Anda di halaman 1dari 2

Film Gie (2015) adalah interpretasi kehidupan Soe Hok Gie yang bersumber dari catatan hariannya

dan berbagai tulisannya. Film ini mengisahkan tentang Soe Hok Gie yang berjiwa idealis tinggi
mengenai keadilan. Soe bersama kawan-kawannya berpartisipasi dalam Tritura (Tiga Tuntutan
Rakyat) karena kepemimpinan Soekarno yang makin meresahkan. Soe juga aktif dalam
memberika kritik tajam terhadap pemerintahan yang tulisannya dipublikasikan dalam media
massa. Akhirnya, pemerintahan Soekarno berakhir tapi tampaknya pemerintahan Indonesia yang
bersih dari politik dan keberpihakan belum terwujud. Bahkan hingga saat ini. Gerakan yang terjadi
dalam film tersebut yaitu Tritura. Pemerintah Orde Lama yang dipimpin Presiden Soekarno
dianggap gagal. Protes pun mengalir lewat gerakan mahasiswa yang berupa Tritura atau
Tiga Tuntuntan Rakyat. Tiga Tuntutan Rakyat tersebut mewakili masalah dan sebagai
pernyataan sikap tegas atas kinerja pemerintah kala itu yakni (1) Bubarkan Partai Komunis
Indonesia atau PKI; (2) Rombak Kabinet Dwikora; dan (3) Turunkan Harga. Berbagai
mahasiswa terutama di Jakarta berkumpul membentuk KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa
Indonesia). KAMI ini kemudian sepakat bahwa PKI merupakan dalang dari G30S sehingga
menuntut pembubaran PKI. Kedua, tuntutan terhadap perombakan Kabinet Dwikora muncul
lantaran pemerintahan Sukarno dianggap tidak becus mengendalikan kestabilan sosial-
ekonomi yang sedang mengalami penurunan drastis. Perombakan Kabinet Dwikora juga
dituntut karena di tubuh kabinet tersebut terdapat orang-orang PKI yang bertentangan
dengan tuntutan poin pertama. Ketiga, tuntutan turunkan harga disebabkan karena
kesalahan fatal kebijakan ekonomi pemerintahan Sukarno. Presiden Sukarno mengeluarkan
Peraturan Presiden No. 27 untuk mengatur kembali mata uang rupiah yang diumumkan
pada 13 Desember 1965. Peraturan Presiden ini merupakan inisiatif dari pejabat di Kabinet
Dwikora yang mendevaluasi rupiah dari kurs RP1000 menjadi Rp1. Tindakan ini terpaksa
diambil karena di kebijakan fiskal, uang sudah meningkat lima kali antara tahun 1964 dan
1965 yang sebanyak Rp2.982,4 miliar. Akumulasi dari berbagai masalah tersebut
menjadikan masyarakat kian geram. Akhirnya, pada 10 Januari 1966, ribuan mahasiswa
bergerak ke Gedung Sekretariat Negara memprotes ketidakstabilan negara dan
menyuarakan tiga tuntutan Tritura. Menurut saya, Gerakan tersebut termasuk dalam konsep
penegakan HAM generasi pertama yang pada dasarnya berurusan dengan kebebasan dan
kehidupan politik. Hal ini dikarenakan Gerakan tersebut menuntut kebebasan berpendapat
dan hak untuk memilih pemimpinnya.

Link film: https://m.vidio.com/watch/1642396-gie

Sumber sejarah: https://tirto.id/sejarah-tritura-gerakan-mahasiswa-tumbangkan-orde-lama-


erMo

Baca selengkapnya di artikel "Sejarah Tritura & Gerakan Mahasiswa Tumbangkan Orde
Lama", https://tirto.id/erMo
Baca selengkapnya di artikel "Sejarah Tritura & Gerakan Mahasiswa Tumbangkan Orde
Lama", https://tirto.id/erMo

Baca selengkapnya di artikel "Sejarah Tritura & Gerakan Mahasiswa Tumbangkan Orde
Lama", https://tirto.id/erMo

Baca selengkapnya di artikel "Sejarah Tritura & Gerakan Mahasiswa Tumbangkan Orde
Lama", https://tirto.id/erMo

Baca selengkapnya di artikel "Sejarah Tritura & Gerakan Mahasiswa Tumbangkan Orde
Lama", https://tirto.id/erMo

Baca selengkapnya di artikel "Sejarah Tritura & Gerakan Mahasiswa Tumbangkan Orde
Lama", https://tirto.id/erMo

Baca selengkapnya di artikel "Sejarah Tritura & Gerakan Mahasiswa Tumbangkan Orde
Lama", https://tirto.id/erMo

Gie tumbuh dalam pergolakan dimana Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden seumur hidup
Soekarno akan mengikuti ideologi komunis apa tidak. Tahun 1964-1965, diantara persaingan politik
antara PKI dan TNI, Soekarno lebih condong ke PKI yang dapat mendukung demokrasi NASAKOM
miliknya.

Sejak remaja, Hok Gie sudah mengembangkan minat terhadap konsep-konsep idealis dari filsuf
terkenal. Masa remaja dan kuliah Hok Gie dijalani di bawah rezim pelopor kemerdekaan
Indonesia Bung Karno, yang ditandai dengan konflik antara militer dengan PKI. Soe dan teman-
temannya bersikeras bahwa mereka tidak memihak golongan manapun. Meskipun Hok Gie
menghormati Sukarno sebagai founding father negara Indonesia, Hok Gie begitu membenci
pemerintahan Sukarno yang diktator dan menyebabkan hak rakyat yang miskin terinjak-injak.
Hok Gie tahu banyak tentang ketidakadilan sosial, penyalahgunaan kedaulatan, dan korupsi di
bawah pemerintahan Sukarno, dan dengan tegas bersuara menulis kritikan-kritikan yang tajam
di media.

Anda mungkin juga menyukai