Anda di halaman 1dari 13

MODUL 1 EKONOMI ISLAM

Dasar-dasar Ekonomi Islam

Mata Kuliah Ekonomi Islam


Kode EKO 50423
Dosen Agung Riyardi
Semester 5
Waktu 300 menit
Diskripsi Modul ini membahas dasar berfikir dalam ekonomi Islam, wujud
dasar berfikir ekonomi Islam dan desain dasar ekonomi Islam
Tujuan 1. Memahami Tujuan dan Sumber Ekonomi Islam
2. Memahami implementasi Tujuan dan Sumber Ekonomi Islam
berupa Akad/transaksi ekonomi Islam, Kaidah Berfikir,
Ijtihad, Tajdid, dan Fikih Prioritas
3. Memahami bentuk Bangunan Ekonomi Islam
4. Memahami Manusia Islam
5. Mendesain dasar-dasar ekonomi Islam
Materi 1. Tujuan Ekonomi Islam
2. Sumber Ekonomi Islam
3. Akad/transaksi dalam Ekonomi Islam
4. Kaidah Berfikir Ekonomi Islam
5. Ijtihad
6. Tajdid
7. Fikih Prioritas
8. Bangunan Ekonomi Islam
9. Manusia Islam
10. Religiusitas Islam Modern
11. Desain Dasar Ekonomi Islam
Aktivitas Diskusi kelompok, Menjawab soal latihan, Mengerjakan tugas dan
Mengerjakan ujian tengah semester dan akhir semester
Capaian Mahasiswa dapat memahami dasar berfikir ekonomi Islam,
mendiskripsikan bangunan ekonomi Islam dan manusia Islam, dan
mendesain dasar-dasar ekonomi Islam
sks 6
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Program Studi Ekonomi Pembangunan
Tahun 2021
Daftar Isi
MODUL 1 EKONOMI ISLAM.............................................................................................................1
1. PENDAHULUAN........................................................................................................................3
2. PEMBELAJARAN 1: DASAR-DASAR EKONOMI ISLAM..................................................4
3. TUJUAN PEMBELAJARAN.....................................................................................................4
4. URAIAN.......................................................................................................................................5
4.1. Tujuan dan Sumber Ekonomi Islam.......................................................................................5
4.2. Implementasi Tujuan dan Sumber Ekonomi Islam...............................................................7
4.3. Bangunan Ekonomi Islam.......................................................................................................9
4.4. Manusia Islam........................................................................................................................10
4.5. Desain Dasar-dasar Ekonomi Islam......................................................................................13
5. RANGKUMAN..........................................................................................................................14
6. DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................15
1. PENDAHULUAN
Dasar-dasar ekonomi Islam menggambarkan berbagai landasan yang diperlukan dalam
ekonomi Islam. Terdapat tiga landasan: Landasan Utama, Landasan Implementasi dan
Landasan Penyesuaian. Jika berbagai landasan tersebut tergambarkan dengan baik, maka
dapat didesain dasar-dasar ekonomi Islam.
Landasan utama adalah tujuan dan sumber ekonomi Islam. Hal ini sesuai standar dalam
agama Islam, berupa tujuan dan sumber agama Islam yang jelas. Tujuan harus sesuai sumber
agama Islam, dan sumber agama Islam harus memiliki tujuan.
Landasan selanjutnya adalah berbagai konsep yang mengimplementasikan landasan
utama. Berbagai konsep tersebut sudah diformulasikan sedemikian hingga menunjukan
pengimplementasian landasan utama. Bahkan konsep tersebut sudah memiliki terminologi
yang spesifik. Landasan implementatif tersebut adalah: Kaidah berfikir, Ijtihad, Tajdid, Fikih
Prioritas, dan Akad/transaksi ekonomi Islam.
Landasan selanjutnya lagi adalah landasan penyesuaian ke arah realitas ekonomi.
Landasan penyesuaian ini mengarahkan pembahasan pada ranah ekonomi. Landasan
penyesuaian terbagi menjadi dua pendekatan. Yang pertama adalah pendekatan Bangunan
Ekonomi Islam yang membahas Fondasi, Tiang berupa Prinsip ekonomi Islam, Tembok dan
Atap Ekonomi Islam. Yang kedua adalah pendekatan Manusia Islam.

Landasan Utama Landasan Landasan


Implementatif Penyesuaian

Tujuan dan Sumber Bangunan ekonomi


Ekonomi Islam Kaidah berfikir Islam (Fondasi,
Ijtihad Tiang Penyangga
Ekonomi Islam,
Tajdid Tembok dan Atap)
Fikih Prioritas Manusia Islam
Transaksi/Akad
ekonomi Islam

Gambar 1
Dasar-Dasar Ekonomi Islam
2. PEMBELAJARAN 1: DASAR-DASAR EKONOMI ISLAM
3. TUJUAN PEMBELAJARAN
a. Memahami Tujuan dan Sumber Ekonomi Islam
b. Memahami Akad/transaksi Ekonomi Islam, Kaidah Berfikir, Ijtihad, Tajdid dan
Fikih Prioritas
c. Memahami Bangunan Ekonomi Islam
d. Memahami Manusia Ekonomi Islam
e. Memahami Desain Dasar-Dasar Ekonomi Islam
4. URAIAN
4.1. Tujuan dan Sumber Ekonomi Islam
Tujuan ekonomi Islam menunjukan yang akan dituju oleh ekonomi Islam. Berdasarkan
asumsi bahwa tujuan ekonomi Islam harus sesuai tujuan agama Islam, maka tujuan ekonomi
Islam diadopsi dari tujuan agama Islam. Terdapat empat tujuan ekonomi Islam. Pertama
adalah ekonomi Islam bertujuan menyembah kepada Tuhan Yang Maha Esa (Yenti et al.,
2020). Kedua adalah ekonomi Islam bertujuan meninggalkan kejahiliyahan dan kebodohan
melalui pemikiran rasional dan ilmiah yang proporsional. Hal itu dapat diketahui dari karunia
Allah SWT kepada manusia berupa akal yang dapat digunakan untuk menggali pengetahuan
(Erma Yulita, 2015). Ketiga adalah ekonomi Islam bertujuan menjamin kehidupan manusia
yang disebut dengan istilah Maqashid Syariah (Ma’zumi, 2019). Keempat adalah ekonomi
Islam bertujuan membahagiakan manusa di dunia dan akhirat (Suhadi, 2015).
Tujuan ekonomi Islam dapat dibandingkan dengan tujuan ekonomi Barat. Perbandingan
ini perlu dilakukan sebab ekonomi Barat memiliki keunikan tersendiri yang berasal dari
kebangkitan dan pencerahan yang pernah terjadi pada bangsa Eropa beberapa abad silam.
Terlihat bahwa pada unsur perbandingan yang sama, tujuan ekonomi Islam dapat beriringan
dengan tujuan ekonomi Barat, namun tidak sekadar mengekor tujuan ekonomi Barat. Bahkan
tujuan ekonomi Islam memiliki keunikan tersendiri (Hakim, 2012).
Tabel 1
Perbandingan Tujuan ekonomi Islam dengan Ekonomi Barat
Unsur Perbandingan Tujuan Ekonomi Islam Tujuan Ekonomi Barat
Ekonomi Islam sebagai Ekonomi tidak memperhatikan
Ketuhanan bagian dari menyembah agama dan menyembah kepada
kepada Tuhan Tuhan
Cara berfikir untuk
meninggalkan Rasional dan Ilmiah
Ilmiah
kejahiliyahan dan yang sesuai agama Islam
kebodohan
Bagaimana memperoleh
Sistem ekonomi Islam Kapitalisme
jaminan kehidupan
Kebahagiaan Dunia dan akhirat Cenderung pada kebahagiaan dunia
Tujuan ekonomi Islam dapat diketahui dari berbagai ajaran agama Islam sebagaimana
terdapat pada Al Quran, As Sunah dan berbagai pendapat para pemikir ekonomi Islam. Tabel
2 menunjukan berbagai ajaran agama Islam yang menjadi landasan tujuan ekonomi Islam.
Tabel 2
Ajaran Agama Islam Tentang Tujuan Ekonomi Islam
TUJUAN Ajaran agama Islam
EKONOMI ISLAM Contoh 1 Contoh 2 Contoh 3
Menyembah kepada Al Baqarah: 21 Ad Dzaariyat 56 Hadits tentang doa
Tuhan setelah sholat utk
minta tolong supaya
menjadi penyembah
yang baik kepada
Tuhan
Meninggalkan Al Maidah 50
Kejahiliyahan/
kebodohan
Menjamin Kehidupan Ajaran tentang Maqoshid syar’iyah
Meraih Kebahagiaan Al Qashshash 77 Hadits umat Islam Hadits umat Islam
Dunia dan Akhirat Bahagia di akhirat berbahagia dan
karena bersyukur
perbuatannya di kepadaNYA
dunia

Sumber ekonomi Islam adalah asal dari argumentasi yang dikemukakan oleh ekonomi
Islam. Sumber ekonomi Islam penting sebab Ekonomi Islam mengemukakan pendapat
dengan berdasarkan bukti ketuhanan. Pendapat benar jika berasal dari sumbernya yang
berupa bukti ketuhanan. Sebaliknya, pendapat salah, jika berasal dari sumbernya yang bukan
berupa bukti ketuhanan.
Sumber ekonomi Islam terdiri atas sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer
adalah Al Quran dan As Sunnah. Sumber sekunder adalah Ijma’ sahabat dan qiyas yang
sesuai dengan sumber primer, Al Quran dan As Sunnah (Sulistiani, 2018). Sumber ekonomi
Islam memiliki pengertian dan kegunaan sendiri-sendiri sehingga setiap sumber tidak
bertentangan dengan sumber lainnya. Bahkan suatu sumber mendukung sumber lainnya.
(Lihat Tabel 3).
Tabel 3
Sumber Ekonomi Islam
Alasan sebagai sumber
Sumber Pengertian
ekonomi Islam
Al Quran ialah hafalan umat Islam
terhadap seluruh wahyu Allah
Al Quran yang diturunkan kepada Nabi Wahyu Allah
Muhammad SAW dari Al Fatihah
hingga An Naas
Primer
As Sunnah adalah segala sesuatu
yang merupakan risalah, baik
As-Sunnah berupa perkataan, perbuatan Menjelaskan Al Quran
maupun diamnya Nabi
Muhammad SAW
Ijma sahabat adalah kesepakatan
Ijma’ Menjelaskan Al Quran
sahabat sejak Nabi Muhammad
sahabat dan As Sunnah
SAW wafat
Qiyas adalah upaya
Sekunder menghubungkan (menyamakan)
suatu hal/peristiwa dengan suatu Menjelaskan Al Quran
Qiyas
hukum yang telah ada dalam Al dan As Sunnah
Quran, As Sunnah atau Ijma’
sahabat

4.2. Implementasi Tujuan dan Sumber Ekonomi Islam


Implementasi tujuan dan sumber Ekonomi Islam sejak dahulu telah dilakukan.
Implementasi tersebut dalam bentuk akad/transaksi ekonomi Islam, kaidah berfikir, ijtihad,
tajdid dan fikih prioritas. Akad/transaksi ekonomi Islam terdiri atas delapan belas
akad/transaksi: (1) Penyewaan, (2) Pembuatan barang, (3) Jual beli, (4) Penanggungan, (5)
Pemindahan Hutang, (6) Pemberian kuasa, (7) Perdamaian, (8) Persekutuan modal, (9)
Persekutuan modal-kerja, (10) Hibah, (11) Gadai, (12) Penggarapan tanah, (13) Pemeliharaan
tanaman, (14) Penitipan, (15) Pinjam pakai, (16) Pembagian, (17) Wasiat, dan (18) Pinjaman.
Akad/transaksi ekonomi tersebut dapat dilakukan jika syarat-syaratnya terpenuhi yaitu: (1)
Terdapat semua pihak yang melakukan akad/transaksi, (2) Ada obyek akad/transaksi dan (3)
Ada kesepakatan akad/transaksi (Zuhdi, 2017).
Kaidah berfikir adalah rumusan-rumusan umum yang menunjukan konsep tertentu yang
sesuai Islam. Kaidah berfikir dapat dijumpai dalam berbagai aspek termasuk aspek ekonomi
(Hilal, 2011). Kaidah berfikir dalam aspek ekonomi membahas produk ekonomi dan aktivitas
ekonomi. Gambar 1 memberikan contoh kaidah berfikir dalam aspek ekonomi.
Baik adalah yang diridhoi Allah, buruk adalah yang dimurkai Allah
Aspek Umum
Terpuji adalah yang dipuji syariat Islam, tercela adalah yang dicela syariat Islam

Kedisiplinan dalam Islam adalah kedisiplinan hukum syara

Asal hukum benda adalah mubah, selama tidak ada dalil yang mengharamkan
Aspek Produk Sesuatu yang menghantarkan kepada keharaman, hukumnya juga haram

Pemisahan antara harta benda yang halal dari yang haram. Jika tidak dapat dipisahkan, maka harta benda itu haram

Asal perbuatan terikat dengan syariat Islam


Aspek Tujuan tidak menghalalkan segala cara
Aktivitas Memilih yang mudah
Ekonomi Menghindari yang bahaya lebih didahulukan dari meraih yang bermanfaat

Gambar 1
Kaidah Berfikir dalam Aspek Ekonomi

Ijtihad adalah sebuah usaha yang sungguh-sungguh untuk memutuskan suatu hal
dengan berpedoman pada Al Quran, As Sunnah, ijma’ sahabat atau qiyas, menggunakan akal
sehat dan pertimbangan matang. Ijtihad wajib dilakukan sebab setiap saat manusia harus
mengambil keputusan terhadap permasalahan yang dihadapi sehingga permasalahan
terselesaikan (Has, 2013). Ijtihad dan keputusan diambil merupakan perintah mengerjakan
karena terkait Istihsan, Maslahah Mursalah, dan Al ‘Adat Muhkaamat. Ijtihad dan keputusan
diambil merupakan perintah meninggalkan karena terkait Sududz dzariah dan Istishab.
Tajdid adalah mengembalikan kemurnian Al Quran dan As Sunnah sesuai dengan
pemahaman terbaik dalam semua aspek kehidupan modern (Alkhotob, 2020). Tajdid
dilakukan dengan asumsi bahwa manusia menjauhi kebenaran. Semakin lama, manusia
semakin menjauh dari kebenaran. Kebenaran bercampur dengan kesalahan. Bahkan mungkin
yang benar dianggap salah. Yang salah dianggap benar. Tajdid memurnikan yang benar tetap
benar tidak bercampur dengan yang salah.
Fikih Prioritas adalah Fikih memilih di antara dua atau lebih ajaran agama Islam. Fikih
prioritas membantu seseorang membuat keputusan karena ada berbagai macam pilihan yang
dapat diambil sebagaimana telah terjadi pada masa Nabi SAW (A. Latif, 2019). Sebagai
contoh fikih prioritas membantu memutuskan apakah pemerintah akan meningkatkan fasilitas
kesehatan atau pendidikan ketika kebutuhan dasar masyarakat terhadap fasilitas kesehatan
atau pendidikan sudah terpenuhi. Contoh lain, fikih prioritas membantu seseorang pemberi
pinjaman yang akan menagih pinjaman untuk memberi kelonggaran ketika peminjam dalam
keadaan kesulitan ekonomi atau mensedekahkannya.
Terdapat tiga komponen penting dalam fikih prioritas. Pertama, perlu ada semacam
kriteria sehingga di antara berbagai alternatif dapat dipilih yang terbaik. Kriteria tersebut di
antaranya: (1) Paling banyak memberikan pahala, (2) Hukum mengerjakan perbuatan (wajib-
sunnah-mubah), (3) Hukum meninggalkan perbuatan (makruh-haram), (4) Paling
bermanfaat/menguntungkan, (5) Paling berdaya saing dan (6) Paling sedikit merugikan.
Kedua, ajaran agama Islam/fikih terkait dengan berbagai alternatif perbuatan. Ketiga, ajaran
agama Islam/fikih prioritas yang sesuai dengan kriteria. Tiga komponen ini menyebabkan
fikih prioritas merupakan cara berekonomi Islam yang praktis.

4.3. Bangunan Ekonomi Islam


Bangunan ekonomi Islam mengibaratkan ekonomi Islam seperti rumah. Bangunan
ekonomi Islam memiliki fondasi yang kuat, tiang penyangga yang kokoh, dan tembok dan
atap yang melindungi. Penghuni bangunan Ekonomi Islam dapat melakukan aktivitas
ekonomi Islam yang produktif dan memiliki berbagai produk ekonomi Islam yang
membahagiakan (Jamaludin & Syafrizal, 2020).
Fondasi yang kuat terdiri atas fondasi agama Islam dan fondasi ekonomi Islam
(Harahap, 2015). Fondasi agama Islam berupa (1) Akidah Islamiyah dan (2) Syariat dan
Akhlak. (3) Keseimbangan ekonomi, (4) Maslahah dan (5) Ukhuwah. Tiang penyangga yang
kokoh disebut dengan Prinsip-prinsip Ekonomi Islam. Prinsip-prinsip Ekonomi Islam
menjadi tiang yang menopang atap bangunan Islam (Suhadi, 2015). Prinsip tersebut terdiri
atas prinsip yang terkait agama Islam dan prinsip terkait ekonomi Islam. Prinsip terkait
agama Islam berupa (1) Tauhid, (2) Nubuwah, (3) ‘Adalah dan (4) Khilafah. Prinsip terkait
ekonomi Islam berupa (5) Ma’ad/produk, (6) Perolehan Ma’ad/produk, (7) Pemilikan
Ma’ad/Produk dan (8) Penggunaan Ma’ad/Produk.
Tembok dan atap yang melindungi adalah sistem ekonomi Islam. Hal yang menonjol
dari sistem ekonomi Islam adalah pengakuan dan jaminan terhadap multitype of ownership,
kebebasan berusaha yang halal dan keadilan sosial. Dengan demikian tembok dan atap yang
melindungi ekonomi Islam adalah (1) Sistem Ekonomi Islam, (2) Multitype of Ownership, (3)
Kebebasan Berusaha dan (4) Keadilan Sosial.

Bangunan
Ekonomi Islam

Tiang
. Tembok dan
penyangga
Fondasi atap yang
/Prinsip-prinsip
melindungi
Ekonomi Islam

Syariat dan Sistem ekonomi Multitype of


Akidah Islam Tauhid Nubuwah
Akhlak Islam ownership

Kebebasan
Ukhuwah Maslahah ‘Adalah Khilafah Keadilan sosial
berusaha halal

Keseimbangan Ma’ad Perolehan ma’ad

Penggunaan
Pemilikan ma’ad
ma’ad

Gambar 2
Bangunan Ekonomi Islam

4.4. Manusia Islam


Salah satu pembahasan dalam bidang ekonomi adalah pembahasan tentang manusia
ekonomi (Homo economicus). Manusia ekonomi memiliki ciri-ciri memperhatikan
rasionalitas dalam melakukan aktivitas ekonomi. Contoh: Manusia ekonomi sebagai
konsumen akan rasional di dalam membeli barang. Jika ada dua atau lebih produk, konsumen
akan membeli produk yang paling banyak memberikan tambahan manfaat bagi dirinya
dengan memperhatikan pendapatan dimilikinya. Contoh lain: Manusia ekonomi sebagai
produsen akan rasional di dalam menjual barang, yaitu menjual untuk memperoleh
keuntungan maksimal.
Beberapa pemikir ekonomi Islam memunculkan alternatif berupa Manusia Islam
(Homo Islamicus). Manusia Islam adalah manusia yang melakukan perbuatan berdasarkan
kesadarannya tentang hubungan dengan Allah SWT (Firmansyah, 2018). Terdapat kesamaan
antara manusia ekonomi dan manusia Islam. Yaitu: Keduanya sama-sama melakukan
aktivitas ekonomi dan mengedepankan rasionalitas. Namun, terdapat perbedaan di antara
keduanya. Manusia ekonomi melakukan aktivitas ekonomi hanya dalam kerangka hubungan
antar manusia, sedangkan manusia Islam beraktivitas ekonomi dalam kerangka hubungan
antara manusia dengan Tuhan YME dan hubungan ekonomi antarmanusia. Selain itu,
manusia ekonomi melakukan aktivitas ekonomi secara rasional, sedangkan manusia Islam
melakukan aktivitas ekonomi secara rasional dan spiritual. Manusia ekonomi melakukan
aktivitas ekonomi berlandasakan etika/filsafat nonagama seperti etika/filsafat Egoisme,
Hedonisme, Naturalisme, Eksistensialisme, Kantianisme, Utilitarianisme dan
Kontraktualisme, sedangkan manusia Islam melakukan aktivitas ekonomi berdasar
etika/filsafat agama Islam dengan memperhatikan etika/filsafat Egoisme, Hedonisme,
Naturalisme, Eksistensialisme, Kantianisme, Utilitarianisme dan Kontraktualisme.
Manusia Islam yang menerapkan Etika/filsafat agama Islam dalam bidang ekonomi
terdapat pada etika ekonomi Islam yang terdapat pada etika pebisnis, etika pekerja
profesional dan etika pekerja umum. Manusia Islam memperhatikan keseimbangan antara
aspek ekonomi dan aspek kesadaran hubungan dengan Tuhan YME. Ketika aspek ekonomi
mengalami penurunan, manusia Islam berusaha menjaga supaya aspek kesadaran hubungan
dengan Tuhan tidak mengalami penurunan.
Manusia Islam menerapkan etika ekonomi ketika menjadi pebisnis, pekerja profesional
dan pekerja umum. Sebagai pebisnis, manusia Islam mempertahankan keseimbangan antara
mengoperasikan perusahaan dengan Mencari rejeki yang halal, Bersungguh-sungguh
mensikapi peluang untuk mendapatkan keuntungan dan kesuksesan, Jujur, Mengelola secara
baik, Kreatif dan inovatif dan Siap menghadapi tantangan dan risiko yang akan terjadi.
Sebagai pekerja professional, manusia Islam mempertahankan keseimbangan antara pekerja
yang menjalankan suatu profesi tertentu seperti akuntan, guru, dokter, insinyur dan lain-lain
dengan Integritas, Amanah, Profesional, Bertanggungjawab dan Jujur. Sebagai pekerja
umum, manusia Islam mempertahankan keseimbangan antara menjalankan pekerjaan umum
dengan Kuat fisik, Taat, Sopan, Sabar dan Jujur.

4.5. Desain Dasar-dasar Ekonomi Islam


Dasar-dasar ekonomi Islam dipelajari berupa Sumber dan Tujuan Ekonomi Islam,
Kaidah Berfikir, Ijtihad, Tajdid, Fikih Prioritas, Bangunan Ekonomi Islam dan manusia Islam.
Dasar-dasar tersebut dapat dirangkum dalam suatu desain dasar-dasar ekonomi Islam.
Sebagaimana Gambar 3. Desain itu menunjukan bahwa Sumber dan Tujuan Ekonomi Islam
merupakan landasan yang diimplementasikan dalam dua aspek. Aspek pertama adalah aspek
bentuk implementasi. Terdapat dua bentuk implementasi. Pertama adalah implementasi
secara konseptual berupa Akad/transaksi Ekonomi Islam, Kaidah Berfikir, Ijtihad, Tajdid, dan
Fikih Prioritas. Kedua adalah implementasi berupa bangunan ekonomi Islam. Aspek kedua
adalah aspek pelaku implementasi berupa Manusia Islam.

Dasar-Dasar
Ekonomi Islam

Tujuan dan
Implementasi Wujud
Sumber

Bangunan
Tujuan Sumber Akad/transaksi Kaidah Berfikir
Ekonomi Islam

Primer: Al
Menyembah Ijtihad dan
Qur’an dan Fikih Prioritas Manusia Islam
Tuhan YME Tajdid
AsSunnah

Maqashid
Sekunder
syar’iyyah

Kebahagiaan
dunia dan
akhirat

Gambar 3
Desain Dasar-dasar Ekonomi Islam
RANGKUMAN
Terdapat tiga hal yang menunjukan Dasar-dasar Ekonomi Islam. Mereka adalah (1)
Tujuan dan Sumber ekonomi Islam, (2) Akad/transaksi, Kaidah berfikir, Ijtihad, Tajdid, dan
Fikih Prioritas, (3) Bangunan Ekonomi Islam dan Manusia Islam. Dasar-dasar ekonomi Islam
tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk Desain Dasar-Dasar Ekonomi Islam.

5. DAFTAR PUSTAKA
A. Latif, H. M. (2019). STUDI FIQH PRIORITAS DALAM SUNNAH NABI. Jurnal Ilmiah
Al-Mu’ashirah, 16(1). https://doi.org/10.22373/jim.v16i1.5738
Alkhotob, I. T. A. (2020). DA’WAH TAJDID DAN MODERNISME; SEBUAH KAJIAN
PERBANDINGAN. Jurnal Da’wah: Risalah Merintis, Da’wah Melanjutkan, 2(01).
https://doi.org/10.38214/jurnaldawahstidnatsir.v2i01.43
Erma Yulita. (2015). Akal Dan Pengetahuan Dalam Al-Qur’an. MITRA PGMI: Jurnal
Kependidikan MI, 1(1), 78–96. https://doi.org/10.46963/mpgmi.v1i1.34
Firmansyah, H. (2018). TEORI RASIONALITAS MENURUT EKONOMI ISLAM.
EKSISBANK: Ekonomi Syariah Dan Bisnis Perbankan, 2(1).
https://doi.org/10.37726/ee.v2i1.5
Hakim, L. (2012). Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam. Erlangga.
Harahap, I. (2015). penguatan pondasi bangunan ekonomi islam. Jurnal Ilmu Managemen
Dan Bisnis Islam, 1(2).
Has, A. W. (2013). IJTIHAD SEBAGAI ALAT PEMECAHAN MASALAH UMAT ISLAM.
Epistemé: Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman, 8(1).
https://doi.org/10.21274/epis.2013.8.1.89-112
Hilal, S. (2011). Urgensi Qawâ ’Id Al-Fiqhiyyah Dalam Pengembangan Ekonomi Islam.
Al-’Adalah, 5.
Jamaludin, J., & Syafrizal, R. (2020). Konsep Dasar Ekonomi Menurut Syariat Islam.
MUAMALATUNA, 12(1). https://doi.org/10.37035/mua.v12i1.2859
Ma’zumi, M. (2019). Maqashid Al-Syariah Dalam Perilaku Ekonomi. Syi`ar Iqtishadi :
Journal of Islamic Economics, Finance and Banking, 3(1), 80.
https://doi.org/10.35448/jiec.v3i1.5516
Suhadi, M. D. (2015). IMPLEMENTASI PRINSIP ISLAM DALAM AKTIVITAS
EKONOMI: ALTERNATIF MEWUJUDKAN KESEIMBANGAN HIDUP. JURNAL
PENELITIAN, 9(1). https://doi.org/10.21043/jupe.v9i1.851
Sulistiani, S. L. (2018). PERBANDINGAN SUMBER HUKUM ISLAM. Tahkim (Jurnal
Peradaban Dan Hukum Islam), 1(1). https://doi.org/10.29313/tahkim.v1i1.3174
Yenti, E., Hasramita, H., & Alwana, H. A. (2020). Memaknai Perolehan Rezki dalam Hukum
Ekonomi Syariah. Al Hurriyah : Jurnal Hukum Islam, 5(2).
https://doi.org/10.30983/alhurriyah.v5i2.3613
Zuhdi, M. H. (2017). Prinsip-prinsip Akad Dalam Transaksi Ekonomi Islam. IqtIshaduNa
Jurnal Ekonomi Syariah, viii(2).

Anda mungkin juga menyukai