black out total
jika terjadi gangguan. Dengan sistem pemasangan yang cepat dan mudah, PJU LED Tenaga Surya
dapat menjadi solusi yang cepat dalam mengatasi kebutuhan penerangan jalan umum.
3
Pertimbangan-pertimbangan menggunakan lampu jalan PJU berbasis tenaga surya dan LED:
1. Daya tahan modul solar panel dan LED
2. Bersifat mandiri, tanpa jaringan tenaga listrik
3. Menggunakan energi matahari
4. Ramah lingkungan
5. Instalasi sangat mudah
6. Hemat biaya perawatan
7. Mudah dipindahkan
8. Life time yang lama (lampu LED hingga 11 tahun & solar panel hingga 25 tahun)
Aplikasi lampu jalan PJU tenaga surya terdiri dari: Lampu jalan, lampu taman, lampu dermaga,
lampu lapangan parkir, lampu jalan raya terpencil, lampu jalan pedesaan, lampu penerangan
wisata, lampu jalan perkebunan, lampu jalan pertambangan, dan lain-lain.
Secara umum Prinsip Kerja PJU Tenaga Surya dapat diuraikan sebagai berikut:
4
menjaga agar tidak terjadi over discharge pada baterai. Pada malam hari, lampu akan menyala
dengan mengambil energi listrik yang disimpan pada baterai ketika siang hari. Arus listrik dari
baterai ke lampu mengalir melalui SCC agar arus listrik tetap stabil.
Lampu penerangan yang dimaksud adalah suatu unit lengkap yang terdiri dari sumber
cahaya (lampu/luminer), elemen-elemen optik (pemantul/reflector,pembias/refractor,
penyebar/diffuser). Elemen-elemen elektrik (konektor ke sumber tenaga/power supply. dll.),
struktur penopang yang terdiri dari lengan penopang, tiang penopang vertikal dan pondasi tiang
lampu.
Dalam perencanaan instalasi penerangan jalan haruslah semestinya dengan standar dan
ketentuan yang telah berlaku dan ditetapkan oleh suatu lembaga di daerah tersebut. Di
Indonesia ketentuan dan standar ini dinamakan SNI (Standar Nasional Indonesia). Berdasarkan
jenis sumber cahaya, lampu penerangan jalan umum dapat pula dibedakan atas 3 (tiga)
macam yaitu lampu merkuri , lampu sodium, dan lampu led.
5
Untuk menentukan sudut kemiringan stang ornamen, agar titik penerangan mengarah
ke tengah-tengah jalan, maka :
Sehingga :
Gambar 4. Penentuan sudut kemiringan stang ornamen terhadap lebar jalan (SNI 7391, 2008)
Dimana :
h : tinggi tiang
t : jarak lampu ke tengah-tengah jalan
c : jarak horizontal lampu-tengah jalan
W1 : tiang ke ujung lampu
W2 : jarak horizontal lampu ke ujung jalan
6
digunakan untuk pengaturan sistem tegangan dan sumber arus yang dapat melebihi
kemampuan array photovoltaic.
Sebelum mendesain PJU yang memanfaatkan solar cell, ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan yaitu :
• Pemakaian daya rata-rata selama 24 jam.
• Pemakaian daya rata-rata pada malam hari (terhitung dari nilainya sinar
matahari yang mengenai solar cell).
• Pemakaian daya puncak.
Pertimbangan-pertimbangan diatas digunakan untuk mengetahui spesifikasi komponen
yang akan dipasang pada sistem tersebut, karena salah memilih komponen bisa menyebabkan
sistem ini tidak bekerja dengan baik (mudah rusak/tidak maksimal). PV module adalah peralatan
yang mengubah energi cahaya matahari menjadi energy listrik. Merupakan peralatan energi
terbarukan (renewable energy) yang ramah akan lingkungan (clean energy). PV module ini pada
siang hari akan menghasilkan energy listrik yang kemudian disimpan dalam baterai sehingga dapat
dipergunakan untuk menyuplai beban lampu pada malam hari.
• Solar Charge Controller merupakan peralatan yang mengatur proses pengisian energy dari
PV ke baterai serta pengeluaran energi dari baterai ke beban (lampu) agar baterai tidak
mengalami kerusakan akibat overcharge maupun overdischarge.
• Box Batere dan Panel Kontrol adalah sebuah panel untuk wadah/casing baterai dan SCC
dengan instalasi wiring-nya.
• Battery Bank digunakan untuk menyimpan energi pada siang hari dari Solar Array yang
selanjutnya dipergunakan untuk menyuplai beban (lampu) pada malam hari.
Lampu penerangan jalan (PJU) tenaga matahari mempunyai ketinggian tiang yang
berbeda-beda, mulai dari 7 m s/d 9 m. Jarak antar tiang juga bervariasi mulai dari 15m s/d 40m.
Jarak antar tiang tergantung ketinggian tiang, jenis lampu, dan cahaya yang dibutuhkan
(brightness).
7
Gambar 5. Komponen PJUTS
Sumber : TMLEnergy
8
Tabel 1. Rincian Komponen PJU Tenaga Surya
9
dengan efisiensi yang tinggi. LED memiliki
usia
pakai yang cukup panjang, serta warna cahaya
yang bisa disesuakan dengan kebutuhan dan
kondisi lingkungan
Source: TMLEnergy
10
2.4.1 Badan Jalan
Badan jalan meliputi jalur lalu lintas dengan atau tanpa jalur pemisah dan bahu jalan, badan
jalan hanya diperuntukkan bagi arus lalu lintas dan pengamanan terhadap konstruksi jalan. Secara
geometris lebar badan jalan dan daerah jalan yang meliputi daerah milik jalan (Damija), daerah
manfaat jalan (Damaja) dan daerah Pengawasan Jalan (Dawasja) pada masing-masing fungsi jalan
sebagaimana diatur pada Undang-undang Nomor 26 tahun 1985.
Subtansi
Indikator Cakupan Tolok Ukur Keterangan
Layanan
Fasilitas Lainnya
Lampu Waktu Toleransi
Penerangan Jalan Seluruh Ruas
Keselamatan Menyala pemenuhan 2 x 24
Umum (PJU) Wilayah Jalan Tol
100% Jam
Perkotaan
11
2.5 Kelebihan dan Kekurangan Implementasi PJU Tenaga Surya
2.5.1 Kelebihan Implementasi PJU Tenaga Surya
• Ramah lingkungan dan bebas polusi.
Sistem listrik tenaga surya secara umum tidak memberikan konstribusi terhadap perubahan
iklim di bumi. Ini dikarenakan sistem listrik tenaga surya tidak memancarkan gas rumah
kaca yang berbahaya seperti karbon dioksida. Selain itu sistem listrik tenaga surya juga
tidak menyebabkan polusi suara (tidak berisik).
• Sumber energi melimpah yang tak terbatas.
Energi yang digunakan atau dimanfaatkan oleh sistem tenaga surya adalah energi alternatif
yang melimpah (sinar matahari). Matahari adalah sumber energi yang tidak terbatas. Dalam
konteks Indonesia sebagai negara yang berada di sekitar khatulistiwa, matahari bersinar
sepanjang tahun sehingga energi dari matahari ini selalu tersedia kapan saja dan dimana
saja di wilayah Indonesia.
• Tidak tergantung jaringan PLN.
Suplai daya mandiri sehingga tidak tergantung pada jaringan listrik konvensional (PLN).
PJU yang satu ini tidak akan berpengaruh jika ada masalah di jaringan listrik PLN yang
menyebabkan pemadaman. Dengan kata lain PJU yang satu ini tidak membutuhkan adanya
jaringan listrik PLN. Ini menjadi keuntungan utama karena sesuai dengan namanya, PJU
seharusnya tetap menerangi lokasi dimana ia dipasang karena penerangan tersebut
melayani kepentingan umum. Kepentingan umum dimaksud dapat berupa keamanan dan
kenyamanan kelompok masyarakat yang ada di lokasi maupun kelompok masyarakat yang
sedang/akan melewati lokasi tersebut.
• Nihil biaya listrik PLN.
Karena merupakan sistem mandiri yang tidak tergantung dengan jaringan PLN tentunya
akan menihilkan biaya penggunaan listrik PLN. Sebagai informasi bahwa penerangan jalan
umum yang ada dan menggunakan jaringan listrik PLN bukanlah fasilitas gratis yang
diberikan oleh PLN. Penggunaan PJU diperhitungkan PLN dan harus dibayarkan oleh
pemerintah daerah setempat. Untuk kepentingan pembayaran itu, pada lembar tagihan
listrik bulanan akan tertera komponen penerangan jalan umum sebagai salah satu yang
harus dibayarkan. Atau jika menggunakan listrik prabayar, maka komponen PJU sudah
12
diperhitungkan dalam harga per KWh yang dtetapkan yang membentuk harga
voucher/token listrik prabayar.
• Dapat dipasang dimana saja.
Sifat mandiri dari jaringan listrik PLN menjadikan keuntungan terbesar PJU ini. Dengan
kemandirian tersebut, maka PJU tenaga surya dapat dipasang dimana saja selama panel
surya sebagai penangkap sinar matahari tidak terhalangi oleh bayangan benda apapun.
Untuk jalan-jalan lintas yang tidak sejajar dengan jaringan distribusi PLN, maka PJU ini
menjadi pilihan yang rasional.
• Usia pakai yang sangat panjang.
PJU tenaga surya mengadopsi semangat efisiensi energi sehingga salah satu faktor utama
dan menjadi keuntungan PJU ini adalah usia pakai haruslah cukup panjang sehingga tidak
memberatkan dalam operasional terutama perawatan rutin. Sebagai contoh, panel surya
rata-rata memiliki usia pakai sampai dengan 25 tahun dengan degradasi efisiensi hanya
10%. Contoh lainnya adalah penggunaan lampu LED dengan usia pakai sampai dengan
50.000 jam atau jika PJU menyala selama 10 jam sehari, maka usia pakai maksimum lampu
LED ini bisa mencapai lebih dari 13 tahun. Bandingkan dengan penggunaan lampu gas
konvensional yang masih banyak digunakan PJU saat ini.
• Perawatan rutin yang minimal.
Banyak yang mengatakan PJU tenaga surya bebas perawatan, namun saya tidak sepakat
dengan penggunaan istilah bebas tersebut. Akan lebih tepat menggunakan istilah minim
perawatan karena bagaimanapun sebuah sistem akan membutuhkan perlakuan untuk
menjamin keberlangsungan sistem itu sendiri. Adapun perawatan PJU tenaga surya akan
sangat tergantung pada kondisi lokasi dan pemilihan komponen utama yaitu baterai yang
digunakan.
13
tajam jika dibandingkan 10 tahun lalu. Menjawab pertanyaan mahalnya biaya investasi ini,
bisa dijawab dengan melakukan komparasi biaya dalam rentang waktu tertentu antara PJU
tenaga surya dan PJU konvensional. PJU tenaga surya memang relatif mahal di awal,
namun minim biaya rutin. Sementara PJU konvensional relatif murah di awal, namun
dengan biaya rutin yang terus menerus setiap bulannya berupa penggunaan daya dari PLN.
• Tergantung cuaca.
Saat cuaca hujan/mendung, kemampuan panel surya menangkap sinar matahari tentu akan
berkurang yang berakibat pada tidak optimalnya konversi energi yang terjadi. Untuk
menghadapi hal tersebut, pemilihan panel surya menjadi sesuatu yang perlu menjadi
pertimbangan perencanaan dengan juga mempertimbangkan posisi lokasi terhadap
matahari dan kekuatan radiasi matahari di lokasi tersebut. Dalam konteks Indonesia, secara
umum faktor matahari tidaklah terlalu signifikan berpengaruh kecuali di beberapa daerah
yang memang radiasi mataharinya sangat kecil seperti di Bogor, Jawa Barat yang
radiasinya hanya sekitar 2,5 kWh/m²/hari dibandingkan dengan radiasi rata-rata indonesia
sebesar 4,8 kWh/m²/hari.
14
III. ANALISIS TEKNIK DAN EKONOMI
3.1 Analisis Teknik
PJU yang direncanakan mengambil lokasi di jalan bebas hambatan atau jalan tol
Probolinggo-Banyuwangi. Sistem penemtapan lampu penerangan jalan yang disarankan untuk
jalan tol yaitu sistem terus menerus yang artinya penerangan jalan terdapat kontinyu di sepanjang
jalan, yang dalam proyek ini yaitu 60 km. Berikut besaran-besaran kriteria penerangan jalan tol
yang dipilih dengan mengacu pada standar yang telah ada:
Besaran
Uraian Besaran standar
dipilih
Tinggi Tiang Lampu (h) 11 meter 10 – 15 meter
Jarak Interval Antar Tiang 40 meter Minimum 30 meter
Jarak tiang lampu ke tepi perkerasan (s1) 1 meter Minimum 0,7 meter
Jarak dari tepi perkerasan ke titik penerangan Minimum lebar badan jalan
13 meter
terjauh (s2) 12 meter
Sudut Inklinasi (i) 25o 20o – 30o
𝑇 = √ℎ 2 + 𝑐 2
15
11
cos 𝜑 =
12,77
𝜑 = 30,5𝑜
16
Warna cahaya putih
Umur 60.000 jam
Lumen 4500 lm
Temperatur 6500o ±600oK
a. Intensitas cahaya:
∅
𝐼=
𝜔
4500
𝐼= = 358,3 𝐶𝑑
4𝜋
b. Luminansi rata-rata:
𝐼 358,3
𝐿𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = = = 1,02 𝑐𝑑/𝑚2
(𝐴. 𝑐𝑜𝑠𝜃) (520. 𝑐𝑜𝑠47,5)
c. Efisiensi Cahaya:
𝑝𝑥𝑙 40𝑥13
𝑘= = 11(40+13) = 0,891 ; sehingga kmin = 0,8 dan kmaks = 1,00
ℎ(𝑝+𝑙)
Maka efisiensi dari tabel 2.4 dengan rp = 0,7, rm = 0,1 dan rw = 0,5 :
𝑘 − 𝑘𝑚𝑖𝑛
𝜂 = 𝜂𝑚𝑖𝑛 + (𝜂 − 𝜂𝑚𝑖𝑛 )
𝑘𝑚𝑎𝑥 − 𝑘 𝑚𝑎𝑥
0,891 − 0,8
= 0,42 + (0,48 − 0,42)
1,00 − 0,891
= 0,47
Maka fluks armatur,
∅𝐵 = 𝜂 𝑥 ∅𝑜 = 0,47 𝑥 4500 = 2119,77 𝑙𝑢𝑚𝑒𝑛
e. Efikasi Cahaya
∅ 4500
𝐾= = = 104,65 𝑙𝑚/𝑤𝑎𝑡𝑡
𝑃 43
17
Jumlah titik lampu untuk penerangan jalan tol sepanjang 60 km dapat dihitung:
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 60.000
𝑇= = = 1500 𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟 𝑡𝑖𝑎𝑛𝑔 40
Panel surya atau photovoltaik yang dipilih terbuat dari sel surya silicon poli-crytalline
yang memiliki efisiensi cukup tinggi serta lifetime rata-rata 25 tahun, dimana saat mencapai
umur tersebut tingkat daya panel surya turun hingga 20%. Panel dilengkapi dengan junction
box yang tahan air (waterproof) dan konektor IP 67.
18
Gambar 7. Konstruksi panel surya
Untuk mencari efesiensi sel surya, maka kita harus mencari dahulu faktor pengisian (fill factor)
dengan menggunakan :
𝑉𝑚 𝑥 𝐼𝑚 17𝑥 4,71
𝐹𝐹 = = = 0,72
𝑉𝑜𝑐 𝑥 𝐼𝑠𝑐 22 𝑥 5,04
Luas permukaan panel surya yaitu, panjang 1,010 m x 0,66 m sehingga luas permukaan panel
surya yaitu 0,666 m2.
Dimana besar intensitas sinar global matahari yang diterima ketika radiasi dalam keadaan
maksimum (S) sebesar 1000 watt/m2. Maka efisiensi sel surya adalah :
Dengan estimasi jumlah sinar global yang diterima kota probolinggo sebesar 4300 wh/m 2/hari,
maka dapat diketahui lamanya panel surya harus mendapatkan sinar matahari (t modul) dimana
maksimum sinar global sebesar 1000 watt/m2/hari adalah:
19
𝑃𝑙𝑜𝑎𝑑 𝑥𝑡 516
𝑛𝑚𝑖𝑛 = = = 1,67 ≈ 2 𝑚𝑜𝑑𝑢𝑙 𝑝𝑎𝑛𝑒𝑙 𝑠𝑢𝑟𝑦𝑎
𝐸𝑚𝑜𝑑𝑢𝑙 𝑥 𝜂𝑚𝑖𝑛 344 𝑥 90%
Maka dibutuhkan 2 modul surya untuk melayani 1 beban lampu led, sehingga untuk jarat 60 km
yang membutuhkan 1500 sistem PJU maka jumlah modul surya yang dibutuhkan yaitu 3000
modul.
• Baterai
Data baterai yang dipakai pada PJU adalah :
Syarat baterai bekerja secara normal adalah, arus tersimpan di baterai tidakboleh terkuras
lebih dari 25%, sehingga DOD (deep of discharge) = 100% - 25% = 75%. Cadangan beban
adalah cadangan daya untuk beban (lampu) apabila panel surya tidak dapat menerima sinar
matahari atau dalam satu hari cuaca dalam keadaan mendung, biasanya dibuat cadangan untuk
beban dalam satu hari.
𝐸𝑙𝑜𝑎𝑑 516
𝑐𝑎𝑑𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 ℎ𝑎𝑟𝑖 = = = 43 𝐴ℎ
𝑉 12
Maka untuk mencari kapasitas baterai PJU solar cell adalah :
𝐸
( 𝑚𝑎𝑘𝑠
𝑉𝑏 + 𝑐𝑎𝑑𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑖 (𝐴ℎ))
𝑖𝑏 =
𝐷𝑂𝐷𝑥 𝜂𝑏𝑎𝑡𝑒𝑟𝑎𝑖
20
2𝑥344
( 12 + 43)
𝑖𝑏 = = 148,67 𝐴ℎ
0,75𝑥 0,9
Sehingga minimal kapasitas arus baterai 148,67 Ah, dan diambil baterai yang berkapasitas 150
Ah.
Tipe solar charge controller ini bisa diprogram mempunyai kemampuan dual load atau dimmable
load output. Tipe pengisian Pulse Width Modulation (PWM), mempunyai 4 stage of charge: main,
float, boost dan Equalization.
21
Ukuran atau rating untuk alat pengontrol aliran masuk dan keluar dari aki dalam satuan Ampere:
𝑃𝑚𝑎𝑘𝑠
𝑖𝑐𝑐 = 𝑥 (100% + 𝜂 𝑏𝑎𝑡𝑒𝑟𝑎𝑖 )
𝐹𝐹𝑥𝑉𝑜𝑐
2𝑥80
𝑖𝑐𝑐 = 𝑥 (100% + 90%)
0,72𝑥22
R² = 0.9763
1000
800
600
400
200
0
0 5 10 15 20
Hours
22
Maka nilai radiasi total selama sehari dapat diestimasikan dengan cara integral sebagai berikut:
19
Sehingga total iradiasi pada jangka waktu sehari dari pukul 5 hingga 7 yaitu 10.441,03 Wh/m 2.
Untuk menghitung berapa banyak modul yang diperlukan dalam satu sistem maka dapat
dianggap kita menggunakan modul PV dengan kapasitas 50 Wp, maka setelah dilakukan
perhitungan nantinya kita dapat mengetahui apakah 1 modul ini cukup ataupun tidak untuk
memenuhi kebutuhan daya lampu. Jika tidak mencukupi maka dapat digunakan modul PV
dengan kapasitas yang lebih besar maupun menambah jumlah modul dengan konsekuensi biaya
investasi akan lebih besar pula.
➢ Anggap kita menggunakan 50 Wp PV Module dengan ukuran 660 x 670 x 25 mm, maka
luas area pv modul sebesar 0,442 m2 dengan efisiensi 12%, sehingga dalam sehari pv dapat
memproduksi energi listrik sebesar:
𝑃𝑉𝑝𝑜𝑤𝑒𝑟 = 𝐼𝑠𝑢𝑛 𝑥 𝐴𝑟𝑒𝑎 𝑥 𝐸𝑓𝑓𝑖𝑐𝑖𝑒𝑛𝑐𝑦
𝑊ℎ
𝑃𝑉𝑝𝑜𝑤𝑒𝑟 = 10.441,03 𝑚2 𝑥0,442 𝑚2 𝑥14% = 646,09 𝑊ℎ
23
• Baterai
Data baterai yang dipakai pada PJU adalah :
Syarat baterai bekerja secara normal adalah, arus tersimpan di baterai tidakboleh terkuras
lebih dari 25%, sehingga DOD (deep of discharge) = 100% - 25% = 75%. Cadangan beban
adalah cadangan daya untuk beban (lampu) apabila panel surya tidak dapat menerima sinar
matahari atau dalam satu hari cuaca dalam keadaan mendung, biasanya dibuat cadangan untuk
beban dalam satu hari.
𝐸𝑙𝑜𝑎𝑑 516
𝑐𝑎𝑑𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 ℎ𝑎𝑟𝑖 = = = 43 𝐴ℎ
𝑉 12
Maka untuk mencari kapasitas baterai PJU solar cell adalah :
𝐸
( 𝑚𝑎𝑘𝑠 + 𝑐𝑎𝑑𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑖 (𝐴ℎ))
𝑉𝑏
𝑖𝑏 =
𝐷𝑂𝐷𝑥 𝜂𝑏𝑎𝑡𝑒𝑟𝑎𝑖
2𝑥344
( + 43)
12
𝑖𝑏 = = 148,67 𝐴ℎ
0,75𝑥 0,9
Sehingga minimal kapasitas arus baterai 148,67 Ah, dan diambil baterai yang berkapasitas 150
Ah.
24
• Solar Charge Controller
Berikut data solar charge controller yang dipakai pada PJU solar cell:
Tabel 11. Spesifikasi solar charge controller yang digunakan
Tipe solar charge controller ini bisa diprogram mempunyai kemampuan dual load atau dimmable
load output. Tipe pengisian Pulse Width Modulation (PWM), mempunyai 4 stage of charge: main,
float, boost dan Equalization.
𝑃𝑚𝑎𝑘𝑠
𝑖𝑐𝑐 = 𝑥 (100% + 𝜂 𝑏𝑎𝑡𝑒𝑟𝑎𝑖 )
𝐹𝐹𝑥𝑉𝑜𝑐
2𝑥80
𝑖𝑐𝑐 = 𝑥 (100% + 90%)
0,72𝑥22
Setelah dilakukan perhitungan dan mempertimbangkan beberapa aspek teknis dalam membangun
PJUTS ini, maka desain final dari sistem standart yang telah dirancang yaitu:
25
Dalam projek ini, kami menawarkan teknologi terbaru dari sistem PJUTS yang telah ada yaitu All
in One Integrated Solar Street Lighting System. Dimana sistem ini nantinya akan bekerja dengan
nilai kriteria desain yang telah dihitung sebelumnya namun memiliki beberapa keunggulan
diantaranya:
1. Solar panel, lampu LED, baterai dan controller berada pada satu modul (all in one design)
26
2. Mudah dan murah dalam instalasi
3. Dapat menyala dan padam secara otomatis bergantung pada sensor cahaya, sehingga pada saat
siang hari dimana terdapat banyak cahaya maka lampu akan padam dan pv akan mulai bekerja
menghasilkan listrik yang disimpan pada baterai, begitupun sebaliknya. Pada malam hari lampu
akan menyala dengan menggunakan listrik yang berasal dari baterai yang telah di charge selama
seharian.
4. Tersedia sensor gerakan yang dapat mengatur intensitas pencahayaan yang dipancarkan oleh
lampu LED. Pada saat terdapat banyak pengguna jalan yang melintas, maka intensitas lampu
akan disetsebesar 100%, namun saat tidak ada pengendara yang melintas maka lampu akan
redup dengan intensitas 30%. Pengaturan ini bertujuan untuk menghemat energi yang
digunakan.
5. Lebih murah dan mudah dalam transportasi
6. Anti badai dan desain lebih sederhana dan aman.
➢ Dengan intensitas pencahayaan yang kuran lebih sama dengan sistem sebelumnya, kami
menawarkan desain teknis dari all in one integrated solar street lighting system dengan spesifikasi
komponen yang hampir sama dengan hasil perhitungan namun lebih compact dalam
perancangannya, yaitu:
a. Spesifikasi modul pv
27
b. Spesifikasi baterai
c. Spesifikasi LED
28
3.2 Analisis Ekonomi
PJU (Penerangan Jalan Umum) Tenaga Surya atau PJUTS adalah penerangan jalan umum
dimana daya listrik untuk lampu disuplai oleh sistem mandiri yang diperoleh dari energi matahari.
PJUTS mempunya biaya operasi dan perawatan yang rendah dikarenakan PJUTS tidak
memerlukan bahan bakar dalam pengoperasiannya. PJUTS memiliki biaya investasi yang sangat
besar.
Hasil dari Analisis Teknik PJUTS untuk jalan bebas hambatan atau jalan tol Probolinggo-
Banyuwangi sepanjang 60 km. Jarak antar tiang PJUTS adalah 40 m maka jumlah PJUTS yang
dibutuhkan 1500 tiang.
Harga
No Komponen Jumlah
Satuan Total
Komponen Pembangkit
1 Baterai 1500 IDR 1,380,000 IDR 2,070,000,000
2 Panel Surya 1500 IDR 1,000,000 IDR 1,500,000,000
3 Solar Charge Controller 1500 IDR 450,000 IDR 675,000,000
Komponen Beban
1 Lampu LED 1500 IDR 2,200,000 IDR 3,300,000,000
Komponen Pendukung
1 Tiang 1500 IDR 2,295,000 IDR 3,442,500,000
2 Kabel Box Baterai 1500 IDR 2,295,000 IDR 3,442,500,000
29
• PJUTS yang sudah jadi satu paket – Solar Street Light
Harga
No Komponen Jumlah
Satuan Total
1 Solar Street Light 60 W 1500 IDR 23,696,783 IDR 35,545,174,500
2 Biaya Pemasangan 1500 IDR 1,500,000 IDR 2,250,000,000
Biaya Total IDR 37,795,174,500
Biaya Per Tiang IDR 25,196,783
Acuan harga dari PT. SEI Indotama
Dari ketiga analisis ekonomi biaya termurah adalah menggunakan Integrated All in One Solar
Street Lighting dengan biaya per tiang IDR 7,588,950 dibandingkan dengan membeli komponen
terpisah IDR 11,120,000 per tiang dan Solar Street Light IDR 24,254,000.
30
DAFTAR PUSTAKA
1. Raymond Simanjorang.Merencanakan PJU Tenaga Surya.PT Hexamitra Daya Prima
2. Engga Kusumayogo, dkk. Analisis Teknis dan Ekonomis Penerapan Penerangan Jalan
Umum Solar Cell untuk Kebutuhan Penerangan di Jalan Tol Darmo Surabaya. Malang :
Jurusan Teknik Elektro Universitas Brawijaya
3. Direktorat Jenderal Bina Marga. 1992. Spesifikasi Lampu Penerangan Jalan Perkotaan
Jakarta
4. Daniel Bimbingan Limbong. Perbandingan Teknis dan Ekonomis Penggunaan Penerangan
Jalan Umum Solar Cell Dengan Penerangan Jalan Umum Konvensional. 2014. Medan :
Departemen Teknik Elektro Universitas Sumatera UtaraSNI 7391:2008 tentang
Spesifikasi penerangan jalan di kawasan perkotaan
5. PERMEN PU No16 /PRT/M/2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Jalan Tol
6. http://alpensteel.com
7. http://solarsuryaindonesia.com
8. TMLEnergy.com
9. www.bisnis.com/amp/read/20170930/45/694507/ini-rencana-lelang-pengoperasian-tol-
probolinggo-banyuwangi
10. Undang-undang Nomor 26 tahun 1985.
11. SNI 7391:2008 tentang Spesifikasi penerangan jalan di kawasan perkotaan.
12. PERMEN PU No16 /PRT/M/2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Jalan Tol.
31
LAMPIRAN
DATA :
Lokasi : Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur
Kabupaten Probolinggo
Latitude -7,602
Longitude 112,78
Gsc 1,367 kW/m2
Zona Waktu Waktu Indonesia Barat
ΔT GMT +7.00 jam
Tanggal 7 Februari 2017
Jam (Local Time) 09.00 , 12.00 dan 15.00 WIB
ASUMSI :
1. Kondisi clear sky ( pengaruh shading, awan, dan cuaca diabaikan)
2. Radiasi matahari yang sampai di bumi 70%
3. Diffuse irradiation diasumsikan sebesar 10% dari beam irradiation
4. Horizontal surface (slope diabaikan)
5. Ketinggian lokasi pada saat perhitungan beam radiation diabaikan
PERHITUNGAN :
32
a. Menentukan Local Standart Time Meridien (LSTM)
LSTM merupakan referensi yang digunakan untuk zona waktu tertentu terhadap GMT
33
f. Menghitung Declination Angle (δ)
Sudut deklinasi bervariasi musiman karena kemiringan bumi pada porosnya dan rotasi bumi
mengelilingi matahari. Jika bumi tidak miring pada poros rotasi, maka sudut deklinasi akan selalu
0 °. Namun, Bumi memiliki kemiringan 23,45 ° dan sudut deklinasi bervariasi plus atau minus
dalam rentang tersebut. Sudut deklinasi sama dengan 0o hanya pada saat musim semi dan musim
gugur ekuinoks.
Elevation angle atau sudut elevasi adalah tinggi sudut matahari di langit diukur dari horisontal.
Ketinggian sudut elevasi adalah 0o saat matahari terbit dan 90o ketika matahari tepat diatas kepala.
Sudut elevasi bervariasi sepanjang hari, hal ini tergantung pada garis lintang dari lokasi tertentu
dan hari dalam setahun. Sudut elevasi dapat dihitung dengan rumus:
34
h. Menghitung Zenith Angle (θ)
Zenith angle adalah sudut antara matahari dengan garis vertikal yaitu sudut dari beam radiation
pada permukaan horizontal.
Dimana 1,367 kW/m2 merupakan nilai solar constant dan angka 0,7 diperoleh dari jumlah
radiasi matahari yang sampai ke bumi. Sedangkan 0,678 merupakan ketetapan empiris yang
diperoleh melalui percobaan dengan memperhitungkan ketidak-seragaman dalam lapisan
atmosfer.
35
k. Menghitung Diffuse Radiation (IB)
Diffuse radiation adalah radiasi surya yang diterima dari matahari setelah mengalami
pembauran di atmosfer. meskipun saat hari cerah (clear day), diffuse radiation masih sekitar
10% dari beam radiation. Sehingga persamaan sederhana untuk diffuse radiation adalah:
Sehingga,
ID saat pukul 09.00 = 0,0899 kW/m2
ID saat pukul 12.00 = 0,0952 kW/m2
ID saat pukul 15.00 = 0,0834 kW/m2
36