Anda di halaman 1dari 2

C.

Hikmah Ibadah
1. Tidak Syirik, ‫هلل الَّذِىْ َخلَ َقهُنَّ اِنْ ُك ْن ُت ْم ِايَّاهُ َتعْ ُبد ُْو َن‬
ِ ِ ‫ َواسْ ُجد ُْوا‬..dan melainkan bersujudlah kepada Allah, yang
telah menciptakan mereka, jika benar-benar hanya kepada Nya kamu menyembah (beribadah) [Ha
Mim As Sajdah 41:38]. Seorang hamba yang sudah berketapan hati untuk senantiasa beribadah
menyembah kepada Nya, maka ia harus meninggalkan segala bentuk syirik. Ia telah mengetahui
segala sifat-sifat yang dimiliki Nya adalah lebih besar dari segala yang ada, sehingga tidak ada wujud
lain yang dapat mengungguli Nya dan dapat dijadikan tempat bernaung.
2. Memiliki ketakwaan, ‫ يا َ ُّي َها ال َّناسُ اعْ ُبد ُْوا َر َّب ُك ُم الَّذِىْ َخلَ َق ُك ْم َو الَّ ِذي َْن مِنْ َق ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم َت َّتقُ ْو َن‬Hai manusia, sembahlah
Tuhan mu yang telah menjadikan kamu dan juga orang-orang sebelummu supaya kamu bertakwa [Al
Baqarah 2:22]. Ada dua hal yang melandasi manusia menjadi bertakwa, yaitu karena cinta atau
karena takut. Ketakwaan yang dilandasi cinta timbul karena ibadah yang dilakukan manusia setelah
merasakan kemurahan dan keindahan Allah SWT. Setelah manusia melihat kemurahan dan
keindahan Nya munculah dorongan untuk beribadah kepada Nya. Sedangkan ketakwaan yang
dilandasi rasa takut timbul karena manusia menjalankan ibadah dianggap sebagai suatu kewajiban
bukan sebagai kebutuhan. Ketika manusia menjalankan ibadah sebagai suatu kewajiban adakalanya
muncul ketidak ikhlasan, terpaksa dan ketakutan akan balasan dari pelanggaran karena tidak
menjalankan kewajiban.
3. Terhindar dari kemaksiatan, ... ‫ان الصلوة تنهى عن الفحشاء& والمنكر‬.. Sesungguhnya shalat mencegah
orang dari kekejian dan kejahatan yang nyata [Al Ankabut 29:46]. Ibadah memiliki daya pensucian
yang kuat sehingga dapat menjadi tameng dari pengaruh kemaksiatan, tetapi keadaan ini hanya bisa
dikuasai jika ibadah yang dilakukan berkualitas. Ibadah ibarat sebuah baju yang harus selalu dipakai
dimanapun manusia berada.
4. Berjiwa sosial, ibadah menjadikan seorang hamba menjadi lebih peka dengan keadaan lingkungan
disekitarnya, karena dia mendapat pengalaman langsung dari ibadah yang dikerjakannya.
Sebagaimana ketika melakukan ibadah puasa, ia merasakan rasanya lapar yang biasa dirasakan
orang-orang yang kekurangan. Sehingga mendorong hamba tersebut lebih memperhatikan orang-
orang dalam kondisi ini.
5. Tidak kikir, ‫ْن الس َِّب ْي ِلال َوالسَّا ِئ ِلي َْن َو فِى الّ ِر َق ِابج‬ ِ ‫ َوا َتى ْال َما َل َعلى ُحبِّه َذ ِوى ْالقُرْ بى َو ْال َيتمى َو ْال َمس ِكي َْن َواب‬dan karena cinta
kepada Nya memberikan harta benda kepada ahli kerabat, dan anak-anak yatim, dan orang-orang
miskin, dan kaum musafir, dan mereka yang meminta sedekah dan untuk memerdekakan sahaya. [Al
Baqarah 2:178]. Harta yang dimiliki manusia pada dasarnya bukan miliknya tetapi milik Allah SWT
yang seharusnya diperuntukan untuk kemaslahatan umat. Tetapi karena kecintaan manusia yang
begita besar terhadap keduniawian menjadikan dia lupa dan kikir akan hartanya. Berbeda dengan
hamba yang mencintai Allah SWT, senantiasa dawam menafkahkan hartanya di jalan Allah SWT, ia
menyadari bahwa miliknya adalah bukan haknya tetapi ia hanya memanfaatkan untuk keperluanya
semata-mata sebagai bekal di akhirat yang diwujudkan dalam bentuk pengorbanan harta untuk
keperluan umat.
6. Merasakan keberadaan Allah SWT, ‫ك فِى السَّا ِج ِدي َْن‬ َ ‫ك ِحي َْن َتقُ ْو ُم َو َت َقلُّ َب‬
َ ‫ اَلَّذِى َي َرا‬Yang Dia melihatmu sewaktu
kamu berdiri (shalat) dan bolak balik dalam sujud Ketika seorang hamba beribadah, Allah SWT
benar-benar berada berada dihadapannya, maka harus dapat merasakan/melihat kehadiran Nya
atau setidaknya dia tahu bahwa Allah SWT sedang memperhatikannya.
7. Meraih martabat liqa Illah, ..... ‫هللا َف ْوقَ اَ ْي ِد ِه ْمج‬ ِ ‫ َي ُد‬Tangan Allah ada diatas tangan mereka [Al Fath
48:11]. Dengan ibadah seorang hamba meleburkan diri dalam sifat-sifat Allah SWT, menghanguskan
seluruh hawa nafsunya dan lahir kembali dalam kehidupan baru yang dipenuhi ilham Ilahi. Dalam
martabat ini manusia memiliki pertautan dengan Tuhan yaitu ketika manusia seolah-olah dapat
melihat Tuhan dengan mata kepalanya sendiri. Sehingga segala inderanya memiliki kemampuan
batin yang sangat kuat memancarkan daya tarik kehidupan suci. Dalam martabat ini Allah SWT
menjadi mata manusia yang dengan itu ia melihat, menjadi lidahnya yang dengan itu ia bertutur
kata, menjadi tangannya yang dengan itu ia memegang, menjadi telinganya yang dengan itu ia
mendengar, menjadi kakinya yang dengan itu ia melangkah.
8. Terkabul Doa-doanya, ‫شد ُْو َن‬ ُ ْ‫َّاع ا َِذا دَ َعانِال َف ْل َيسْ َت ِج ْيب ُْوالِى َو ْالي ُْؤ ِم ُن ْوا ِبى لَ َعلَّ ُه ْم َير‬
ِ ‫ ا ُ ِجيْبُ دَ عْ َو َة الد‬Aku mengabulkan doa
orang yang memohon apabila ia mendoa kepada Ku. Maka hendaklah mereka menyambut seruan Ku
dan beriman kepada Ku supaya mereka mengikuti jalan yang benar [Al Baqarah 2:187]. Hamba yang
didengar dan dikabulkan doa-doanya hanyalah mereka yang dekat dengan Nya melalui ibadah untuk
selalu menyeru kepada Nya.
9. Banyak saudara, ‫ك ِبالصَّلو ِة َواصْ َط ِبرْ َعلَ ْي َهاط‬ َ َ‫ َو ْامُرْ اَهْ ل‬..... Ibadah selayaknya dikerjakan secara berjamaah,
karena setiap individu pasti memerlukan individu yang lain dan ibadah yang dikerjakan secara
berjamaah memiliki derajat yang lebih tinggi dari berbagai seginya terutama terciptanya jalinan tali
silaturahim. Dampak dari ibadah tidak hanya untuk individu tetapi untuk kemajuan semua manusia,
jangan pernah putus asa untuk mengajak orang lain untuk beribadah, karena ia sedang memperluas
lingkungan ibadah dan memperpanjang masanya.
10. Memiliki kejujuran, ‫هللا قِ َيمًا َّوقُع ُْو ًدا َّو َعلى ُج ُن ْو ِب ُك ْمج‬ َ ‫ضي ُت ُم الصَّلوا َة َف ْاذ ُكر ُْوا‬ َ ْ ‫ َ&َِِفاَذا َق‬... Dan apabila kamu telah
selesai mengerjakan shalat, maka ingat lah kepada Allah sambil berdiri, sambil duduk dan sambil
berbaring atas rusuk kamu. [An Nisa 4:104]. Ibadah berarti berdzikir (ingat) kepada Allah SWT,
hamba yang menjalankan ibadah berarti ia selalu ingat Allah SWT dan merasa bahwa Allah SWT
selalu mengawasinya sehingga tidak ada kesempatan untuk berbohong. َّ‫اِنَّ الص ِّْدقَ َي ْهدِى ِالَى ْا ِلبرَّ َواِنَّ ْا ِلبر‬
َ ‫ َي ْهدِىْ ِالَى ْا‬... Kejujuran mengantarkan orang kepada kebaikan dan kebaikan mengantarkan orang ke
‫لج َّن ِة‬
surga [HR Bukhari & Muslim]
11. Berhati ikhlas, ‫هللا م ُْخلِصِ ي َْن لَ ُه الِ ّد ْي َنال ُح َن َفا َء‬ َ ‫ َو َما ا ُ ِمر ُْوا ِاالَّ لِ َيعْ ُبد ُْوا‬.... Dan mereka tidak diperintahkan
melainkan supaya beribadah kepada Allah dengan tulus ikhlas dalam ketaatan kepada Nya dengan
lurus. [Al Bayyinah 98:6]. Allah SWT menilai amal ibadah hambanya dari apa yang diniatkan,
lakukanlah dengan ikhlas dan berkwalitas. Jangan berlebihan karena Allah SWT tidak menyukainya.
‫ َقا َل َثالَ ًثا‬,‫ك ْال ُم َت َن ِّطع ُْو َن‬
َ َ‫ َهل‬Binasalah orang yang keterlaluan dalam beribadah, beliau ulang hingga tiga kali.
[HR Muslim]
12. Memiliki kedisiplinan, Ibadah harus dilakukan dengan ‫ دائمون‬dawam (rutin dan teratur), ‫خاشعون‬
khusyu (sempurna), ‫ يحافظون‬terjaga dan semangat.
13. Sehat jasmani dan rohani, hamba yang beribadah menjadikan gerakan shalat sebagai senamnya,
puasa menjadi sarana diet yang sehat, membaca Al Qur an sebagai sarana terapi kesehatan mata
dan jiwa. Insya Allah hamba yang tekun dalam ibadah dikaruniakan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai