OLEH :
RISMA
1616458
B. PEMBAHASAN
Perkembangan Hukum Administrasi Negara pada zaman kolonial
Administrasi negara sebenarnya sudah ada semenjak dahulu. Hal itu itu terbukti dari
catatan sejarah peradaban manusia, di Asia Selatan, Eropa termasuk Indonesia dan di
Mesir kuno, dahulu sudah didapatkan suatu sistem penataan pemerintahan. Sistem ini pada
saat sekarang disebut dengan Administrasi Negara.2
2
Administrasi negara modern atau Hukum administrasi Negara yang dikenal sekarang
adalah istilah dari masyarakat feodal yang tumbuh subur di dataran Eropa terutama di
Eropa Barat. Sebelum Abad 19 konsep negara di Eropa Barat sebagai “penjaga malam”
(Nachtwaker Staat). Konsep ini sebenarnya hanya bertujuan untuk mengokohkan sistem
pemerintahan yang dikuasai oleh kaum feodal dan bangsawan.. Akibatnya, kepentingan
umum tidak diurus dan diselenggarakan dengan baik serta banyak muncul korps
administator yang tidak cakap, tidak penuh dedikasi, tidak stabil dan tidak memiliki
integritas. Akibatnya, timbul keinginan masyarakat untuk merubah hal tersebut.
Akhir abad 19 dan permulaan abad 20 di Eropa Barat dikembangkan konsep “negara
kesejahteraan” (Welfare State), pada dasarnya konsep negara ini mengutamakan
kepentingan umum. Perkembangan negara kesejahteraan di Eropa terjadi setelah Perang
Dunia kesatu, pada tahu 1974 lahir bentuk baru, yaitu “Verzorgingstaat”, yang memiliki
ciri khas, seperti negara memberikan jaminan sosial kepada seluruh penduduk, seperti
tunjangan pengangguran, pemiliharaan kesehatan, subsidi dan sebagainya.3 Negara harus
aktif dalam mengurus bidang kehidupan masyarakat dan mengantisipasi kecenderugan
perubahan sosial. Tujuannya agar dapat memelihara keseimbangan berbagai kepentingan
dan berupaya meningkatkan kesejahteraan sosial berdasarkan prinsip keadilan. Hukum
Administrasi Negara telah berkembang dalam keadaan, pihak negara atau pemerintah
mulai menata masyarakat dengan menggunakan sarana hukum, misalnya menetapkan
keputusan-keputusan larangan tertentu.
Pada negara-negara Eropa Barat, seperti Inggris pengurusan kepentingan umum itu
disebut public service. Pengurusan tersebut disebabkan terjadinya Revolusi Industri di
Inggris sehingga mendorong lahirnya negara kesejahteraan yang mempunyai sifat
mengurus kepentingan umum. Dalam negara kesejahteraan tentunya negara turut aktif
dalam pergaulan masyarakat sehingga menyebabkan terjadinya pertumbuhan Hukum
Administrasi Negara yang menerobos berbagai bidang kehidupan masyarakat.
Pada masa pemerintahan kolonial Belanda peranan administrasi negara masih sangat
terbatas, terutama sebagai alat untuk menjaga keamanan dan ketertiban hkum bagi usaha
pengumpulan sumber daya dari bumi Indonesia (saat itu disebut sebagai Hindia Belanda)
untuk kepentingan pemerintah dan rakyat Belanda. Mulai tahun 1920an ruang lingkup
administrasi negara pemerintahan kolonial mengalami sedikti perubahan karena pengaruh
kebijaksanaan etika oleh pemerintah Belanda yang merasa mempunyai kewajiban moril
untuk memberi pelayanan warga pribumi sebagai imbalan terhadap ekpolitasi sumber daya
Indonesia oleh Belanda selama lebih dar 300 tahun. Pelayanan masyarakat oleh
pemerintah kolonial ini sangat terbatas jenisnya dan penduduk pribumi yang memperoleh
akses adalah sangat terbatas jumlahnya terutama pada kelompok elit seperti keluarga
bangsawan dan pengawal pemerintah kolonial Belanda. Kebijaksanaan ini didorong oleh
kepentingan Ekonomi Negeri Belanda yang memerlukan tenaga kerja bagi perusahaan-
perusahaan di Hindia Belanda, serta dengan perhitungan bahwa perbaikan tingkat hidup
penduduk pribumi berarti perluasan pasar hasil ekspor hasil industri Belanda.
Sistem pemerintahan kolonial Belanda tidak langsung berhubungan dengan penduduk
pribumi, tetapi melalui kolaborasi dengan para penguasa pribumi, dan pada akhir abad ke-
19 pemerintah kolonial mulai membuat aparatur di bawah sistem dan pengawasan para
3
pejabat pemerintah kolonial yang terdiri dari orang Belanda, aparatur pribumi ini desebut
sebagai angreh praja. Pada masa pendudukan Jepang selama tiga setengah tahun
administrasi negara di Indonesia mengalami kehancuran karena para birokrat bangsa
Belanda di singkirkan, pegawai bangsa Indonesia belum siap dan tidak diberi kesempatan
mengisi posisi yang ditingktkan oleh orang Belanda, sedangkan orang Jepang yang
mengisi posisi orang Belanda mempunyai misi lain yaitu untuk membantu memenangkan
Jepang dalam Perang Dunia ke II. Dengan kata lain Jepang tidak berminat untuk
menggunakan administrasi negara yang ada untuk pelayanan masyarakat Indonesia.
Pada masa Pemerintahan Hindia Belanda Administrasi Negara di Indonesia terdapat
Pengaruh Administrasi Militer, yakni:
1. Penggunaan istilah administrasi di bidang pemerintahan pada pemerintahan Hindia
Belanda.
2. Pembagian wilayah administrasi.
3. Lembaga-lembaga pemerintah Hindia Belanda.
4. Susunan organisasi pemerintah Hindia Belanda.
5. Daerah-daerah Otonom.
6. Istilah administrasi di bidang hukum dan di bidang perekonomian.
7. Pengaruh Administrasi Militair pada waktu Perang Dunia II.
Perkembangan Administrasi sesudah Kemerdekaan Praktik-praktik administrasi yang
dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda, baik di bidang Pemerintahan, Hukum dan
Perekonomian. Namun praktik-praktik administrasi tersebut, dimonopoli oleh orang-orang
Belanda. Sehingga ilmu Administrasi kenyataannya menjadi milik bangsa penjajah. Orang-
orang Indonesia hanya sekedar sebagai pelaksana saja. Mereka pada umumnya hanya
memiliki pangkat sebagai Mandor/Krani, Juru Tulis (Klerk), sehingga mereka hanya
mengenal arti administrasi dalam arti sempit.
5
2. Penerapan kewenangan sanksi pemerintaha dan ada beberapa sanksi pidana dalam
HAN, yaitu:
1. Paksaan pemerintah
2. Penarikan kembali keputusan yang menguntungkan
3. Pengenaan uang paksa oleh pemerintah
4. Pengenaan denda administratif
3. Penyelenggara Administrasi Negara Dilihat dari Segi Hukum Administrasi Negara
Menurut undang undang No 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang
Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Yang di maksud dengan aparat
pemerintah atau Penyelenggaraan Administrasi Negara yang baik adalah : Aparat
pemerintah yang adil dalam melaksanakan tugasnya, yaitu aparat yang tidak melakukan
diskriminatif penduduk, antara penduduk kaya dan yang tidak kaya.
Aparat pemerintah yang adil adalah juga aparat yang memberikan kepada pendusuk
apa yang menjadi haknya. Aparat pemerintah yang bersih, artinya tanpa cacat hukum, tidak
melakukan korupsi, kolusi maupun nepotisme. Aparat pemerintah yang berwibawa, yaitu
aparat yang disegani oleh penduduk, bukan ditakuti.
Aparat pemerintah yang bermoral, artinya aparat yang : Mempunyai keyakinan diri,
keyakinan tentang apa yang baik untuk dilakukan dan apa yang tidak baik untuk tidak
dilakukan. Aparat yang dapat mengawasi diri dalam melaksanakan tugasnya, tanpa harus
diawasi dari luar. Misalnya dari atasannya atau dari suatu badan pengawas. Mempunyai
disiplin diri, artinya menaati dan mematuhi peraturan tanpa paksaan dari luar. Misalnya
seorang bendahara mengelola uang Negara , sesuai dengan peraturan tanpa paksaan dari
Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK).
Aparat pemerintah yang baik, artinya aparat yang : Berada dalam kedudukannya
sebagai aparat yang ideal dan fungsional. Aparat yang ideal adalah aparat yang bekerja
dengan cita-cita tinggi, bercita-cita untuk menciptakan pemerintahan yang lebih baik dari
pemerintah yang ada sebelumnya. Dan aparatur yang fungsional adalah aparat yang
menjalankan fungsinya yang ulet, tekun dan dengan penuh rasa tanggung jawab. Jika ia
berkerja membumi, maka ia adalah aparat yang fungsional. Aparat yang baik merupakan
Bestaandvoorwaarde artinya syarat yang harus ada untuk adanya pemerintahan yanh baik
atau administrasi yang baik.
Kebebasan pemerintah menggunakan wewenang paksaan pemerintahan ini dibatasi
oleh asas-asas umum pemerintahan yang layak,seperti asas kecermatan,asas
keseimbangan,asas kepestian hukum,dan sebagainya. Disamping itu,ketika pemerintahan
menghadapi suatu kasus pelanggaran kaidah hukum administrasi negara,misalnya
pelanggaran ketentuan perizinan,pemerintah harus mengunakan asas kecermatan,asas
kepastian hukum,atau asas kebijaksanaan dengan mengkaji secara cermat apakah
pelanggaran izin tersebut bersivat subtansial atau tidak.Sebagai contoh dapat diperhatikan
dari fakta pelanggaran berikut ini :
C. KESIMPULAN
Pada masa pemerintahan kolonial Belanda peranan administrasi negara masih sangat
terbatas, terutama sebagai alat untuk menjaga keamanan dan ketertiban hkum bagi usaha
pengumpulan sumber daya dari bumi Indonesia (saat itu disebut sebagai Hindia Belanda)
untuk kepentingan pemerintah dan rakyat Belanda. Awal perkembangan Hukum
Administrasi Negara di Eropa Barat terjadi pada saat konsep negara yang sebelumnya
sebagai “penjaga malam” (Nachtwaker Staat) menjadi “negara kesejahteraan” (Welfare
State).
Hukum Administrasi negara yang ada di Indonesia merupakan warisan dari
pemerintahan kolonial belanda. Perkembangan Hukum Administrasi Negara Indonesia
terjadi pada saat Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945.
Perkembangan administrasi negara Indonesia selanjutnya mengarah kepada pembedaan
antara administrasi negara yang mengurus kegiatan rutin pelayanan masyarakat dengan
administrasi pembangunan yang mengurus proyek-proyek pembangunan terutama
pembangunan fisik. Prioritas pembiayaan ditekankan pada administrasi pembangunan.
Sedangkan kegiatan administrasi negara yang bersifat rutin kurang mendapat perhatian.
Penerapan Hukum Administrasi Negara di Indonesia memiliki peran sangat penting
untuk mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara. HAN digunakan sebagai Penegakan
hukum sangat diperlukan agar semua aktifitas administrasi pemerintah dapat dijalankan
sesuai dengan koridor hukum yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA
Kansil, C.S.T. 1989. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Mustafa, Bachsan. 2001. Sistem Hukum Administrasi Negara, Bandung : P.T. Citra Aditya
Bakti
Saiful Anwar dan Marzuki Lubis. 2004. Sendi-Sendi Hukum Administrasi Negara.
Medan: Gelora Madani Press
Thoha, Miftah. 2005. Dimensi-Dimensi Prima Ilmu Administrasi Negara. Jakarta:
Raja grafindo Persada.
Tjokromidjojo, Bintarto.1965. Perkembangan Ilmu Administrasi Negara. Jakarta:
Departemen Urusan Research Nasional R.I.
Muhammad Zainul Arifin, Understanding The Role Of Village Development Agency In
Decision Making, Kader Bangsa Law Review,
http://ojs.ukb.ac.id/index.php/klbr, https://scholar.google.co.id/citations?
user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
https://unsri.academia.edu/MuhammadZainulArifin
https://www.researchgate.net/profile/Muhammad_Arifin
Muhammad Zainul Arifin, The Theft Of Bank Customer Data On Atm Machines In
Indonesia, International Journal of Mechanical Engineering and Technology
(IJMET),
http://www.iaeme.com/MasterAdmin/UploadFolder/IJMET_10_08_018/IJME
T_ 10_08_018.pdf , https://scholar.google.co.id/citations?
user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
https://unsri.academia.edu/MuhammadZainulArifin
https://www.researchgate.net/profile/Muhammad_Arifin
Muhammad Zainul Arifin, Implementasi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 8 Tahun 2016
Tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Negara (Studi Kasus Desa Datar Balam Kabupaten Lahat), Jurnal Fiat Justicia,
http://journal.ukb.ac.id/journal/detail/288/implementasi-peraturan-pemerintah-
pp--nomor-8-tahun-2016-tentang-dana-desa-yang-bersumber-dari-anggaran-
pendapatan--dan-belanja-negara--studi-kasus-desa-datar-balam-kabupaten-
lahat , https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
https://unsri.academia.edu/MuhammadZainulArifin
https://www.researchgate.net/profile/Muhammad_Arifin