EKSTRAKSI PELARUT
A. TUJUAN
1. Memisahkan logam Pb dari campurannya dengan ekstraksi pelarut
2. Untuk mengetahui kadar Pb dalam sampel menggunakan metode ekstraksi pelarut
3. Untuk membandingkan kadar Pb dalam sampel yang berada pada dekat jalan raya dan
jauh dengan jalan raya
B. DASAR TEORI
Ektraksi pelarut adalah suatu metode pemisahan berdasarkan transfer suatu zat terlarut dari
suatu pelarut kedalam pelarut lain yang tidak saling bercampur. Menurut Nerst, zat terlarut akan
terdistribusi pada kedua solvent sehingga perbandingan konsentrasi pada kedua solvent tersebut tetap
untuk tekanan dan suhu yang tetap (Khopkar, 1990).
Mulai
Panaskan 10 ml HNO3 1M
Selesai
F. PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini dilakukan pemisahan ion logam dengan metode ekstraksi pelarut.
Ekstraksi merupakan suatu metoda pemisahan berdasarkan kelarutansuatu zat yang tak saling campur.
Ekstraksi dapat dilakukan dengan berbagai cara.Ekstraksi menggunakan pelarut didasarkan pada
kelarutan komponen terhadap komponen lain dalam campuran. Prinsip yang digunakan pada
percobaan kali ini adalah di mana suatu solute terdistribusi antara dua cairan yang tak saling campur,
sehingga pada keadaan yang berkesetimbangan erdapat hubungan definitantara konsentrasi pada
kedua cairan tersebut.Dalam percobaan ini dipisahkan ion logam Pb 2+ dengan terlebih dahulu
mereaksikannya dengan ditambahkan HNO3 0,1 N yang telah dipanaskan pada suhu 70°C. Tujuan
dari penambahan itu adalah untuk mendekstruksi atau melarutkan logam timbal menjadi garam nitrat
yang sebagian besar larut dalam pelarut air.Kemudian difeniltiokarbazida atau ditizon. Ion Pb 2+ berada
dalam fasa air,sedangkan difeniltikarbazida adalah fasa organik. Setelah keduanya bereaksi akan
membentuk senyawa kompleks yang netral sehingga ion Pb 2+ akan terekstraksi dari fasa air ke fasa
organik. Reaksi yang terjadi pada percobaan kali ini adalah
Ditambahkan larutan dititizon sebanyak ini,kemudian akan terlihat perbedaan dua fasa,
karena larutan Pb2+ merupakan fasa air dan ditizon adalah fasa organic. Sebelumnya ditambahkan
amonia.Penambahan ammonia ini membuat perbedaan konsentrasi Pb 2+ dalam campuran dan juga
sebagai pemberi suasana asam atau basa. Pb 2+ akan berada dalam fasacyang sama yaitu fasa air
sedangkan fasa organiknya adalah ditizon dalam kloroform.Pelarut yang digunakan pada fasa organik
adalah pelarut kloroform karena nilai massa jenis kloroform tidak jauh berbeda dengan massa jenis
ditizon dan plumbun. Hal tersebut akan membuat plumbun akan mudah terekstraksi ketika dilakukan
pengocokan terhadap corong pisah. Awalnya plumbun berada dalam fasa air kemudian setelah
terekstraksi berada dalam fasa organic karena Pb 2+ akan membentuk kompleks dengan ditizon yaitu
menjadi Pb(Dz)2.
Pada saat pengukuran dengan spektroskopi UV-Vis dengan panjang gelombang 540 nm, pada
sampel yang berada pada dekat jalan raya absorbansinya sebesar 0,16 dan jauh dari jalan raya sebesar
0,133.
Kurva kalibrasi yang diperoleh yaitu Y = 0.027x – 0.001,kemudian diperoleh kadar Pb dalam
sampel yang didekat jalan raya adalah 1,8632 x 10 4 ppm dan sampel jauh dari jalan raya adalah
1,55092 x 104 ppm.
G. SIMPULAN
1. Ekstraksi atau penyarian merupakan proses pemisahan dimana suatu zat terbagi dalam
dua pelarut yang tidak bercampur.
2. Setelah dilakukan perhitungan, kadar Pb yang terkandung dalam sampel jauh dengan
jalan raya adalah 1,55092 104 ppm
3. Setelah dilakukan perhitungan, kadar yang terkandung dalam sampel dekat dengan jalan
raya adalah 1.8632 x 104 ppm
H. DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, M. N. 1997. Kamus Kimia Arti dan Penjelasan Istilah. Jakarta. Gramedia
4311411060
I. LAMPIRAN
Sampeldaunsawiλ 540 nm
1. 0 0,000
2. 2 0,056
3. 4 0,110
4. 6 0,161
5. 8 0,227
konsentrasi VS absorbansi
0.25
0.15
0.1
0.05
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Factor pengenceran = 250 kali
Sampeldekat
Y = 0.027x – 0.001
X = 5.96
= 1490.74
= 18634.26 mg/kg
Sampel jauh
Y = 0.027x – 0.001
X = 4.963
= 1240.741
= 1240 : (1000/12.5)
= 15.50926 mg/g
= 15509.26
= 1490.74