Anda di halaman 1dari 29

AMALAN- AMALAN HATI

‫ َﻓ َﺲ‬ ‫ َوا َذا‬ ،‫ﻛُﻠ ُﻪ‬  ُ‫ ْاﻟ َﺠ َﺴﺪ‬ ‫ َﺻﻠَ َﺢ‬ ‫ َﺻﻠَ َﺤ ْﺖ‬ ‫ا َذا‬ ،‫ ُﻣ ْﻀ َﻐ ًﺔ‬ ‫ ْاﻟ َﺠ َﺴ ِﺪ‬ ‫ ِﻓﻲ‬ ‫ َوان‬ ‫ﻵ‬
‫ ْاﻟ َﻘ ْﻠ ُﺐ‬ ‫ َو ِﻫ َﻲ‬ ‫ ﻵ‬ ،‫ﻛُﻠ ُﻪ‬  ُ‫ ْاﻟ َﺠ َﺴﺪ‬  َ‫ َﻓ َﺴﺪ‬ ‫دَ ْت‬

“Ketahuilah, sungguh di dalam tubuh itu ada


segumpal daging. Jika daging tersebut baik,
baiklah seluruh tubuh. Jika rusak, rusaklah
seluruh tubuh. Ketahuilah, segumpal daging itu
adalah kalbu (jantung).” 
(HR. al-Bukhari dan Muslim)
Syaikhul Islam Ibnu Taymiyyah

"Amalan badan tidak akan di terima


tanpa perantara amalan hati.
Karena hati adalah raja, sedangkan
anggota badan adalah prajuritnya.
(Majmu' Al-Fatawa,11/208)
Allah menciptakan hati dan menjadikannya
sebagai raja serta anggota badan sebagai bala
tentaranya. Jika raja baik, maka bala tentara juga
ikut baik.
 Hati adalah tempat berteduhnya iman dan takwa atau
kekufuran, nifak dan kesyirikan.
Iman adalah keyakinan, ucapan dan perbuatan

 Hati mengimani dan membenarkan.  syahadat dari lisan yang


kemudian diamalkan oleh hati berupa mahabbah (rasa cinta),
khauf (rasa takut), raja’ (rasa harap).

 Lisan tergerak untuk berdzikir dan membaa al-qur’an. Anggota


badan bersujud dan ruku’ serta beramal sholeh untuk mendekat
pada Allah SWT.
“HATI SEBAGAI RAJA”

12 AMALAN HATI
1. Niat

ِ ‫اﻣﺮيء ﻣﺎ َﻧ َﻮى َﻓ َﻤ ْﻦ ﻛَﺎ َﻧ ْﺖ ِﻫ ْﺠ َﺮ ُﺗ ُﻪ إﻟﻰ ا‬ ٍ ‫ﺎت واﻧﻤﺎ ِﻟﻜُﻞ‬


ِ ‫اﻷﻋﻤﺎل ﺑﺎﻟﻨﻴ‬ َ ‫إﻧ َﻤﺎ‬
‫وﻣ ْﻦ ﻛَﺎ َﻧ ْﺖ ِﻫ ْﺠ َﺮ ُﺗ ُﻪ ِﻟﺪُ ْﻧ َﻴﺎ ُﻳ ِﺼ ْﻴ ُﺒﻬﺎ أو‬َ ‫ﻓﻬ ْﺠ َﺮ ُﺗ ُﻪ إﻟﻰ ا ِ و َر ُﺳ ْﻮ ِﻟ ِﻪ‬
ِ ‫و َر ُﺳﻮ ِﻟ ِﻪ‬
ِ ‫ﺎﺟ َﺮ‬
‫إﻟﻴﻪ‬ َ ‫ﻓﻬ ْﺠ َﺮ ُﺗ ُﻪ إﻟﻰ ﻣﺎ َﻫ‬
ِ ‫اﻣﺮأة َﻳﻨ ِْﻜ ُﺤﻬَ ﺎ‬
ٍ

“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya


seseorang hanya mendapatkan apa yang dia niatkan. Maka barang siapa
yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah
dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena
wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju .”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Catatan tentang niat

 Seorang hamba yang ingin taat kepada Allah, langkah yang


pertama yaitu mempelajari niat lalu memperbaikinya
dengan amal setelah memahami hakekat kejujuran dan
keikhlasan. Amal tanpa niat hanya menyebabkan keletihan.
 Niat memiliki arti serupa dengan keinginan dan maksud
 Jika suatu amalan dilakukan karena Allah, maka dinamakan
ikhlas,
 Tetapi jika sebaliknya maka dinamakan riya', nifak atau
lainnya
2. Taubat

‫ﺎر َو َﻳ ْﺒ ُﺴ ُﻂ َﻳﺪَ ُه ِﻓ ْﻲ‬ ِ َ‫ان ا َ َﻳ ْﺒ ُﺴ ُﻂ َﻳﺪَ ُه ِﺑﺎﻟﻠ ْﻴﻞ ِ ِﻟ َﻴﺘُ ْﻮ َب ُﻣ ِﺴ ْﻲ ُء اﻟﻨﻬ‬


‫ﺎر ِﻟ َﻴﺘُ ْﻮ َب ُﻣ ِﺴ ْﻲ ُء اﻟﻠ ْﻴﻞ ِ َﺣﺘﻰ َﺗ ْﻄ ُﻠ َﻊ اﻟﺸ ْﻤ ُﺲ ِﻣ ْﻦ َﻣ ْﻐ ِﺮ ِﺑﻬَ ﺎ‬ ِ َ‫اﻟﻨﻬ‬

Abu Musa ra meriwayatkan dari Nabi saw: “Sesungguh


nya Allah membentangkan Tangan-Nya pada malam
hari agar beutaubat orang yang berbuat jahat di siang
hari dan Dia membentangkan Tangan-Nya pada siang
hari agar bertaubat orang yang berbuat jahat di malam
hari, sehingga matahari terbit dari Barat (Kiamat).  
“(HR. Muslim)
Taubat merupakan perkara wajib untuk selalu dilakukan,
Karena terjatuh dalam lumpur dosa merupakan hal yang
wajar pada diri manusia. Mengakhirkan taubat dan terus
menerus melakukan dosa adalah keliru.

Dalam melalukan taubat terdapat 3 syarat agar taubat


seseorang diterima, yaitu :
1. Berhenti dari perbuatan dosa tersebut.
2. Menyesali perbuatan dosa yang telah dia lakukan.
3. Bertekad untuk tidak mengulangi dosa itu di masa
yang akan datang.
3. Ash-Shidq

Ash-Shidq berarti benar atau jujur. Ash-Shidq merupakan


bagian terpenting dari seluruh amalan hati. Ada 6 makna
dari lafadz Ash-Shidq, yaitu :
1. Benar dalam ucapan.
2. Benar dalam keinginan dan maksud (ikhlas).
3. Benar dalam janji.
4. Benar dalam tekad.
5. Benar dalam seluruh perkara agama.
6. Benar dalam amalan, sehingga lahiriahnya sesuai
dengan batinnya.
4. Al-Mahabbah

Amalan hati berupa Al-Mahabbah


dapat diartikan sebagai rasa cinta
kepada Allah, rasul-Nya dan orang-
orang yang beriman 
Kenikmatan iman akan didapatkan.
Terdapat 4 jenis mahabbah, yaitu :
1. Mahabbatullah (rasa cinta kepada Allah), ini
merupakan inti dari keimanan.
2. Cinta dan benci karena Allah. Hukumnya adalah
wajib.
3. Cinta bersama Allah, ini sama artinya dengan
menyekutukan Allah dengan selain-Nya dalam cinta
yang wajib, seperti cintanya orang-orang musyrik pada
tuhan-tuhan mereka, dan ini merupakan inti dari
kesyirikan.
4. Cinta yang alami, seperti cinta kepada orang tua,
anak, dll. Hal ini diperbolehkan.
5. Tawakal

Tawakal adalah sikap hati yang berserah


dan bergantung kepada Allah untuk
mendapatkan segala yang diinginkan
serta menolak apa yang tidak diinginkan
disertai dengan sikap bergantung kepada
Allah dan melakukan sebab-sebab yang
disyariatkan. Hati yang hampa dari sikap
kebergantungan kepada Allah merupakan
celaan terhadap tauhid.
6. Syukur

Syukur dilakukan dengan hati,


lisan dan anggota badan.
Syukur adalah mempergunakan
kenikmatan sebagai sarana
ketaatan kepada Allah.
‫َوا ْن َﺗﻌُ ﺪوا ِﻧ ْﻌ َﻤ َﺔ ا ِ َﻻ ُﺗ ْﺤ ُﺼﻮ َﻫﺎ ان ا َ ﻟَ َﻐ ُﻔﻮ ٌر‬
‫ﻴﻢ‬ٌ ‫َر ِﺣ‬

“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat


Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan
jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-
benar Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang .” (Qs. An Nahl: 18)
Seorang hamba dapat dikatakan bersyukur
apabila memenuhi tiga hal:

1. Hatinya mengakui dan meyakini bahwa segala nikmat


Ta’ala  semata,
yang diperoleh itu berasal dari Allah 
sebagaimana firman Allah  Ta’ala  :

ِ ‫َو َﻣﺎ ِﺑﻜُ ْﻢ ِﻣ ْﻦ ِﻧ ْﻌ َﻤ ٍﺔ َﻓ ِﻤ َﻦ ا‬


“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari
Allah-lah (datangnya)”.  (Qs. An Nahl: 53)
2. Lisannya senantiasa mengucapkan kalimat Thayyibbah  
sebagai bentuk pujian terhadap Allah Ta’ala
Hamba yang bersyukur kepada Allah Ta’ala  ialah hamba
yang bersyukur dengan lisannya. Allah sangat senang
apabila dipuji oleh hamba-Nya. Allah cinta kepada hamba
-hamba-Nya yang senantiasa memuji Allah Ta’ala .

‫َو ﻣﺎ ِﺑ ِﻨ ْﻌ َﻤ ِﺔ َرﺑ َﻚ َﻓ َﺤﺪ ْث‬


“Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu
menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur)”. 
(Qs. Adh Dhuha: 11)
3. Menggunakan nikmat-nikmat Allah Ta’ala  untuk
beramal shalih

Sesungguhnya orang yang bersyukur kepada Allah Ta’ala 


akan menggunakan nikmat Allah untuk beramal shalih,
tidak digunakan untuk bermaksiat kepada Allah.

Ia gunakan matanya untuk melihat hal yang baik, lisannya


tidak untuk berkata kecuali yang baik, dan anggota badan-
nya ia gunakan untuk beribadah kepada Allah  Ta’ala .
7. Sabar

Tidak mengadukan apa yang diderita pada selain Allah


dan hanya berserah diri pada Allah. Sabar ada beberapa
derajat, yaitu :
1. Tidak mengeluh tapi diiringi dengan kebencian
merupakan sabar pada tingkat yang rendah.
2. Tidak mengeluh diiringi sikap ridha merupakan sabar
pada tingkat pertengahan.
3. Memuji Allah atas musibah yang menimpanya
merupakan sabar pada tingkat yang paling tinggi.
8. Ridha

Ridha yaitu merasa cukup dengan


sesuatu.
Ridha dengan ketentuan Allah
merupakan derajat tertinggi bagi orang-
orang yang didekatkan pada Allah.
Ridha adalah buah dari rasa cinta dan
tawakal.
9. Khusyu
 Khusyuk adalah kosongnya hati dari hal-hal yang
melalaikan dari ingat kepada Allah SWT.
Tegasnya, hati dan pikiran kita terfokus hanya kepada
Allah SWT, tidak kepada selain-Nya.
 Kekhusyukkan merupakan bagian penting yang harus
kita raih dalam hidup ini dan kita realisasikan ketika
kita menghadap kepada Allah, terutama saat kita
shalat dan berzikir.
 Sseseorang yang sama sekali tidak khusyu’ dalam
sholatnya, maka tidak akan mendapatkan apa-apa dari
sholatnya.
10. Roja’

Raja' dapat diartikan sebagai memandang luasnya


rahmat Allah atau mengharapkan keridhaan Allah
dan rahmat darinya. Beramal dengan disertai
harapan adalah lebih tinggi derajatnya
dibandingkan bila disertai dengan rasa takut, karna
raja’ akan membuahkan khusnudzon pada Allah.
Tingkatan Roja’

1. Derajat yang lebih tinggi : Orang yang melakukan


ketaatan dan mengharap pahala dari Allah.
2. Derajat yang lebih rendah : Orang yang berdosa,
lalu bertaubat dan mengharap ampunan dari
Allah.
11. Khauf

 Khauf merupakan rasa takut kepada Allah


SWT dengan memiliki perasaan khawatir
akan siksa Allah SWT yang akan ditimpakan
kepada kita (sebagai seorang hamba).
 Khauf bukan lawan dari raja’, melainkan
motivator dengan jalan rahbah (rasa takut
dari siksa Allah). Sedangkan raja’ adalah
motivator dengan jalan raghbah (mengharap
pahala dari Allah).
Macam-macam Khauf

1. Rasa takut yang tersembunyi dan ketergantungan,


wajib diperuntuhkan hanya untuk Allah SWT semata.
2. Rasa takut yang diharamkan, meninggalkan apa yang
wajib dilakukan atau melakukan apa yang
diharamkan karena rasa takut terhadap manusia.
3. Rasa takut yang diperbolehkan, rasa takut yang alami,
seperti takut dengan ular dan binatang buas lainnya.
12. Zuhud

 Zuhud dapat diartikan sebagai


berpindahnya keinginan dari suatu hal
pada apa yang lebih baik darinya.
 Zuhud di dunia akan memberikan
kenyamanan pada hati dan badan.
Sebaliknya keinginan pada dunia akan
mendatangkan kegundahan dan
kesedihan.
Menurut Abdul Mun’im al-Hasyimi dalam bukunya
“Akhlak Rasul” yang diriwayatkan Bukhari dan
Muslim, ada lima faktor mempengaruhi zuhud:

1) Memikirkan kehidupan akhirat dengan menganggap dunia


sebagai ladang akhirat.
2) Menyadari bahwa kenikmatan di dunia bisa memalingkan
hari dari mengingat Allah SWT.
3) Menumbuhkan keyakinan bahwa memburu kehidupan dunia
saja sangat melelahkan.
4) Menyadari bahwa dunia sebagai bentuk laknat, kecuali dzikir,
belajar, mengajar, dan pekerjaan yang hanya ditujukan pada
Allah SWT.
5) Merasakan dunia dari sudut pandang hina dan godaan yang
bisa membahayakan kehidupan manusia di dunia dan akhirat
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫اﻟ َﺤ ْﻤﺪُ ِ ِ َرب اﻟ َﻌﺎﻟ ِﻤ َ‬
‫ﻴﻦ‬

Anda mungkin juga menyukai