Anda di halaman 1dari 17

PEMERIKSAAN SPIROMETRI

No. Dokumen No. Revisi: Halaman


/Int-10000/BAM2/SPO/IX/2022 01 1 – 17

Ditetapkan oleh
Tanggal Terbit Kepala RS BAM

SPO 12 September 2022

Dr. Bandriyo Sudarsono, M.K.K.K

PENGERTIAN 1. Spirometri
Spirometri merupakan metode pengukuran volume udara yang
dapat dihirup dan dihembuskan oleh seseorang sebagai fungsi
terhadap waktu.

2. Volume Paru:
 Volume tidal (VT) yaitu jumlah udara yang masuk dan keluar
dari paru pada pernapasan biasa. Pada orang normal dengan
BB 70 kg dalam keadaan istirahat biasanya mempunyai VT
sebesar 500 ml.
 Volume cadangan inspirasi (VCI) yaitu jumlah udara yang masih
dapat masuk kedalam paru pada inspirasi maksimal setelah
inspirasi biasa. Pada orang dewasa dengan BB 70 kg besarnya
sekitar 3 liter.
 Volume cadangan ekspirasi (VCE) yaitu jumlah udara yang
dikeluarkan secara aktif dari dalam paru setelah ekspirasi biasa.
Pada orang dewasa dengan BB 70 kg besarnya sekitar 1,5 liter.
 Volume residu (VR) yaitu jumlah udara yang tersisa dalam paru
setelah ekspirasi maksimal. Pada orang dewasa dengan BB 70
kg besarnya sekitar 1 liter.

3. Kapasitas Paru
 Kapasitas paru total (KPT) yaitu jumlah total udara dalam paru
setelah inspirasi maksimal atau merupakan penjumlahan
keempat volume utama paru. Pada orang dewasa normal
PEMERIKSAAN SPIROMETRI

No. Dokumen No. Revisi: Halaman


/Int-10000/BAM2/SPO/IX/2022 01 2 – 17

dengan BB 70 kg besarnya sekitar 6 ltr.


 Kapasitas Vital (KV) yaitu jumlah udara yang dapat diekspirasi
maksimal setelah inspirasi maksimal atau merupakan
penjumlahan VT, VCI dan VCE. Pada orang dewasa normal
dengan BB 70 kg besarnya sekitar 5 ltr.
 Kapasitas Inspirasi (KI) yaitu jumlah udara maksimal yang dapat
masuk kedalam paru setelah akhir ekspirasi biasa atau
merupakan penjumlahan VT dan VCI. Pada orang dewasa
normal dengan BB 70 kg besarnya sekitar 4 ltr.
 Kapasiti residu fungsional (KRF) yaitu jumlah udara dalam paru
pada akhir ekspirasi biasa atau merupakan penjumlahan VCE
dan VR. Pada orang dewasa normal dengan BB 70 kg besarnya
sekitar 2,5 ltr.
 Nilai normal untuk setiap volume dan kapasiti paru sangat
bervariasi dan dipengaruhi oleh usia, tinggi badan, jenis
kelamin, suku, berat badan dan bentuk tubuh.
 Spirometri dapat secara langsung mengukur semua volume dan
kapasitas paru kecuali volume atau kapasiti yang mengandung
komponen VR, karena VR merupakan volume udara yang tetap
berada didalam paru setelah ekspirasi maksimal.
 VEP: Volume ekspirasi paksa detik pertama
 KVP: Kecepatan aliran ekspirasi paksa selama 25%-75%
kapasitas vital paksa (FEF 25%-75%). Maximalnya FEF 50%.
Maximal inspiratori flow pada 50% KV (FIF50%)

4. SpO2 (Saturasi Oksigen)


 Oksigen
Oksigen atau zat asam adalah salah satu bahan
farmakologi, merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau
digunakan untuk proses pembakaran dan oksidasi. Oksigen
PEMERIKSAAN SPIROMETRI

No. Dokumen No. Revisi: Halaman


/Int-10000/BAM2/SPO/IX/2022 01 3 – 17

banyak dipakai untuk pasien dengan kelainan kardiopulmoner.


Kebutuhan Oksigen orang dewasa sehat pada kondisi istirahat
rata-rata 53 liter oksigen per jam, kalau sedang bernapas rata-
rata sekitar 500 mL udara per napas. Hal ini disebut volume tidal
normal. yaitu terdiri dari 150 mL udara akan pergi ke daerah
yang tidak berfungsi di paru - paru, hal ini yang disebut
"ruangmati." Tingkat napas rata-rata adalah 12 napas per menit.
Jadi, jumlah udara yang menghirup oleh orang yang tersedia
untuk digunakan adalah 12 x(500 ml -150 ml) = 4.200 mL/menit.
Kalikan dengan 60 untuk mendapatkan 252.000 mL / jam.
Artinya, setiap jam, orang akan bernapas dalam 252 liter udara
(Prasetyo Handrianto, 2011). Indikasi primer terapi oksigen
adalah pada kasus hipoksemia yang telah dibuktikan dengan
pemeriksaan analisa gas darah. Indikasi lain adalah trauma
berat, infark miokard akut, syok, sesak napas, keracunan CO,
pasca anestesi dan keadaan-keadaan akut yang diduga terjadi
hipoksemia. Adapun tujuan dari terapi oksigen adalah
mempertahankan PaO2 > 60 mmHg atau SaO2 > 90 %,
sehingga dapat mencegah terjadinya hipoksia sel dan jaringan,
menurunkan kerja pernapasan dan menurunkan kerja otot
jantung. Untuk pemberian terapi oksigen sama seperti
memberikan obat, sehingga beberapa kata kunci pada terapi
oksigen adalah:
 Siapa yang memerlukan terapi oksigen
 Bagaimana cara pemberian terapi oksigen
 Bagaimana cara memonitor pemberian oksigen

Untuk mendeteksi keadaan hipoksemia perlu dilakukan


pemeriksaan antara lain:
 Pemeriksaan gejala klinik seperti sianosis, disorientasi,
takipnu, dispnu, takikardi atau bradikardi, aritmia, hipertensi
PEMERIKSAAN SPIROMETRI

No. Dokumen No. Revisi: Halaman


/Int-10000/BAM2/SPO/IX/2022 01 4 – 17

atau hipotensi, polistemia dan clubbing.


 Pemeriksaan analisa gas darah. Pemeriksaan ini
merupakan “gold standart analysis“ untuk mendeteksi
keadaan hipoksemia dan dapat dilihat nilai PaO2 dan
SaO2.
 Pulsa oksimetri
Pulsa Oksimetri mengukur kadar oksigen di darah arteri.
Alat ini bekerja dengan cara ditempelkan di bagian tertentu
di tubuh pasien seperti telinga, jari, atau kaki yang
selanjutnya akan mentransmisikan sinar melalui pembuluh
darah pasien. Alat ini lalu mengukur perbedaan absorpsi
panjang gelombang cahaya yang berbeda.
Pulsa oksimetri adalah suatu metode non invasif untuk
monitoring oksigen saturasi (SpO2) dari hemoglobin.
Sekarang ini, alat pulsa oksimetri banyak digunakan di
tempat pelayanan kesehatan termasuk di medical check up.
Alat pulsa oksimetri mengijinkan dua panjang gelombang
cahaya yang berbeda untuk menembus sekeliling bagian
peripheral dari tubuh pasien, biasanya ujung jari atau daun
telinga, dan mengukur tiap panjang gelombang cahaya
yang relatif berkurang (R-ratio). Jaringan biologi yang
sedang diukur terdiri dari banyak unsur-unsur, mencakup
kapiler, arteri, vena, kulit dan jaringan yang lainnya. Kecuali
untuk pembuluh darah arteri, berkurangnya cahaya oleh
unsur jaringan lainnya adalah relatif tetap. Transmisi cahaya
melalui arteri adalah denyutan yang diakibatkan
pemompaan darah oleh jantung.
 Saturasi Oksigen (SpO2)
Saturasi oksigen adalah presentasi hemoglobin yang
berikatan dengan oksigen dalam arteri, saturasi oksigen
PEMERIKSAAN SPIROMETRI

No. Dokumen No. Revisi: Halaman


/Int-10000/BAM2/SPO/IX/2022 01 5 – 17

normal adalah antara 95 – 100 %. Dalam kedokteran,


oksigen saturasi (SpO2), sering disebut sebagai "SATS",
untuk mengukur persentase oksigen yang diikat oleh
hemoglobin di dalam aliran darah. Pada tekanan parsial
oksigen yang rendah, sebagian besar hemoglobin
terdeoksigenasi, maksudnya adalah proses pendistribusian
darah beroksigen dari arteri ke jaringan tubuh.

 Nilai SpO2
>95 - 100 % : Normal
<95 % : Hipoksia

5. Indikasi Spirometeri
 Diagnostik
Mengevaluasi gejala, tanda atau hasil laboratorium yang
abnormal
a. Gejala: dispnea, mengi, ortopnea, batuk, produksi sputum,
nyeri dada.
b. Tanda: suara nafas melemah, hiperinflasi, ekspirasi
memanjang, sianosis, kelainan dada, ronki.
c. Hasil laboratorium yang abnormal: hipoksemia, hiperkapnia,
polisitemia, gambaran foto torak abnormal.

 Mengukur efek penyakit terhadap fungsi paru


a. Menyaring subjek dengan resiko penyakit paru:
- Perokok
- Individu yang terpajan zat berbahaya pada tempat kerja
- Sebagai pemeriksaan fisik rutin
b. Menilai resiko pre operasi
c. Menilai prognosis (transplantasi paru dll)
d. Menilai status kesehatan sebelum masuk program dengan
PEMERIKSAAN SPIROMETRI

No. Dokumen No. Revisi: Halaman


/Int-10000/BAM2/SPO/IX/2022 01 6 – 17

aktivitas fisik yang berat

 Evaluasi
a. Menilai hasil pengobatan
- Terapi bronkodilator
- Terapi steroid pada asma, penyakit paru interstisial dll
- Penatalaksanaan penyakit jantung kongestif
- Lain-lain (antibiotic pada fibrosis kistik dll)
b. Menjelaskan perjalanan penyakit yang mempengaruhi fungsi
paru:
- Penyakit paru: penyakit obstruksi jalan nafas, penyakit
paru interstisial
- Penyakit jantung: Gagal jantung kongestif
- Penyakit neuromuscular: Guillain-Barre Syndrome
c. Memonitor individu yang bekerja dengan terdapat pajanan
zat berbahaya.
d. Memonitor reaksi obat yang mempunyi toksisiti terhadap
paru

 Evaluasi gangguan / ketidakmampan


a. Menilai pasien sebagai bagian program rehabilitasi
- Medis
- Industri
- Pendidikan
b. Menilai risiko sebagai bagian evaluasi asuransi
c. Menilai individu untuk alasan legal
- Keamanan sosial atau program kompensasi pemerintah
lainnya
- Kelainan seseorang untuk kepentingan hukum

 Kesehatan masyarakat
PEMERIKSAAN SPIROMETRI

No. Dokumen No. Revisi: Halaman


/Int-10000/BAM2/SPO/IX/2022 01 7 – 17

a. Survei epidemiologi:
- Perbandingan kondisi kesehatan populasi yang tinggal di
lingkungan berbeda
- Pengesahan pengaduan yang bersifat subjektif pada
suatu lingkungan pekerjaan

5.1. Hal-hal yang harus diperhatikan


i. Teknisi spirometri
ii. Persiapan subjek (pasien)
iii. Tehnik Perasat
iv. Kriteria awal dan akhir pemeriksaan
v. Waktu ekspirasi minimal
vi. Jumlah maksimal perasat
vii. kondisi lingkungan
viii. Penggunaan jepit hidung
ix. Posisi tubuh

5.2. Teknisi spirometri


i. Keberhasilan pelaksanaan pemeriksaan spirometri
sangat tergantung pada teknisi yang berkualiti dan
perasat yang benar.
ii. Teknisi harus terlatih, mengerti tujuan pemeriksaan dan
dapat menilai hasil.
iii. Jika tehnisi tersebut hanya sebagai instruktur diperlukan
pelatihan selama 6 bulan, jika bertanggungjawab pula
terhadap kerusakan diperlukan pelatihan 1 tahun di
sekolah yang direkomendasikan oleh ATS (Ahli Teknisi
Spirometri).
iv. Tehnisi memberikan penjelasan megenai tujuan
pemeriksaan, memberikan instruksi mengenai perasat
yang akan dilakukan dan memperagakan tehnik yang
PEMERIKSAAN SPIROMETRI

No. Dokumen No. Revisi: Halaman


/Int-10000/BAM2/SPO/IX/2022 01 8 – 17

tepat sebelum melakukan pemeriksaan sehingga subjek


(pasien) mengerti bahwa mereka harus mengosongkan
paru dengan sempurna.

5.3. Persiapan subjek (Pasien)


a. Setelah diberi instruksi pasien melakukan beberapa kali
latihan sebelum melakukan pemeriksaan sesungguhnya..
b. Pasien harus bebas rokok minimal 2 jam, tidak sedang
sakit atau mengkonsumsi obat-obatan tertentu, tidak boleh
makan terlalu kenyang dan berpakaian ketat.
c. Posisi terbaik pasien adalah berdiri.

5.4. Teknik Pengambilan Spirometri


a. Minimal terdapat 3 hasil Acceptable
- Inspirasi penuh sebelum pemeriksaan dimulai
- Memenuhi syarat awal ekspirasi yaitu dengan usaha
maksimal dan tidak ragu-ragu
- Tidak batuk atau glotis menutup selama detik pertama
- Memenuhi lama pemeriksaan yaitu minimal 6 detik atau
sampai 15 detik pada subjek (pasien dengan kelainan
obstruksi
- Tidak terjadi kebocoran
- Tidak terjadi obstruksi pada mouthpiece
- Subjek (pasien) berusaha mengeluarkan udara sekuat
dan secepat mungkin. (sangat mempengaruhi nilai
APE)

b. Hasil yang Reproducible


- Nilai KVP dan VEP1: dua nilai terbesar dengan
perbedaan diantaranya 5% atau 0,1 liter (yang mana
saja yang lebih besar)
- Jika tidak memenuhi kriteria maka lanjutkan
PEMERIKSAAN SPIROMETRI

No. Dokumen No. Revisi: Halaman


/Int-10000/BAM2/SPO/IX/2022 01 9 – 17

pemeriksaan
- Jika tidak didapat setelah 8 kali pemeriksaan maka
pemeriksaan dihentikan dan interpretasi hasil yang
didapat dengan menggunakan 3 hasil terbaik yang
acceptable
5.5. Seleksi Nilai untuk Interpretasi
a. Pilih hasil yang acceptable dan reproducible
b. Pilih nilai KVP dan VEP1 yang terbesar tanpa
memeprhatikan pemeriksaan yang digunakan
c. Untuk indeks rerata kecepatan aliran menggunakan nilai
pemeriksaan dengan nilai terbesar kombinasi KVP dan
VEP1

5.6. Interpretasi Hasil


a. Interpretasi hasil pemeriksaan spirometri didapat dengan
cara membandingkan nilai yang terukur dengan nilai
acuan ATS
b. Beberapa alat spirometri seperti di RSBAM (Spiroanalyzer
ST-95, Fukuda Sangyo) dapat menghitung sendiri nilai
prediksi subjek dengan memasukkan data usia, jenis
kelamin dan tinggi badan atau dengan menghitung nilai
prediksi subjek yang mengacu pada tabel tertentu.

o Penilaian Klinis
i. Nilai KPV meningkat abnormal pada akromegali dan
menurun pada kelainan di paru, rongga fleura,
dinding dada dan otot pernafasan.
ii. Nilai VEP1 adalah volume udara yang dikeluarkan
selama 1 detik pertama pemeriksaan KVP. Nilai
VEP1 menurun pada kelainan obstruksi dan retriksi.
iii. Kriteria utama kelainan obstruksi adalah penurunan
PEMERIKSAAN SPIROMETRI

No. Dokumen No. Revisi: Halaman


/Int-10000/BAM2/SPO/IX/2022 01 10 – 17

nilai VEP1/ KVP dengan bentuk kurva ekspirasi


konkaf.
iv. Kriteria utama kelainan restriksi adalah penurunan
nila KPT dengan bentuk kurva ekspirasi konveks
karena nilai VEP1 menurun.
v. Klasifikasi gangguan ventilasi (% nilai prediksi):

Klasifikasi KV VEP1 VEP1/KVP FEF25%/75% KPT

Normal >80 >80 >70 >65 >80

Ringan 66-80 66 - 80 60 - 70 50 - 65 66-80

Sedang 50- 65 50- 65 45 - 59 35 - 49 50 - 65

Berat <50 <50 <45 <35 <50

1. Gangguan ventilasi kombinasi obstruksi dan restriksi,


gambarannya berupa penurunan nilai KVP dan VEP1, serta rasio
VEP1/KVP sedikit menurun dengan FVC (Flow-Volume Curve)
sedikit konkaf.
2. Untuk mengukur MIF (Maximal-Inspiratory-Flow) yaitu
segera setelah ekspirasi maksimal subjek menghirup
udara secepat dan selengkap mungkin hingga
menghasilkan kurva inspirasi.
3. Kombinasi Flow-Volume Curve inspirasi dan ekspirasi
membentuk Flow-Volume Loop yang menurun jika
terdapat kelainan obstruksi.
4. Bentuk Flow-Volume Loop dan rasio ekspirasi terhadap
PEMERIKSAAN SPIROMETRI

No. Dokumen No. Revisi: Halaman


/Int-10000/BAM2/SPO/IX/2022 01 11 – 17

inspirasi pada 50% KV (FEF50%/FIF50% ) digunakan


untuk mendiagnosis kelainan obstruksi saluran nafas
utama.
5. Lesi Variable Intratoraks (tumor trakea) : selama ekspirasi
paksa teknan intratoraks (Ptr) lebih rendah daripada
tekanan pleura (Ppl) sehingga terjadi penyempitan dan
aliran ekspirasi menjadi abnormal.
6. Lesi Variable Ekstratoraks (disfungsi pita suara) : selama
inspirasi tekanan trakea (Ptr) lebih rendah daripada
tekanan atmosfer (Patm) sehingga terjadi penyempitan
dan aliran inspirasi menjadi abnormal.
7. Lesi Fixed (Napkin-Ring Cancer) akan terjadi penurunan
aliran inspirasi dan ekspirasi yang seimbang.
8. Pemeriksaan spirometri dengan perasat KV dapat
menentukan Volume dan kapasiti paru utama baik secara
langsung maupun tidak langsung terutama nilai: KV, VR
dan KPT.
a. KV: dengan cara subjek menhirup dan mengeluarkan
udara perlahan dan sampai maksimal
b. VR: dengan membandingkan foto thoraks pada saat
inspirasi dan ekspirasi atau dengan metode nitrogen
washout, inert gas dilution dan plethysmografy.
c. KPT: Nilai VR yang didapat dijumlahkan dengan nilai
KV.
d. Kelainan Obstruksi (Air Trapping Paru): Nilai KV jauh
lebih besar daripada nilai KVP.
e. Volume residu dan KPT meningkat pada kelainan
obstruksi kecuali pada astma.
9. VCE: tergantung pada mobiliti diagfragma dan menurun
pada kelainan neuromuskuler, proses abdominal yang
PEMERIKSAAN SPIROMETRI

No. Dokumen No. Revisi: Halaman


/Int-10000/BAM2/SPO/IX/2022 01 12 – 17

mempengaruhi pergerakan abdomen: obesiti, asites dan


pascabedah abdominal.
10. Interpretasi hasil pemeriksaan spirometri selain
membandingkan nilai yang terukur dengan nilai acuan juga
harus memperhatikan kondisi klinis subjek.
11. Bentuk kurva sedikit konkaf pada subjek usia tua
menggambarkan pengaruh usia namun bentuk yang sama
pada subjek usia muda menunjukkan obstruksi aliran
udara. Bentuk kurva yang sama dengan kondisi klinis
berbeda akan diinterpretasi berbeda misalnya penurunan
borderline pada subjek normal dan tidak merokok akan
dinilai normal sedangkan gambar yang sama pada subjek
perokok dengan keluhan batuk produktif dinilai sebagai
gangguan obstruksi ringan.

o Uji bronkodilator (dengan menggunakan Metered Dose


Inhaker (MDI) dengan spacer atau dengan nebuliser,
bronkodilatornya: golongan beta dua agonis =
albuterol, metaproterenol, dll)
i. Pengobatan bronkodilator yang harus dihentikan
sebelum pemeriksaan: inhalasi beta dua antagonis
minimal 6-8 jam sebelum pemeriksaan, teofilin short-
acting 12 jam sebelumnya dan teofilin long-acting 24
jam sebelumnya.
ii. Pemeriksaan Spirometri seringkali dilakukan sebelum
dan sesudah inhalasi bronkodilator (bronko konstriktor)
untuk mengevaluasi respon fungsi paru.
iii. Faktor-faktor yang mempengaruhi respon subjek:
Aktiviti, dosis, deposisi obat diluar saluran nafas,
pengobatan sebelumnya, waktu perasat pasca
medikasi, jenis dan variabiliti pengukuran yang
PEMERIKSAAN SPIROMETRI

No. Dokumen No. Revisi: Halaman


/Int-10000/BAM2/SPO/IX/2022 01 13 – 17

digunakan untuk mendeteksi respon dan metode


perhitungan besarnya perubahan setelah pemberian
bronkodilator.

o Respon Positif terhadap inhalasi bronkodilator:


i. Terdapat perubahan KVP dan/atau VEP1 minimal 12%
atau 200ml setelah inhalasi bronkodilator.
ii. Penurunan volume air trapping, KRF dan VR
iii. Bandingkan Flow-Volume Curve sebelum dan
sesudah inhalasi

TUJUAN 1. Untuk menentukan jenis dan derajat ketulian berdasarkan ambang


dengar / GAP AC & BC
2. Pemilihan Alat Bantu dengar yang tepat berdasarkan GAP AC &
BC

KEBIJAKAN Keputusan Kepala Rumah Sakit tentang Pedoman Pelayanan Medical


Check Up.

PROSEDUR 1. SPIRO Chestgraph-HI-01


 Persiapan Alat
a. Pasang kabel Power
b. Pasang sensor grift, spirofilter dan mouthpiece.
c. Tekan tombol power “ON”
d. Isi ID Patient

 Persiapan Pasien
Pasien diberi penjelasan terlebih dahulu kemudian
memasukkan mouthpiece kedalam mulutnya rapat – rapat.

 Pemeriksaan
1. Untuk pasien baru tekan tombol enter.

2. Jika pasien ada batuk, sputum dan masalah pernafasan


PEMERIKSAAN SPIROMETRI

No. Dokumen No. Revisi: Halaman


/Int-10000/BAM2/SPO/IX/2022 01 14 – 17

lainnya tekan ”Y” jika ya, atau tekan ”N” jika tidak.

3. Jika pasien tidak bisa melakukannya VC / FVC – MVV,


pasien jangan dipaksa.

4. Tekan SVC sekali saja, lalu tekan tombol Start.


Tunggu sampai tanda Flow Zero Adjustment hilang,
lakukan respirasi bisa sebanyak 4 kali, setelah terdengar
nada lalukan menarik nafas dalam lalu keluarkan perlahan
– lahan sampai habis, setelah itu bernafas biasa, lalu
tekan tombol Stop.
 Jangan menekan tombol SVC 2 kali, akan timbul pada
display BD, cara menghilangkannya tekan tombol SVC
sekali lagi.
 Jangan digoyang – goyang sensor atau ditiup sebelum
tanda Flow Zero Adjustment hilang, akan menimbulkan
error / kesalahan.

5. Tekan FVC sekali saja, tunggu sampai tanda Flow Zero


Adjustment hilang.
 Lakukan respirasi sebanyak 3 kali lewat mulut, lalu tarik
nafas dalam dan buang dengan cara dihentakkan lewat
mulut dengan badan dibungkukkan.
 Tekan tombol Stop.

6. Tekan tombol MVV, tunggu sampai tanda Flow Zero


Adjustment hilang, lalu masukkan mouthpiece kedalam
mulut, lalukan respirasi cepat dan dalam seperti orang
sedang berlari – lari selama ± 15 detik, tekan tombol Stop.

7. Cara menampilkan / memanggil data tekan tombol ID


sekali lagi. Bila ingin menghapus data, tekan tombol Clear,
kemudian tekan tombol cursor arah kiri, kemudian tekan
PEMERIKSAAN SPIROMETRI

No. Dokumen No. Revisi: Halaman


/Int-10000/BAM2/SPO/IX/2022 01 15 – 17

tombol enter.

 Print Out Hasil


Hasil spirometri di-print out dan dikumpulkan dengan data
pemeriksaan lainnya

 Pemeriksaan Selesai
Alat dimatikan dan dirapikan pada tempatnya, lalu pasien
dipersilahkan untuk keluar ruangan pemeriksaan

 Kalibrasi Alat
Cara Kalibrasi: tekan tombol salah satu SCV, FVC atau
MVV, lalu tekan tombol menu, tekan tombol cursor kearah
kalibrasi pada display, kemudian tekan tombol START, tunggu
sampai tanda Flow Zero Adjustment hilang, kemudian tekan
SYRINGE 1 L maju mundur secara beraturan. Alat akan
otomatis berhenti sendiri dan bisa dilihat hasilnya:
 Good berarti kalibrasi berhasil
 No Good berarti ulangi lagi cara kalibrasi.

2. SPIROLAB III – MIR


 Persiapan Alat :
a. Pasangkan stop kontak pada aliran listrik
b. Hidupkan alat dengan menekan tombol ke posisi “ ON”
c. Pasang mouthpiece dan reusable pada mini flowmeter
sensor
d. Nyalakan Laptop, buka program WinspiroPRO

 Persiapan Pasien
Pasien diberi penjelasan terlebih dahulu kemudian
memasukkan mouthpiece ke dalam mulutnya rapat – rapat.

 Pemeriksaan
PEMERIKSAAN SPIROMETRI

No. Dokumen No. Revisi: Halaman


/Int-10000/BAM2/SPO/IX/2022 01 16 – 17

1. Pilih menu Patient pada Laptop / Komputer: isi ID Pasien


dengan menekan tombol New, setelah ID dimasukan
tekan menu Go To Visit untuk memasukkan data TB, BB,
apakah masien merokok atau tidak, atau data riwayat
pasien, lalu pilih Save untuk menyimpan ID kemudian pilih
Close.

2. Tekan Menu SpO2 untuk mengukur saturasi O2


pasangkan jari pada alat Oximeter Sensor, pada menu klik
Start untuk memulai pemeriksaan, bila selesai klik Accept
agar data dapat tampil.

3. Tekan Menu VC klik Start untuk memulai pemeriksaan,


lakukan respirasi bisa sebanyak 5 kali, setelah terdengar
nada lakukan menarik nafas dalam lalu keluarkan perlahan
– lahan sampai habis, setelah itu bernafas biasa, lalu
tekan menu Accept setelah selesai juga agar data dapat
tampil.

4. Tekan Menu FVC, klik Start untuk memulai pemeriksaan,


Lakukan respirasi sebanyak maksimal 4 kali lewat mulut,
lalu tarik nafas dalam dan buang dengan cara dihentakkan
lewat mulut dengan badan dibungkukkan, lalu tekan menu
Accept setelah selesai juga agar data dapat tampil.

5. Tekan Menu MVV, klik Start untuk memulai pemeriksaan,


lalu masukkan mouthpiece ke dalam mulut, lalukan
respirasi cepat dan dalam seperti orang sedang berlari –
lari selama ± 15 detik, lalu tekan menu Accept setelah
selesai juga agar data dapat tampil.

6. Tekan Menu Result untuk menggabungkan semua data


dalam satu tampilan .
PEMERIKSAAN SPIROMETRI

No. Dokumen No. Revisi: Halaman


/Int-10000/BAM2/SPO/IX/2022 01 17 – 17

7. Tekan Menu Print, layer menampilkan hasil lalu klik OK

8. Untuk menyimpan pada folder dalam bentuk PDF, masih


dalam posisi Print Preview, klik menu Export Report lalu
klik OK, muncul Page Range lalu klik OK, pilih folder
tempat penyimpanan di laptop / komputer, beri nama
pasien kemudian klik Save untuk menyimpan data pada
laptop / computer.

9. Hasil Spirometri bisa terjadi deviasi / penyimpangan


karena ketidakmampuan pasien melaksanakan petunjuk
pemeriksaan

 Print Out Hasil


Hasil spirometri di-print out dan dikumpulkan dengan data
pemeriksaan lainnya

 Pemeriksaan Selesai
Alat dimatikan dan dirapikan pada tempatnya, lalu pasien
dipersilahkan untuk keluar ruangan pemeriksaan

UNIT TERKAIT Unit Medical Check Up

Anda mungkin juga menyukai