Anda di halaman 1dari 4

PERKEMBANGAN ADMINISTRASI NEGARA DI INDONESIA

Di Indonesia, perkembangan dinamika dalam sistem pemerintahan berpengaruh terhadap


paradigma administrasi publik. Secara garis besar model penyelenggaraan administrasi di
Indonesia dapat dibedakan menjadi dua yaitu periode 1945-1998 dan 1999 sampai saat ini.
Periode yang pertama didominasi dengan model state-centered public administration, dimana
administrasi publik merupakan sarana bagi penguasa untuk menjawab apa yang disebut oleh
Lucian Pye (1968) sebagai crises of penetration. Krisis ini muncul dari proses formasi negara
(state formation) dimana negara negara yang baru merdeka dihadapkan pada masalah dalam
membangun kemampuan untuk mengendalikan wilayah dan kelompok sosio kultural dan politik
yang hidup dalam wilayah negara. Administrasi merupakan sarana untuk memperkuat kekuasaan
negara. Karena cara pandang demikian ini maka istilah administrasi negara lebih banyak
digunakan ketimbang istilah administrasi publik. Implikasi yang lain adalah mengedepannya
model birokrasi monocratique yang diperkenalkan oleh Max Weber yang berciri sentralistik,
hirarkis dan berorientasi pada peraturan (rule-driven) sebagai model ideal organisasi
pemerintahan. Model ini dianggap mampu menciptakan efisiensi dan efektifitas dalam rangka
melayani kepentingan penguasa untuk mempertahankan kekuasaannya berhadapan dengan
kelompok kelompok politik, etnis dan geografis yang secara potensial melakukan penolakan
(resistance) atau pemisahan (seccessionism) dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pendekatan state-centered dimulai sejak pembentukan pemerintahan pertama tahun 1945.Namun


karena revolusi kemerdekaan, maka upaya pengembangan administrasi modern belum dapat
dilaksanakan.Baru pada masa pemerintahan demokrasi parlementer tahun 1950, administrasi
negara mulai ditata.Sejak Pemerintahan Natsir agenda utama pemerintahan adalah membangun
sistem administrasi yang mampu menjamin terselenggaranya sistem pemerintahan hingga ke
daerah.Sebagaimana kita ketahui Indonesia jaman 1950an mewarisi sistem administrasi eks-
negara negara federal yang terkotak kotak.Sayangnya upaya tersebut terganjal tidak saja oleh
konflik elit di tingkat pusat tetapi juga konflik antara pusat dan daerah.Pada masa Ali
Sastroamidjojo agenda pembangunan sistem administrasi terhambat dengan pemberontakan
PRRI/PERMESTA di daerah.

Dalam perkembangan sistem pemerintahan presidensial di negara Indonesia (terutama setelah


amandemen UUD 1945) terdapat perubahan-perubahan sesuai dengan dinamika sistem
pemerintahan di Indonesia.Hal itu diperuntukkan dalam memperbaiki sistem presidensial yang
lama. Perubahan baru tersebut antara lain, adanya pemilihan presiden langsung, sistem
bikameral, mekanisme cheks and balance dan pemberian kekuasaan yang lebih besar pada
parlemen untuk melakukan pengawasan dan fungsi anggaran.

Secara umum dengan dilaksanakannya amandemen Undang-Undang Dasar 1945 pada era
reformasi, telah banyak membawa perubahan yang mendasar baik terhadap ketatanegaraan
(kedudukan lembaga-lembaga negara), sistem politik, hukum, hak asasi manusia, pertahanan
keamanan dan sebagainya. Berikut ini dapat dilihat perbandingan model sistem pemerintahan
negara republik Indonesia pada masa pemerintahan Hindia Belanda, Orde Lama (Soekarno),
Orde Baru (Soeharto) dan pada masa Reformasi.

1. Sistem Administrasi negara di Indonesia sebagai bagian dari integral dari sistem sosial
yang mempunyai landasan dan tujuan yang sema dengan UUD 194 dan GBHN. Sistem
administrasi negara diarahkan untuk memperkuat kapasitas administrasi di indonesia.
2. Administrasi negara di Indonesia pada masa pemerintahan Belanda sangatlah terbatas.
Dalam administrasi negara Indonesia, Belanda banyak mebuat kebijakan-kebijakan guna
mendorong kepentingan Ekonomi Negeri Belanda serta perhitungan bahwa perbaikan
tingkat hidup penduduk pribumi berarti perluasan pasar hasil ekspor hasil industri
Belanda.Sistem pemerintahan kolonial Belanda tidak langsung berhubungan dengan
penduduk pribumi, tetapi melalui para penguasa pribumi, dan pada ke-19 pemerintah
kolonial mulai membuat aparatur di bawah sistem dan pengawasan para pejabat
pemerintah kolonial yang terdiri dari orang Belanda, aparatur pribumi ini desebut sebagai
angreh praja.
3. Pada masa Orde Lama, pemerintah banyak melakukan pengembangan-pengembangan
administrasi negara karena dipengaruhi oleh semakin besarnya peranan pemerintah dalam
kehidupan masyarakat Indonesia seiring dengan timbulnya permintaan bagi perbaikan
disegala sektor kehidupan sesuai dengan harapan terhadap negara Indonesia yang sudah
merdeka. Pada masa Orde Lama (Sukarno), penataan sistem administrasi berdasarkan
model birokrasi monocratique dilakukan dalam rangka membangun persatuan dan
kesatuan yang berdasarkan pada ideologi demokrasi terpimpin.
4. Pemerintah Orde Baru melakukan reformasi administrasi yang bertujuan untuk
menciptakan birokrasi yang tanggap, efisien dan apoltik.Negara Indonesia berdasar atas
hukum (rechtsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtsaat), sistem
pemerintahan pada orde baru adalah presidensiil, pemerintahan berdasar atas sistem
konstitusi (hukum dasar).Kedaulatan rakyat dipegang oleh suatu badan yang bernama
MPR.Dalam menjalankan kekuasaan pemerintahan negara, tanggung jawab penuh ada di
tangan Presiden.Kedudukan Presiden dengan DPR adalah sejajar.Presiden memilih,
mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri negara.Presiden, selain harus
bertanggung jawab kepada MPR, juga harus memperhatikan sungguh-sungguh suara-
suara dari DPR karena DPR berhak mengadakan pengawasan terhadap Presiden (DPR
adalah anggota MPR).Sistem kepartaian menggunakan sistem multipartai, tetapi hanya
ada 3 partai, yaitu Golkar, PDI, dan PPP.Secara faktual hanya ada 1 partai yang
memegang kendali yaitu partai Golkar dibawah pimpinan Presiden Soeharto.
5. Pada masa Reformasi muncul pendekatan society-centered public administration dimana
administrasi publik merupakan sarana bagi pemerintahan yang demokratis untuk
menyelenggarakan kekuasaannya berdasarkan kedaulatan rakyat Sebagai konsekuensinya
negara merupakan hanya salah satu mekanisme yang bersandingan dengan mekansime
pasar (private sector) dan mekanisme sosial (civil-society) untuk memecahkan masalah
pelayanan publik. Krisis ekonomi yang menimpa Indonesia tahun 1997 menjadi
pendorong perubahan besar dalam sistem pemerintahan di Indonesia dengan menciptakan
sistem check and balance.Pada masa Reformasi, Negara Indonesia adalah negara
Hukum.Sistem Konstitusional pada era reformasi (sesudah amandemen UUD 1945)
berdasarkan Check and Balances. Sistem Pemerintahan tetap dalam frame sistem
pemerintahan presidensial, bahkan mempertegas sistem presidensial itu, yaitu Presiden
tidak bertanggung jawab kepada parlemen, akan tetap bertanggung kepada rakyat dan
senantiasa dalam pengawasan DPR. Kekuasaan negara tertinggi di tangan Majelis
Permusyawaratan Rakyat.Presiden ialah penyelenggara pemerintah Negara yang tertinggi
menurut UUD.Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan
Rakyat.Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara.Presiden sebagai kepala negara,
kekuasaannya dibatasi oleh undang-undang.Sistem kepartaian menggunakan sistem
multipartai.
Referensi:

Anda mungkin juga menyukai