Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PEMIKIRAN POLITIK BARAT : ST. THOMAS AQUINAS

Disusun Oleh :

Bobby Tanaya G (071611333008)                    Refi Achmad Zuhair  (071611333085)


Afrizal Rizky   (071611333037)                   Haidir Ali Akbar (071611333033)
Galang Satria B          (071611333002)                   Umayda Yoga Patama (071611333091)
M.Risyad Fahlevi       (071611333050)                   Assidiqul Afif T         (071611333075)                     
 

Departemen Ilmu Politik


Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik
Universitas Airlangga
Kata pengantar

Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang maha Esa atas karunia dan Rahmat-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah pemikiran politik barat yang bertajuk pemikiran Thomas Aquinas ini
dengan waktu yang tepat.
Rasa terimakasih tidak lupa kami sampaikan kepada teman berfikir dan bekerja kami yakni
mahasiswa ilmu politik yang selalu memberikan dukungan moral ataupun material sehingga
kami dapat belajar di program studi ini dengan sangat berbahagia.
Salam sejahtera dan sukses selalu tentunya kami sampaikan kepada Bapak dan ibu dosen
pengajar yang tak pernah lelah menyalurkan ilmu kepada kami.
Mungkin makalah kami ini sangat jauh dari kesempurnaan dan maka kami mengharapkan
partisipasi pembaca untuk memberikan koreksi demi kebaikan bersama. Demikianlah Sepatah
kata yang dapat kami ucapkan, jika terdapat kesalahan dalam kalimat mohon dimaafkan. Atas
perhatianya, kami ucapkan Terimakasih.

Surabaya, 21 Agustus 2017

Kelompok 7

Pendahuluan
Latar Belakang
Di zaman yang sanat maju ini, ilmu pengetahuan menjadi penopang atas kemajuan dan
perkembangan di berbagai aspek kehidupan. Dewasa ini, masyarakat dalam cakupan sosial dan
politik telah mencapai level yang sangat tinggi dan sekompleks mungkin. Tahukah kita? Bahwa
apa yang sudah terjadi sedemikian rupa di zaman ini, tidak lepas dari pengaruh tokoh-tokoh
perubahan yang pernah Berjaya pada zamanya. Salah satunya adalah Filsuf. Filsuf memiliki
peranan yang sangat besar dalam aspek ilmu pengetahuan. Cara berfikir kita di bidang sosial
maupun politik saat ini, metode-metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah,
semuanya berawal dari filsafat ilmu yang dicetuskan oleh filsuf-filsuf zaman terdahulu. Sebut
saja Plato, Aristoteles, Socrates dan lain-lain. Seperti hal-nya pohon yang semakin lama semakin
tumbuh, Dunia Filsafat pun juga begitu. Ada Filsuf zaman klasik, setelahnya, zaman pencerahan
maupun modern. Namun pada Makalah kami kali ini akan membahas tentang tokoh filsuf zaman
pencerahan yaitu St. Thomas Aquinas. Thomas Aquinas lahir di Kota Napples, Roccasecca,
dekat Aquino, Italia pada tahun 1224. Ayahnya adalah seorang pangeran Aquino bernama
Landulph dan ibunya adalah biarawati bernama contess Theodora. Ia Datang dari keluarga
Aristokrasi Italia yg memiliki hubungan kerabat dengan raja dan kaisar Eropa. Ia masih
berhubungan kerabat dengan Henry VI dan Frederick II dan juga raja-raja Aragon, Castile, dan
Prancis. Pada usia 5 tahun, Thomas Aquinas diserahkan kedua orang tuanya kepada pendeta
benedicte di daerah monte casino. Selanjutnya, pada usia 14 tahun Ia melanjutkan ke Universitas
Frederick II napples. Di universitas inilah Thomas belajar tentang keagamaan tingkat lanjut
dengan mengikuti sekte Dominican diamana dalam ajaran ini dikenal dengan pengajar-pengajar
intelektual yang menyangi orang miskin. Lalu pada 1257, Thomas dikirim ke paris untuk kuliah
di universitas papal-curia selama 3 tahun dibawah bimbingan Albertus Magnus. Pada akhirnya ia
langsung kembali ke italia dan melakukan pengajaran di berbagai tempat selama 10 tahun. Pada
lenggang 10 tahun inilah Thomas menemukan manuskrip-manusrip dari aristoteles melalui
orang-orang Spanyol Muslim.
Aquinas banyak mengkaji tentang manuskrip-manuskrip serta mempelajari untuk konsumsi
publik. Ia memberikan banyak komentar-komentan tentang manuskrip tersebut. Thomas Aquinas
dikenal sebagai Filsuf yang mempunyai gagasan klasik dan teologis. Di periode ini, terjadilah
kontroversi antara penganut sekuler dengan Aquinas sendiri mengenai pemikiran Aquinas yang
menggagas tentang pencocokan paham pagan dengan ajaran gereja. Orang-Orang sekuler ini
percaya bahwa Aquinas mengalami kekeliruan dalam menggagas ajaran-ajaran pagan dan
dituduh mencampurkanya dengan dogma religius. Bertahun-tahun mendapat serangan dan
beberapa kali melawan dengan argemntasi-argumentasinya, ditambah dengan studinya yang
padat, menyebabkan ia jatuh sakit dan akhirnya meninggal pada tahun 1274.
Thomas Aquinas Di anggap sebagai filosof skolastik terbesar, dalam Semua Institusi pendidikan
katholik yang mengajarkan Filsafat, sistemnya diajarkan sebagai satu-satunya sitem yang benar,
ini sudah menjadi aturan baku yang ditetapkan oleh Leo XIII pada tahun 1879. 1 Thomas Aquinas
adalah filsuf yang memadukan antara pemikiran inteleksial, iman, dan rasionalitas. Dia beraliran
1
Russel, Bertrand. Sejarah Filsafat Barat. 2004. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offse.
Aristotelian dan perintis skolastik. Karya Thomas yang paling terkenal adalah Summa contra
gentiles yakni karya tulis yang membahas tentang kebenaran-kebenaran ajaran agama Kristen
yang pada saat itu ditujukan untuk masyarakat yang dinilai belum Kristen.2
Pembahasan
Situasi Politik yang Berkembang Pada Era Thomas Aquinas

Menurut sejarah perkembangan keilmuan, dunia barat pada Zaman Thomas Aquinas dilahirkan
tidak kunjung berkembang secara baik, banyak terjadi konflik dan dianggap sebagai zaman
kekelaman. Dalam Keadaan seperti itu, lahirlah Thomas Aquinas sebagai intelektual yang
berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat di lingkungan sekitarnya pada saat itu. Zaman
tersebut dilabeli Zaman pencerahan sebab ada seorang sosok yang berperan sebagai pencerah
dengan teori filsafat teologi yang sangat berguna untuk perkembangan ilmu pengetahuan bahkan
hingga kini. Pada abad 13 dimana zaman pencerahan sedang terjadi, ajaran gereja sangatlah kuat
dan mempengaruhi segala segi kehidupan masyarakat.

Namun pada masa itu, masih banyak pertentangan antar kelompok yang diantara mereka selalu
mengklaim bahwa mereka berada di realitas yang mutlak. Pertentangan antara platonic dan
aristeotelenian terus berlanjut dan Thomas Aquinas sendiri adalah Aristotelenian. Hingga
nantinya pada zaman pencerahan, kemenangan dipegang oleh penganut aristoteles karena dinilai
paling realis dan logis. Thomas Aquinas sendiri dianggap sebagai tokoh pembaruan tentang
paham Ketuhanan dalam lingkup Katolik. Thomas sendiri terus berusaha menyebar luaskan
ajaran-ajaran katolik yang benar kepada masyarakat. Ia menghubungkan ajaran-ajaran Kristen
dengan teori-teori aristoteles. Hal tersebut tercermin dengan karya-karya utamanya yakni summa
contra gentile dan summa theologiae. Corak pemikiran Thomas Aquinas tentang negara, selain
dipengaruhi oleh Aristoteles, juga dipengaruhi oleh ajaran-ajaran oleh seorang filsuf muslim
terkemuka, Ibnu Rusyd
Dalam hal ini, Thomas dipengaruhi kuat oleh pemikiran muslim abad pertengahan. Di Barat,
ajaran-ajaran Ibnu Rusyd terkenal dengan nama Averoisme (Averoist)3. Corak pemikiran politik
Thomas juga sangat dipengaruhi oleh persoalan sosial-politik yang dihadapinya dan terdapat
kebangkitan gerakan rasionalisme di Eropa sehingga pandangan-pandangannya bersinergi
dengan realitas lingkungan yang ada. Adapun dalam hal yang berkaitan langsung dengan realitas
sosial-politik, Thomas Aquinas membahas dan melahirkan berbagai pemikiran hukum.

Karya – Karya Thomas Aquinas

2
Russel, Bertrand. Sejarah Filsafat Barat. 2004. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offse.
3
Gatara, Sahid. Ilmu Politik : Memahami dan Menerapkan 2008. Bandung: Pustaka Setia.
1.The summa of Thedogy (summa theologi); menjelaskan masalah-masalah teologi dan filosofi
Kristen. Buku ini berisi bab tentang : 1.On Kingship (De Reigne)
2.De Regimine Principun
3. Somma Contra Gentile
2.Questiones disputatae: pemikiran Aquinas mengenai hal-hal yang diajarkan oleh guru-gurunya
3.Quodlibeta : pemikiran Aquinas mengenai diskusi-diskusi terhadap pemikiran Scholastic-nya
4.De unitate intellectus contra Averroistas : kritikannya terhadap pemikiran Averroes
5.Summa de veritate catholicae fidei contra gentiles: memberikan dasar pemikiran untuk
melawan kepercayaan orang kafir
6.Opusculum contra errores Graecorum: menjelaskan kesalahan-kesalahan kepercayaan Yunani
kuno.
7.Officium de festo Corporis Christi .
8.Catena Aurea: melukiskan hubungannya dengan para Bapa Gereja

Konsep Pemikiran Thomas Aquinas


Thomas Aquinas lekat dengan ajaran Neo-Platonisme Dimana ajaran tersebut merupakan
penggabungan pemikiran plato dan Aristoteles. Pemikiran dan Ajaran tersebut adalah fase akhir
dari yunani kuno dan Dimana pada saat zaman Thomas Aquinas hidup, yang berkembang pada
masyarakatnay adalah Aajaran Neo-Platonisme ini. Salah satunya adalah ajaran ‘Yang Esa’
bahwa alam semesta bukan ciptaan Yang Esa melainkan limpahan Yang Esa. Oleh karena itu,
Sifat ‘Yang Esa’ diluar dari jangkauan manusia.4
Aquinas melihat perbedaan spesifik antara filsafat dan Teologi serta antara alasan dan
keyakinan. Filsafat dimulai dengan objek langsung dari pengalaman indrawi dengan alasan atas
konsepsi sampai yang lebih umum. Seperti yang dikemukakan oleh Aristoteles, pikiran
mengikatkan pada prinsip-prinsip tertinggi atau menjadi penyebab utama dari keberadaan, dan
berakhir dalam konsepsi mengenai Tuhan. Sementara itu Teologi dimulai dengan yakin dan
percaya kepada Tuhan dan menafsirkan segala sesuatu sebagai makhluk Tuhan. Teologi
berhubungan dengan apa yang manusia perlu tahu untuk keselamatannya, dan adanya wahyu
dapat memastikan hal tersebut. Beberapa kebenaran wahyu tidak pernah bisa ditelaah melalui
akal alamiah, sedangkan unsur-unsur lain dari kebenaran yang diwahyukan dapat diketahui oleh
akal saja.5
Pemikiran Thomas Aquinas yang lain dan Utama adalah Skolastisisme yakni dimana Teori
keagamaan dan falsafah Kristen yang mengacu terhadap pemikiran Aristoteles dan
Rasiomnalitas iman Kristen. Ciri dari skolastisisme yaitu Rasionalitas tetapi tidak empiris,
mementingkan pendekatan etika dan fokus pada usaha menemukan atribut segala sesuatu.
Thomas Aquinas sendiri merupakan perintis dari paham ini.

Pemikiran – pemikiran Thomas Aquinas Hukum Alam, Negara Dan kekuasaan

4
Noor, Hadian.  pengantar Sejarah Filsafat. 1997. Malang: Citra Mentari Group.
5
Stumpf, Samuel Enoch. Philosophy: History & Problems. 1989. Singapore: McGraw-Hill Book Co.
1.Hukum Alam
Hukum Alam yang dimaksud oleh Thomas Aquinas ialah megenai sifat manusia yang kodrati
yakni sebagai makhluk sosial dan politik. Manusia adalah kesatuan dari jiwa dan materi yang
memiliki Tujuan akhir (Memandang Tuhan).
Manusia memiliki intelegensi untuk berfikir dan bisa menyelesaikan suatu masalah dengan
insting manusianya. Hal ini sejalan dengan pemikiran Thomas dalam hal sebagai berikut:
"Hukum alam tidak lain merupakan partisipasi makhluk rasional dalam hukum abadi (eternal
law)" yang dimaksud dengan makhluk rasional adalah manusia. Di antara semua makhluk
ciptaan Tuhan- sungai-sungai, galaksi, lautan, hewan, tumbuhan, hanya manusialah yang berhak
memiliki predikat makhluk rasional, sedang yang lainnya adalah makhluk irrasional. Hanya
manusialah yang dianugerahi Tuhan penalaran, intelegensia, dan akal budi (reason). Makhluk
lainnya hanya diberi instinct. Thomas berkeyakinan bahwa dalil -dalil hukum alam dalam
manusia berkaitan dengan masalah masalah praktis.6
Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan dan
saling ketergantungan satu sama lain. Tidaklah mungkin manusia dapat bekerja sendiri tanpa
bantuan manusia yang lain untuk memenuhi materi di berbagai aspek kehidupanya.
Menurut Thomas Aquinas, Tujuan akhir dari manusia adalah untuk mengejar kebahagiaan
dengan cara yakni mengejar Tuhan atau Bertemu Tuhan setelah Kehidupanya Nanti.Proses
dalam mengejar kebahagiaan tersebut memiliki sebuah keutamaan yaitu mempertahankan yang
baik dan menolak yang buruk.
Thomas Aquinas sebagai filsuf dengan dasar teologis menafsirkan bahwa Tuhan itu ada dan
beberapa kali membuktikan dengan argument-argumenya dengan memberikan argumen-
argumen logis. Lima argumen itu terdiri dari :
1.Semua hal di alam semesta ini berubah, kecuali Tuhan yang abadi
2.Semua proses terjadi sesuai hukum sebab-akibat dan Tuhan sebagai Sebab Pertama
3.Semua hal di alam semesta ini keberadaannya bersifat mungkin atau datang dan pergi,
sementara keberadaan Tuhan bersifat Pasti atau Selalu Ada
4.Semua hal di alam semesta ini memiliki kualitas yang bergantung pada kesempurnaan kualitas
yang hanya dimiliki Tuhan
5.Alam semesta yang tidak memiliki pikiran dan intelektualitas ini berjalan teratur sesuai dengan
rancangan Tuhan7

2.Negara
Negara menurut sebagian sebar masyarakat dalam arti yang sederhana adalah sebuah bentuk
kesatuan yang berfungsi mengatur, memenuhi hak, dan menyatukan tujuan-tujuan hidup manusia
yang ada di Negara tersebut. Negara memiliki eksistensi sebab Negara berasal dari manusia itu
sendiri yang juga memiliki eksistensi dari sifat alamiahnya. Negara merupakan suatu kebutuhan
kodrati manusia sebab manusia adalah makhluk sosial yang saling bergantung satu sama lain.
Dalam Teori hukum alam tadi, Negara juga memiliki sifat seperti manusia untuk mengikuti
6
Losco, Josep dan Wiliams Leonard. Political Theory volume II. 2005. Rajawali Pers, Jakarta.
7
Stumpf, Samuel Enoch. Philosophy: History & Problems. 1989. Singapore: McGraw-Hill Book Co.
hukum alam. Sebab, Negara memiliki karakteristik yang sama dengan alam semesta. Negara juga
mempunyai kewajiban untuk mengarahkan setiap strata dari masyarakat untuk mencapai tujuan
bersama sebab dalam dogma gereja, Alam Akhirat adalah suatu yang nantinya nyata akan
keabadianya. Negara juga mamiliki fungsi mengatur dan memberi aturan untuk kebaikan
msyarakat. Ada aturan anjuran untuk berbuat kebaikan, adapun aturan larangan untuk melarang
keburukan atas perbuatan manusia sebab sebuah tujuan kebahagiaan tersebut harus dicapai
bersama-sama dalam suatu langkah yang konkrit dan Negara-lah sebagai wadah untuk mencapai
tujuan tersebut.
Thomas Aquinas sendiri lebih condong kepada pemikiran Aristoteles. Aquinas menilai ada 4
bentuk Negara atau pemerintahan yang dipakai oleh suatu negara 8. Ia mengklasifikasikanya
berdasarkan jumlah orang yang memerintah dan tujuanya (kepentingan). Pertama, ia menyebut
monarki adalah yang paling baik sebab monarki diyakini dapat memelihara kesatuan dan
kesejahteraan rakyatnya. Monarki ialah bentuk Negara yang diperintah oleh satu orang dan
tujuanya untuk kepentingan bersama9. Jikalau Kepentingan bersama itu terselewengkan menjadi
kepentingan pribadi, maka bentuk Negara tersebut menjadi Tirani. Yang kedua adalah aristokrasi
dimana pemerintahan dijalankan oleh banyak orang dan bertujuan mengakomodir kepentingan
bersama, Jika kepentingan bersama itu terselewengkan menjadi kepentingan pribadi, maka
jadilah bentuk Negara Oligarki yakni biasanya para penguasanya terserang oleh kepentingan
ekonomi. Yang ketiga ialah timokrasi dan demokrasi yakni pemerintahan yang dipegang oleh
banyak orang, dan control yang kuat dari rakyat jelata dan dijadikan kekuasaan dasar persamaan
politik yakni dengan prinsi dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat. Pada timokrasi prinsip dasar
tersebut berjalan semestinya namun pada demokrasi kenyataanya hal tersebut jauh dari
prinsipnya dibuktikan dengan pelaksanaan pemerintahan yang dipegang oleh beberapa orang
yang memiliki legitimasi dan untuk kepentingan pribadi dan tidak semua rakyat bisa memegang
kedudukan dalam pemerintahan.10
Namun menurut Thomas Aquinas Demokrasi lebih baik daripada Tirani dikarenakan Dalam
bentuk Negara Demokrasi masih terdapat control masyarakat apabila penguasa bertindak
sewenang-wenang dan pada bentuk Tirani, Rakyat cenderung tidak bisa melakukan apapun
sebab penguasa bisa bertindak sewenang-wenang apabila rakyat melawan. Untuk menghindari
pemerintah yang Tirani, Penguasa harus diangkat berdasarkan pemilihan dari msyarakat dan
tidak boleh dari keturunan sebelumnya atau biasa disebut warisan. Yang kedua, membatasi
kekuasaan yang ditunggangi oleh penguasa bahwa pemerintahan harus dilaksanakan bersama-
sama sehingga celah penguasa untuk berbuat sewenang-wenang semakin kecil. Yang ketiga
membuat kesepakatan atau undang undang yang mengikat agar prinsip dasar pemerintahan yang
baik tetap dijalankan.11 Jikalau pemerintah telah menjadi Tirani, menurut aristoteles sesuai ajaran
Kristen, yakni pasrah, patuh dan tetap luhur budi kepada penguasa Negara lalu tetap berdoa
kepada tuhan agar penguasa tirani tersebut dapat berubah hatinya.
8
Soehino. Ilmu Negara.1998. Yogyakarta : Liberty, pp.
9
Rapar, J. H. 1988. Filsafat Politik Aristoteles. Jakarta: Rajawali Pers.
10
Soehino. Ilmu Negara.1998. Yogyakarta : Liberty, pp.
11
Soehino. Ilmu Negara.1998. Yogyakarta : Liberty, pp.
3.Kekuasaan

Negara dan Kekuasaan memiliki keterkaitan yang sangat dalam. Tidak mungkin ada Negara
jikalau tidak ada penguasa begitupun sebaliknya. Penguasa muncul dari sekian banyak manusia
yang lahir dengan kemampuan lebih dan memperoleh legitimasi dari lingkungan dan manusia
sekitarnya untuk memiliki kekuasaan dan berdiri sebagai penguasa. Namun sumber kekuasaan
yang paling utama adalah Tuhan, manusia mendapatkan kekuasaan tersebut dari tuhan. Di
lingkungan masyarakat, manusia memiliki peranan dan sifat yang berbeda-beda, begitu pula
dengan kepentingan mereka. Maka, harus ada ditengah-tengah masyarakat tersebut seorang
penguasa.

Penguasa memiliki tugas yang sama seperti jiwa yang ada di dalam tubuh manusia. Penguasa
yang baik harus mampu mewujudkan tercapainya kepentingan umum, jika tidak maka itu
merupakan penguasa yang lalim. Menurut Thomas Aquinas jika seseorang ingin mengetahui
tujuan negara maka ia perlu untuk mengetahui terlebih dahulu apa yang menjadi tujuan dari
manusia tersebut, hal ini dikarenakan tujuan manusia identik dengan tujuan negara. Di mana hal
yang menjadi tujuan manusia ialah untuk mencapai kemuliaan abadi yang hanya dapat dicapai
dengan tuntutan gereja. Sedangkan dalam hal ini negara memiliki tugas untuk memberi
kesempatan bagi manusia agar tuntutan dari gereja tersebut dapat dilaksanakan. Dengan
demikian, negara harus mampu menyelenggarakan keamanan dan perdamaian agar tiap individu
dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan bakat dan kemampuan dalam suasana ketentraman.
Dari hal tersebut dapat dilihat adanya hubungan keterkaitan yang erat antara gereja dengan
negara.12
Tugas seorang penguasa antara lain yaitu mewujudkan kesejahteraan umum dan harmonisasi
hidup masyarakat, mengusahakan perdamaian dan keadilan, serta membela kedaulatan Negara.
Kekuasaan yang dimiliki oleh seorang penguasa adalah berasal dari Tuhan, maka harus
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dengan cara mewujudkan keadlian demi terciptanya
perdamaian dan kesejarteraan di dunia. Apabila penguasa menentang hukum Tuhan, maka Rkyat
berhak untuk menentangnya sebab suara rakyat adalah suara Tuhan.

Kesimpulan

Sistem politik dan sosial era Thomas Aquinas mengantarkanya menjadi salah satu filsuf
terkemuka. Pada zaman pencerahan, ia sangat berani berfikir dan memecahkan berbagai
persoalan, meempertahankan prinsip dan gagasan demi sesuatu yang dianggapnya baik.
Diyakini, menjadi seorang tokoh pada zaman peralihan sangatlah susah apalagi seorang diri yang
dijadikan panutan oleh masyarakat luas dan akhirnya dengan segala kecerdasan dan

12
Soehino. Ilmu Negara.1998. Yogyakarta : Liberty, pp.
keteguhanya, Thomas Aquinas menjadi seorang Pencerah dari zaman yang suram. Iman adalah
kunci yang utama baginya untuk menghadapi berbagai macam persoalan karena pada
hakikatnya, manusia tidak bisa hdiup tanpa Tuhan. Tuhan adalah harapan semua manusia dan
Manusia tidak dapat hidup dengan baik tanpa adanya harapan. Dengan filsuf berbasis teologi,
Aquinas menjadi orang pertama yang mempertahankan serta mengembangkan aliran aristoteles
yang pada zaman klasik telah mencetuskan teori bahwa Tuhan itu ada dan Ia Esa. Pemikiran
Aquinas ini diyakini telah menyelamatkan hidup orang banyak dari kekelaman dan kemerosotan
moral. Sebab agama pada saat itu menjadi legitimasi terkuat sehingga manusia yang baik adalah
mereka yang menaati aturan-aturan gereja, dan apabila ada ajaran gereja yang terselewengkan
dan tidak logis, maka harus dibenarkan dan Thomas Aquinas menjadi salah satu orang pembenar
secara rasional tersebut. Dalam pemikiran Aquinas yang berkaitan dengan Negara dan
kekuasaan, juga telah membukakan pikiran orang banyak bahwa cara-cara yang baik untuk
mendapatkan kekuasaan dan bagaimana penguasa harus mengakomodir kepentingan orang
banyak, tidak diperkenankan menjadi penguasa tirani sebab kekuasaan yang berdaulat ialah
ditangan seluruh rakyat dan kekuasaan berasal dari Tuhan. Tuhan yang memeberi dan Tuhan
pula yang mengambil. Maka haruslah kita mengutamakan kepentingan bersama sebab
keberhasilan suatu Negara dan pemerintahan adalah dinilai dari kesejahteraan rakyatnya.

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Russel, Bertrand. Sejarah Filsafat Barat. 2004. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offse.
Soehino. Ilmu Negara.1998. Yogyakarta : Liberty, pp.
Rapar, J. H. 1988. Filsafat Politik Aristoteles. Jakarta: Rajawali Pers.
Losco, Josep dan Wiliams Leonard. Political Theory volume II. 2005. Rajawali
Pers, Jakarta.
Stumpf, Samuel Enoch. Philosophy: History & Problems. 1989. Singapore:
McGraw-Hill Book Co.
Noor, Hadian.  pengantar Sejarah Filsafat. 1997. Malang: Citra Mentari Group.
Gatara, Sahid. Ilmu Politik : Memahami dan Menerapkan 2008. Bandung: Pustaka
Setia.

Internet:

https://www.academia.edu/9667698/PEMIKIRAN_POLITIK_THOMAS_AQUIN
AS
http://alfionita-rizky-fisip13.web.unair.ac.id/artikel_detail-117406-Pemikiran
%20Politik%20Barat-Pemikiran%20Politik%20Barat%20:%20Thomas
%20Aquinas.html
http://www.biografiku.com/2009/12/biografi-thomas-aquinas.html
http://arti-definisi-pengertian.info/pengertian-arti-skolastisisme/

Anda mungkin juga menyukai