NPM: 1910631140192
KELAS : A
Kesimpulan yang saya dapat dari materi diskusi tentang Hakikat Ibadah dan
Urgensinya oleh teman saya dan dapat saya simpulkan bahwa:
Pengertian Ibadah
َيَا أَيُّهَا النَّاسُ ا ْعبُدُوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذي خَ لَقَ ُك ْم َوالَّ ِذينَ ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُون
a. Ibadah dalam arti khusus (mudhloh) yaitu tata aturan ilahi yang secara
langsung mengatur hubungan antara seorang hamba dengan Tuhannya yang
cara, tata cara dan upacara (ritual) telah ditentukan secara terperinci daam
Al- Qur’an dan As- Sunnah yang biasanya berkisar pada masalah Thoharoh,
Sholat, Zakat, Puasa, Haji.
b. Ibadah dalam arti luas, yaitu segala gerak-gerik, tingkah laku,
serta perbuatan yang mempunyai 3 Tanda :
Jadi, Ibadah merupakan seluruh aspek kehidupan. Tidak terbatas pada saat-
saat singkat yang diisi dengan cara-cara tertentu. Suatu Ibadah mempunyai
nilai yaitu jalan hidup dan seluruh aspek kehidupan dan merupakan tingkah
laku, tindak-tanduk, pikiran dan perasaan semata-mata untuk Allah, yang
dibangun dengan suatu sistem yang jelas, yang di dalamnya terlihat
segalanya yang pantas dan tidak pantas terjadi.
· Hakikat Ibadah
“Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka
menyembah pada Ku” (QS. Az Zariyat: 56)
Artinya: jika kita sama atau lebih mengabdi atau mencintai selain Allah
maka akan menjadi dosa paling besar yang sulit diampuni kecuali dangan
taubat nasuhah sebagaimana hadits dari Ibnu Mas’ud.
Ditinjau dari jenisnya, ibadah dalam Islam terbagi menjadi dua jenis, dengan
bentuk dan sifat yang berbeda antara satu dengan lainnya
1. Ibadah Mahdhah
Ibadah mahdhah atau ibadah khusus ialah ibadah yang apa saja yang telah
ditetpkan Allah akan tingkat, tata cara dan perincian-perinciannya. Jenis
ibadah yang termasuk mahdhah, adalah :
· Wudhu,
· Tayammum
· Mandi hadats
· Shalat
· Shiyam ( Puasa )
· Haji
· Umrah
Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul kecuali untuk ditaati dengan izin
Allah…(QS. 64)
c. Bersifat supra rasional (di atas jangkauan akal) artinya ibadah bentuk ini
bukan ukuran logika, karena bukan wilayah akal, melainkan wilayah wahyu,
akal hanya berfungsi memahami rahasia di baliknya yang disebuthikmah
tasyri’. Shalat, adzan, tilawatul Quran, dan ibadah mahdhah lainnya,
keabsahannnya bukan ditentukan oleh mengerti atau tidak, melainkan
ditentukan apakah sesuai dengan ketentuan syari’at, atau tidak. Atas dasar
ini, maka ditetapkan oleh syarat dan rukun yang ketat.
d. Azasnya “taat”, yang dituntut dari hamba dalam melaksanakan ibadah ini
adalah kepatuhan atau ketaatan. Hamba wajib meyakini bahwa apa yang
diperintahkan Allah kepadanya, semata-mata untuk kepentingan dan
kebahagiaan hamba, bukan untuk Allah, dan salah satu misi utama diutus
Rasul adalah untuk dipatuhi.
Ibadah ghairu mahdhah atau umum ialah segala amalan yang diizinkan oleh
Allah. misalnya ibadaha ghairu mahdhah ialah belajar, dzikir, dakwah,
tolong menolong dan lain sebagainya. Prinsip-prinsip dalam ibadah ini, ada
4:
1. Tidak Syirik, َ ُدوْ نtttttُ ُج ُدوْ ا ِهللِ الَّ ِذىْ َخلَقَه َُّن اِ ْن ُك ْنتُ ْم اِيَّاهُ تَ ْعبtttttاس
ْ َو.dan melainkan
bersujudlah kepada Allah, yang telah menciptakan mereka, jika benar-benar
hanya kepada Nya kamu menyembah (beribadah) [Ha Mim As Sajdah
41:38]. Seorang hamba yang sudah berketapan hati untuk senantiasa
beribadah menyembah kepada Nya, maka ia harus meninggalkan segala
bentuk syirik. Ia telah mengetahui segala sifat-sifat yang dimiliki Nya adalah
lebih besar dari segala yang ada, sehingga tidak ada wujud lain yang dapat
mengungguli Nya dan dapat dijadikan tempat bernaung.
2. Memiliki ketakwaan, َوْ نttُ ُدوْ ا َربَّ ُك ُم الَّ ِذىْ َخلَقَ ُك ْم َو الَّ ِذ ْينَ ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقtُياَيُّهَا النَّاسُ ا ْعب
.Hai manusia, sembahlah Tuhan mu yang telah menjadikan kamu dan juga
orang-orang sebelummu supaya kamu bertakwa [Al Baqarah 2:22]. Ada dua
hal yang melandasi manusia menjadi bertakwa, yaitu karena cinta atau
karena takut. Ketakwaan yang dilandasi cinta timbul karena ibadah yang
dilakukan manusia setelah merasakan kemurahan dan keindahan Allah
SWT. Setelah manusia melihat kemurahan dan keindahan Nya munculah
dorongan untuk beribadah kepada Nya. Sedangkan ketakwaan yang
dilandasi rasa takut timbul karena manusia menjalankan ibadah dianggap
sebagai suatu kewajiban bukan sebagai kebutuhan. Ketika manusia
menjalankan ibadah sebagai suatu kewajiban adakalanya muncul ketidak
ikhlasan, terpaksa dan ketakutan akan balasan dari pelanggaran karena tidak
menjalankan kewajiban.
5. Tidak kikir,َواتَى ْال َما َل عَلى ُحبِّه َذ ِوى ْالقُرْ بى َو ْاليَتمى َو ْال َمس ِك ْينَ َواب ِْن ال َّسبِ ْيلِال َوالسَّائِلِ ْينَ َو فِى
الّ ِرقَابِجdan karena cinta kepada Nya memberikan harta benda kepada ahli
kerabat, dan anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, dan kaum musafir,
dan mereka yang meminta sedekah dan untuk memerdekakan sahaya. [Al
Baqarah 2:178]. Harta yang dimiliki manusia pada dasarnya bukan miliknya
tetapi milik Allah SWT yang seharusnya diperuntukan untuk kemaslahatan
umat. Tetapi karena kecintaan manusia yang begita besar terhadap
keduniawian menjadikan dia lupa dan kikir akan hartanya. Berbeda dengan
hamba yang mencintai Allah SWT, senantiasa dawam menafkahkan
hartanya di jalan Allah SWT, ia menyadari bahwa miliknya adalah bukan
haknya tetapi ia hanya memanfaatkan untuk keperluanya semata-mata
sebagai bekal di akhirat yang diwujudkan dalam bentuk pengorbanan harta
untuk keperluan umat.
6. Merasakan keberadaan Allah SWT, َا ِج ِد ْينt الس َ t َوْ ُم َوتَقَلُّبttُ َراكَ ِح ْينَ تَقt َاَلَّ ِذى ي
َّ ك فِى
.Yang Dia melihatmu sewaktu kamu berdiri (shalat) dan bolak balik dalam
sujud Ketika seorang hamba beribadah, Allah SWT benar-benar berada
berada dihadapannya, maka harus dapat merasakan/melihat kehadiran Nya
atau setidaknya dia tahu bahwa Allah SWT sedang memperhatikannya.
8. Terkabul Doa-doanya, وْ ا بِى لَ َعلَّهُ ْمttُ َو ْالي ُْؤ ِمنtتَ ِج ْيبُوْ الِىt انِال فَ ْليَ ْسttاع اِ َذا َد َع
ِ َّدt َوةَ الtاُ ِجيْبُ َد ْع
َ ُدوْ نt يَرْ ُشAku mengabulkan doa orang yang memohon apabila ia mendoa
kepada Ku. Maka hendaklah mereka menyambut seruan Ku dan beriman
kepada Ku supaya mereka mengikuti jalan yang benar [Al Baqarah 2:187].
Hamba yang didengar dan dikabulkan doa-doanya hanyalah mereka yang
dekat dengan Nya melalui ibadah untuk selalu menyeru kepada Nya.
9. Banyak saudara, اطttَر َعلَ ْيهtْ ِطَبt اص
ْ لو ِة َوt الص َ t َرْ اَ ْهلtt َو ْا ُم..... Ibadah selayaknya
َّ ِك ب
dikerjakan secara berjamaah, karena setiap individu pasti memerlukan
individu yang lain dan ibadah yang dikerjakan secara berjamaah memiliki
derajat yang lebih tinggi dari berbagai seginya terutama terciptanya jalinan
tali silaturahim. Dampak dari ibadah tidak hanya untuk individu tetapi untuk
kemajuan semua manusia, jangan pernah putus asa untuk mengajak orang
lain untuk beribadah, karena ia sedang memperluas lingkungan ibadah dan
memperpanjang masanya.
ْ tَلواةَ فtالص
10. Memiliki kejujuran, وْ بِ ُك ْمجttُ َّوعَلى ُجنtوْ ًداttا َّوقُ ُعtt هللاَ قِيَ ًمtاذ ُكرُوْ اt َْ ََِاَذا قtَ ِف...
َّ يتُ ُمtض
Dan apabila kamu telah selesai mengerjakan shalat, maka ingat lah kepada
Allah sambil berdiri, sambil duduk dan sambil berbaring atas rusuk kamu.
[An Nisa 4:104]. Ibadah berarti berdzikir (ingat) kepada Allah SWT, hamba
yang menjalankan ibadah berarti ia selalu ingat Allah SWT dan merasa
bahwa Allah SWT selalu mengawasinya sehingga tidak ada kesempatan
untuk berbohong. ِدىْ اِلَى ْال َجنَّ ِةttْ َّر يَهttِ َّر َواِ َّن ْالبttِ ِدى اِلَى ْالبttْق يَه
tَ ْدttالص
ِّ اِ َّن... Kejujuran
mengantarkan orang kepada kebaikan dan kebaikan mengantarkan orang ke
surga [HR Bukhari & Muslim]
ِ ِ هللاَ ُم ْخلt ُدوْ اtُ رُوْ ا اِالَّ لِيَ ْعبt َو َما اُ ِم....Dan mereka
11. Berhati ikhlas, ا َءttَ ّد ْينَال ُحنَفtِهُ الtَ ْينَ لtص
tidak diperintahkan melainkan supaya beribadah kepada Allah dengan tulus
ikhlas dalam ketaatan kepada Nya dengan lurus. [Al Bayyinah 98:6]. Allah
SWT menilai amal ibadah hambanya dari apa yang diniatkan, lakukanlah
dengan ikhlas dan berkwalitas. Jangan berlebihan karena Allah SWT tidak
َ َ ق, َ هَلَكَ ْال ُمتَنَطِّعُوْ نBinasalah orang yang keterlaluan dalam
menyukainya. ال ثَالَثًا
beribadah, beliau ulang hingga tiga kali. [HR Muslim]
13. Sehat jasmani dan rohani, hamba yang beribadah menjadikan gerakan
shalat sebagai senamnya, puasa menjadi sarana diet yang sehat, membaca Al
Qur an sebagai sarana terapi kesehatan mata dan jiwa. Insya Allah hamba
yang tekun dalam ibadah dikaruniakan kesehatan.
D. Ibadah Sosial
Di dalam Islam, ibadah sosial lebih dikenal dengan istilah muamalah atau
hubungan antara seorang muslim dengan lingkungan sekitarnya. Seorang
muslim yang baik, dalam melakukan hubungan muamalah juga tetap
mengacu kepada ketentuan syari’ah agamanya. Perbedaannya hanyalah
kepada objek ia melakukan ibadah. Ibadah sosial menyangkut hubungan
antara manusia dengan manusia dalam rangka mencari keridhaan dari Allah
SWT. Melalui interaksi hubungan antara sesama manusia tersebut, seorang
hamba berharap bisa mendapatkan pahala dari amal ibadah sosial yang telah
dilakukannya.
Ada beberapa jenis ibadah sosial yang bisa secara mudah dilakukan oleh
seorang muslim, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
1.Sedekah
Sedekah merupakan salah satu jenis ibadah sosial yang menyangkut antara
hubungan seorang manusia dengan manusia. Ibadah yang dilakukan
memberikan nilai kemanfaatan bagi orang yang mendapatkan sedekah.
2.Zakat
Zakat juga menjadi salah satu bentuk ibadah sosial. Zakat hampir sama
dengan sedekah, bedanya hanya pada hukum pelaksanaanya serta ukuran-
ukuran yang ditetapkan berdasarkan jenis benda yang dizakatkan.Zakat
hukumnya wajib, sedangkan sedekah sunnah. Jika kita menunaikan ibadah
zakat, maka harus dijelaskan dikeluarkan oleh siapa dan berapa jumlahnya.
Berbeda dengan sedekah. Sedekah yang sembunyi-sembunyi lebih baik
dibanding dengan sedekah yang dipublikasikan, terlebih nama si pemberi
sedekah dengan jelas dan diketahui banyak orang.