Anda di halaman 1dari 12

JENIS-JENIS BENTUK NEGARA

MAKALAH

Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Negara

Dosen pengampu: Risqina, S.Sos, M.Si

Oleh kelompok 7:

1. Iddatun Nikmah : 222102030031

2. Kharisma Junike Efendi : 222102030044

3. Desty Amaliyatul Jamilah : 222102030015

4. Ilma Nur Mauliyah : 222102030034

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA


FAKULTAS SYARI’AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER
TAHUN 2023

i
KATA PENGANTAR

Pertama-tamalah mari kita panjtkan kehadirat Allah SWT yang


sudah memberi rahmat dan karunia-Nya, sehingga tugas ini dapat kami
selesaikan untuk menyelesaikan makalah kelompok Mata Perkuliahan
Ilmu Negara dengan judul “Jenis-jenis bentuk negara”.

Kami sadar bahwasanya dalam penulisan tugas ini tidak jauh atas
bantuan beberapa pihak yang dengan ketulusan hati memberikan saran-
saran serta kritikan untuk penyelesaian tugas kuliah ini.

Penulis sadar bahwasanya seluruh makalah ini masih kurang dari


kata kesempurnaan. Untuk dari itu, penulis sangat mengharapkan banyak
macam saran serta kontribusi dan juga tak lupa kritik yang bersifat
membangun seluruh pihak. Akhir kata semoga tugas kuliah ini bisa
bermanfaat untuk berkembangnya pendidikan didunia.

Penulis

01 April 2023

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................ ii

DAFTAR ISI ......................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................. 2

1.3 Tujuan Penulisan ................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................ 3

2.1 Pengertian Bentuk Negara ..................................................... 3

2.2 Jenis-jenis Bentuk Negara ..................................................... 5

BAB III PENUTUP ................................................................................ 8

3.1 Kesimpulan ........................................................................... 8

3.2 Saran ..................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bentuk negara merupakan pembahasan mengenai dalam formasi apa


organisasi negara itu menjelma ke dalam masyarakat. Menurut teori
kenegaraan, bentuk negara merupakan batas antara peninjauan secara
sosiologis dan yuridis. Dari segi sosiologis, yang melihat bangunan negara
sebagai suatu kebulatan, maka pembahasannya merupakan mengenai bentuk
negara. Akan tetapi dari segi yuridis yang meloihat bangunan negara dalam
struktur atau isi, maka pembahasannya mengenai sisitem pemerintahan.

Kondisi seperti ini mengakibatkan berbedanya pendapat di kalangan


para sarjana dalam memberu pengertian bentuk negara dan bentuk
pemerintahan. Beberapa sarjana menyatakan bahwa bentuk negara adalah
kerajaan dan republik, sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa bentuk
negara adalah negara kesatuan dan negara federal. Bahkan ada yang memberi
arti sama antara bentuk negara dengan bentuk pemerintahan. 1

Menurut Miriam Budiarjo,2 pemisahan kekuasaan secara horizontal dan


vertikal. Pemisahan kekuasaan secara eksekutif, legislatif dan yudisial.
Sementara itu pemisahan secara vertikal tercermin dalam pembagian
kekuasaan berdasarkan tingkat atau hubungan antar tingkatan pemerintahan.
Dalam konteks pemisahan kekuasaan secara vertikal itulah maka perbincangan
mengenai bentuk negara menemukan relevansinya.

Dalam pembahasan ini bentuk negara di artikan sebagai susunan


negara, yang menyangkut pengorganisasian kekuasaan negara secara vertikal.
Jadi susunan negara disini di bahas menurut susunan kekuasaan.

1
Isharyanto, Ilmu Negara, (Karang Anyar: Oase pustaka, 2016)
2
Miriam Budiarjo, 2008, Dasar-dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia Pusat Utama, 2006)

1
C. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari bentuk negara?

2. Apa saja jenis-jenis bentuk negara dan pengertiannya?

D. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pengertian dari bentuk negara.

2. Agar dapat memahami jenis-jenis dari bentuk negara dan


pengertiannya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bentuk Negara

Bentuk negara adalah sub pokok bahasan pertama mengenai tata


orgamisasi negara. Para pakar berbeda pendapat mengenai pengertian bentuk
negara dan jenis bentuk negara. Inu kencana membagi bentuk negara atas
bentuk negara kerajaan dan republik tanpa menjelaskan kriteria
penggolongannya. 3 Sedangkan Randlon Naning menggolongan negara dalam 2
bentuk, yaitu negara kesatua (unitaris) dan negara serikat federasi dengan titik
tolak dari perbedaan susunan negara. 4I gede Pantja Astawa dan Suprin Na’a
membagi bentuk negara dengan mengikuti pembagian bentuk negara Plato dan
Aristoteles. Soehino mengemukakan susunan negara terdiri atas negara
kesatuan dan federasi. 5

Bentuk negara merupakan bagian terluar dari struktur negara sebagai


organisasi. Bagir Manan juga mengemukakan bahwa bentuk negara
menyangkut kerangka bagian luar organisasi negara. 6 Bentuk negara adalah
pintu masuk untuk membicarakan aspek lain dari struktur negara seperti bentuk
pemerintahan, kedaulatan, unsur-unsur formal pembentukan negara maupun
struktur negara yang lain.

Bentuk negara merupakan aspek yuridis negara yang berhimpitan


dengan tinjauan sosiologis. Dilihat dari beberapa pendapat di atas dapat
dipahami bahwasanya bentuk negara merupakan gambaran konkrit dari wujud
negara. Bentuk negara menggambarkan suatu pola tertentu dari sistem

3
Inu Kencana Syafie, Pengantar Ilmu Pemerintahan, (Bandung: Refika Aditama 2009 ) hlm.85
4
Ramdlon Naning, Gatra Ilmu Negara, (Ypgyakarta: Liberty, 1983)
5
Soehino, Ilmu Negara, (Yogyakarta: Liberty, 1980).
6
I gede Pandja Astawa dan supirn Na’a, Memahami Ilmu Negara dan Teori Negara, (Bandung:
Refika Aditama 2009)

3
pengorganisasian kekuasaan dari negara. Dan bentuk negara juga merupakan
bagian terluar dari wajah organisasi negara. Kriteria untuk menentukan bentuk-
bentuk negara tidak dapat didasarkan hanya pada salah satu aspek dari struktur
negara. Namun, harus menyentuh bagian paling pokok yaitu kekuasaan sesuai
dengan sifat hakikat negara sebagai organisasi kekuasaan.

Kriteria pengorganisasian kekuasaan negara yakni sistem sentralisasi


dan desentralisasi yang menjadi pedoman untuk menetapkan penggolongan
bentuk negara. Dalam hal kekuasaan negara di organisir secara terpusat pada
suatu instansi yakni pemerintahan pusat, bentuk negara di sebut negara
kesatuan (unitaris) seperti Indonesia. Jika kekuasaan negara di distribusikan
kepada 2 atau lebih instansi sekaligus, bentuk negara di sebut negara federasi
(federal) seperti Amerika Serikat.

B. Bentuk-bentuk Negara

CF strong salah satu satu ahli konstitusi berkebangsaan Inggris,


mengemukakan penggolongan bentuk negara dengan bertitik tolak dari
berbagai aspek negara. Ada 5 krtiteria yang di kemukakan CF.Strong untuk
menentukan bentuk negara yakni:

1. Melihat bangunan negara tersebut, termasuk negara kesatuan atau


serikat

2. Melihat konstitusinya, terletak pada suatu naskah atau tidak

3. Mengenai badan perwakilannya, bagaimana di susunnya, siapa-siapa


saja yang berhak disitu.

4. Melihat badan eksekutif, apakah ia bertanggung jawab kepada perlemen


atau tidak, apakah masa jabatannya ditentukan atau tidak.

5. Bagaimana hukum yang berlaku di negara itu.7

Dalam buku Modern Political Contitusion, C.F Strong mengemukakan


2 bentuk negara, yaitu negara kesatuan dan negara federal.

7
Moh. Koesnardi dan Bintan R. Saragih, Ilmu Negara, ( Jakarta: Gaya Media Pratama, 1998)

4
a) Negara Kesatuan

Paling tidak ada 5 ciri-ciri negara kesatuan, yakni:

1. Hanya ada 1 konstitusi yang berlaku di seluruh negara yang


bersangkutan.

2. Ada satu pemerintahan di tingkat pusat yang berdaulat.

3. Seluruh penduduk hanya memiliki 1 kewarganegaraan

4. Terdapat satuan pemerintahan lokal yang merupakan subdivisi


pemerintahan pusat, dengan wewenang kepala daerah yang bersifat
absolut.

5. Hanya pemerintahan pusat yang berwenang menjalankan hubungan


luar negeri. 8

Dalam konteks negara kesatuan, hubungan pemerintahanan pusat


dengan pemerintahan daerah di bidang otonom bersifat administrasi negara.
Jadi kekuasaan asli melekat pada negara, yang dalam hal ini diwakili oleh
pemerintahan pusat. Oleh karena itu, pemahaman desentralisasi dalam
konteks negara kesatuan harus dipahami sebagai penyerahan kekuasaan oleh
negara.

Negara kesatuan sering dibedakan dalam 2 bentuk, yaitu negara


kesatuan sentralisasi dan negara kesatuan desentralisasi. Ciri khas sistem
sentralisasi adalah pemeribtahan pusat senantiasa mendominasi pelaksanaan
urusan pemerintahanan dengan mengesampingkan peran dan hak
pemerintah daerah untuk ikut terlibat langsung dan mandiri dalam rangka
mengelola kepentingan daerahnya.

Sementara itu, dalam sistem desentralisasi, kepala daerah di berikan


kekuasaan untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri, yang di
sebut dengan daerah otonom. Oleh karena itu desentralisasi sering di anggap
sebagai konkrit dari mekanisme oemmisahan kekuasaan negara.

8
Kansil Sutimono, Ilmu Negara (umum dan indonesia), (Jakarta: Pradya Paramita, 2004)

5
b) Negara Federal

Federal berasal dari bahasa latin foedus, yang berarti perjanjian


kata ini menggambarkan ikatan perjanjian di antara negara-negara bagian
untuk kerjasama, khususnya dalam hal pertahanan. Perjanjian itu harus
saling menguntungkan, yang dapat di arahkan untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu.

Menurut Miriam Budiarjo, untuk membentuk negara federal harus


memnuhi 2 syarat. Pertama , adanya perasaan sebangsa di antara kesatuan-
kesatuan politik yang hendak membentuk federasi, kedua adanya keinginan
membentuk ikatan yang terbatas, jika ikatan dilakukan secara penuh maka
bukan federal, melainkan negara kesatuan. 9

Ciri-ciri negara Federal sebagai berikut:

1) Satu wilayah negara terbagi atas negara-negara bagian

2) Kedaulatan ganda, dimana masing-masing antara pemerintahan negara


federal dengan pemerintahan negara bagian mempunyai otonom untuk
melaksanakan urusan pemerintahan.

3) Hubungan antara pemerintahan federal dengan pemerintahan daerah


bersifat koordinatif atau kooperatif.

Dalam sifat koordinatif yang bercirikan masing-masing pihak


mempunyai kewenangan yang bersifat eksklusif, susunan pemerintahan,
mempunyai kewenangan untuk menetapkan perpajakan, dan kebutuhan
untuk kerja sama di antara masing-masing pihak sangat minimal.

Sedangkan dalam sifat kooperatif bercirikan sebagai berikut,


pertama masing-masing wewenang pemerintahan dibagidi antara kedua
pihak. Kedua, pemerintahan federal dalam menyelenggarakan urusan
pemerintahan di atur dalam perjanjian yang kemudian menjadi pedoman

9
Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik,( Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008)

6
bagia negara bagian. Ketiga, ada mekanisme pembagian perpajakan.
Keempat, negara bagian mempunyai sistem perwakilan di lembaga
perwakilan federal. Kelima, ada kebutuhan kuat untuk melakukan kerja
sama.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat di pahami bahwa Bentuk Negara


merupakan subpokok bahasan pertama mengenai tata organisasi negara.
Bentuk negara juga merupakan gambaran konkrit dari wujud negara.
Sebagai suatu pola dari sistem pengorganisasian, bentuk negara
merupakan bagian terluar dari wajah organisasi negara. Penggolongan
bentuk negara ini tidak hanya bertitik tolak pada 1 aspek negara.

Bentuk negara dibagi menjadi 2, yakni negara Kesatuan dan negara


Federal. Negara kesatuan adalah negara yang jika badan legislatif negara
memiliki supremasi kekuasaan. Sedangkan negara Federal di dalamnya
ada pembagian kekuasaan legislatif antara pemerintah pusat dan daerah.

B. Saran

Sebagai pemuda indonesia, alngkah baiknya kita dapat memahami


pengertian bentuk negara serta jenisnya, agar kita dapat mengetahui pula
bentuk negara Indonesia sendiri. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua dan jika ada bebrapa kesalahan di mohon sarannya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Isharyanto. Ilmu Negara. Karang Anyar: Oase Pustaka, 2016.

Budiarjo, Miriam. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pusat Utama,


2006.

Syafie, Inu Kencana. Pengantar Ilmu Pemerintahan. Bandung: Refika Aditama,


2009.

Naning, Ramdlon. Gatra Ilmu Negara. Ypgyakarta: Liberty, 1983.

Soehino. Ilmu Negara. Yogyakarta: Liberty, 1980.

Pandja Astawa, I gede dan Suprin Na’a. Memahami Ilmu Negara dan Teori
Negara. Bandung: Refika Aditama, 2009.

Kusnardi, Moh. dan Bintan R. Saragih. Ilmu Negara. Jakarta: Gaya Media
Pratama. 1998.

Bidiarjo, Miriam. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,


2008.

Anda mungkin juga menyukai