Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dian Octaviani

NIM : 20/463158/SA/20725
Prodi : Sejarah
Matakuliah : Sejarah Asia Tenggara

Review Buku Sejarah Asia Tenggara: Dari Masa Prasejarah sampai


Kontemporer
Bab 12 Membangun Bangsa (Hingga 1990-an)
A. Identitas Buku
1. Judul : Sejarah Asia Tenggara: Dari Masa Prasejarah
sampai Kontemporer
2. Penulis : M.C.Ricklefs, Bruce Lockhart, Albert Lau,
Portia Reges, Maitrii Aung, Thwin
3. Penerbit : Komunitas Bambu
4. Tahun Terbit : 2013
5. Kota Terbit : Yogyakarta
6. Jumlah Halaman : 826 halaman

B. Ringkasan
Berakhirnya imperium kolonial mengantarkan kemerdekaan ke Asia Tenggara.
Negara-negara baru harus menyusun kerangka politik fungsional untuk menggantikan
struktur yang sebelumnya diberlakukan kekuasaan kolonial. Sebagian memilih demokrasi
gaya Barat daripada menggali inspirasi dari prakolonial dan otoritas masa silam. Peranan
dominan Burma berkarya pada periode periode kolonial dan perang Dunia II. Pada tahun
1935 Dobama Asiyaone bersama sejumlah perkumpulan mahasiswa, organisasi
keagamaan, dan bahkan beberapa politisi generasi tua membentuk tentara. Kudeta di
Thailand tahun 1947 menandai periode kekuasaan militer yang berlangsung selama lebih
dari empat dekade. Periode ini hanya diselingi oleh pemerintahan sipil selama 3 tahun
pada tahun 1970 an.
Struktur politik yang ditetapkan dalam perjanjian Belanda-Indonesia 1949 adalah
negara federal. Di dalamnya republik Indonesia hanya sebuah negara bagian bersama
negara-negara bagian lainnya yang didirikan belanda selama masa revolusi.
Meninggalnya Magsaysay menimbulkan hiruk pikuk dalam peta perpolitikan Filipina
yang terlihat dari sikap menjelek-jelekkan lawan da kekasaran dalam pemilihan umum
1957. Di Malaysia fakta bahwa elite terbukti resisten menghadapi gempuran komunis
manapun di Malaya diwakili oleh pemberontakan MCP yang dikenal sebagai keadaan
darurat. Kemerdekaan singapura pada tahun 1965 dianggap sebagai sebuah kelegaan.
Perpisahan dengan Malaysia membebaskan singapura untuk mengejar cita-citanya sendiri
sebagai negara merdeka. Kemenangan komunis secara berturut-turut di Kamboja,
Vietnam Selatan, dan Laos pada tahun 1975 mengakhiri perang saudara yang telah
mencabik-cabik negara-negara tersebut. Tetapi kemenangan ini tidak membawa
kemakmuran yang diharapkan atau dalam banyak hal persatuan yang dibutuhkan untuk
membangun masa depan sosialis.
Bagi bangsa-bangsa di Asia Tenggara integritas sosial seringkali disebut sebagai
tantangan yang sama besarnya dengan merancang kerangka ekonomi dan politik yang
stabil dan bergairah. Isu-isu etnis yang merujuk pada identitas bangsa Indonesia,
terbilang sensitif dalam perkembangan mereka pada masa kolonial. Pisahnya singapura
dan Malaysia dirancang untuk mengakhiri ketegangan politik dan isu ras yang semakin
meningkat antara kedua pemerintahan yang mengancam terjadinya kekacauan massa.
Pengalaman kolonial mendorong kelompok etnis minoritas da mayoritas Burma untuk
terus menghargai perbedaan mereka masing-masing. Muslim Filipina atau Moro
mencakup 12% penduduk negara dan terdiri dari 13 kelompok bahasa budaya yang
teridentifikasi di lawan dan Mindanao. Tantangan terbesar dalam integrasi nasional
thailand selau datang dari daerah yang disebut selatan muslim, provinsi paling selatan
yang secara kolektif dikenal sebagai Pattani. Negara di Indocina pasca kolonial
menghadapi adalah integrasi minoritas dalam derajat berbeda.
Masing-masing bangsa baru di Asia Tenggara juga berupaya mendefinisikan dirinya
dalam konteks budaya. Mereka ingin menciptakan identitas nasional dan budaya yang
akan membangun kesetiaan rakyat di tingkat nasional Dalam waktu yang lebih lama
daripada negara lainnya di Asia Tenggara, thailand selama lebih dari satu abad telah
sibuk mendefinisikan sekaligus melestarikan identitas nasionalnya alias “kethaiannya”
dan kebudayaan nasional Baik vietnam maupun Laos telah melakukan kebijakan
menciptakan bangsa multietnis yang dicirikan dengan identitas nasional tunggal bersama
identitas masing-masing etnis.
Menciptakan budaya kebangsaan dan identitas keindonesiaan merupakan tantangan
besar di kepulauan terbesar di dunia yang memiliki ratusan bahasa dan tradisi lokal. Di
filipina perbedaan bahasa dan budaya di kalangan kelompok etnis menanamkan identitas
dan kebudayaan. Kebijakan luar negeri Burma setelah kemerdekaan secara resmi adalah
netral. Sejak awal kemerdekaan indonesia mengikuti kebijakan luar negeri yang
mendeskripsikan bebas aktif. Setelah mendapatkan kemerdekaan, republik filipina
mengejar kebijakan luar negara yang didasarkan tekad untuk melanjutkan hubungan erat
dengan Amerika Serikat.

C. Kelebihan dan kekurangan


Banyak informasi penting dari bab 10 yang disajikan secara jelas dan detail.
Sehingga perang orang-orang di luar Asia Tenggara di kawasan Asia Tenggara dapat
diketahui oleh pembaca dengan lengkap. Selain itu bahasa yang digunakan juga cukup
lugas dan mudah dipahami. Tetapi ada beberapa fakta yang harus di kaji ulang.

D. Kesimpulan
Setiap negara di Asia Tenggara memiliki ceritanya masing-masing dalam
mempertahankan kemerdekaannya. Dengan kebudayaan dan identitas etnisnya mereka
menciptakan kebudayaan nasional dimana seluruh etnis tercakup di dalamnya. Bahkan
setiap negara memiliki geopolitinya masing-masing. Geopolitik mereka sangat beragam
dalam mengikuti percaturan internasional, setelah banyak negara di Asia Tenggara
memperoleh kemerdekaannya. Bahkan negara yang baru berdiri tersebut juga mengalami
masalah integrasi nasional atau persatuan. Integrasi, budaya, masalah geopolitik menjadi
dasar bagi negara-negara di Asia Tenggara untuk membentuk sebuah negara yang
berdaulat.

Anda mungkin juga menyukai