Anda di halaman 1dari 1

5.

2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini, dilakukan percobaan mengenai ekstraksi pelarut yang
bertujuan untuk memahami prinsip kerja ekstraksi pelarut dan untuk menentukan
konsentrasi Fe3+ yang diekstraksi secara spektrofotometri. prinsip dari ekstraksi
pelarut adalah distibusi dua pelarut yang tidak saling melarutkan. Pelarut yang
digunakan harus memiliki perbedaan kepolaran dan massa jenis yang besar, pada
pelarut yang digunakan adalah air (pelarut polar) dan kloroform (pelarut nonpolar)
dengan sampel Fe3+.
Pertama, ditambahkan sebanyak 10 mL Fe3+ dan 3 pipet pengompleks SCN-
kedalam corong pisah. Senyawa Fe3+ tidak bisa terdistribusi kedalam pelarut
organik karena tidak bersifat netral (bermuatan) sehingga harus ditambahkan
pengompleks, pengompleks bertujuan sebagai ligan untuk mengomplekskan ion
Fe3+ agar netral sehingga dapat larut ke pelarut kloroform. Senyawa kompleks
yang terbentuk adalah Ferri(III) Tiosianat atau [Fe(SCN)3]. Lalu larutan dikocok
untuk menghomogenkan larutan. Sebelum penambahan pengompleks Fe3+
berwarna kuning oranye dan berubah menjadi oranye kecoklatan setelah
ditambahkan kompleks SCN-.
Selanjutnya ditambahkan sebanyak 5 mL CHCl3 sebagai pelarut organik
kedalam corong pisah dan dikocok lalu didiamkan hingga terbentuk bidang batas.
Penambahan CHCl3 berfungsi untuk mendistribusikan Fe3+ sehingga Fe3+ akan
terpisah dengan air. Pengocokan berfungsi agar Fe3+ dapat terdistribusi secara
maksimal kedalam pelarut organik.
Sesuai dengan hukun Nernst, jika terdapat dua pelarut yang tidak saling
bercampur, maka akan terjadi pembentukan bidang batas dimana solute dapat
terdistribusi kedalam dua pelarut, sehingga harus dilakukan dua atau tiga kali
pendistribusian agar ion Fe3+ dapat terdistribusi seluruhnya. Kemudian campuran
didiamkan sebentar hingga terbentuk bidang batas. Bidang batas terbentuk akibat
adanya perbedaan massa jenis dan kepolaran yang jauh. Diketahui bahwa massa
jenis kloroform lebih besar daripada massa jenis air dimana massa jenis kloroform
sebesar 1,49 g/cm3 sedangkan massa jenis air sebesar 1 g/cm3. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa senyawa kloroform berada pada batas bawah sedangkan air
berada pada batas atas.
Selanjutnya diukur absorban dengan spektrofotometri pada Panjang
gelombang 540 nm, karena merupakan panjang gelombang maksimum.
Digunakan standar dalam fasa akuos, karena komposisi akuos sama dengan
blanko sehingga absorban dapat terbaca. Dari hasil absorban yang telah didapat
maka selanjutnya data tersebut diplotkan dan didapatkan persamaan regresi pada
percobaan ini yaitu, y = 0,0094x + 0,3452 dengan R2 sebesar 0.9984. berdasarkan
analisis nilai R pada grafik, jika nilai R yang dihasilkan pada regresi mendekati 1
maka dapat dikatakan pembuatan kurva standar untuk menentukan konsentrasi
suatu sampel baik. Sesuai dengan hukum Lambert-Beer, dimana konsentrasi
berbanding lurus dengan nilai absorban.
Untuk menentukan rasio konsentrasi zat terlarut dalam fase organik maka
dapat dihitung koefisien distribusinya dimana semakin besar koefisien
distribusinya maka semakin banyak zat terlarut yang terdistribusi kedalam pelarut
organik. Pada percobaan ini didapatkan koefisien distribusinya sebesar 2,6924.

Anda mungkin juga menyukai