Anda di halaman 1dari 38

PERBAIKAN TUGAS SEJARAH GEREJA DAN TEOLOGI ASIA

“Sejarah Gereja dan Teologi Asia di Thailand & Timor Leste”

OLEH
KELOMPOK 2
Nama Anggota Kelompok :
1. Deanna Resa Doko (20210021)-(VI/A)
2. Figoredo Didok (20210065)-(VI/A)
3. Angeliane Trinitania Menno Bire (20210064)-(VI/A)
4. Lili Diana Henukh (20210026)-(VI/A)
5. Karyati Florenestisista Nenohai (20210033)-(VI/A)
6. Ongki Rivaldo Adu (20210004)-(VI/B)
7. Nazario Christo Joshua Teuf (20210025)-(VI/B)
8. Natalia Christi Sinai Oematan (20210070)-(VI/B)
9. Paulina Christin Radja (20210039)-(VI/B)
10. Yulius Umbu Karudi Labaharang (20210014)-(VI/B)
Dosen Pengampu : Dr. Yuda D. Hawu Haba, M.Th

FAKULTAS TEOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN ARTHA WACANA
KUPANG
2023

1
A. PENDAHULUAN
1. Pengantar
Puji Syukur kepada Allah karena atas penyertaan-Nya, kami sekelompok dapat
menyelesaikan proses penyusunan makalah ini dengan judul “Sejarah Gereja dan
Teologi Asia di Thailand & Timor Leste”. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih
kepada bpk. Pdt. Dr. Yuda D. Hawu Haba, M.Th yang telah memberikan tugas ini
sehingga kami secara baik dapat mengenal secara mendalam tentang teologi yang ada
dalam negara Thailand dan Timor Leste. Terima kasih juga kami sampaikan kepada
seluruh pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Akhir kata, kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik maupun saran yang
membangun dari pembaca agar kedepannya dalam penulisan ini dapat lebih baik dari
sebelumnya.

2. Latar Belakang
Pada umumnya sejarah gereja adalah suatu tinjauan mengenai berbagai peristiwa yang
terjadi seputar perkembangan dan perubahan yang dialami oleh gereja sebagai suatu
persekutuan orang-orang yang dipanggil Kristus selama di dunia ini. Proses
perjalanan itu meninggalkan kisah yang dapat menjadi bermakna bagi kehidupan
generasi masa ini.
Secara harafiah, arti kata gereja dari Kamus Besar Bahasa Indonesia memberi
dua pengertian tentang Sejarah, yaitu: pertama, Sejarah adalah kejadian dan peristiwa
yang benar-benar terjadi pada masa lampau (kejadian dan peristiwa, fakta dan
kenyataan dari masa lampau); kedua, Sejarah adalah pengetahuan atau uraian
mengenai peristiwa-peristiwa dan kejadian yang benar-benar terjadi di masa yang
lampau (Sejarah yaitu Ilmu Sejarah/pengetahuan atau uraian mengenai fakta tersebut).
Kata gereja melalui kata Portugis igreja, berasal dari kata Yunani ekklesia. Selain itu
dalam bahasa Yunani ada satu kata lain yang gereja, yaitu kuriakon (rumah) Tuhan.
Inggris cruch dan Belanda krek berasal ari kata Yunani itu. Ekklesia berarti: mereka
yang dipanggil. Yang pertama dipanggil oleh Kristus ialah para murid, Petrus dan
yang lain. Sesudah kenaikan Tuhan Yesus ke sorga dan pencurahan Roh Kudus pada
hari Pentakosta, para murid itu menjadi “rasul”, artinya: mereka yang diutus. Rasul-
rasul diutus ke dalam dunia untuk mengabarkan berita kesukaan, sehingga lahirlah
gereja Kristen. Gereja adalah tempat yang bisa memberikan setiap orang dapat
menerima didikan rohani yang sesuai dengan apa yang tercantum dalam Alkitab.1
Teologi Asia merupakan Teologi yang oikumenis. Sama seperti Teologi Afrika
dan Amerika Latin. Teologi oikumenis yang dimaksudkan disini adalah Teologi yang
lahir dalam pertemuan oikumenis antara orang-orang kristen dari gereja-gereja dan
latar belakang yang berbeda. Teologi Asia juga disebut "Teologi Dunia Ketiga".
Dalam hal ini penting untuk memperhatikan dan meniadakan corak barat yang
berabad-abad lamanya melekat pada Teologi Kristen. Teologi dunia ketiga mencoba
merumuskan suatu pemahaman mengenai iman kristen yang relevan untuk konteks
kebudayaan yang berbeda dari konteks kebudayaan Eropa Barat serta Amerika Utara.
1
Thomas van den End, Harta Dalam Bejana, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016, hlm. 7

2
Dengan demikian diberikan sumbangan kepada Teologi yang membantu untuk
menjadikan Teologi Kristen betul-betul Teologi Oikumenis, Teologi untuk seluruh
dunia.2

3. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1) Mengetahui dan memahami profil dari negara Thailand dan Timor Leste.
2) Mengetahui dan memahami seluk beluk masuknya kekristenan di negara Thailand
dan Timor Leste.
3) Mengetahui dan memahami corak teologis yang berkembang di negara Thailand
dan Timor Leste.
4) Mengetahui hal-hal menarik yang relevan yang ditunjukan oleh negara Thailand
dan Timor Leste berkaitan dengan masuknya Ilmu Teologi di kedua negara
tersebut.
5) Memahami makna yang terkandung dari sejarah gereja dan teologi negara
Thailand dan Timor Leste.

4. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah:
1) Menambah ilmu pengetahuan dari pembelajaran Sejarah Gereja dan Teologi di
Thailand dan Timor Leste yang tidak hanya berfokus pada hal-hal apa yang baik
atau buruk, apa yang benar atau salah, apa yang disebut moral dan imoral,
melainkan terletak pada pelaporan analitis berdasarkan makna permulaan dari
suatu konteks peristiwa-peristiwa, ide-ide, karya-karya masa lalu yang dapat
memberikan pengetahuan tambahan.
2) Dapat menjadi pedoman bagi kelompok dalam melakukan pendalaman tentang
kajian-kajian teologi khususnya di Negara Thailand dan Timor Leste.
3) Dapat Menolong kelompok agar menemukan sumber yang luas tentang Sejarah
Gereja di Thailand dan Timor Leste
4) memperluas perspektif para pembelajar (kelompok) teologi masa kini.

B. PEMBAHASAN
1. Sejarah Gereja dan Teologi di Thailand
1.1 Profil Negara Thailand
Banyak orang yang tidak mengetahui bahwa negara ini awalnya bernama Siam
yang kemudian dilakukan perubahan menjadi Thailand. Radio Bangkok pada 11
Mei 1939, mengumumkan kepada dunia bahwa mulai saat itu, "Siam" diubah
menjadi "Thailand." Nama Thai sendiri berasal dari kata Thai dan land yang
dalam Bahasa Inggris berarti negeri orang Thai. Thai sendiri memiliki arti lain
yakni "orang-orang yang merdeka", sehingga Thailand juga bisa disebut negeri
orang-orang yang merdeka.3 Begitu juga dengan ibukota negara Thailand yang
awalnya dijuluki dengan nama Bangkok kemudian resmi diganti menjadi Krung
2
Christiaan De Jonge, Menuju Keesaan Gereja, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006, hlm. 173

3
Thep Maha Nakhon yang secara harfiah berarti "kota besar para malaikat".
Namun nama lengkap dari ibukota Thailand sendiri sangat panjang yakni
“Krung Thep Mahanakhon Amon Rattanakosin Mahinthara Ayuthaya
Mahadilok Phop Noppharat Ratchathani Burirom Udomratchaniwet Mahasathan
Amon Piman Awatan Sathit Sakkathattiya Witsanukam Prasit”.4 Thailand sering
membuat dan mengubah konstitusi karena konstitusi dalam perubahannya
melibatkan perspektif dan pendekatan yang melampaui gagasan pembentukan.
Di dalamnya ada perbandingan hukum. Di mana memiliki pengaruh besar
terhadap implementasi dari perbandingan tersebut. Perkembangan yang terjadi
terus berkelanjutan, maka konstitusi yang telah dibentuk, dirubah dengan tidak
adanya kesinambungan dalam struktur atau prinsip yang mendasari tatanan
konstitusi. Rakyat mendorong parlemen Thailand untuk mengubah konstitusi
Thailand, karena rakyat merasa tidak nyaman dengan kondisi politik yang
terjadi bahkan korupsi yang meningkat di Thailand.
Secara geografis letak wilayah Thailand di sebelah Timur berbatasan
langsung dengan Laos dan Kamboja. Sedangkan di sebelah Barat berbatasan
langsung dengan Myanmar dan Laut Andaman, dan di sisi Selatan berbatasan
dengan Malaysia. Thailand memiliki wilayah dengan luas 513.120 km persegi.
Terdapat 3 musim di Thailand, yakni musim panas, hujan, dan dingin.
Sementara wilayah daratannya terbagi dalam 4 kawasan, yaitu Utara dan Barat,
Tengah, Selatan, dan Timur. Jumlah penduduk negara Thailand kurang lebih
68.8 juta jiwa, dengan 75% populasi merupakan penduduk asli atau orang Thai,
14% orang Cina, dan sisanya merupakan pendatang dari berbagai bangsa.
Mayoritas penduduk Thailand memiliki pekerjaan utama di sektor perkebunan
dan pertanian. Bahkan, Thailand menjadi salah satu negara yang mengekspor
hasil pertanian terbesar di dunia, seperti tapioka, biji-bijian, beras, minyak, gula
dan lain sebagainya. Thailand sendiri adalah satu-satunya negara Asia Tenggara
yang tidak pernah dijajah sehingga tidak memiliki hari kemerdekaan. Namun,
masyarakat Thailand memperingati tanggal 5 Desember sebagai hari besar
nasional yang merujuk pada ulang tahun Raja Bhumibol Adulyadej atau Raja
Rama IX (5 Desember 1927-13 Oktober 2016). Yang menjadi alasan latar
belakang negara Thailand tidak pernah dijajah oleh bangsa lain karena Siam
atau Thailand merupakan daerah pemisah/penyangga di antara negara-negara
Barat yang memperebutkan kekuasaan di Asia yakni Perancis dan Inggris.
Thailand dikelilingi oleh Myanmar dan Malaysia yang dijajah Inggris.
Sementara Vietnam, Laos, dan Kamboja dijajah Prancis. Negara yang dijajah
tersebut mengelilingi Thailand. Raja Siam sangat lihai di bidang diplomasi dan
dia berusaha menjaga kemerdekaan Siam sambil menikmati teknologi Barat
3
Haryo Brono, “Mengapa Nama Siam Berubah Menjadi Thailand?”, Koran Jakarta, diakses dari
https://koran-jakarta.com/mengapa-nama-siam-berubah-menjadi-thailand#:~:text=Nama%20Thai%20sendiri
%20berasal%20dari,negeri%20orang%2Dorang%20yang%20merdeka, pada tanggal 17 April 2023 pukul 09.00
WITA
4
Aditya Jaya Iswara, “Bangkok Ganti Nama Jadi Krung Thep Maha Nakhon, Ini Artinya”, Kompas,
diaskes dari https://www.kompas.com/global/read/2022/02/19/120100470/bangkok-ganti-nama-jadi-krung-thep-
maha-nakhon-ini-artinya pada tanggal 17 April 2023 pukul 09.36 WITA

4
selain itu juga tanah di Thailand disebut tak sesubur negara Asia Tenggara lain
dan minim hasil bumi. Sebelumnya kita perlu memahami bahwa pengakuan
secara de facto adalah bentuk pengakuan suatu negara terhadap negara lain yang
sudah memenuhi syarat-syarat sebagai suatu negara, seperti adanya wilayah,
rakyat, dan pemerintahan. Jadi secara de facto Thailand telah memenuhi syarat-
syarat ini karena memiliki wilayah pemerintahan, rakyat, dan juga pemerintahan
yang ada dipimpin oleh Raja dengan demikian secara de facto Thailand
merupakan negara yang diakui oleh negara2 lain. Thailand tidak menentukan
kemerdekaannya sendiri karena sesuai dengan fakta yang telah disampaikan
bahwa negara tersebut tidak pernah dijajah jadi secara otomatis negara itu tidak
perlu hari kemerdekaan. Sejak awal Kerajaan Siam didirikan oleh Raja Indrathit
pada abad ke-13 dan kemudian oleh anaknya Ramkamhaeng dilakukan
perluasan wilayah, kerajaan Siam telah menjalin hubungan diplomatik dengan
berbagai negara.
Kerajaan Persatuan Thai (Kingdom of Thailand), dibentuk pada
pertengahan abad ke-14. Revolusi tak berdarah yang terjadi di Thailand pada
tahun 1932, menyebabkan sistem pemerintahan monarki konstitusional. Sistem
pemerintahan itu bertahan sampai saat ini. Bentuk pemerintahan itu membuat
negara Thailand dipimpin oleh raja sebagai kepala negara, yang dibantu oleh
perdana menteri untuk melaksanakan pemerintahan. Saat ini, kepala negara
Thailand ialah Raja Maha Vajiralongkorn, yang naik takhta pada tahun 2016.
Adapun perdana Menteri Thailand sekarang ialah Prayut Chan-ocha, yang
menjalankan pemerintahan sejak tahun 2014. Mata uang negara Thailand adalah
Baht (THB) dan bahasa resmi negara ialah Thai.5

Bendera dan Lambang Negara Thailand

1.2 Seluk Beluk Kekristenan di Thailand


Siam / Thailand menjunjung teguh agama Buddha Theravad, yakni cabang
tertua dan murni dari agama Buddha. Agama Buddha Theravad sendiri memiliki
empat kebenaran Mulia sebagai dasar agama, yakni: Kebenaran tentang Dukkha,
Kebenaran tentang Sebab Dukkha atau Dukkha Samudaya, Kebenaran tentang

5
Permadi Suntama, “Profil Thailand: Ibu Kota, Bentuk Pemerintahan, dan Kepala Negara”, Tirto,
diakses dari https://tirto.id/profil-thailand-ibu-kota-bentuk-pemerintahan-dan-kepala-negara-guDi pada tanggal
17 April 2023 pukul 09.55 WITA

5
Lenyapnya Dukkha atau Dukkha Niroda dan Kebenaran tentang Dukkha Niroda
Gamini Patipada Magga. Penyebab penderitaan ialah keinginan atau nafsu.
Pembebasan dari penderitaan diterima melalui Jalan Mulia Ganda Delapan,
yakni: pengetahuan benar, sikap benar, perkataan benar, kelakuan benar, hidup
benar, usaha benar, kesadaran benar dan ketenangan benar. Menurut agama
Buddha Theravad, hanya biarawan (bhiksu) yang mampu mencapai “nirvana”,
yaitu akhir dari segala penderitaan, sehingga para biarawan sangat dihormati.
Kuil Buddha dan upacara Buddha mendapatkan peran penting dalam kehidupan
masyarakat Thai. Baik kalangan istana ataupun rakyat kecil menyumbangkan
uang untuk kebutuhan kuil-kuil serta memberikan makanan bagi para biarawan.
Struktur hierarki dalam agama Buddha itu kuat dan jelas, hal ini menguatkan
stabilitas negara Siam. Raja memiliki derajat bagaikan ilahi, sebagai pelindung
agama Buddha. Raja memiliki hak untuk mengangkat para pemimpin Buddha.
Seperti halnya peribahasa yang mengatakan “Orang Thai berarti Buddha”.
Walaupun agama Buddha merupakan agama negara, di Siam sendiri didapati
suku-suku yang tidak menganut agama Buddha justru memegang kepercayaan
animisme. Bangsa utama di Siam, yakni orang Thai, menganut agama Buddha,
sementara orang bukan Thai, yakni bangsa Cina atau suku-suku pegunungan di
daerah utara, lebih terbuka pada Injil.6 Berbagai seluk beluknya dapat dilihat
dalam uraian berikut:
 Misi Katolik Roma
Bangsa Thai bersikap lebih terbuka pada orang asing dibandingkan dengan
bangsa Burma / Myanmar. Tahun 1511 setelah Albuquerque merenggut
pelabuhan Malaka, ia mengirim delegasi ke Ayuthia, ibukota Siam. Para
utusan diterima dengan baik di istana dan juga raja memberi izin berdagang
bersama orang Thai. Lantas banyak pedagang Portugis yang berdiam di
Siam. Tahun 1555 uskup Goa mengirim dua orang pastor Dominikan untuk
tugas melayani pedagang-pedagang tersebut. Namun bangsa Siam dengan
keras menolak misi Kristen, sehingga kedua pastor Dominikan tersebut mati
syahid. Raja Narai (1657-1688) meminta pertolongan Perancis untuk
melawan Belanda, sehingga ia rela mendukung misi Katolik. Pada tahun
1622 Uskup Pierre Lambert de la Motte bersama 27 pastor Katolik tiba di
Siam. Empat tahun setelahnya sebuah seminari dibuka. Constantin Phaukon
yang merupakan seorang prajurit bayaran Yunani yang beragama Katolik,
diangkat menjadi menteri di istana Raja Narai. Hal ini membuat orang lain
iri hati karena melihat betapa besar pengaruh Phaukon, sehingga pada tahun
1688 menjelang akhir hidup Narai, meletus pemberontakan yang memprotes
pengaruh orang asing. Phaukon ditangkap, disiksa kemudian kepalanya
dipenggal. Umat Kristen yang berada di luar ibukota ditindas. Seminari
terpaksa pindah, hingga akhirnya ditempatkan di Penang, Malaysia.
Menjelang akhir abad ke-17, ada 600 orang Katolik di Siam. Tahun 1785

6
Anne Ruck, Sejarah Gereja Asia, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2019, hlm. 195-196

6
diprediksi orang Katolik berjumlah 1.372, yang kebanyakan ialah keturunan
Portugis.7
Tahun 1767 tentara Burman menyerang Siam sehingga ibukota Siam
dihancurkan dan membuat tentara Thai terpaksa melarikan diri. Akibatnya
bangsa Thai sangat menderita selama peperangan yang berlangsung
duapuluh tahun. Ribuan orang gugur, kebudayaan Thai dihancurkan serta
kehidupan kebiaraan Buddha yang tenang dirusak. Jenderal Chao Phya
Chakri memiliki peranan yang sangat penting untuk mempersatukan bangsa
Thai agar menjadi negara yang kuat. Ia membangun ibukota baru di
Bangkok, kemudian pada tahun 1782 ia mengambil otoritas sebagai pendiri
dinasti baru, dengan nama Raja Rama I. Prajurit bayaran Portugis bergabung
bersama tentara Thai untuk berperang melawan Burma, sehingga tahun 1793
mereka sukses mengusir tentara Burma dari Siam. Kemudian Raja Rama II
menguasai sebagian Kamboja. Setelah perjanjian ditandatangani antara
Perancis dan Siam pada tahun 1856, pekabar Injil Katolik dari Perancis
mulai melayani kembali di Siam. Dalam hal ini ada persaingan antara Misi
Katolik dengan misi Protestan, yang keduanya disenangi Raja Rama IV.
Uskup Pallefoix adalah sahabat Raja Rama IV saat ia masih menjadi
biarawan Buddha sebelum naik takhta. Pada tahun 1885 sebuah seminari
dibuka. Pada tahun 1898 Kongregasi Susteran Sain-Paul de Chartres mulai
membuka asrama-asrama bagi anak-anak gadis. Awal abad ke-20 banyak
ordo lain tiba di Siam. Seperti halnya di Burma, misi Katolik Roma lebih
sukses dikalangan masyarakat non-Thai. Pada tahun 1912 orang Katolik
Roma diprediksi berjumlah 36.000 yang sebagian besar merupakan orang
Cina.8

 Misi Protestan di Siam (Thailand)


Seperti halnya di Burma, utusan Protestan pertama yang datang ke Siam
juga berbangsa Amerika. Sejak tahun 1831 American Board of
Commisioners for Foreign Mission (ABCFM) mengirim tenaga misi ke
Siam, namun mereka mengundurkan diri pada tahun 1849 karena belum
mampu membawa satu orang pun menjadi Kristen. Pada tahun 1833 Misi
Baptis masuk ke Siam, lalu diikuti Misi Presbiterian pada tahun 1840.
Mereka juga menghadapi kesulitan sehingga hasilnya sedikit. Bangsa Thai
memang berlaku sopan namun kurang siap menerima ide-ide baru. Para
imam Buddha menolak kekristenan dengan keras dan Raja Rama III
bersikap curiga pada orang asing. Salah satu faktor penyebab ialah sikap
sejumlah pekabar Injil yang berpendapat bahwa Siam sebagai langkah awal
menuju ke Cina. Mereka menetap di Siam selama beberapa waktu untuk
belajar bahasa Cina, lalu berjalan terus menuju Cina. Pekabar Injil lain jatuh
sakit atau meninggal dunia setelah melayani beberapa tahun di Siam.
Namun, di Burma Judson melayani tawanan-tawanan perang yang berasal
7
Ibid., hlm. 199
8
Ibid., hlm. 200

7
dari Siam, sehingga mengakibatkan beberapa orang menjadi Kristen. Nancy
Judson menerjemahkan Injil Matius ke dalam bahasa Thai. Judson
mendorong agar Misi Baptis untuk mengutus tenaga misi ke Siam.9
London Missionary Society (LMS) berupaya untuk mengutus pekabar
Injil ke Cina, sebagai langkah awal badan misi tersebut memberi perhatian
bagi orang Cina yang menetap di Siam. Tahun 1828 Pdt. Dr. Karl Gutzlaff,
seorang Jerman, dan Pdt. Jacob Tomlin sampai di Bangkok sebagai utusan
dari LMS. Mereka diterima dengan baik oleh duta besar Portugis, yang
merupakan anggota gereja Katolik Roma. Menteri luar negeri mengizinkan
kedua pekabar Injil untuk menetap di Bangkok untuk mengabarkan Injil
pada bangsa Cina. Gutzlaff dan Tomlin mendistribusikan Alkitab serta
buku-buku Kristen dalam bahasa Cina bersama dengan obat-obat sederhana.
Saat mereka berkhotbah banyak orang berkumpul untuk mendengarkan Injil.
Namun, usaha pekabaran Injil Protestan ini memicu reaksi keras dari umat
Katolik. Akibatnya Gutzlaff dan Tomlin diusir namun mereka diberikan izin
kembali untuk tinggal di Siam, dengan ketentuan bahwa mereka tidak
mendistribusikan buku di kalangan bangsa Thai. Tomlin tinggal beberapa
bulan saja di Bangkok. Sementara Gutzlaff mulai mengartikan Alkitab ke
bahasa Thai, namun setelah istrinya meningggal pada tahun 1831 ia juga
meninggalkan Bangkok. Tahun 1833 pekabar Injil Baptis John Taylor Jones
mengubah pelayanannya dari Burma ke Siam. Prioritas utama Jones ialah
membawa injil ke suku bangsa Thai. Selama duapuluh tahun ia
menerjemahkan Alkitab serta membenahi terjemahan Alkitab dalam bahasa
Thai. Menerjemahkan Alkitab dianggap sebagai langkah awal yang
diperlukan dalam pemberitaan Injil. Tahun 1840, 58.000 bagian Perjanjian
Baru telah diedarkan. Jones juga melayani jemaat Cina yang dibangun
sebagai upaya pelayanan Gutzlaff. Dari pengalaman Jones, bangsa Cina
lebih menrima Injil daripada bangsa Thai. Pada tahun 1834 empat orang
Cina dibaptis. Boon Tee yang merupakan salah seorang dari mereka,
kemudian melepaskan iman Kristen kerena kecanduan opium.10
Pekabar Injil Baptis di Siam, kecuali Jones, fokus pada pekabaran
Injil di antara bangsa Cina karena mereka lebih terbuka daripada bangsa
Thai. William Dean melayani orang Cina semenejak tahun 1835-1842, lalu
ia pergi ke Hong Kong. Tahun 1837 Dean mengesahkan gereja Baptis
pertama di Bangkok, dengan tiga anggota orang Cina yang telah dibaptis dan
delapan orang Barat. Pada waktu itu 50 orang mengikuti kebaktian Minggu,
dan separuhnya lagi belum dibaptis. Namun pada kemudian hari mereka
dibaptis dan menjadi anggota. Tahun 1850 ada 35 anggota gereja, termasuk
lima orang pekabar Injil Barat. Baru saja pada tahun 1848 orang Thai
pertama menjadi Kristen. Di antara pekabar Injil yang melayani di Siam
hanya Jones yang lancar berbahasa Thai dan ia meninggal dunia pada tahun
1851. Pada tahun itu juga kelihatannya seakan-akan penginjilan bangsa Thai
9
Ibid., hlm. 207-208
10
Ibid., hlm. 208-209

8
berakhir. Selain kematian Jones, kompleks Baptis terbakar, sehingga
percetakan dan edisi kedua Perjanjian Baru dalam bahasa Thai dilenyapkan.
Beach Bradley dan juga Jesse Caswell merupakan utusan American Board of
Commissioners for Foreign Missions (ABCFM), membawa pendekatan lain
untuk pekabaran Injil di Siam, yakni melalui keahlian, seperti metode yang
dipakai Ricci di Cina. Metode yang digunakan oleh Matheo Ricci adalah
metode penginjilan akomodasi. Metode ini dilakukan oleh Ricci dengan
menyesuaikan diri pada budaya, norma, bahasa, dan cara hidup yang ada
dalam lingkupan penyebaran injil oleh Ricci di Cina. Dalam hal ini ia
menggunakan konteks kehidupan masyarakat Cina untuk menyampaikan
tentang injil. Hal ini dapat kita lihat ketika Matheo Ricci tiba di Cina tahun
1580, dia mulai belajar bahasa dan tulisan Cina, selama 3 bulan dia sudah
bisa mengusai bahasa Cina. Ketika tahun 1583, Ricci memperoleh izin untuk
masuk di Provinsi Guandong dan Guanxi yang menjadi pusat negara Cina.
Disitu ia beusaha untuk beradaptasi dengan kebudayan Cina dengan
memakai pakaian abu-abu seperti para biarawan Budhis bahkan ia juga
mengubah namanya menjadi Li Ma Dou. Dengan demikian metode
penginjilan akomodasi yang digunakan oleh Ricci intinya adalah
menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat pemberitaan injil akan
disampaikan. Kemudian pada dasarnya perlu kita ketahui bahwa Matteo
Ricci adalah seorang pastor dari ordo Yesuit yang merupakan misionaris
diCina sebelum dinasti Ming. Maka ia adalah pemberita Injil di Cina
sebelum kedatangan Beach Bradley dan Jesse Caswell, yang merupakan
utusan dari ABCFM. Oleh sebab metode yang digunakan oleh Ricci inilah
yang membuat Casswel dapat memberitaan Injil dari semula yang ditolak
oleh para imam Budha karena Ricci mengakomodasikan budaya dalam
pemberitaannya sehingga disambut baik oleh warga Cina dan terbawa pada
pekabaran dari Casswel kepada mereka. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa metode yang digunakan oleh Ricci sangat berpengaruh
dalam pekabaran injil karena pola penyesuaiannya terlebiih dahulu
dilakukan dengan lingkungan setempat yang akan dituju.
Caswell tiba di Cina pada tahun 1840 kemudian langsung diajak
untuk mengajarkan ilmu pengetahuan serta bahasa Inggris kepada pangeran
Mongkut, yang merupakan putra Raja Rama III. Sesuai dengan kelaziman
Thai, putra raja juga belajar sebagai biarawan Buddha, sehingga Caswell
mendapat kesempatan membawa Injil ke dalam biara Buddha. Mongkut
tertarik pada pendidikan Barat dan ingin belajar mengenai sistem-sistem
pemerintahan Barat, misalnya demokrasi. Sekalipun Caswell meninggal
pada tahun 1848, Mongkut tetap menjaga hubungan baik dengan pekabar
Injil, akan tetapi ia sendiri tetap teguh memegang agama Buddha. Dengan
sendirinya hal itu menghalangi orang Thai menjadi Kristen. 11 Beach Bradley
tiba di Siam pada tahun 1835 dan melayani di sana selama 38 tahun. Bradley
mendekati Mongkut karena keahliannya dalam bidang bahasa dan dokter. Ia
11
Ibid., hlm. 209-210

9
membawa mesin cetak ke Siam dan mencetak buku-buku Kristen, seperti
buku Kesepuluh Hukum, ataupun pengumuman-pengumuman istana,
misalnya edik yang melarang obat candu. Surat kabar pertama di Siam
diterbitkan oleh Bradley. Bradley juga memberi pengetahuan tentang medis
modern, terutama suntikan untuk mencegah penyakit (vaksinasi). Ribuan
orang meninggal setiap tahun di ibukota Bangkok yang diakibatkan oleh
penyakit cacar atau penyakit kolera. Bradley juga diberikan izin untuk
memvaksinasi anggota keluarga istana lalu mengajarkan teknik menyuntik
kepada dokter-dokter pribadi istana. Dengan dukungan raja ia membuka
balai pengobatan di Bangkok. Seperti halnya Coswell, pelayanan Bradley
juga menjadi sumbangan yang cukup substansial bagi pembangunan negara
Siam, namun hal ini tidak menghasilkan perluasan gereja. Mulai tahun 1851
Raja Rama IV memberi izin bagi pekabar Injil untuk membeli tanah yang
kemudian dibangun beberapa kompleks misi, sekolah serta rumah sakit.
Pada masa paroan kedua abad ke-19 digunakan empat metode penginjilan,
yakni pelayanan medis, pendidikan, penginjilan keliling, dan pelayanan
buku-buku.
1. Pelayanan medis diterima dengan baik oleh raja dan merupakan jalan
yang efektif untuk melayani masyarakat. Pada tahun 1847 wabah
penyakit kolera berjangkit di Bangkok dengan akibat 30.000 orang mati.
Dr. House, yang adalah utusan misi Presbiterian, sempat mengobati dan
menyembuhkan seribu pasien. Akan tetapi, rakyat kecil merasa curiga
terhadap obat Barat, maka pada tahun 1853 House menutup klinik dan
sepenuhnya melakukan penginjilan. Pada tahun 1878 Dr. S.G.
McFarland diangkat menjadi kepala sekolah kedokteran yang baru
dibuka raja di Bangkok. Banyak pekabar Injil lain yang juga bekerja
sebagai dokter di rumah sakit pemerintah, untuk mendukung
pembangunan negara Siam. Pada tahun 1904 Dr. McKean membuat
vaksin di Chiangmai, Siam Utara. Tenaga-tenaga medis pemerintah
berjalan-jalan di desa-desa Siam Utara untuk memvaksinasi dan
mengobati orang sakit sambil mengabarkan Injil. Akibat dari pelayanan
medis selama wabah malaria pada tahun 1911-1913, orang Lao
berbondong-bondong masuk Kristen.
2. Sekolah-sekolah yang dibangun merupakan upaya penginjilan utama,
khususnya oleh misi Presbiterian. Pada mulanya agak sulit mendapat
murid, karena anak laki-laki sudah mendapat pendidikan di sekolah kuil
Buddha, sedangkan pendidikan anak perempuan dianggap kurang cocok.
Pada tahun 1853 baru 27 siswa yang mengikuti sekolah Presbiterian di
Bangkok. Namun, pendidikan Barat kian lama kian diinginkan oleh
bangsa Thai, sehingga semakin diprioritaskan oleh tenaga misi. Pada
tahun 1911 ada 37 sekolah Presbiterian, dengan 800 siswa. Pada tahun
1938 ada 65 sekolah dasar dan enam sekolah lanjutan, dengan jumlah
murid lebih dari 5.000.

10
3. Penginjilan langsung dijalankan terus. Banyak pekabar Injil, seperti
Bradley dan Caswell, di samping pelayanan medis, melaksanakan
penginjilan keliling pada musim dingin. Adapun transportasi pada waktu
itu adalah perahu atau gajah.
4. Buku-buku Kristen diterbitkan dan diedarkan, terutama Alkitab.12
Sejak tahun 1861 Misi Presbiterian Amerika meluaskan lapangan
pelayanannya yang selama ini hanya terfokus di ibukota Bangkok dan
sekitarnya. Pada tahun 1861 Daniel McGilvary dan Jonathon Wilson pindah
ke Chiangmai di Siam Utara, yaitu daerah suku Lao. Meskipun McGilvary
bukan dokter, ia mengobati secara sederhana beberapa orang yang sakit
disentri. Karena hubungannya yang baik dengan putra raja suku Lao, maka
ia diberi tanah untuk membangun gereja. Nan Inta merupakan orang Lao
pertama yang dibaptis pada tahun 1869. Ia adalah seorang kepala biara
Buddha. Nan Inta menjadi yakin akan kebenaran agama Kristen oleh karena
McGilvary menggunakan ilmu pengetahuan untuk meramalkan dengan tepat
akan terjadi gerhana pada tanggal 17 Agustus 1868, hal ini membuat buku-
buku Buddha terbukti tidak benar. Dalam waktu satu tahun enam orang lagi
percaya dan dibaptis, dan semuanya merupakan orang terkemuka dalam
masyarakat Lao. Phra Chao Kawilaroot, raja Lao, menganggap pengaruh
para pekabar Injil sebagai ancaman sehingga hal ini membuat dua orang
Kristen disiksa dan dibunuh bahkan raja melarang rakyatnya menjadi
Kristen. Tetapi sesudah kematian Kawilaroot pada tahun 1870, anaknya
mendukung penginjilan. Pada tahun 1882 sudah berhasil didirikan empat
jemaat Lao, dengan 136 anggota gereja. Pada tahun 1892 dilaporkan delapan
jemaat di Siam Utara, dengan 26 penatua Lao dan 1.376 anggota
gereja.McGilvary menekankan penginjilan langsung sebagai tujuan utama.
la mencari orang terkemuka yang mungkin mampu menjadi pemimpin
dalam gereja-gereja baru. Metode penginjilan yang diterapkan McGilvary
adalah penginjilan terhadap keluarga-keluarga, bukan individu. Penginjilan
diprioritaskan dan pelayanan medis dianggap sebagai alat pendekatan saja.
Menurut pendapat McGilvary peranan utama sekolah adalah pendidikan
orang Kristen, bukan sebagai persiapan sebelum penginjilan (pre-
evangelism"). Sekolah tinggi teologi didirikan untuk mendidik tenaga
aslisaku Lao. McGilvary bercita-cita agar para pekabar Injil secepat
mungkin menyerahkan tanggung jawab atas jemaat baru kepada penduduk
setempat, dan para pekabar Injil asing beralih ke tempat lain. Tujuan metode
ini adalah agar gereja dapat dengan cepat menjadi mandiri.13
Di antara badan misi Protestan di Thailand misi Presbiterian paling
sukses. Hal ini dapat terlihat ketika kematian seorang terkemuka di
masyarakat Lao yakni Kawilaroot, pada Tahun 1870. Kemudian anaknya
terus mendukung penginjilan. Sehingga pada tahun 1882 berhasil
mendirikan 4 jemaat di Lao, dengan 136 anggota jemaat. Kemudian, pada
12
Ibid.,hlm. 210-212
13
Ibid., hlm. 212-213

11
tahun 1892 berhasil lagi mendirikan 8 jemaat, dengan 26 penatua dan 1.376
anggota jemaat. Hal ini karena McGilvary lebih menekankan penginjilan
secara langsung sebagai tujuan utama. Penginjilan yang dilakukan terhadap
setiap keluarga-keluarga bukan bukan secara individu. Kemudian yang
membuat berhasil karena penginjilan diprioritaskan. Dengan tujuan agar
gereja cepat Mandiri sehingga misi Protestan berhasil. Perkembangan gereja
di bagian utara lebih berhasil dibandingkan di bagian selatan. Tahun 1913
ada 26 jemaat Presbiterian dengan 6.299 anggota gereja di tanah Lao,
sementara di bagian selatan baru ada 13 jemaat dan 622 anggota gereja.
Kebijakan dari McGilvary adalah salah satu faktor pendorong, yakni ia lebih
memfokuskan penginjilan secara langsung daripada pelayanan medis atau
pendidikan. Faktor keagamaan juga memiliki peranan yang menentukan,
yakni latar belakang animistis suku Lao menjadikan mereka lebih terbuka
pada Injil dibadingkan orang Thai. Di daerah selatan juga orang bukan-Thai,
yaitu bangsa Cina dan bangsa Vietnam, lebih terbuka pada kekristenan.

1.3 Corak Teologis


a. Konteks Negara Thailand
Dalam konteks negara Thailand, agama Buddha menjadi salah satu pusat
pembaruan dari agama Buddha Theravada. Sebab kebudayaan Thai
berdasarkan agama Buddha, sehingga kekompakan masyarakat Buddha
merupakan faktor utama yang merintangi perkembangan kekristenan di
antara bangsa Thai.14 Hal ini karena orang Buddhis Thai mempunyai rasa
kepribadian nasional yang tinggi berkaitan dengan agama Buddha sehingga
mereka kurang terbuka pada kekeristenan.15 Secara kuantitatif bahkan
jumlah agama Kristen di kawasan negara Thailand hanya mencapai 1,1%
dengan total 521.400 jiwa.16
Konteks agama Buddha sejak semula telah ditetapkan menjadi
agama negara menurut undang-undang dasar negara Thailand, namun
kebebasan beragama dijamin bagi penganut agama lain, tetapi masih
dianggap sebagai agama asing. Pada awal abad ke-20 metode Nevius, yaitu
pendirian gereja mandiri dari segi dana dan kepemimpinan, menjadi tujuan
utama misi Protestan di Thailand. Walaupun pengaruh misionaris masih
kuat, di semua denominasi kepemimpinan asli Thai berkembang. Gerakan
oikumene juga berkembang, di mana Dewan Kristen Nasional didirikan
pada tahun 1930. Selanjutnya pada tahun 1934 Gereja Presbiterian
bergabung dengan Gereja Baptis mendirikan United Church of Christ in
Siam [Thailand] (Gereja Kristus Thailand). Gereja tersebut kemudian
diperluas dengan masuknya Disciples of Christ (Amerika), Gereja Lutheran
(Jerman), Gereja Presbiterian Korea dan beberapa badan lain. Pada mulanya
administrasi dan keuangan dipegang oleh pekabar Injil dari luar negeri.

14
Ruck, Op.cit,, hlm. 319
15
Ibid., hlm. 213
16
A. A. Yewangoe, Theologia Crucis Di Asia, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1987, hlm. 21

12
Namun, diberikan beasiswa kepada para pemimpin Thai untuk melanjutkan
studi ke luar negeri, supaya kepemimpinan asli berkembang.17 Melalui studi
di Bangkok Pusat Mahasiswa Kristen dengan mengembangkan kesenian
dalam mempertunjukkan karya-karya seni.18
Pada tahun 1949 di Chiangmai didirikan Sekolah Tinggi Teologi
Thailand, yang kemudian ditingkatkan menjadi Fakultas Teologi McGilvary
di Universitas Payap. Pada tahun 1957 Misi Presbiterian Amerika
dibubarkan, sehingga pimpinan Church of Christ in Thailand (Gereja
Kristus Thailand) diserahkan ke tangan orang Kristen Thai. Kekurangan
tenaga merupakan masalah bagi GKT. Pada tahun 1990 dilaporkan 60-70%
jemaat dilayani oleh penginjil awam. Pada tahun 1948 GKT menjadi
anggota Dewan Gereja-gereja sedunia. Wakil-wakil Thailand berperan di
Sidang Raya DGD. Sidang EACC diadakan di Bangkok pada tahun 1964
dan 1968. Sidang pertama East Asia Christian Conference diadakan di
Bangkok pada tahun 1949. Sejak tahun 1960-1973 kantor pusat EACC
terletak di Bangkok, karena sekretaris umumnya tinggal di Bangkok. Tujuan
EACC adalah memudahkan kerjasama antar gereja, terutama dalam
pelayanan kemasyarakatan, dengan menyalurkan tenaga serta dana antara
negara dengan negara. Sebagaimana dengan Gereja-gereja Protestan dan
Gereja Katolik Roma, sesudah 1945, berusaha mempribumikan gereja.
Kemudian pastor-pastor Perancis ditarik ke luar Thailand oleh karena
pertikaian antara Perancis dan Thailand mengenai perbatasan Thailand
dengan Kamboja, sehingga tugas-tugas mereka diserahkan kepada pastor-
pastor pembantu Thai. Pada tahun 1956 ditetapkan dua propinsi gerejani,
yaitu Bangkok dan Thare Nongseng, dengan dua uskup agung Thai.19
b. Upaya Berteologi yang dihadirkan
Upaya berteologi pada negara Thailand muncul dari pemikiran seorang
teolog kontekstual bernama Kosuke Koyama yang nerupakan murid
Kitamori.20 Ia lahir di Tokyo pada tahun 1929. Setelah mendapatkan
dapatkan gelar yang pertama di Tokyo, dia kemudian melanjutkan studi di
Amerika Serikat dan pada tahun 1959 memperoleh gelar doktor dari
Princeton Theological Seminary. Pada tahun 1961-1969 ia menjadi
misionaris di Thailand dan mengajar pada seminari di sana. Dari Thailand ia
kemudian pindah ke Singapura dan menjadi Dekan South East Asia
Graduate School of Theology. Selanjutnya pada tahun 1974 ia pergi ke
Selandia Baru dan mengajar bidang studi agama-agama di Universitas
Otago. Akhirnya sejak tahun 1979 ia mengajar di Union Theological
Seminary di New York.21

17
Ruck, Op.cit., hlm. 320
18
Douglas J. Elwood, Teologi Kristen Asia, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006, hlm. 160
19
Ruck, Op.cit., hlm. 320-321
20
Elwood, Op.cit., hlm. xxxvi
21
Tony Lane, Runtut Pijar: Sejarah Pemikiran Kristiani, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003, hlm. 277

13
Berdasarkan pada karyanya yang paling terkenal yaitu “Waterbuffalo
Theology” (Teologi Kerbau) dia mengajukan metode teologi yang dasariah.
Di mana mengacu pada pendekatan teologi dan hermeneutis dari Koyama
sendiri. Buku tersebut memuat suatu latihan penafsiran alkitabiah yang
disesuaikan dengan keunikan situasi historis di Asia pada umumnya,
kemudian dia mengkhususkan pada setiap bangsa. Dia berbicara dalam
konteks padangan Aia mengenai waktu yang berputar seperti lingkaran dari
peristiwa pengalaman Asia terjajah dan reaksi Asia terhadap teknologi
akibat konteks sejarah dan kebudayaannya yang unik, Asia mempunyai
kesukaran teologis yang menuntut pendekatan dan metodologi yang cocok
untuk kebutuhannya. Oleh karena itu, perlu adanya penataan kembali iman
Kristen di Asia melalui suatu penafsiran baru dari deniminasi gerejawi,
konsepsi kepribadian, keunikan kehidupan kota di Asia dan perbaharuan
pikiran penginjil kepada Yesus yang tersalib. Pada umumnya upaya teologi
yang dikemukakan oleh Koyama adalah gambaran-gambaran yang diambil
dari kehidupan sehari-hari. Melalui proses bagian singkat dari Alkitab
kemudian dikaitkan dengan aspek kehidupan di Asia. Salah satunya yang
berjudul: “Apakah Musim Hujan Membuat Allah Basah?. Tulisan yang
disajikan oleh Koyama merupakan pengalaman hidup yang keluar dari hasil
kerjanya di Asia. Sebagaimana kajian tentang teologi kerbau yang lahir
dalam pemikiran perjalanannya ke gereja disebuah desa dengan melihat
kawanan kerbau merumput disawah yang berlumpur. Koyota secara tegas
menyatakan bahwa pesan Yesus harus disampaikan dengan mengemukakan
obyek-obyek yang dapat dikenali dan dimengerti oleh para pendengar (para
petani Muangthai). Dia menempatkan kebutuhan para petani lebih tinggi
daripada teologi Aquinas ataupun Barth yang menggunakan gambaran-
gambaran hidup daripada ide abstrak dalam mengkomunikasikan injil. Sebab
menurutnya penyebaran injil akan berhasil apabila Alkitab dapat ditafsirkan
kembali sesuai dengan pengertian dari orang lain. Oleh karena itu, Koyota
berusaha untuk mengkontekstualisasikan teologi seturut dengan situasi dan
kebutuhan nyata masyarakat setempat yang bertolak dari pengalaman
kemudian dikaji dalam kebenaran Firman Tuhan.22
c. Teologi yang dihasilkan
Sebuah teologi kontekstual yang bersumber dari pengalaman para misionaris
bersama orang-orang Kristen di Thailand tentunya dipengaruhi oleh teologi
Kerbau yang dicetuskan oleh salah satu missionaris Asia, Kozuke Koyama.
Kozuke Koyama termasuk salah seorang teolog yang kontekstual. Ia boleh
dikatakan pandai membaca situasi tempat dimana ia berteologi. Sebagai
seorang Jepang, ia tidak hanya berteologi di Jepang tetapi juga di tempat
tugasnya di Muangthai. Di sanalah ia mengembangkan model teologi
Kerbaunya itu. Kosuke Koyama menggunakan gambaran seekor kerbau
untuk menerangkan teologinya. Buku yang berjudul Water Buffalo Theology
yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1974, kemudian direvisi lagi tahun
22
Daniel J. Adams, Teologi Lintas Budaya, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016, hlm. 61-63

14
1999. Pemikiran Koyama pada buku Water Buffalo Theology adalah
mengenai Teologi Ekologi (persatuan dengan universum-konteks budhis di
Thailand), Teologi Pembebasan (pembebasan dari keterkungkungan budaya
tradisional dan arus laju budaya kolonialisme), dan kontribusi terhadap
dialog Kristen-Budha di Thailand. Teologi kerbau muncul karena kesadaran
Teologi Kristen di Asia terhadap dunia dalam hal ziarah dan misi. Melalui
buku Water Buffalo Theology. Koyama mendorong pembaca untuk
mematuhi panggilan kekristenan dari kasih Allah.
Konsep tentang Teologi kerbau bersumber dari pengalaman hidup
harian Kosuke Koyama bersama orang-orang yang dijumpainya ketika di
Thailand Utara. Hampir setiap saat dia menyaksikan kawanan kerbau yang
berkubang di sawah berlumpur. Pengalaman ini menjadi sebuah inspirasi
bagi Koyama karena mengingatkan ia akan orang-orang yang menjadi lokus
pewartaannya di mana mereka menghabiskan sebagian besar waktunya
bersama kerbau-kerbau mereka di sawah. Berangkat dari kerbau-kerbau
yang ia saksikan di sawah, ia mengisyaratkan tentang bentuk pewartaan
yang sederhana, menggunakan bahasa dan cara berpikir yang sederhana, la
menempatkan pemikiran-pemikiran teolog besar seperti Thomas Aquinas
dan Karl Barth dalam kepentingan kebutuhan intelektual dan rohaniah dari
para petani. Koyama memulai teologinya dari kesulitan-kesulitan para petani
dan tidak melalui penggambaran teologis yang normatif. Dalam hal ini bagi
Koyama pentingnya sebuah teologi yang kontekstual, yaitu teologi yang
sesuai dengan situasi pada budaya setempat. Koyama berangkat dari
pengalaman hidupnya bersama dengan masyarakat Thailand. Model teologi
ini senantiasa langsung menyapa tatanan hidup masyarakat untuk
menghadirkan Tuhan yang tampak dalam hidup sehari-hari.
Koyama memandang hal ini sebagai suatu tantangan yang harus
dilewati. Sama halnya dengan perjalanan hidup Kristus yang dengan sebuah
misi keselamatan bagi seluruh manusia la harus menanggung segala bentuk
siksaan dan makian dari orang yang tidak percaya dengan pengajaran-Nya.
Namun la melewati perjalanan hidup itu dengan terus mendoakan mereka
yang tidak percaya dengan pengajaran-Nya hingga di kayu salib la tetap
mendoakan mereka "Bapa ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa
yang mereka perbuat" (bdk. Luk. 23:34). Kozuke lantas melihat peristiwa
ini dan menggambarkannya dengan menggunakan salib tanpa gagang untuk
menggambarkan bahwa pemikirannya telah bangkit seperti Kristus yang
telah bangkit dan menebus segalah dosa-dosa manusia.
Kozuke mulai melihat satu permasalahan yang terdapat dalam gaya
hidup kristiani yang harus pertama-tama bersumber pada Kristus. Kristus
menjadi gambaran hidup kristiani, dan jika mereka mengaku pengikut
Kristus maka dalam kehidupannya mereka harus senantiasa menampakkan
Kristus, artinya setiap pribadi yang mengimani Kristus tidak cukup hanya

15
beriman saja melainkan juga diaplikasikan dalam relasi dengan sesama yang
dijumpai setiap harinya.23
Kurang lebih ada empat hal pokok yang menjadi kata kunci dalam
teologi kerbau Kosuke Koyama. 24
 Mengakarkan Teologi dalam sejarah Muangthai/ Thailand
Koyama mengatakan tidak hanya ada satu Muangthai, Muangthai terdiri
atas dua elemen masyarakat. Muangthai satu berarti masyarakat yang
memegang nilai-nilai tradisional yang dibentuk oleh berbagai pengaruh
nilai-nilai agama Budha Teravada yang berasal dari India dan Sri Lanka.
Hal ini dicirikan oleh Antropologi dan sejarah yang apatis, suatu
pandangan hidup yang dingin yang muncul dari pengamatan yang jujur
terhadap kehancuran manusia sebagaimana yang menyebabkan Gautama
menarik diri menuju kesunyian hidup. Muangthai dua adalah masyarakat
yang dihasilkan oleh kolonialisme Barat dengan senjata dan obatnya.
Kekuasaan kolonial menyebabkan luka, namun juga membawa
modernitas dan kekristenan. Sifat antropologi ini adalah sebagai hasil
teologi kekristenan, modernisasi dan sekulerisasi. Koyama mengatakan
bahwa Muangthai satu dan dua saling berkonfrontasi. Satu sisi yaitu
“gesekan teologis yang terjadi pada perjumpaan Muangthai dan Israel.
Muangthai satu memperbesar modernisasi. Ketepatan muangthai kedua
membawa unsur teologis karena melibatkan perubahan sistem-sistem
sosial termasuk religius. Dengan demikian, Muangtahai sesungguhnya
dapat dipahami dan ditembus oleh iman Kristen hanya apabila ia dapat
dilihat sebagai gabungan antara Muangtai satu dan Muangthai dua,
antara modernitas dan tradisional, antara hotel dan kuil, mobil dan
kerbau. Menurutnya, keadaan ini merupakan panggung perjumpaan
antara penafsiran sejarah yang khas Mungthai dan teologi sejarah Israel.
Perjumpaan ini mempersiapkan Muangthai untuk perjumpaan puncak
dengan Kristus.
 Mengakarkan Teologi dalam Pemikiran Budaya di Muangthai
Kosuke menjelaskan bahwa orang-orang Muangthai dipengaruhi oleh
dua model kebudayaan yakni kebudayaan tradional pada ajaran-ajaran
Budha dan kebudayaan kolonialisme barat. Hal ini kemudian menjadi
sulit untuk mengakarkan teologi dalam kehidupan orang Muangthai.
Namun, Kosuke coba mencari titik temu dan ia berhasil menciptakan
benang merah itu melalui beberapa pemikiran; pertama sebuah analogi
tentang bumbu penyedap makanan, antara lada dan pala. Gereja Barat
membumbui makanan teologisnya dengan lada Aristoteles berupa
rasionalisme dan hubungan sebab-akibat. Gereja Muangthai
mengambilnya dan memperbincangkan argument kosmologis mengenai

23
Antonius Firmanto, “EKLESIOLOGI ASIA: Studi Kasus Beberapa Pemikiran Teolog Asia Mengenai
Kebermaknaan Gereja”, Malang: Widya Sasana Publication, 2021, hlm. 44-48.
24
Theofilus Ndorang, “Teologi Kerbau dan Tanggapannya (telaah atas model teologi kontekstual ala
kosuke koyama)”, (Jurnal Jumpa: Vol. 7, No. 1, 2019), hlm. 69-72.

16
keberadaan Allah yang berasal dari lada filsafat Aristoteles, namun
menaburi dengan garam Budhist berupa ajaran “asal-mula tergantung”.
Baik lada Arsistoteles maupun garam Budhist membawa kepada Kristus
yang samar-samar dan Injil yang redup. Namun pemecahannya bukanlah
menolak lada dan garam. Hal-hal itu digunakan untuk membuat Kristus
menjadi “sedap”. Di Muangthai kita tidak berbicara semata-mata tentang
keselamatan melalui darah Kristus melalui berita Budhis tentang dharma,
malah kita berkata bahwa isi dharma itu adalah kematian Kristus sebagai
Kurban. Pemikiran kedua adalah konsep tentang “sesama logi”. Hal ini
bertolak dari pandangan bahwa orang Muangthai tidak tertarik akan
Kristologi, tetapi mereka prihatin tentang sesama logi. Jadi berita Kristus
harus diungkapkan dalam bahasa sesama logi-praktisnya, dalam
mengenal sesama orang Muangthai secara langsung dan jujur.
 Mengakarkan Teologi dalam Kehidupan Budhis di Muangthai
Kosuke menjelaskan bahwa Teologi Kerbau memusatkan perhatian pada
orang-orang Budhis dan bukan pada agama Budhis. Teologinya
diarahkan pada orang yang diciptakan menurut gambar Allah dan bukan
pada pranata-pranata buatan manusia. Kosuke memandang melalui
“mata yang berinkarnasi” dan bukan melalui “mata yang pintar
berteologi”. Oleh karena itu teologi tersebut adalah “melihat” dengan
cara yang berbeda. Misalnya teologi ini melihat orang Muangthai yang
dingin dan Allah yang panas. Allah bersifat panas karena Ia terlibat
dalam sejarah manusia. Ia tidak menolak manusia dingin melainkan
ingin menghangatkannya. Karena itu kepribadian Allah harus dijadikan
bermakna bagi orang Muangthai. Benda bersifat sementara dan berubah,
tetapi iman terhadap Allah yang tidak berubah diungkapkan dengan
melibatkan diri dalam dunia orang marginal.
 Mengakarkan Teologi dalam Gaya Hidup Kristen
Koyama menyatakan bahwa pusat teologi Kristen adalah Kristus yang
tersalib dan misi orang-orang percaya di dunia. Misteri Salib itulah yang
membuat semua orang tertarik kepada Yesus Kristus. Identifikasi dengan
Kristus terungkap bila orang Kristen terlibat dalam dunia yang
menderita. Lebih dari itu Koyama mendasarkan teologinya pada Injil
Yohanes 14:26. Adapun pendasarnya adalah bahwa setiap orang yang
berteologi berarti berpikir. Berpikir tentang sejarah dalam terang Firman
Allah. Firman ini harus dipahami sebagai berita Teologis. Ini berarti
pemahaman tentang Allah dengan sejarah dan manusia dalam terang
Yohanes 14:26. Dengan cara ini manusia diterangi secara rohani, dan ia
menemukan identitas spiritualnya. Jadi bergumul tentang konteks
historis tidak berarti bahwa konteks apa pun juga tidak dapat berubah
dan berada di luar kendali kita. Konteks harus terus menerus ditantang
dan dipaksa untuk berubah. Dalam nama Yesus bertekuk lutut segala
yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah
bumi (Filipi 2:10). Sebagai contoh Koyama adalah tentang asal mula

17
iman. Alkitab bercerita tentang iman yang menakjubkan dari
perumpamaan, bukan Yahudi yang datang kepada Yesus karena
keprihatinannya akan anak perempuannya yang dirasuk setan (Mat
15:21-28). Sehubungan dengan itu, Kosuke belajar dari penafsiran
Martin Luther tentang perikiop ini sebab dalam diri perempuan bukan
Yahudi itu, Luther menemukan iman yang cukup kuat sehingga tidak
mau mundur bahkan ketika Yesus tampak menolaknya. Koyama
mengatakan bahwa ia begitu terkesan dengan penafsiran Luther sehingga
ia menyampaikan kepada jemaat kecilnya di Muangthai ini. Dengan
kekuatiran Koyama berpaling kepada Alkitab. Kali ini dia melihat
dengan latar belakang sejarah, budaya dan keagamaan Muangthai. Ia
memusatkan perhatian kepada iman perempuan yang menakjubkan itu
dan menemukan dua unsur penting di dalamnnya: ia beriman kepada
anak Daud dan ia menyingkapkan masalahnya. Hal yang terakhir itulah
yang mendorngnya kepada iman tersebut. Kasih manusia yang alamiah
berjumpa dan menyatu dengan kasih yang ilahi yang mengorbankan diri
dan yang menghasilkan iman yang kuat. Koyama akhirnya
menyimpulkan bahwa permulaan iman haruslah mengandung suatu
faktor yang sah dan relevan secara universal yang dapat mengahapuskan
batas agama-agama, budaya dan politik. Dan ia berterimakasih kepada
orang Muangthai akan wawasan ini. Penafsiran Luther tentang serangan
tentulah mempunyai makna yang mendalam dalam konteks kota
Wittenberg dan masa Reformasi. Namun awal iman yang berkembang
dari suatu pengalaman manusiawi, seperti kasih seorang ibu bagi anak
perempuannya, itulah yang mempunyai makna di Bangkok yang
beragam Budhis. Inilah titik temu dari kedua macam orang muangthai.
d. Konteks Saat Ini
Thailand memiliki penduduk kurang lebih sebanyak 69 juta atau terbesar
keempat di Asia Tenggara (Asean). Negara ini juga memiliki beberapa
obyek wisata yang terkenal sampai ke penjuru dunia, oleh sebab itu sebagian
masyarakat juga ada yang bekerja di bidang pariwisata. Berdasarkan sumber
informasi yang didapat, mata pencaharian utama sebagian besar penduduk
negara Thailand adalah sebagai petani atau bertani, mengolah lahan
pertanian sehingga menghasilkan produk tani yang kemudian untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri dan juga di ekspor ke negara-negara di
luar negeri yang membutuhkannya. Bertani merupakan mata pencaharian
utama masyarakat negara Thailand, singkatnya begitu. Diperkirakan sekitar
60 % penduduk Thailand bekerja sebagai petani, contoh hasil pertanian yang
paling banyak adalah beras. Negara Thailand terkenal sebagai negara
eksportir beras di pasar beras dunia. Negara ini selalu mengalami
Swasembada beras sehingga dapat menjualnya ke negara yang
membutuhkannya. Selain beras, ada beberapa hasil pertanian Thailand lain
yang menyumbangkan pendapatan dari hasil ekspor, contohnya seperti karet,
gula, jagung dan kelapa. Selain beras, ada beberapa hasil pertanian Thailand

18
lain yang menyumbangkan pendapatan dari hasil ekspor, yakni karet, gula,
jagung dan kelapa.25 Pendapatan nominal petani di Jepang jauh lebih tinggi
dan lebih riil dibandingkan dengan Thailand, India dan Indonesia.
Peningkatan pendapatan petani secara riil harus menjadi sasaran dan target
utama bagi seluruh upaya pembangunan pertanian, disamping harus diikuti
dengan peningkatan produksi dan harga riil komoditas pertanian. Peluang
peningkatan pendapatan riil petani di Indonesia masih relatif terbuka luas
untuk dapat mengejar ketertinggalannya dibandingkan Thailand dan Jepang.
e. Pertanian merupakan suatu sektor pencaharian yang mampu menunjang
kehidupan masyarakat. Pertanian merupan sesuatu fakta yang bisa
menunjang perekoomian negara jika diberi perhatian yang baik. Dan
pertanian juga bisa menjadi kekuatan yang tidak tersalurkan dengan baik
sehingga berdampak pada kemiskinan jika tidak di berdayakan dengan baik.
Tentu saja perekonomian adalah tugas utama pemerintahan untuk
memajukan kesejahteraan negara itu. Namun berdasarkan teologi
kontekstualisasi (kerbau) yang berasal dari Thailand yang dibawah oleh para
misioaris, gereja juga patut hadir dalam perekonomian jemaat untuk
mendeteksi seberapa sejahtera hidup yang di anugerahkan kepada jemaat.
berbagai pemberdayaan dari gerja juga bisa menjadi langkah yang lumayan
berdampak dalam setor usaha ini.
f. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor unggulan di NTT, karena
memberikan kontribusi yang besar terhadap PDRB NTT atas dasar harga
konstan tahun 2000 sebesar 39,6%, yang terdiri dari kontribusi subsektor
tanaman pangan 19,87%, tanaman perkebunan 4,51%, peternakan 11,26%,
kehutanan 0,26% dan perikanan 3,73%. Selain itu sebagian besar penduduk
NTT masih menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Pada tahun
2009 terdapat sebanyak 1.675.273 (73,54 %) dari 2.278.031 orang yang
bekerja (BPS; 2009). Selain itu sektor pertanian berperanan penting sebagai
penyedia pangan bagi masyarakat, penyedia bahan baku bagi industri,
merupakan penghasil komoditas ekspor. Masyarakat masih menekuni atau
berada pada sektor yang sama yaitu dengan sektor terbesar adalah sektor
pertanian sehingga kami merasa bahwa teologi kontekstualisasi yang
dikembangkan oleh masyarakat Thailand relevan dengan pergumulan jemaat
yang masih bertekun dalam pertanian yang dimana teologi ini hadir untuk
mendorong gereja benar-benar hadir dalam kehidupan para petani lewat
berbagai sumbangsih maupun pemberdayaan.
e. Hal Lain yang Relevan
Thailand merupakan negara yang sering membuat dan mengubah konsitusi.
Hal ini dapat dilihat dari tindakan Thailand yang Sehingga Thailand Telah
mengumumkan dan mencabut konstitusinya sebanyak 17 konstitusi
(charter). Oleh karena itu konsitusi merupakan hukum tertinggi di negara
25
https://sumbersejarah1.blogspot.com/2018/06/mata-pencaharian-masyarakat-di-negara-
thailand.html?m=1

19
Thailand. Konstitusi dalam bahasa Thailand disebut Ratha Thama Noom,
yang secara harafiah berati mengatur negara dengan dharma (rule of the
state with dharma) atau piagam untuk mengatur nagara (charter for the rule
of the state).26
Penduduk Thailand yang memeluk agama Buddha tidak terlalu
peduli terhadap adanya ke-kristenan, mereka hanya berpikir bagaimana
caranya hidup dengan baik sehingga mendapat karma baik pula. Sehingga
Menurut penduduk Thailand yang menganut agama Islam, kekristenan
dianggap mengganggu apabila orang-orang Kristen sudah mulai memasuki
wilayah mereka untuk memberitakan Injil. Apabila orang Kristen tidak
secara ekstrim melakukan penginjilan di daerah mereka, maka mereka tidak
akan teralu mempersoalkan tentang keberadaan ke-kristenan di Thailand.
Pandangan kerajaan dan kepemerintahan Thailand terhadap ke-kristenan,
secara umum tidak ada masalah sedikitpun. Kerajaan Thailand sangat
menghargai semua religious worker yang mau datang ke Thailand dengan
syarat mereka memiliki Visa dan kartu religious worker.27

2. Sejarah Gereja dan Teologi di Timor Leste


2.1 Profil Negara Timor Leste
Negara Timor Leste atau yang dikenal dengan Republik Demokratik Timor
Leste merupakan negara yang letaknya di bagian timur Pulau Timor. Pada saat
Timor Leste masih menjadi bagian dari Indonesia. Timur Leste bernama Timor
Timur. Setelah berakhirnya referendum 1999, Timor Timur menjadi negara
dengan nama Timor Leste setelah bmemisahkan diri dari Indonesia. Negara
Timor Leste juga sebagai suatu bangsa yang merdeka dan berdaulat di abad ke-
21 dengan nama resminya Republica Democratica de Timor Leste (RDTL).
Negara Timor Leste dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka dan
berdaulat seperti sekarang karena Negara Timor Leste ini pernah di jajah oleh
tiga bangsa yakni Portugis selama 450 tahun, Jepang 3 tahun dan Indonesia
selama 24 tahun serta di bawah pimpinan PBB melalui lembaga yang bernama
United Nations Transitional Administration In East Timor (UNTAET) selama +
2 tahun (24 Oktober 1999- 20 Mei 2002).
Secara geografis, pulau Timor umumnya dan Timor Leste khususnya terletak di
antara dua benua besar yakni benua Asia dan Australia. Secara umum pulau
Timor terbentang antara 123˚ 25-127˚ Bujur Timur dan antara 8˚17’10˚ Lintang
Selatan. Secara khusus wilayah Timor Leste terletak antara Sebelah Utara
berbatasan dengan Selat Wetar, sebelah Timur dengan laut Maluku, sebelah
selatan dengan laut Timor, sebelah Barat dengan Nusa Tenggara Timur. Dilihat
dari topografinya wilayah Timor Leste sebagian besar terdiri atas daerah

26
Koesrianti. Asociation of South East Asian Nations (ASEAN) Sejarah Konstitusi dan Intergarasi
Kawasan, Surabaya: Airlangga University Press, 2014, hlm. 83
27
Andreas E. Nugroho dan Jessica E. Chen. Mandat Ilahi Dalam Peran Sosial Budaya Bagi
penginjilan Di Tahiland, hlm 119 -120.

20
pegunungan dengan bentangan dari Barat ke Timur. Ia termasuk daerah tropis
antara 26˚-32˚.
Situasi dan kondisi iklim di Timor Leste dipengaruhi dari keadaan iklim benua
Australia. Jika Australia musim dingin, maka suhu udara di Timor Leste bisa
mencapai 18˚. Namun jika sedang musim panas, suhu akan menjadi sangat
tinggi. Timor Leste mempunyai dua musim yakni musim panas dan hujan,
dengan pembagian musim menurut bulan dan wilayah. Wilayah bagian Utara
sampai Baucau, mulai bulan November sampai April akan berada pada musim
hujan. Bulan Mei dan Oktober merupakan masa peralihan, bulan Juni sampai
September merupakan musim kemarau dengan temperatur udara cukup rendah.
Ujung Timur dan bagian Selatan, hujan turun pada pertengahan bulan Desember
sampai dengan akhir April. Bulan Mei merupakan musim kemarau dan awal
Juni sampai Agustus mulai lagi musim hujan. 28
Di Timor Leste, Katolik adalah agama mayoritas dengan jumlah penganut
mencapai 97,6%. Munculnya Agama Katolik di Timor Leste pada saat bangsa
Portugis datang pada abad ke-16 dalam mencari rempah-rempah. Kemudian
dilanjutkan dengan agama Protestan (1,96%). Assemblies of God merupakan
kelompok Protestan terbesar yang berada di Timor Leste, dan agama Prostestan
lainnya. Lalu dilanjutkan dengan agama Islam (0,44%). Agama Islam di negara
itu sudah ada sejak sebelum kedatangan Portugis pada abad ke-16.
Bahasa Portugis adalah salah satu dari dua bahasa resmi di Timor Leste, tetapi
jarang digunakan. selama lebih dari tiga abad Timor Leste adalah koloni
Portugis, akan tetapi sampai sekarang hanya sekitar 5℅ dari satu juta penduduk
Timor Leste yang berbicara bahasa Eropa. Timor Leste diduduki oleh Indonesia
selama 24 tahun Setelah Lisbon membebaskan wilayah itu, dan memperoleh
kemerdekaan penuh pada tahun 2002. bahasa Portugis ditekan dibawah
pemerintahan Indonesia. Namun, bahasa Indonesia tetap menjadi bahasa
pengantar utama di sekolah menengah dan universitas, dengan bahasa asli
Tetum, dan bahasa nasional Timor Leste lainnya. Namun, pemerintah tetap
berupaya untuk mendorong agar penggunaan bahasa Portugis sebagai bahasa
resmi.

2.2 Seluk Beluk Kekristenan di Timor Leste


Katolik hadir di Timor Leste pada masa kolonialisme Portugal yang telah
dimanfaatkan untuk memelihara kekuasaannya. Hal ini dapat dilihat dari
Undang-Undang Kolonial pasal 24, dan tahun 1930. Yang menyatakan bahwa
peran keagamaan sebagai "agen peradaban dan pengaruh sosial". Undang-
undang tersebut juga menjadi dasar penting bagi Rezim Salazar supaya
menandatangani Concordat (perjanjian) yang resmi dengan Vatikan.
Kemudian Pada tahun 1940 Presiden Antonio Oliverira Salazar menanda-
tangani konkordat XX dengan Roma, sehingga dapat mengakibatkan
hubungan yang lebih erat antara Gereja Katolik dan pemerintah Portugal.
Setelah menandatangani itu Konkordat mendeklarasikan "imperial usefulness"
28
http://repository.unwira.ac.id/2101/3/BAB%20II.pdf

21
(manfaat imperialis) dan "civilizing influence" (pengaruh yang
memperadapkan) misionaris Katolik Portugis. Berdasarkan konkordat ini,
Keuskupan Dili dibentuk, dan GKTL tidak lagi berada di bawah Keuskupan
Makao, dan jumlah pemeluk Katolik semakin meningkat. Gereja Timor Leste
di bawah bimbingan negara, dalam pendidikan anak-anak agar hasilnya anak-
anak di Timor Leste dapat disosialisasikan dengan nilai kolonial dan
dijadikan sebagai hasil pendidikan mereka. 29Pada tahun 1958, dibangun
sebuah seminari Jesuit di Dari yang bernama Nossa Senhora de Fatima.
Supaya mereka yang ingin melanjutkan kejenjang pendidikan tinggi dapat
mendidik para calon pastor pribumi dan (Hull, 1992: 5-6). Setelah KV II
direkomendasikan maka hubungan antara gereja-negara perlu dikaji ulang
sebagai salah satu bagian "panggilan evangelisasi dan para pastor serta suster
didorong untuk membuat isu-isu keadilan sosial. walaupun ada tanda bahwa
beberapa pastor Jesuit sudah mengajarkan nasionalisme Asia dan metode-
metode pembangunan di pertengahan 1960-an. Namun Pendidkan masih
ditangani oleh GKTL yang masih konservatif. Pastor Jesuit juga mengritik
penjajahan yang dilakukan oleh Portugis, namun tidak dengan cara yang
revolusioner tetapi berdasarkan pada ajaran gereja. Geoffrey Hull juga menulis
bahwa "ketimpangan dari Negara Korporatis Salazar dan juga prinsip-prinsip
masyarakat korporatif yang disusun oleh Pius XI di Quadragesimo Anno
adalah hal-hal yang umum yang dibahas oleh kalangan gereja di Portugal"
(1992: 7). Gereja Katolik umumnya juga dianggap sebagai gereja yang sadar
sosial dan aktif secara politik pelajaran KV II tidak dirasakan sama sekali di
Timor L'este mirip dengan hasil penilitian tentang Amerika Latin, dapat dilihat
dari Anthony Gill yang berkaitan dengan hal ini dan menulis bahwa Kalau
semua uskup di Amerika Latin diekspos pada ide-ide progresif dari KV II.
Concordat memberi Gereja kontrol eksklusif atas pendidikan masyarakat adat
di dalam Portugis koloni sebagai imbalan untuk mendukung ideologi kolonial
Portugis Melalui Statuta Misionaris tahun 1941. Gereja juga menjadi agen
utama dalam peradaban dan media untuk mengakulturasi elit Timor dengan
budaya Portugis.nPortugal membangun legitimasi dengan nkekuasaannya dan
mengkombinasikan agama Katolik dengan kepercayaan animisme masyarakat.
Kekuasaan Liurai atau tokoh adat yang menjadi simbol penjaga kepercayaan
animisme semakin diperkuat dengan kekuasaan spiritual agama. Liurai akan
mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi dengan cara mengakurnulasi "lulik"
(benda sakral sebagai sumber kekuatan) yang berasal dari tradisi dan "lulik"
yang berasal dari gereja. Oleh karenanya, tidak jarang para liurai ini
memberikan tanahnya kepada misionaris dapat mendirikan kapel atau gereja.
Peran gereja di masa kolonialisme Portugal berubah setelah adanya Konsili
Vatikan II. dokumen penting tentang gereja adalah Lumen Gentium sebagai
salah satu yang telah mendorong persatuan gereja (ekumenis), dan dialog kerja
sama dengan agama lain. Dokumen penting ini juga memberikan pemahaman
tentang pusat gereja tidak lagi di Roma atau Paus. Namun Kristus tetap di
29
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/35820/10.%20Bab%206.pdf?seqey

22
tengah-tengah umat, dan Uskup sebagai gembalanya. Pemahaman ini
mengindikasikan gereja di mana saja harus lebih memahami persoalan-
persoalan umat di lingkungannya dan harus mampu memberikan solusi.
Konsili Vatikan atau KV Il tersebut mengakibatkan agar Gereja semakin
berusaha dan dapat menjauhkan diri dari negara-negara kolonial. pada akhir
tahun 1960-an Gereja di Timor Leste mulai membudayakan kegiatan
pastoralnya, dengan doa dan upacara pernikahan diterjemahkan ke dalam
bahasa Tetun dan bahasa lokal lainnya, dan artikel Portugis untuk pertama
kalinya. 30

Bendera dan lambang Negara Timor Leste


2.3 Corak Teologis
a. Konteks Negara Timor Leste
Para misionaris tidak hanya mewartakan Firman Tuhan tetapi juga
merupakan komandan dalam perjuangan untuk membela bumi dengan
serangan-serangan dari pihak luar. Invasi yang terjadi tahun 1976, oleh
sebab itu, ada sejumlah masyarakat Timor Leste menjadikan hutan dan
gunung sebagai tempat pengungsian. Hal ini membuat masyarakat simpati
terhadap mereka dan akhirnya bersama dengan FRETILIN melawan
pemerintah.31 Peran gereja katolik yang kuat di Timor Leste mendapat
legitimasi di kalangan masyarakat. Tahun 450 ketika bangsa Portugis
datang dan ingin memperluas wilayah koloninya mereka membawa tiga hal
yaitu, imam, tentara, dan pedagang. Hal tersebut menajdi titik berangkat
awal mula gereja yang berpengaruh terhadap masyarakat Timor Leste,
karena gereja mendirikan sekolah seminari bagi masyarakat lokal dan juga
membaptis para raja-raja lokal dan membentuk model pemerintahan yang
menciptakan tatanan pemerintahan terintegrasi yang dipimpin oleh para
imam. Munculnya nasionalisme yang terlambat di Timor Leste dan Lopes
mengkritik secara publik tentang kejahaan yang terjadi di Timor Leste
walaupun ia berbicara secara tertutup dengan beberapa pimpinan TNI.
Tetapi permintaan-permintaannya tidak dipedulikan, ia mulai mengkritik
terang-terangan, akibat penyiksaan yang terjadi di Timor Leste saat itu.32
b. Upaya Berteologi yang dihadirkan

30
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4851/1/ART_Chris%20Lundry_peranan%f
31
Indrawan Jerry, analisis Faktor-faktor penyebab terjadinya konflik di Timor Timur sebelum
kemerdekaannya dari Indonesia.
32
Chris Lundry, peranan gereja katolik dalam pembangunan nasionalisme di Timor Leste. Jurnal studi
agama dan masyarakat, Vol. III, No. 2, November 2006. Hal. 182

23
Gereja katolik Roma di Timor Leste merupakan bagian dari Gereja Katolik
Roma di seluruh dunia. Sejak tahun 450 yang lalu Gereja telah mengambil
tempat bagi masyarakat Timor Leste tidak terlepas dari peran Gereja yang
bersuara terhadap dunia internasional mengenai pelanggaran HAM yang
terjadi. Gereja katolik menjadi payung atau wadah untuk melakukan
pengawasan dan pengamatan. Gereja Kristen Katolik Timor Leste, menjadi
sasaran tekanan atas TNI.33
Sejak Konsili Vatikan II, Gereja semakin sadar bahwa dunia dengan
segala persoalannya dan harapannya merupakan tempat di mana Allah hadir
dan bersabda kepada manusia. Gereja menyadari persoalan yang terjadi,
maka Paus Paulus VI dalam ensklik Evangeli Nuntiandi bahwa Gereja
mempunyai kesadaran yang hidup mengenai kenyataan kata-kata sang
penebus. Gereja dalam menjalankan tugas perutusannya tidak terlepas dari
apa yang sudah ada sejak dulu. Melihat perkembangan iman dari masyarakat
Timor Leste mulai pudar mulai di era pascareferendum. Gereja Timor Leste
dituntut untuk melanjutkan tugas perutusannya.34
c. Teologi yang dihasilkan
Teologis yang dihasilkan pada Timor Leste ialah Teologi Pembebasan yang
merupakan suatu pemikiran teologis pada awal muncul di Amerika Latin
dan negara-negara dunia ketiga, sekaligus merupakan suatu pendekatan baru
terhadap tugas teologi di mana titik tolaknya mengacu pada pengalaman
kaum miskin dan perjuangan mereka untuk pembebasan.35 Para penganut
corak teologi ini meyakini bahwa Allah mengasihi dan menyelamatkan
kaum misikin dan tertindas. Di dalam konteks Timor Leste sendiri, teologi
pembebasan hadir untuk memberikan keadilan serta pembebasan bagi
masyarakat lokal akibat peristiwa penjajahan oleh Portugis dan Indonesia
(khususnya melalui Peristiwa Santa Cruz), sekaligus model teologi ini
menghidupkan kembali nilai-nilai kemanusiaan seperti kasih, toleransi, dll.
Realitas kehidupan masyarakat Timor Leste sendiri yang digambarkan tidak
menutup mata berbagai pihak, khususnya Gereja Katolik. Melalui sejumlah
tokohnya menyuarakan dengan lantang akan suara masyarakat kecil yang
bebas dan merdeka. Dengan kehadiran para pemuka agama Katolik, maka
Timor Leste mulai menemukan jati dirinya sebagai negara yang merdeka
dan terbebas dari penjajahan. Selain itu, Gereja sendiri mempunyai peranan
besar dalam membantu proses kemerdekaan Timor Leste dengan upaya
menghadirkan beberapa tradisi yang sekiranya berkaitan dengan konteks
pergumulan masayarakat lokal, yakni Peregrinação do Nossa Senhora dan
Peregrinação do Cruz Joven.

33
Chris Lundry, perangan gereja Katolik dalam pembangunan nasionalisme di Timor Leste. Jurnal
studi agama dan masyarakat, Vol. III, No. 2 November 2006. Hal. 190
34
Imaculada Gouveia Leste, Re-Evangelissi: Tantangan Gereja Di Timor Leste Dewasa ini. Skripsi,
2007, hlm. 5-6
35
Mateus Mali, GUTIERRÉZ DAN TEOLOGI PEMBEBASAN, Vol. 25 No. 1, Orientasi Baru, hlm.
19

24
Dengan adanya praktek ini, maka dapat dikatakan bahwa Gereja
Katolik ikut melibatkan diri dalam kehidupan lemah, terancam akibat
penganiayaan, dengan cara keluar dari zona nyaman Gereja dan terjun ke
dalam pembebasan rakyat. Selain itu, upaya pemberdayaan juga dilakukan
disamping upaya berteologi, yakni mendatang para misionaris dan lembaga
pendidikan khususnya dalam mengembangkan keterampilan kaum muda.
Lembaga-lembaga misi tersebut ialah Claretian-CMF (Claret Training
Center); para Misionaris Salesian-SDB (Institusi SDB); dan para Misionaris
Jesuit-SJ (Studio Audiovisual, Sekolah). Peranan lembaga misi diatas ialah
meningkatkan pemberdayaan keterampilan dan kemampuan intelektual, dan
mengubah cara pandang tentang hidup dalam keprihatinan untuk hidup
dalam keadaan yang mau belajar. Dengan demikian, Gereja hadir, ikut
merasakan dan memberikan solusi terbaik bertolak dari konteks pergumulan
masyarakat lokal, singkat kata Gereja mencerminkan Yesus yang membawa
belas kasih tetapi juga menciptakan cara berdaya guna yang transformatif.36

d. Konteks Saat Ini


Konteks saat ini Penduduk Timor Leste sendiri umumnya bermata
pencaharian sebagai petani, dan hasil pertanian di Timor Leste meliputi padi,
jagung, sayuran, kentang dan kacang-kacangan.37 Namun, perlu diketahui
bahwa kondisi ekonomi Timor Leste tidak sebaik dengan berbagai negara di
benua Asia Tenggara dan berdasarkan data, maka negara ini dikategorikan
sebagai negara termiskin di dunia dengan urutan ke 152 dibandingkan
dengan sejumlah 193 negara lainnya. Negara ini juga bergantung dari bekas
penjajah, yakni Portugal dan negara ini juga memakai mata uang Dolar AS
sebagi mata yang resmi berlaku sehingga dari hal ini membuat daya beli
masyarakat menjadi turun dibandingkan Indonesia sendiri.38 Selain itu,
tantangan lain yang juga dihadapi oleh negara ini adalah berkaitan dengan
pembangunan fisik negara, meningkatkan kinerja administrasi sipil dan lain
sebagainya bagi masyarakat Timor Leste sejak masa kemerdekaan.
Pengembangan sumber daya minyak dan gas lepas pantai telah banyak
menambah pendapatan pemerintah Timor Leste. Akan tetapi, industri yang
intensif teknologi ini tidak menghasilkan pekerjaan yang banyak karena
tidak ada fasilitas produksi di Timor-Leste. Pada tahun 2020, Timor-Leste
menjadi salah satu negara yang mengalami dampaka yang signifikan dari
pandemi COVID-19. Sampai dengan 13 April 2022, Timor Leste memiliki
22.842 kasus positif dan 130 kematian akibat COVID-19. Kondisi sarana
dan prasarana kesehatan di Timor-Leste bahkan dinilai cukup terbatas dan
membutuhkan bantuan untuk dapat menghadapi pandemi COVID-19.39

36
Augusto Almeida da Silva, Solidaritas Gereja dalam Realitas Timor Leste Antes-Post Independent,
OPINI, hal. 3-4
37
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/17048/4/T1_372013029_BAB%20IV.pdf
38
https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Timor_Leste
39
https://ldkpi.kemenkeu.go.id/page/profile-rdtl

25
Pandemi covid-19 telah memberikan dampak yang luar biasa dalam
kehidupan masyarakat dunia saat ini dan Indonesia menjadi salah satu
negara yang juga turut merasakan dampak tersebut. Penyebaran covid-19
yang sangat cepat dan berbahaya telah berdampak luas pada berbagai aspek
kehidupan manusia seperti aspek sosial maupun ekonomi. Salah satu
provinsi di Indonesia yang juga merasakan dampak dari penyebaran virus
corona (Covid-19) adalah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Penyebaran virus
corona yang yang cukup banyak ini telah menimbulkan berbagai dampak
bagi masyarakat di Nusa Tenggara Timur. Dampak yang sangat terasa
diwilayah NTT terdapat sekitar 8 ribuan pekerja yang terkena pemutusan
hubungan kerja (PHK) sebagai dampak nyata dari wabah virus Covid-19.40
e. Hal Lain yang Relevan
Kehadiran gereja sebagai yang utama untuk menjaga keamanan masyarakat.
Gereja adalah tempat aman bagi orang-orang Timor Leste untuk menyatukan
masyarakat guna menentang pemerintah Indonesia. Penentangan pemerintah
Indonesia ini bermula pada tragedi penembakan di pemakaman Santa Cruz
oleh sekelompok militer Indonesia yang kemudian menjadikan gereja tempat
aman bagi mereka. Ruang aman ini sangat penting bagi perempuan yang
mengalami kekerasan seksual. Gereja menanamkan niilai-nilai kedamaian dan
keamanan kepada pengikutnya dan pendeta membantu pengikutnya
menyelesaikan konflik yang terjadi. Agama telah menjadi sarana bagi
pengikutnya untuk melakukan transformasi ke arah hidup yang lebih ideal.
Kuatnya keyakinan masyarakat Timor Leste terhadap nilai dan norma
agama telah berdampak pada efektifnya pesan-pesan damai yang disampaikan
oleh para pastor. Menurut orang Timor Leste pada masa konflik 2006-2008,
gereja menjadi tempat perlindungan paling aman karena gereja merupakan
tempat suci dan tidak akan diserang oleh para perusuh. Peran gereja dalam
menciptakan perdamaian dan rekonsiliasi diperkuat oleh fakta bahwa krisis
sosial dan politik di masyarakat membuat mereka mempertanyakan pesan
damai dari Injil.41

C. PENUTUP
1. Refleksi
Berdasarkan penjelasan yang telah kelompok uraikan, maka kelompok berefleksi
bahwa tugas Gereja adalah menghadirkan Syalom Allah bagi segenap ciptaan.
Dengan adanya zaman modernisasi dan kemajuan ekonomi, mebuaat semagat untuk
mengabarkan injil dan masyarakat Thailand mulai terbuka terhadap kekeristena.
Sehingga usaha yang dilakukan oleh pekabar Injil untuk berteologi secara kontekstual
ialah suatu perbuatan yang sangat membangun karena mereka membantu banyak
orang untuk mengalami pembebasan. Allah bersama-sama dengan bangsa Thai

40
Yuan Valentino Elim, dkk, DAMPAK PANJAWABDEMI COVID-19 TERHADAP PEREKONOMIAN DI
PROVINSI NTT, Widyagama National Conference on Economics and Business, hal. 800-801
41
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/35820/10.%20Bab%206.pdf?
sequence=10&isAllowed=y

26
memberikan kita pemahaman, bahwa Allah adalah Allah yang terus melayani dan kita
hendaknya mengikuti teladan itu. Kita perlu melihat bahwa kebudayan yang dimilki
tidak menajdi hambatan untuk trus mengabarkan Injil bagi orang percaya. Kita tahu
bahwa di Indonesia mepunyai banyak kebudayaan, Oleh sebab itu gereja – gereja
harus besikap terbuka terhadap kebudayaan. Sehingga pekabaran injil terus di
beritakan dan orang – orang yang belum percaya dapat bertobat dan di Baptis.
Kemudian dari pemaparan materi di atas jelas bahwa corak teologi Timor Leste
menghasilkan Teologi Pembebasan, kami berefleksi bahwa kehadiran dan aktivitas
gereja di Timor Leste sekiranya membantu persoalan sosial salah satunya kemiskinan.
Berdasar pada kisah Yesus yang tidak membedakan kesenjangan sosial yang miskin
dan kaya gereja harus menjadi pemrakarsa dari tindakan ini sebagai saksi Kristus dan
warga Kerajaan Allah. Kehidupan gereja yang tidak selaras dengan firman Allah akan
jatuh dan menjadi serupa dengan dunia. Teologi pembebasan didasarkan pada
eksegesis firman Tuhan dan bukan pemahaman manusia yang dilegalkan dengan
Firman Tuhan. Pandangan teologi pembebasan memberikan kebebasan untuk
menyatakan kasih kepada semua manusia tanpa melihat perbedaan. Kita pun turut
serta mencontohi tindakan Yesus yang tidak pernah membedakan kasih. Sebagai anak
Kristus yang diberikan kasih tak terbatas, kasih itu tidak harus kita simpan namun
dapat kita bagikan kepada yang lain tanpa memandang status sosial. Pada masa lalu
kaum Kapitalis lebih diutamakan daripada kaum miskin, oleh karena itu mari kita
ubah mindset kita untuk tidak membedakan baik kaum kapitalis maupun kaum
miskin. Kita tumbuh dengan merasakan kasih Tuhan yang tidak terbatas jadi tidak ada
salahnya untuk kita membatasi kasih hanya kepada kaum-kaum tertentu. Semua orang
adalah sama di hadapan Allah. Gereja saat ini adalah gereja yang bertumbuh dengan
berbagai macam status sosial. Gereja harus mampu menjadi netral atau tidak memihak
kaum mana pun dan tetap menjalankan misinya sebagai sang Pekabar Injil. Gereja
harus memahami eksistensinya di dunia dengan tidak memusingkan soal stratifikasi
dalam gereja dan masyarakat atau mempertahankan keistimewaan kelas duniawi,
tetapi tetap menjadi terang bagi dunia yang gelap. Teologi pembebasan memberitakan
panggilan kepada gereja untuk menyatakan kasih kepada sesama sebagai wujud dari
teologi yang berdasarkan firman Tuhan.

2. Kesimpulan
Bertolak dari kajian dari kelompok mengenai sejarah gereja di Thailand dan Timor
Leste. Disini Thailand berkaitan pada agama Buddha berkaitan erat dengan
kepribadian suku bangsa utama. Maka itu kekeristenan berhasil berkembang di antara
suku – suku minoritas. Gereja di Thailand mengambangkan kepemimpinan
pendududk asli. Gereja mengalami perkembangan pesat kerena adanya kerja sama
antara gerja dan kampanye pekabaran Injil bersatu. Oleh sebab itu dapat disimpulkan
bahwa kekristnan di Thailand di pengaruhi oleh Karya Zending dan perkembangan
Kekristenan, bidang penginjilan. Metoda yang dipergunakan adalah lewat pelayanan
bidang pendididkan, bidang kebudayaan atau adat istiadat serta bidang kesehatan.
Selanjutnya dapat dipahami bahwa negara Timor Leste atau Republik Demokratik
Timor Leste adalah negara yang terletak di bagian timur Pulau Timor. Ketika menjadi

27
bagian Indonesia, Timor Leste bernama Timor Timur. Negara Timor Leste juga
sebagai suatu bangsa yang merdeka dan berdaulat di abad ke-21 dengan nama
resminya Republica Democratica de Timor Leste (RDTL). Negara Timor Leste dapat
berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka dan berdaulat seperti sekarang karena
Negara Timor Leste ini pernah di jajah oleh tiga bangsa yakni Portugis selama 450
tahun, Jepang 3 tahun dan Indonesia selama 24 tah Timor Leste mempunyai dua
musim yakni musim panas dan hujan, dengan pembagian musim menurut bulan dan
wilayah. Katolik adalah agama mayoritas dengan jumlah penganut mencapai 97,6%.
Kemudian dilanjutkan dengan agama Protestan (1,96%), kelompok agama Prostestan
lainnya, dan agama Islam (0,44%). Corak Teologi yang dihasilkan di Timor Leste
adalah Teologi Pembebasan yang hadir untuk memberikan keadilan serta pembebasan
bagi masyarakat lokal akibat peristiwa penjajahan oleh Portugis dan Indonesia. Gereja
Katolik melalui sejumlah tokohnya menyuarakan dengan lantang akan suara
masyarakat kecil yang bebas dan merdeka. Gereja Katolik mempunyai peranan besar
dalam membantu proses kemerdekaan Timor Leste dengan upaya menghadirkan
beberapa tradisi yang sekiranya berkaitan dengan konteks pergumulan masayarakat
lokal, yakni Peregrinaço do Nossa Senhora dan Peregrinaço do Cruz Joven.

3. Usul
Gereja merupakan persekutuan yang terbuka yang mempertemukan orang-orang
percaya harus mampu melayani masyarakat agar dapat mengubah dirinya sendiri,
karena gereja bukan hanya untuk pribadi tapi juga terbuka untuk dunia yang lebih
luas. Gereja sebagai persekutuan yang terbuka adalah suatu komunitas yang mampu
merangkul orang-orang dengan penuh cinta kasih dan juga mampu beradaptasi
dengan dunia luar karena gereja adalah gambaran dan rupa Allah dimuka bumi ini.
Dalam Mandat Ilahi di Matius 28:19-20, Tuhan Yesus berkata karena itu pergilah,
jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak
dan Roh Kudus. Semua bangsa termasuk negara Thailand harus di Injili dan di
jadikan Murid Tuhan. Ayat Firman Tuhan inilah yang melatar-belakangi orang
percaya untuk melakukan penginjilan ke Thailand dan menjadikannya sebagai murid
Tuhan.

4. Saran
Thailand adalah negara yang perlu diselamatkan, karena saat ini keadaan Thailand
sangat memprihatinkan dalam hal mental spiritual. Saat ini Thailand menjadi negara
yang sangat bebas, memang kebebasan itu bagus, tetapi kebebasan tersebut justru
membawa dampak kurang baik. Demikian diungkapkan oleh Firman Tuhan di Galatia
6:7, Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan . Karena apa yang
ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Kebebasan di luar kehendak Allah,
menghasilkan peghukuman. Hak asasi manusia adalah hal yang paling diutamakan
oleh raja, namun oleh karena alasan hak asasi manusia, justru penduduk Thailand
semakin jauh dari kebenaran Firman Tuhan. berharap agar orang Kristen di dunia

28
menangkap kondisi ini dan mengirimkan misionaris untuk datang melayani di
Thailand, agar Thailand dimenangkan bagi Kristus.

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku
van den End, Th. Harta Dalam Bejana, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016.
De Jonge, Chrustiaan. Menuju Keesaan Gereja, Jakarta: BPK Gunung Mulia , 2006.
Anne Ruck, Sejarah Gereja Asia, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2019.
Yewangoe, A.A. Theologia Crucis Di Asia, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1987.
J. Elwood, Douglas. Teologi Kristen Asia, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006.
Lane, Tony. Runtut Pijar: Sejarah Pemikiran Kristiani, Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2003.
J. Adams, Daniel. Teologi Lintas Budaya, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016.

2. Internet (Jurnal dan blog)


 Haryo Brono, “Mengapa Nama Siam Berubah Menjadi Thailand?”, Koran Jakarta,
diakses dari https://koran-jakarta.com/mengapa-nama-siam-berubah-
menjadithailand#:~:text=Nama%20Thai%20sendiri%20berasal%20dari,negeri
%20orang%2Dorang%20yang%20merdeka , pada tanggal 17 April 2023 pukul 09.00
WITA
 Aditya Jaya Iswara, “Bangkok Ganti Nama Jadi Krung Thep Maha Nakhon, Ini
Artinya”, Kompas, diaskes dari
https://www.kompas.com/global/read/2022/02/19/120100470/bangkok-ganti-nama-
jadi-krung-thep-maha-nakhon-ini-artinya pada tanggal 17 April 2023 pukul 09.36
WITA
 Permadi Suntama, “Profil Thailand: Ibu Kota, Bentuk Pemerintahan, dan Kepala
Negara”, Tirto, diakses dari https://tirto.id/profil-thailand-ibu-kota-bentuk-
pemerintahan-dan-kepala-negara-gu pada tanggal 17 April 2023 pukul 09.55 WITA
 Antonius Firmanto, “EKLESIOLOGI ASIA: Studi Kasus Beberapa Pemikiran Teolog
Asia Mengenai Kebermaknaan Gereja”, Malang: Widya Sasana Publication, 2021,
hlm. 44-48.
 Theofilus Ndorang, “Teologi Kerbau dan Tanggapannya (telaah atas model teologi
kontekstual ala kosuke koyama)”, (Jurnal Jumpa: Vol. 7, No. 1, 2019).
 https://sumbersejarah1.blogspot.com/2018/06/mata-pencaharian-masyarakat-di-
negara-thailand.html?m=1
 Koesrianti. Asociation of South East Asian Nations (ASEAN) Sejarah Konstitusi dan
Intergarasi Kawasan, Surabaya: Airlangga University Press, 2014.
 http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/35820/10.%20Bab%206.pdf?
sequence=10&isAllowed=y
 http://repository.unwira.ac.id/2101/3/BAB%20II.pdf
 http://e-journal.uajy.ac.id/367/2/1MIH01521.pdf
 https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4851/1/ART_Chris
%20Lundry_peranan%20gereja%20katolik_fulltext.pdf

29
 http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/35820/10.%20Bab%206.pdf?
sequence=10&isAllowed=y
 Yuan Valentino Elim, dkk, DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP
PEREKONOMIAN DI PROVINSI NTT, Widyagama National Conference on
Economics and Business
 Jerry, Indrawan. analisis Faktor-faktor penyebab terjadinya konflik di Timor Timur
sebelum kemerdekaannya dari Indonesia
 Lundry, Chris. peranan gereja katolik dalam pembangunan nasionalisme di Timor
Leste. Jurnal studi agama dan masyarakat, Vol. III, No. 2, November 2006.
 Mateus Mali, GUTIERRÉZ DAN TEOLOGI PEMBEBASAN, Vol. 25 No. 1,
Orientasi Baru,
 Augusto Almeida da Silva, Solidaritas Gereja dalam Realitas Timor Leste Antes-Post
Independent, OPINI.

3. Sumber Lain
 Andreas E. Nugroho dan Jessica E. Chen. Mandat Ilahi Dalam Peran Sosial Budaya
Bagi penginjilan Di Tahiland.
 Imaculada Gouveia Leste, Re-Evangelissi: Tantangan Gereja Di Timor Leste Dewasa
ini. Skripsi, 2007

TANGGAPAN

1. [13.27, 19/4/2023] +62 821-9982-5769: Shalom Bapa dan saudara/i semua. Kami dari
kelompok 8 akan mengajukan Pertanyaan Untuk Kelompok 2:
a. Dalam penjelasan terkait Seluk Beluk Kekristenan di Thailand. Dijelaskan bahwa
Siam (Thailand) memegang teguh agama Buddha Theravad, yaitu cabang tertua dan
murni dari agama Buddha. Di mana Agama Buddha Theravad berdasar pada empat
kebenaran Mulia. Dari pernyataan ini, yang menjadi pertanyaan kelompok ialah apa
saja empat kebenaran mulia yang didasarkan oleh Agama Buddha Theravad!
Figoredo Didok:
4 Kebenaran Mulia dalam Agama Buddha (Salah satu ajaran agama Buddha adalah
nilai kebenaran mulia yang ditujukan untuk semua orang tanpa membedakan ras,
suku, agama, dan budayanya. Empat kebenaran mulia tersebut yaitu:
 Kebenaran tentang Dukkha
Berbagai masalah atau penderitaan yang dialami manusia di dunia bisa
dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu penderitaan biasa atau Dukkha-Dukkha,
penderitaan yang terjadi karena adanya perubahan atau Viparinama Dukkha, dan
penderitaan yang terjadi karena jasmani atau Sankhara Dukkha. Penderitaan biasa
contohnya adalah sakit perut, sakit flu, sakit gigi, atau jenis sakit lain yang bisa
terjadi. Sementara Penderitaan yang Muncul karena Perubahan misalnya berpisah
dengan orang yang disayangi, rasa putus asa, dan perasaan sedih. Lalu, Penderitaan
karena Jasmani bisa dicontohkan seperti lahirnya seseorang sebagai manusia. 
 Kebenaran tentang Sebab Dukkha atau Dukkha Samudaya
30
Munculnya ketiga Dukkha tadi tentu ada sebabnya, yaitu karena manusia diselimuti
oleh rasa benci, sifat serakah, hingga batin yang gelap sehingga berujung pada
kelahiran berulang dari waktu ke waktu, dari satu alam menuju alam berikutnya.
Sayangnya, sebab ini terjadi pada manusia tanpa disadari yang disebut dengan Nafsu
Tiada Henti atau Tanha dan kegelapan Batin.
 Kebenaran tentang Lenyapnya Dukkha atau Dukkha Niroda
Sama halnya dengan penyakit yang sembuh saat penyebabnya diketahui dan
dilakukan pengobatan yang tepat, penderitaan yang dialami seseorang juga bisa
berakhir saat orang tersebut melakukan cara-cara yang benar. Kebahagiaan bisa
dicapai saat seseorang telah terbebas dari penderitaan yang dialaminya, yang disebut
dengan kebahagiaan Nirwana. 
 Kebenaran tentang Dukkha Niroda Gamini Patipada Magga
Ajaran ini berisikan bagaimana cara melenyapkan Dukkha dalam diri. Ada delapan
cara yang bisa dipakai, yaitu pengertian dan pikiran yang benar, perbuatan, ucapan,
dan pencarian yang benar, konsentrasi, perhatian, dan daya upaya yang benar.

b. Teologis yang dihasilkan pada Timor Leste ialah Teologi Pembebasan. Dan gereja
sendiri mempunyai peranan besar dalam membantu proses kemerdekaan Timor Leste
dengan upaya menghadirkan beberapa tradisi yang sekiranya berkaitan dengan
konteks pergumulan masayarakat lokal, yakni Peregrinação do Nossa Senhora dan
Peregrinação do Cruz Joven. Di sini, kami ingin meminta kelompok memberikan
penjelasan lanjutan terkait dengan Peregrinação do Nossa Senhora dan Peregrinação
do Cruz Joven. Dan apa keuntungan dari tradisi Peregrinação do Nossa Senhora dan
Peregrinação do Cruz Joven untuk proses kemerdekaan Timor Leste!
Nazario Neuf:
Peregrinação do Nossa Senhora secara harfiah berarti ziarah ke Gua Maria, karena
tradisi ini menunjuk kepada orang Katolik yang melakukan ziarah ke Gua Maria
untuk menghayati hidupnya sebagai perwujudan cinta kasih Allah sekaligus
mensyukuri rahmat Allah dan Peregrinação do Cruz Joven sendiri ziarah salib yang
tentunya ditandai dengan penderitaan dan dalam konteks ini Gereja memohon
pertolongan Allah sekaligus ikut merasakan penderitaan orang-orang di berbagai
tempat khususnya di Timor Leste. Sumbangsih dari tradisi ini ialah upaya berteologi
yang dilakukan oleh Gereja Katolik sebagai bentuk simpati Gereja terhadap
perjuangan rakyat Timor Leste. Selain itu, Gereja Katolik menunjukkan empatinya
melalui pengiriman misionaris dan lembaga pendidikan bagi kaum muda dalam
rangka mewujudkan misi Gereja bagi perjuangan rakyat Timor Leste. Singkat kata,
Gereja berusaha untuk mencerminkan Yesus yang mengasihi, tetapi juga
mencipatakan cara berdaya guna yang transformatif.

2. [14.01, 19/4/2023] +62 823-5937-4714: Syalom bapa dan saudara/i semua.


a. Pada bagian misi Protestan di Siam, dikatakan bahwa Bangsa Thai bersikap sopan
tetapi kurang sedia menerima ide-ide baru. Pentanyaan: bagaimana kekristenan bisa
masuk jika bangsa Thau kurang sedia menerima ide-ide baru? dan bagaimana
perkembangan Theologi Butter Bufalo yang dihasilkan oleh kosuke Koyama pada
31
konteks Teologi di Thailand saat ini, apakah ada perkembangan lanjutan dari upaya
berteologi tersebut setelah kosuke koyama yang berjuang dengan ide²nya melawan
kolonialisme?
Paulina Radja:
Untuk menjawab pertanyaan pertama, saya bertolak dari salah satu Misionari Asia,
yang cukup berperan penting dalam perkembangan Kekristenan di Thailand, yaitu
Kosuke Koyama. Dalam menghadapi bangsa Thai yang sangat berpegang teguh
dengan budaya dari agama Budha yang dijadikan sebagai agama negara pada saat itu
sehingga mereka tidak mau menerima ide-ide baru, Kozuke mengambil jalur
kontekstualisasi untuk berbaur dengan masyarakat dan menyebarkan Kekristenan.
Yaitu dengan cara mengajarkan teologi pada sejarah, pemikiran, kehidupan Budhis
dan gaya hidup orang Thailand. Jadi, membawa teologi yang disesuaikan dengan
konteks masyarakat Thailand saat itu membawa dampak yang baik bagi
perkembangan Kekristenan saat itu.
Lalu mengenai pertanyaan kedua, sebelumnya perlu kita ketahui bahwa watter
bufallow theology merupakan salah satu buku dari misionaris penting di Thailand
yaitu, Kozuke Koyama yang memuat karangannya mengenai teologi yang dihasilkan
di Thailand yaitu Teologi Kerbau. Teologi kerbau bersumber dari Kozuke bersama
masyarakat Thailand Utara. Yang dimana berdasarkan pengalamannya bersama
masyarakat di Thai Utara yang menghabiskan sebagian besar waktunya di sawah
bersama dengan kawanan kerbau menjadi titik tolak teologi ini. Ia memakai kerbau
sebagai simbol pewartaan yang sederhana dari segi bahasa dan cara berpikir. Ia
Berteologi dari kesulitan-kesulitan para petani agar teologi bisa menyentuh dan
menghadirkan Tuhan dalam kegiatan sehari-hari orang Thailand. Dengan begitu
teologi dapat menyentuh kehidupan orang Thai yang kental dengan budaya Budhisnya
sehingga pertumbuhan Kekristenan juga terus mengalami perkembangan sedikit demi
sedikit hingga saat ini, jumlah orang Kristen secara numerik ialah 16% di daratan
rendah yaitu di Chomtong dan Chiang Mai dan sangat tinggi di distrik suku yaitu di
Mae Sariang dan Mae Hong Song.
Mengenai konteksnya saat ini, Thai memiliki jumlah penduduk kurang lebih 69 juta
jiwa dengan sektor pertanian sebagai mata pencaharian utama. Sehingga dari data
tersebut dapat kita lihat bahwa gereja-gereja di Thai masih bergumul untuk
menghadirkan Tuhan lewat berbagai pemberdayaan seperti penyediaan pupuk dan
bibit-bibit.

b. Apa yang menjadi alasan latar belakang Negara Thailand sehingga tidak pernah
dijajah oleh bangsa lain dan bagaimana mereka menentukan kemerdekaan sendiri,
bukankah salah satu syarat penentu sebuah negara merdeka secara de facto harus ada
pengakuan dari negara lain?
Anggelina Menno Bire:
Yang menjadi alasan latar belakang negara Thailand tidak pernah dijajah oleh bangsa
lain karena Siam atau Thailand merupakan daerah pemisah/penyangga di antara
negara-negara Barat yang memperebutkan kekuasaan di Asia yakni Perancis dan
Inggris. Thailand dikelilingi oleh Myanmar dan Malaysia yang dijajah Inggris.

32
Sementara Vietnam, Laos, dan Kamboja dijajah Prancis. Negara yang dijajah tersebut
mengelilingi Thailand. Raja Siam sangat lihai di bidang diplomasi dan dia berusaha
menjaga kemerdekaan Siam sambil menikmati teknologi Barat selain itu juga tanah di
Thailand disebut tak sesubur negara Asia Tenggara lain dan minim hasil bumi.
Sebelumnya kita perlu memahami bahwa pengakuan secara de facto adalah bentuk
pengakuan suatu negara terhadap negara lain yang sudah memenuhi syarat-syarat
sebagai suatu negara, seperti adanya wilayah, rakyat, dan pemerintahan. Jadi secara
de facto Thailand telah memenuhi syarat-syarat ini karena memiliki wilayah
pemerintahan, rakyat, dan juga pemerintahan yang ada dipimpin oleh Raja dengan
demikian secara de facto Thailand merupakan negara yang diakui oleh negara2 lain.
Thailand tidak menentukan kemerdekaannya sendiri karena sesuai dengan fakta yang
telah disampaikan bahwa negara tersebut tidak pernah dijajah jadi secara otomatis
negara itu tidak perlu hari kemerdekaan. Sejak awal Kerajaan Siam didirikan oleh
Raja Indrathit pada abad ke-13 dan kemudian oleh anaknya Ramkamhaeng dilakukan
perluasan wilayah, kerajaan Siam telah menjalin hubungan diplomatik dengan
berbagai negara.

3. [16.42, 19/4/2023] +62 852-6893-0421: Syalom bapa dan saudara/i semua, kami dari
kelompok 4 inginbertanya kepada kelompok 2
a. Pada bagian latar belakang kelompok mengjelaskan Teologi Asia merupakan Teologi
yang oikumenis. Teologi oikumenis yang dimaksudkan disini adalah Teologi yang
lahir dalam pertemuan oikumenis antara orang-orang kristen dari gereja-gereja dan
latar belakang yang berbeda. Yang menjadi pertanyaan kami, apa itu gereja-gereja
dan latar belakang berbebeda ? Apakah ini berbicara perbedaan teologi, denominasi
atau apa ?
Natalia Oematan:
1. Oikumene diartikan sebagai gerakan “satu rumah”, .
Istilah oikumene sebenarnya sudah ada sejak zaman Yunani kuno dalam
cakupan pemerintahan Kekaisaran Romawi. Pada masa itu, kata oikumene
merujuk pada dunia yang dianggap sebagai wilayah kekuasaan Katolik Roma.
Namun, munculnya berbagai konflik yang memecah gereja-gereja Katolik
membuat istilah ini mengalami pergeseran makna. Salah satu insiden
perpecahan gereja yang menjadi cikal-bakal terbentuknya gerakan Oikumene
terjadi pada tahun 325 M. Saat itu, pengikut Arius dinyatakan sesat oleh
konsili Nicea I sehingga banyak pengikutnya yang dikejar-kejar dan dibunuh
secara massal. Peristiwa serupa kembali terjadi beberapa abad kemudian,
tepatnya di tahun 1054. Pengakuan iman Nicea memecah gereja Katolik Roma
dengan gereja Ortodoks Timur dan menimbulkan pertikaian sengit di antara
dua kubu yang berseteru. Dengan banyaknya perpecahan yang terjadi, gereja-
gereja di seluruh dunia melakukan perundingan untuk menyatukan semua
persekutuan gereja bagi umat kristiani. Perundingan ini didasarkan pada doa
Tuhan Yesus dalam Yohanes 17: 20-21: “Dan bukan untuk mereka ini saja
Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh
pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti
Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga
di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus
Aku.”

33
Jadi, dapat disimpulkan jika gerakan Oikumene adalah perwujudan doa dan
harapan Tuhan Yesus sendiri. Gerakan ini sebenarnya sudah ada sejak lama di
Eropa, tetapi hanya beberapa gereja yang ikut serta pada masa-masa awal.
Baru pada akhir abad ke-19 serta awal abad ke-20, Oikumene mulai menyebar
ke berbagai belahan dunia lainnya, termasuk Indonesia.
2. Hal ini berbicara tentang Oikumene menjadi suatu persekutuan bersifat
interdenominasi yang berusaha menyatukan seluruh umat kristiani dari
berbagai gereja berbeda untuk bisa mencapai satu tujuan yang sama.

b. Bagaimana tanggapan Kelompok mengenai yang sampai hari ini masih banyak gereja
yang saling menyerang satu dengan yang lain karna perbedaan dogma/teologi dan
karna berbeda denominasi? Apa solusi yang kelompok tawarkan agar gereja bisa
bersatu dan oikumenis ?
Figoredo Didok:
TANGGAPAN KELOMPOK: orang asing bukan hanya dianggap berbeda, tetapi
kerap dianggap sebagai musuh atau monster daripada tamu atau sahabat. Ketakutan
terhadap yang lain atau orang asing tersebut telah menjadi rasa takut yang dimiliki
oleh gereja sekarang ini. faktor penyebab terjadinya perpecahan dalam gereja adalah
lebih dominan disebabkan oleh faktor manusia, kepentingan manusia yang terlalu
egois, terlalu serakah dan tidak lagi memprioritaskan kepentingan pelayanan serta
motivasi yang benar untuk menggembalakan “kawanan domba Allah”. seia-sekata
tidak sedang menegaskan bahwa dalam jemaat tidak boleh ada perbedaan pendapat.
Namun yang substansi di sini adalah bagaimana masing-masing anggota memahami
posisi dan porsi masing-masing serta bagaimana setiap anggota senantiasa “melihat”
kepada Kristus sebagai dasar relasi yang telah mempersatukan mereka. Oleh karena
apabila hal ini dapat dilakukan maka sebesar apapun perbedaan yang ada dalam
jemaat, tidak akan menimbulkan perpecahan. Karena Yesus Kristus tetap menjadi
dasar mereka. Perdamaian anatara gereja denominasi yang berbeda menunjukan di
dalamnya ketulusan dan sikap sungguh-sungguh mau menerima dan menghargai yang
berbeda tidak memaksakan keyakinan doktrin dan pendapat sendiri dan menghargai
ciri khas dan keunikan gereja denominasi lain. Karena itu gereja sebaiknya terus
mengingatkan segalah usaha yang telah di lakukan guna menjadi gereja yang
berdampak dan bisa selalu menajadi partner bagi kehidupan Bersama- sama dengan
gereja denominasi lain.
USUL KELOMPOK: Gereja yang hidup dan dikehendaki oleh Yesus Kristus adalah
gereja yang selalu bersatu dan bersinergi menjalankan tugas dan tanggung jawabnya
di tengah-tengah dunia. Gereja seringkali diibaratkan perahu yang berlayar di tengah
badai yang dahyat. Gereja selalu dituntut untuk bersatu meskipun memiliki fungsi dan
tugas yang berbeda-beda. Hal ini juga yang coba diajarkan oleh Paulus kepada jemaat
Korintus yang terjebak dalam perpecahan. Paulus mengatakan, “Karena sama seperti
tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun
banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus..”(1Kor. 12:12). Dengan
demikian, seyogyanya gereja harus bersatu meskipun memiliki anggota yang
beragam
(1) Membuang sikap egois atau
mementingkan kepentingan kelompok atau diri sendiri dalam kehidupan berjemaat.
(2) Menghilangkan kelompok-kelompok dalam jemaat, oleh karena meskipun banyak
anggota dan memiliki fungsi yang berbeda-beda namun telah dipersatukan dalam
kasih Yesus.
(3) Tidak mengidolakan dan mengkultuskan pemimpin manusia dalam gereja.

34
Ingat! Kita adalah
pengikut Kristus, jadi kita harus selalu menjadikan Kristus yang prioritas, yang utama
dan yang penting dalam setiap aspek hidup kita.

4. [17.07, 19/4/2023] +62 857-9288-1574: Shalom bapa dan saudara/i semua kami dari
kelompok 6 ingin bertanya kepada kelompok 2:
a. Mengapa Thailand sering membuat dan mengubah konsitusi sedangkan konstitusi
merupakan hukum tertinggi di negara Thailand?
Ongky Adu:
konstitusi dalam perubahannya melibatkan perspektif dan pendekatan yang
melampaui gagasan pembentukan. Mengapa harus dirubah, karena di dalamnya ada
perbandingan hukum. Di mana memiliki pengaruh besar terhadap implementasi dari
perbandingan tersebut. Perkembangan yang terjadi terus berkelanjutan, maka
konstitusi yang telah dibentuk, dirubah dengan tidak adanya kesinambungan dalam
struktur atau prinsip yang mendasari tatanan konstitusi. Rakyat mendorong parlemen
Thailand untuk mengubah konstitusi Thailand, karena rakyat merasa tidak nyaman
dengan kondisi politik yang terjadi bahkan korupsi yang meningkat di Thailand.

b. Kita tahu bahwa Timor Leste dekat dengan Indonesia, apakah teologi Timor Leste
juga dipengaruhi oleh teologi dari Indonesia? Berikan contohnya!
Yulius Lebaharang:
Menurut saya karena Timor Leste itu baru mekar dan terbebas dari jajahan Portugis
maupun dari Indonesia kurang lebih 20 tahun yang lalu. Di Timor Leste meskipun
yang paling banyak atau mayoritas disana adalah agama katolik, tetapi kedua
hakekatnya kedua sejarah teologi negara tersebut sama. Satu yang perlu diperhatikan
adalah, ada beberapa mahasiswa dari Timor Leste, banyak yang belajar di Indonesia.
Demikian juga mahasiswa teologi. Untuk itu, teologi mereka pun mengikuti teologi
dari indonesia. Contohnya teologi Trinitas, mereka percaya kepada Allah Bapa, Anak
dan Roh Kudus.

5. [19.07, 19/4/2023] +62 821-4483-4199: Shalom Bapa dan saudara/i, kami dari kelompok
7 ingin memberi pertanyaan kepada kelompok 1:
a. Beach Bradley dan Jesse Caswell, utusan American Board of Commissioners for
Foreign Missions (ABCFM), membawa pendekatan lain dalam mengabarkan Injil di
Siam, yaitu melalui keahlian, seperti metode yang dipakai Matheo Ricci di Cina.
Mohon kelompok jelaskan metode Ricci ini sehingga pada penjelasan selanjutnya
Casswel dapat mengabarkan Injil di Biara Budha, padahal sebelumnya dijelaskan
kalau Imam-Imam Budha menolak ajaran Kristen ada di Thailand? Apakah metode
ini sangat mempengaruhi sehingga pekabaran Injil bisa di beritakan di Biara Budha.
Deana Doko:
Metode yang digunakan oleh Matheo Ricci adalah metode penginjilan akomodasi.
Metode ini dilakukan oleh Ricci dengan menyesuaikan diri pada budaya, norma,
bahasa, dan cara hidup yang ada dalam lingkupan penyebaran injil oleh Ricci di Cina.
Dalam hal ini ia menggunakan konteks kehidupan masyarakat Cina untuk
menyampaikan tentang injil. Hal ini dapat kita lihat ketika Matheo Ricci tiba di Cina
tahun 1580, dia mulai belajar bahasa dan tulisan Cina, selama 3 bulan dia sudah bisa
mengusai bahasa Cina. Ketika tahun 1583, Ricci memperoleh izin untuk masuk di
Provinsi Guandong dan Guanxi yang menjadi pusat negara Cina. Disitu ia beusaha

35
untuk beradaptasi dengan kebudayan Cina dengan memakai pakaian abu-abu seperti
para biarawan Budhis bahkan ia juga mengubah namanya menjadi Li Ma Dou.
Dengan demikian metode penginjilan akomodasi yang digunakan oleh Ricci intinya
adalah menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat pemberitaan injil akan
disampaikan. Kemudian pada dasarnya perlu kita ketahui bahwa Matteo Ricci adalah
seorang pastor dari ordo Yesuit yang merupakan misionaris diCina sebelum dinasti
Ming. Maka ia adalah pemberita Injil di Cina sebelum kedatangan Beach Bradley dan
Jesse Caswell, yang merupakan utusan dari ABCFM. Oleh sebab metode yang
digunakan oleh Ricci inilah yang membuat Casswel dapat memberitaan Injil dari
semula yang ditolak oleh para imam Budha karena Ricci mengakomodasikan budaya
dalam pemberitaannya sehingga disambut baik oleh warga Cina dan terbawa pada
pekabaran dari Casswel kepada mereka. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
metode yang digunakan oleh Ricci sangat berpengaruh dalam pekabaran injil karena
pola penyesuaiannya terlebiih dahulu dilakukan dengan lingkungan setempat yang
akan dituju.

b. Kenapa gereja Kristen Katolik Timor Leste menjadi sasaran tekanan atas TNI?
Padahal Gereja Katolik menjadi payung atau wadah untuk melakukan pengawasan
dan pengamatan bagi rakyat Timor Leste.
Ongky Adu:
Di Timor Leste merupakan negara sekular yang tidak menampilkan nilai-nilai katolik
dengan praktis agama yang sampai pada kepentingan agama. Tentu perlu juga diingat
bahwa GKTL tidak hanya sampai pada suara moral yang disuarakan namun bersuara
dalam bidang politik, yang nantinya akan berdampak bagi negara itu sendiri.

6. [14.44, 19/4/2023] +62 853-3926-6029: Syalom bapa dan saudara/saudari semua. Berikut
tanggapan kami dari kelompok 1 terhadap materi dari kelompok 2.
a. Pada bagian Misi gereja Protestan di Siam (Thailand). Pada paragraf terakhir
kelompok mengemukakan pernyataan bahwa di antara badan misi Protestan di
Thailand misi Presbiterian paling berhasil. Apa yang melatarbelakangi misi
Presbiterian menjadi misi paling berhasil dan keberhasilan seperti apa yang dicapai
dari misi Presbiterian ini?
Lili Henuk:
Hal ini dapat terlihat ketika kematian seorang terkemuka di masyarakat Lao yakni Kawilaroot,
pada Tahun 1870. Kemudian anaknya terus mendukung penginjilan. Sehingga pada tahun 1882
berhasil mendirikan 4 jemaat di Lao, dengan 136 anggota jemaat. Kemudian, pada tahun 1892
berhasil lagi mendirikan 8 jemaat, dengan 26 penatua dan 1.376 anggota jemaat. Hal ini karena
Megilvary lebih menekankan penginjilan secara langsung sebagai tujuan utama. Penginjilan yang
dilakukan terhadap setiap keluarga-keluarga bukan bukan secara individu. Kemudian yang
membuat berhasil karena penginjilan diprioritaskan. Dengan tujuan agar gereja cepat Mandiri
sehingga misi Protestan berhasil.

b. Pada bagian pembasahan poin e mengenai, paragraf terakhir, kelompok memuat


pernyataan mengenai kuatnya keyakinan masyarakat Timor Leste terhadap nilai dan
norma agama telah berdampak pada efektifnya pesan-pesan damai yang disampaikan
oleh para pastor. Pesan-pesan damai seperti apa yang disampaikan yang disampaikan
oleh pastor terkait dengan nilai dan norma agama yang berlaku?
Karyati Nenohai:
Saya bertolak pada konflik yang terjadi pada tahun 1991 dan 2006-2008. Pada tahun 1991 terjadi
penembakan pada pemakaman Santa Cruz oleh militer Indonesia kepada masyarakat Timor Leste.
Penembakan itu dilatar belakangi karena adanya delegasi dari anggota parlemen Portugal
sebanyak 12 orang yang akan datang di Timor Leste. Para pemuda pro-kemerdekaan sangat

36
antusias akan hal itu dan mereka sudah menyiapkan sambutan untuk kedatangan mereka namun
rencana itu diketahui oleh pihak Indonesia dan akhirnya pada saat pemakaman Santo Cruz, para
aktivis pro-kemerdekaan ditembak mati. Kemudian konflik yang terjadi pada 2006-2008 dilatar
belakangi oleh diskriminasi militer dan kudeta. Diskriminasi militer terjadi di Forças de Defesa de
Timor Leste (F-FDTL) atau pasukan pertahanan Timor Leste. Suku Loromonu merasa bahwa
mereka dianaktirikan atau tidak diperhatikan, kebanyakan jabatan diduduki oleh suku Lorosae.
Hal itu membuat terjadinya demo yang berakhir pada kekerasan di pusat ibu kota Dili, Timor
Leste dan tak lama menjadi upaya kudeta. Upaya kudeta di Timor Leste dimulai pada saat Mira
Al-Katiri seorang Perdana Menteri dipaksa mundur dari jabatannya dikarenakan mereka melihag
bahwa tidak adanya perubahan dari konflik yang terjadi di militer. Awalnya ia menolak dengan
keras untuk mundur namun karena adanya ancaman dari presiden saat itu- Xanana Gusmao-
membuat Mira Al-Katiri akhirnya mundur dari jabatannya. Tak lama kemudian Jamos Harta-
Menteri Luar Negeri- juga mundur dari jabatannya. Kekosongan yang terjadi pada jabatan perdana
menteri membuat Jamos Harta menduduki jabatan itu. Namun, konflik pun tetap tidak berakhir
damai malah berlanjut. Dari pemaparan tentang konflik-konflik yang terjadi di Timor Leste,
membuat para pastor akhirnya mengambil langkah untuk kembali memperdamaikan konflik
tersebut. Para Pastor menganggap bahwa tidak ada perbedaan antara suku Lorosae dan Loromonu,
semua adalah sama di hadapan Tuhan. Berbicara tentang nilai dan norma agama, itu berkaitan
dengan aturan dan ajaran yang berlaku dalam setiap agama. Nah, penyampaian pesan damai oleh
para pastor sebagai satu bentuk kekuatan untuk menghindari konflik yang terjadi pada saat itu.
Pada konteks sekarang mungkin sering kali konflik yang terjadi pada suku Sumba dan Alor. Peran
pendeta pun hampir sama dengan peran pastor saat itu, dimana pesan damai disampaikan agar
konflik yang terjadi bisa diakhiri dan mereka berkumpul dalam satu kedamaian.

7. [20.32, 19/4/2023] PUTRA PONO: Shalom bapa dan kelompok 2, kami dari kelompok 5
hendak memberi tanggapan terhadap paper dari kelompok 2:
a. Bagaimana kelompok menginterpretasikan hambatan persebaran kekristenan (sesuai
dengan papernya) ke dalam situasi kini yang hambatannya tidaklah serumit pada masa
awal-awal persebaran kekristenan di masing2 negara?
Deana Doko:
Menurut saya pada dasarnya hambatan dari masa penyebaran injil di Thailand
maupun Timor Leste akan berbeda dengan hambatan yang dialami oleh kekristenan
pada masa kini. Berkaitan dengan hambatan yang terjadi di Thailand yaitu,
sebelumnya disana sudah ada agama Budha Theravad yang dianut sehingga agama
Budha menjadi agama negara, masyarakat di Thailad tidak menerima ide baru yang
masuk, dan pada saat itu terjadi musim penyakit kolera yang menyerang di negara
Thailand tahun 1847 yang menyebabkan banyak pekabar injil jatuh sakit bahkan
meninggal. Adapun hambatan yang terjadi di negara Timor Leste adalah faktor
kemiskinan yang dialami oleh bangsa yang terjajah. Oleh karena itu, interperetasi dari
hambatan yang terjadi pada konteks masa lalu dengan masa kini juga terdapat kolerasi
walaupun tidaklah sama namun sampai sekang masih bisa dirasakan dalam pola
pekabaran injil misalnya banyak kebudayan yang ada di NTT bahkan kita ada dalam
dunia globalisasi yang penuh dengan moderenisasi dan membutuhkan sejumlah
penyesuaian dalam konteks pekabaran injil.

b. Bagaimana kelompok kemudian merefleksikan proses penyebaran kekristenan pada


masa "itu" dengan konteks masa kini?
Nazario Teuf:
Penyebaran kekristenan di Thailand dimana agama Budha menjadi bagian dari
masyarakat sehingga para misionaris dituntut untuk mendialogkan Injil dan
masyarakat lokal demikian juga sama halnya di Timor Leste akan bagaimana Injil di
dialogkan dengan penindasan dan kemiskinan. Dan untuk kini, Gereja dengan setiap

37
program dan upaya berteologi yang dihadirkan, maka sebenarnya Gereja sedang
mempersiapkan anggota jemaatnya untuk berdampak secara nyata. Gereja juga pada
masa kini perlu terbuka dan mampu untuk berdialog (dalam artian bahwa menerima
tapi juga bersikap kritis).

38

Anda mungkin juga menyukai