Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dian Octaviani

NIM : 20/463158/SA/20725
Prodi : Sejarah
Mata Kuliah : Sejarah Asia Tenggara

Review Buku Sejarah Asia Tenggara: Dari Masa Prasejarah sampai


Kontemporer
Bab 4 Perkembangan Agama dan Pemikiran Global Abad ke 13
A. Identitas Buku
1. Judul : Sejarah Asia Tenggara: Dari Masa Prasejarah
sampai Kontemporer
2. Penulis : M.C.Ricklefs, Bruce Lockhart, Albert Lau,
Portia Reges, Maitrii Aung, Thwin
3. Penerbit : Komunitas Bambu
4. Tahun Terbit : 2013
5. Kota Terbit : Yogyakarta
6. Jumlah Halaman : 826 halaman

B. Ringkasan

Bab 4 ini akan membahas mengenai perkembangan agama dan pemikiran yang
muncul pada abad ke 13. Agama-agama baru beserta serangkaian pola peribadatannya
muncul di Asia Tenggara sejak abad ke 13. Sehingga tidak sedikit orang yang terjebak
antara stereotipe agama-budaya dan anakronisme teologis ketika mempelajarinya.
Fenomena yang dikisahkan harus dipastikan benar – benar terjadi pada tempat dan waktu
tertentu, buka konstruksi teoritis yang ditetapkan pada suatu tempat dan waktu tertentu
oleh pengamat lain atau pengamat di masa selanjutnya. Paham ortodoksi memperumit
kajian historis agama. Agama-agama terbesar dunia Hindu-Budha, Islam, dan Kristen
seluruhnya memainkan perang dalam sejarah Asia tenggara sejak abad 16, terutama abad
18 mengalami reformasi besar-besaran dan terjadi kebangkitan untuk memperjuangkan
ortodoksi. Bab 4 memiliki beberapa cakupan substansi seperti Buddha Theravada,
Mahayana versus Theravada: sebuah ikhtisar, Theravada dalam kebudayaan Asia
Tenggara, Islam, Islamisasi dan Pribumisasi, Kesusasteraan Masa Islam, Katolik,
Evangelisasi dan Pribuminisasi Katolik, Kesusasteraan masa Katolik, Protestan, dan
Penyebaran Agama Protestan. Substansi pertama mengenai Buddha Theravada, ajaran
Buddha ini memiliki akar yang berbeda dari ajaran Buddha Mahayana yang dipraktikkan
di Cina, Vietnam, dan tempat lainnya yang dimulai pada abad setelah wafatnya sang
Buddha. Substansi kedua Mahayana versus Theravada: sebuah ikhtisar membahas
mengenai perpecahan antara Mahayana dan Theravada yang pada awalnya terkait dengan
disiplin-disiplin spesifik yang harus diikuti para biksu. Pokok ajaran kedua aliran agama
ini berkembang dengan mengikuti alur yang sangat berbeda. Substansi ketiga Theravada
dalam kebudayaan Asia tenggara membahas mengenai jangka waktu peralihan agama
menjadi Theravada beserta dampak yang menyertai baik dalam versi india maupun
Sinhala. Peralihan dilakukan secara terang – terangan oleh kalangan penguasa Angkor,
tetapi di tempat lain kedua agama ini hidup secara berdampingan. Substansi keempat
akan membahas mengenai islam, islam didasarkan pad wahyu yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad di abad ke 7 dengan bahasa Arab yang kemudian dibukukan dalam al
Quran. Islam memandang dirinya sebagai titik puncak wahyu-wahyu ketuhanan yang
diturunkan pad serangkaian perjalanan panjang kenabian di timur tengah. Substansi
kelima membahas Islamisasi dan pribumisasi, banyak asumsi yang menyatakan bahwa
islam di Asia tenggara dibawa oleh para pedagang sejak lama. Namun sejauh ini belum
ditemukan bukti yang akurat mengenai penyebaran islam di kalangan masyarakat Asia
Tenggara serta pendirian negara-negara Islam di kawasan ini hingga beberapa abad
kemudian. Di Jawa timur ditemukan batu nisan seorang putri dari seorang pria bernama
Maimun.
Substansi keenam membahas Kesusasteraan masa islam, masyarakat muslim asia
tenggara mewarisi tradisi kesusasteraan dari tiga sumber pertama , tradisi pribumi, kedua
tradisi Hindu-Budha, dan ketiga, tradisi islam. Dari ketiga sumber muncul budaya sastra
yang kompleks, variatif, dan hidup. Substansi ketujuh mengenai katolik, katolik
merupakan satu-satunya agama besar dunia yang memiliki struktur hierarki yang jelas,
dengan paus sebagai kepala hierarki. Gereja katolik menganggap dirinya sebagai gereja
universal, memperjuangkan doktrin yang berlaku di seluruh mas dan kebudayaan. Pada
pertengahan abad 11 skisma akbar memecah katolik menjadi cabang barat (latin) dan
timur (ortodoks), tetapi hanya katolik latin yang berpengaruh di asia tenggara. Substansi
kedelapan membahas mengenai evangelisasi dan pribumisasi katolik, keputusan paus
alexander VI serta perjanjian tordesillas dan perjanjian saragosa menambah dimensi
religius kompetisi yaitu dengan membagi dnia menjadi dua yuridiksi spiritual. Substansi
kesembilan membahas mengenai kesusasteraan masa katolik, melalui metode xylografik
(blok kayu) ordo dominikan menerbitkan doctrina Cristiana dalam bahasa Tagalog,
spanyol, cina, dan visaya bersama dengan tratado de la doctrina de la santa iglesia y de
ciencias naturales. Doctrina menggambarkan garis besar agam kristen dalam bentuk
pertanyaan dan jawaban, digunakan bersama confesionario yang memperteguh para
penganut baru agama kristen untuk tetap setia kepada gereja. Substansi kesepuluh
membahas mengenai protestan yang muncul di eropa sejak abad ke 16. Upaya ini
dilakukan untuk mereformasi gereja katolik yang menurut kritikus telah mengkorupsi
ajaran yesus yang sebenarnya. Substansi kesebelas membahas mengenai penyebaran
agama protestan, para pendiri VOC beranggapan bahwa mereka sedang menjalankan
firman tuhan sekaligus berharap kerja ini akan menuntungkan mereka. Namun di Asia
tenggara mereka menahan diri untuk menyebarkan agama, VOC membatasi aktivitas para
pendeta belanda dan tidak mengizinkan penyebaran agama kepada umat islam. VOC
mempekerjakan pendeta calvinis untuk memenuhi kebutuhan rohani orang protestan
eropa yang mempekerjakannya.
C. Kelebihan dan Kekurangan
Materi mengenai perkembangan Agama dan pemikiran global abad ke 13 telah
dipaparkan secara rinci dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pembaca.
Banyak hal-hal baru mengenai perkembangan agama di Asia Tenggara cukup
memberikan wawasan baru bagi pembaca. Bahkan ditemukan fakta baru di dalam
masuknya agama ke Asia Tenggara. Secara khusus masuknya agama Budha di Asia
Tenggara. Namun, selain agama Budha banyak pula agama lain yang masuk ke Asia
Tenggara seperti masuknya Islam ke Asia Tenggara yang dibawa oleh para pedagang dari
Kanton. Seperti halnya agama Islam, agama Katolik dan Kristen atau protestan juga
masuk ke Asia Tenggara dibawa oleh orang asing. Jika Islam masuk di bawa oleh para
pedagang muslim dari Kanton, agama Kristen dan Katolik juga dibawa oleh orang –
orang barat atau orang Eropa yang menguasai wilayah Asia Tenggara. Tetapi fakta siapa
pembawa agama-agama serta pemikiran di Asia Tenggara saat ini masih mengalami
perdebatan dan mungkin memerlukan penelitian lebih lanjut, sehingga hal ini menjadi
kelemahan pada bab 4 ini. Selain itu sebenarnya masuknya agama dan pemikiran ke Asia
Tenggara memberikan keuntungan dalam bidang kesusasteraan di Asia Tenggara yang
semakin beragam.

D. Kesimpulan

Dari kesebelas substansi di atas dapat disimpulkan bahwa perjalanan sebuah agama di
Asia Tenggara memiliki sejarah yang cukup panjang. Dimulai dari masuknya agama
Hindu-Budha yang mana kedua agama itu kemudian menimbulkan munculnya dua aliran
besar yang sangat berseberangan. Namun kedua aliran itu tetap hidup berdampingan,
sampai masuknya Islam yang membuat kesusasteraan di Asia Tenggara lebih bervariasi.
Masuknya agam katolik dan kristen di Asia tenggara sebenarnya dibawa oleh orang –
orang barat yang mulai menguasai dunia timur hingga muncul reformasi gereja dimana
muncul aliran protestan yaitu sebuah aliran yang muncul sebagai bentuk protes dari
ajaran gereja katolik.

Anda mungkin juga menyukai