Anda di halaman 1dari 5

NAMA : dr.

CHINDY PERMATA SARI


ABSEN : 5
UNIT KERJA : PUSKESMAS WANGGUDU RAYA KABUPATEN KONAWE UTARA

LEARNING JOURNAL
DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN TES IVA

1. IVA adalah metode Inspeksi Visual dengan menggunakan Asam Asetat.

2. Pemeriksaan IVA untuk deteksi dini kanker serviks. Bila IVA positif dapat langsung
dilakukan krioterapi.

3. Persiapan alat dan bahan pemeriksaan IVA.


 Meja ginekologi atau meja tulis,
 sumber cahaya yang cukup (IVA tidak dapat dilakukan bila pencahayaan yang cukup
karena kita tidak dapat membedakan IVA positif atau IVA negatif),
 asam asetat 3-5%, lidi kapas besar,
 sarung tangan bersih, dan
 speculum vagina.

4. Mengenal Prosedur IVA


- Pembuatan Lidi Kapas.
 Prinsip
a. Ujung tusuk sate harus tertutup rata dengan kapas
b. Bagian tengah tebal
c. Tidak harus steril
 Kegunaan
a. Menghilangkan atau membersihkan mukosa dan cairan keputihan dari
serviks.
b. Mengoleskan asam asetat ke serviks.
 Alat dan Bahan Pembuatan Lidi Kapas.
a. Tusuk Sate
b. Kapas Gulung
c. Lem kertas
 Tahap Pembuatan Lidi Kapas
a. Ambil kapas gulung secukupnya
b. Pindahkan pinggir kapas ke bagian tengah sehingga bagian tengah lebih
tebal supaya pada saat pemulasan tidak terasa.
c. Ambil tusuk sate, patahkan ujung tusuk yang tajam dan celupkan ke lem
kertas.
d. Letakkan tusuk sate/lidi pada bagian tengah kapas dan rapikan sehingga
membentuk bulatan dengan diameter 1.5 – 2 cm.
e. Ambil kapas sedikit dan gulungkan kemudian ujung kapas celupkan ke lem
kertas, lingkarkan dan lem ujung kapas lainnya.
- Pembuatan Larutan Asam Asetat
 Asam asetat adalah bahan utama cuka (cuka dapur).
 Asam asetat yang dipakai untuk pemeriksaan IVA (3-5%)
 Dianjurkan asam asetat 5% untuk proses penguapan.
 Prinsip kerja: Permukaan epitel yang telah diolesi asam asetat, jika mendapat
sinar maka sinar tersebut tidak akan diteruskan ke stroma tetapi dipantulkan
keluar sehingga permukaan epitel abnormal akan berwarna putih (acetowhite).
 Alat dan Bahan Pembuatan Larutan Asam Asetat.
a. Asam asetat 25% atau cuka dapur.
b. Air matang
c. Wadah untuk air matang, asam asetat yang telah dicampur dan wadah
penyimpanan lidi kapas yang telah steril.
 Tahapan Pembuatan Larutan Asam Asetat.
Rumus perbandingan Cuka : Air. 3-5%.
Total Bag. Air (Pelarut) = (% konsentrat tersedia/% larutan dicari) – 1
Total Bagian Air (Pelarut) = 25/5 – 1 = 4.
Jadi, cuka :air = 1:4.
- Teknik Pemeriksaan IVA. Pasien sudah dalam posisi litotomi, kemudian masukkan
speculum yang telah dioleskan jelly. Pada saat telah memasukkan speculum dan
mendapatkan serviks,kita lakukan tahap berikut:
a. Ka : Mencurigai kanker, apakah ada kanker? Bila ada, langsung tutup dan tidak
perlu lakukan IVA, keluarkan speculum, pemeriksaan dihentikan dan siapkan
untuk dirujuk. Bila bukan kanker, lanjutkan pemeriksaan.
b. S : SSK tampak seluruhnya? Pada pasien menopause, kita akan agak kesulitan
melihat SSK tetapi tetap dilakukan pemeriksaan IVA (Jika tidak, IVA tetap
dilakukan dan diberikan catatan sebaiknya lakukan PAP smear untuk tindak
lanjutnya untuk lebih meyakinkan). Bila tampak, lanjutkan pemeriksaan IVA.
c. IV : Lakukan pemeriksaan IVA. Ambil lidi kapas lalu kita bersihkan seluruh cairan
di serviks baik itu lendir, nanah ataupun darah dengan menggunakan kapas
kering dan dapat dilakukan hingga 3 kali sampai bersih. Sebaiknya pasien
dianjurkan untuk tidak berhubungan sehari sebelumnya sehingga memudahkan
pemeriksaan karena akan memantulkan cahaya pada saat serviks akan difoto.
Pasien sedang haid sebaiknya tidak dilakukan pemeriksaan. Setelah dibersihkan,
serviks pasien dapat difoto. Setelah itu, dilakukan pemulasan asam asetat
dengan satu kali putaran. Bila ingin dilakukan pemulasan putaran lagi, dapat
dipakai kapas lidi baru. Setelah itu, tunggu 1 menit, timbul plak putih tebal?
IVA(+). Bila IVA(+), dilakukan dokumentasi dan dilakukan tindakan selanjutnya.
d. O : Kandidat dilakukan krioterapi? Pasien telah diedukasi sebelumnya terkait
pemeriksaan IVA dan tindakan krioterapi serta pasien telah mendapat
persetujuan dari pasangan. Krioterapi dilakukan bila lesi acetowhite kurang dari
50% atau 2 kuadran area serviks.

5. Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA).


a. Meminta ibu untuk mengosongkan kandung kemih dan membilas daerah genitalia
sehingga memudahkan mencari serviks pada saat pemeriksaan.
b. Meminta ibu untuk melepaskan pakaian bagian bawah dan menggunakan kain
sarung, berbaring di meja periksa dengan posisi litotomi.
c. Cuci tangan dan pakai sarung tangan serta APD.
d. Membersihkan genitalia eksterna dengan kapas DTT, menginspeksi dan mempalpasi
genitalia eksternal dan interna (labia mayor lubang uretra serta kelenjar Skene’s dan
bartolin’s) dan perineum. Hati-hati bila ada infeksi atau pembengkakan pada
kelenjar.
e. Mengaplikasikan gel pada speculum, kemudian memasang speculum. Bila pada ibu
muda belum melahirkan gunakan speculum S.
f. Memindahkan lampu/senter agar serviks dapat terlihat dengan jelas yang dilakukan
oleh asisten. Membersihkan serviks dari cairan, serviks, darah dengan lidi kapas
yang sudah dicelupkan dengan air DTT atau air mineral biasa.
g. Melihat serviks tanda-tanda kanker, servicitis, ectropion, tumor, kista Nabotian atau
ulcer.
h. Mengidentifikasi cervical os, SSK dan zona transformasi. Foto DoIVA sebelum IVA.
Bila tidak tampak, tetap lakukan polesan IVA dengan catatan lakukan pemeriksaan
PAP smear).
i. Mengoleskan larutan asam asam asetat pada leher rahim dengan lidi kapas, tunggu
satu menit.
j. Memeriksa apakah terdapat plak putih tebal atau acetowhite epithelium (Foto
DoIVA setelah IVA). Tentukan apakah lesi putih dapat dilakukan krioterapi. Syarat
yang dapat dilakukan krioterapi adalah lesi acetowhite yang muncul kurang dari 50%
atau 2 kuadran karena alat krioterapi hanya dapat menjangkau maksimal 50%. Bila
lebih dari 50%, disarankan dirujuk.
k. Membersihkan sisa asam asetat dari leher rahim menggunakan lidi kapas.
l. Melepaskan speculum, dekontaminasi dalam larutan klorin 0.5% selama 10 menit.
m. Hasil pemeriksaan IVA.
- Tes IVA negatif
- Servicitis
- Tes IVA positif, kandidat krioterapi?

6. Alur Pemeriksaan IVA


a. Kanker.
- Curiga Kanker, rujuk untuk dilakukan biopsy.
- Tidak curiga kanker, lanjutkan pemeriksaan selanjutnya.
b. SSK.
- Tidak tampak SSK, dianjurkan PAP smear 6 bulan lagi utamanya perempuan
menopause.
- Tampak SSK, lakukan pemeriksaan selanjutnya.
c. IVA
- IVA negatif. Anjurkan pemeriksaan IVA kembali 1 tahun kemudian.
- IVA positif. Tentukan apakah lesi dapat dilakukan krioterapi atau tidak.
d. Krioterapi.
- Bila lesi acetowhite <50%, lakukan krioterapi.
- Bila lesi acetowhite >50%,dirujuk untuk dilakukan biopsi.

7. Konseling Pra IVA


a. Menyapa ibu dengan sopan dan ramah.
b. Jika konseling penapisan kanker leher rahim dan kanker payudara belum dilakukan,
lakukan konseling kepada ibu/klien sebelum pemeriksaan.
c. Memastikan bahwa ibu ingin menjalani pemeriksaan payudara dan tes IVA.
d. Menilai pengetahuan ibu tentang pemeriksaan payudara dan tes IVA.
e. Menjawab kebutuhan dan kekhawatiran ibu mengenai pemeriksaan payudara dan
tes IVA.
f. Menjelaskan prosedur dan hal yang akan terjadi.

8. Pemeriksaan Abdomen dan Lipat Paha


a. Ibu berbaring di meja periksa dengan kedua lengan di samping
b. Memapar seluruh abdomen
c. Perhatikan apakah ada benjolan pada abdomen. Perhatikan letak dan bentuk pusar,
parut(scar), guratan (stretch mark) atau ruam dan lesi, warna yang tidak biasa.
d. Menekan dengan ringan menggunakan permukaan jari-jari tangan, mempalpasi
semua area abdomen (identifikasi adanya massa, daerah nyeri atau resistansi otot.
e. Dengan menekan lebih dalam, tentukan ukuran, bentuk, konsistenisi, kenyerian
(tenderness), mobilitas dan pergerakan massa.
f. Mengidentifikasi area yang terasa nyeri (tender area).

9. Persiapan IVA
a. Memeriksa apakah peralatan dan bahan sudah tersedia
b. Memastikan lampu tersedia dan siap digunakan
c. Memeriksa apakah ibu telah BAK dan membersihkan serta membilas daerah
genitalnya.
d. Meminta ibu untuk melepas pakaian dalam dan memakaikan sarung
e. Mencuci kedua tangan dengan air sabun sampai benar-benar bersih, pakai sarung
tangan pada saat pemeriksaan jika ada luka terbuka atau cairan dari puting.
f. Menyusun peralatan dan bahan pada wadah yang telah di DTT.

10. Pemeriksaan Genitalia Luar


a. Meminta ibu untuk menaruh kedua tumit pada dudukan (strrups).
b. Mencuci tangan dengan air sabunsampai bersih, keringkan tangan.
c. Menyalakan lampu/senter dan mengarahkan ke daerah genital.
d. Memakai sepasang sarung tangan periksa yang daru atau telah di DTT.
e. Menyentuh paha sebelah dalam sebelum menyentuh daerah genital ibu.
f. Memperhatikan labia, clitoris dan perineum.
g. Dengan memisahkan labio mayora dengan dua jari, memeriksa labia minora, clitoris,
mulut uretra dan mulut vagina.
h. Mempalpasi labia minora. Lihat apakah terdapatbenjolan, discharge, nyeri
(tenderness), ulcer dan fistula. Rasakan apakah ada ketidakberaturan atau nodules.
i. Memeriksa kelenjar Skene untuk melihat adanya keputihan dan nyeri.
j. Memeriksan kelenjar Bartholin untuk melihat apakah adanya discharge dan nyeri.
k. Meminta ibu untuk mengejan ketika menahan labia dalam posisi terbuka. Periksa
apakah terdapat benjolah pada dinding anterior atau posterior vagina.
l. Melihat perineum. Memeriksa apakah terdapat [arut (scarring), lesi, inflamasi atau
retakan kulit.

11. Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA).


a. Memasang spekulumdan membuka cocor bebek sehingga seluruh leher rahim dapat
terlihat dengan jelas.
b. Memeriksa leher rahim apakah terdapat cervicitis, ectropin, tumoe, kista naboti
atau ulcer dan membersihkan leher rahim dengan swab kapas.
c. Mengidentifikasi cervival os, SSK dan zona trasnformasi.
d. Mengoleskan larutan asam asetat, tunggu selama 1 menit. Buang swab.
e. Periksa apakah leher rahim mudah berdarah dan terdapat plak putih tebal atau
acetowhite epithelium.
f. Menghilangkan sisa asam asetat menggunakan swab
g. Melepas speculum
h. Melakukan pemeriksaan bimanual dan rectovaginal (bila dikerjakan).

12. Pasca IVA


a. Lakukan pencegahan infeksi, bersihkan lampu/senter dengan larutan klorin 0.5%
atau dengan alkohol.
b. Celupkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin
0.5%. Melepas sarung tangan dengan membalik bagian dalam ke luar.
c. Mencuci kedua tangan sampai bersih dan dikeringkan.
d. Mencatat hasil tes IVA dan temuan lain pada catatan medis ibu.
e. Membahas hasil tes IVA dan pemeriksaan panggul bersama ibu dan menjawab
pertanyaan.
- Jika hasil tes IVA negatif, beritahu kapan ibu harus kembali untuk menjalai tes
IVA berikutnya.
- Jika hasil tes IVA positif atau diduga kanker, diskuasikan langkah selanjutnya
yang dianjurkan.
- Setelah selesai memberikan konseling, berikan pengobatan atau rujukan.

13. Konseling Pasca IVA.


a. Meyakinkan ibu bahwa dia bisa kembali setiap saat bila membutuhkan advis atau
perawatan medis.
b. Memberikan instruksi tindak lanjut.

Anda mungkin juga menyukai