Systematic Review Group 11
Systematic Review Group 11
ABSTRAK
Latar Belakang: Obat kumur atau mouthwash mungkin belum menjadi bagian dari langkah
menjaga kesehatan gigi dan mulut atau oral bagi kebanyakan orang.
Tujuan: Untuk mengetahui perbedaan yang pada obat kumur herbal dan non herbal, apa saja
herbal yang dapat dijadikan kandungan dalam obat kumur, juga untuk memberi edukasi pada
pembaca mengenai obat kumur.
Metode: Sebuah tinjauan sistematis melalui review terhadap beberapa artikel terkait
mengenai obat kumur herbal dan non herbal. Pencarian artikel diakses dari Google Scholar
dengan menggunakan kata kunci “obat kumur” AND “ herbal” AND “non herbal”.
Ditemukan hasil sebanyak 351 artikel, kemudian diseleksi menjadi 7 artikel yang menjadi
sample untuk pembuatan systematic review ini.
Hasil: Dari ketujuh artikel yang digunakan, ditemukan hasil yang bervariatif. Penggunaan
obat kumur herbal dan non-herbal dapat memberi banyak manfaat yang baik bagi kesehatan
mulut.
Kesimpulan: Penggunaan obat kumur berperan penting dalam memberikan kesehatan mulut
yang optimal. Namun penggunaan obat kumur non herbal masih dapat memberikan efek
samping. Obat kumur herbal jauh lebih unggul dan disarankan penggunaannya. Ada banyak
bahan yang dapat digunakan sebagai obat kumur herbal, dengan kelebihan yang berbeda-
beda.
No
Keterangan Jurnal Inti Jurnal Hasil Studi
.
Obat kumur herbal
mengandung cengkeh akan
(2017) “Efek obat kumur Membahas mengenai Pengaruh aman untuk melindungi
mengandung Cengkeh terhadap Cengkeh sebagai obat kumur kekerasan enamel apabila
1
kekerasan enamel gigi.” terhadap kekerasan enamel gigi. digunakan dalam keadaan
lingkungan yang mengandung
saliva.
(2015) “PERBEDAAN
Membahas mengenai Perbedaan Obat kumur klorheksidin dan
EFEKTIFITAS OBAT
Efektifitas Obat Kumur Herbal obat kumur herbal daun
KUMUR HERBAL DAN NON
dan Non Herbal dalam kemangi dapat menurunkan
2 HERBAL
mengurangi Plak di dalam akumulasi plak di dalam rongga
TERHADAP AKUMULASI
mulut. mulut
PLAK DI DALAM RONGGA
MULUT
(2017) “EFEK OBAT KUMUR Membahas mengenai pengaruh
Kandungan alkohol dapat
BERALKOHOL TERHADAP obat kumur beralkohol dan efek
memberikan efek samping pada
3 JARINGAN RONGGA sampingnya terhadap kesehatan
kesehatan mulut bahkan dapat
MULUT” mulut.
memicu kanker mulut
(2015) “PENGARUH OBAT
Obat kumur herbal dan
KUMUR HERBAL, Membahas mengenai pengaruh
semiherbal menyebabkan
SEMIHERBAL, DAN obat kumur herbal, semiherbal,
tingkat kekasaran permukaan
NONHERBAL TERHADAP dan nonherbal terhadap
yang sama. Obat kumur herbal
4 KEKASARAN PERMUKAAN kekasaran permukaan basis gigi
dan semiherbal menyebabkan
BASIS GIGI TIRUAN RESIN tiruan resin akrilik polimerisasi
kekasaran permukaan yang
AKRILIK POLIMERISASI panas.
lebih tinggi dibandingkan obat
PANAS”
kumur nonherbal
Membahas mengenai perbedaan
(2019) “Pengaruh obat kumur
perbedaan efektifitas obat Obat kumur herbal jeruk nipis
herbal jeruk nipis (Citrus
kumur herbal dan klorheksidin mempunyai efek lebih baik
5 aurantifolia) terhadap penurunan
terhadap penurunan nilai indeks dalam menurunkan plak.
indeks plak gigi murid.”
plak.
7 (2017) “PENGARUH DAYA Mengetahui daya anti bakteri Daya anti bakteri yang terdapat
ANTIBAKTERI OBAT yang terdapat dalam obat kumur dalam obat kumur ekstrak
KUMUR EKSTRAK ETANOL
DAUN
etanol daun ciplukan bekerja
CIPLUKAN (Physalis angulata
ekstrak etanol daun ciplukan. terhadap bakteri
L.) TERHADAP BAKTERI
Staphylococcus Aureus
Staphylococcus Aureus In
Vitro”
Pembahasan
Berdasarkan ketujuh artikel penelitian diatas, penggunaan obat kumur sangat
berpengaruh dalam memberikan kesehatan oral yang maksimal.
Penelitian pada artikel 1 dalam tabel dilakukan terhadap 18 gigi premolar pertama
rahang atas yang telah didemineralisasi dengan larutan asam sebagai perumpamaan kondisi
rongga mulut saat setelah makan, menunjukkan rata-rata peningkatan kekerasan email gigi
yang direndam dengan obat kumur mengandung cengkeh pada lingkungan yang
mengandung saliva lebih tinggi signifikan (p<0,05) dibandingkan kekerasan enamel gigi
tanpa lingkungan saliva. Proses destilasi cengkeh dalam pembuatan obat kumur kemungkinan
menjadi penyebab turunnya nilai agen remineralisasi yang harusnya terdapat pada cengkeh
sehingga proses remineralisasi enamel pada gigi yang tanpa lingkungan saliva tidak dapat
terjadi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa obat kumur herbal mengandung cengkeh akan
aman untuk melindungi kekerasan enamel apabila digunakan dalam keadaan lingkungan
yang mengandung saliva.
Penelitian pada artikel 2 dalam tabel dilakukan terhadap 52 subjek yang dibagi dalam 2
kelompok menggunakan metode Randomized Controlled Trial jenis pretest-posttest.
Kelompok pertama berkumur menggunakan larutan kloheksidin glukonat 0,2% dan
kelompok lainnya berkumur menggunakan obat kumur herbal daun kemangi dengan
kandungan minyak astri 4%, pengukuran plak menggunakan Patient Hygiene Performance
Index (PHP).
Penelitian pada artikel 3 dalam tabel membahas mengenai efek samping dari
penggunaan obat kumur yang mengandung alkohol (non-herbal). Efek samping yang dapat
ditimbulkan adalah sensasi mulut terbakar, nyeri di mulut, perubahan warna gigi, dan yang
paling berbahaya dapat menyebabkan kanker rongga mulut.
Penelitian pada artikel 4 dalam tabel dilakukan terhadap Dua puluh tujuh sampel resin
akrilik polimerisasi panas berbentuk balok dengan ukuran 20 x 10 x 3 mm dibagi menjadi
tiga kelompok perlakuan. Seluruh sampel direndam ke dalam aquades steril selama 24 jam
dengan suhu 370C selanjutnya sampel direndam ke dalam tiga kelompok perlakuan yaitu
obat kumur herbal, semiherbal, dan nonherbal. Setiap sampel dalam kelompok perlakuan
direndam dalam 30 ml larutan obat kumur selama 30 menit sehari sekali selama 12 hari pada
suhu 370C (simulasi penggunaan obat kumur selama 1 tahun). Setelah itu dilakukan
pengukuran peningkatan kekasaran permukaan menggunakan surface roughness
measurement instrument. Hasil uji Anava satu jalur menunjukkan terdapat pengaruh yang
bermakna antara obat kumur herbal, semiherbal, dan nonherbal terhadap kekasaran
permukaan basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas (p<0,05). Uji Post Hoc LSD
menunjukkan terdapat perbedaan kekasaran permukaan bermakna antara obat kumur
nonherbal terhadap obat kumur herbal dan semiherbal (p<0,05), sedangkan antara obat kumur
herbal dan semiherbal terdapat perbedaan yang tidak bermakna (p>0,05). Kesimpulan dari
penelitian ini adalah obat kumur herbal dan semiherbal menyebabkan tingkat kekasaran
permukaan yang sama. Obat kumur herbal dan semiherbal menyebabkan kekasaran
permukaan yang lebih tinggi dibandingkan obat kumur nonherbal.
Penelitian pada artikel 5 dalam tabel dilakukan penelitian berupa eksperimental semu
dengan metode intervensi. Populasi penelitian adalah 200 siswa kelas 1 dan 2 di MTs
Ma’Arif Jatinangor Sumedang. Teknik pengambilan sampel melalui purposive sampling dan
didapat 25 siswa yang memenuhi kriteria. Semua siswa menggunakan kedua obat kumur
dengan periode washed out. Pemeriksaan indeks plak sebelum dan sesudah pemakaian obat
kumur menggunakan metode Oral Hyigiene Index Simplified (OHIS).
Penelitian pada artikel 6 dalam tabel dilakukan ekstraksi dengan cara infundasi. Larutan
obat kumur diuji efektivitas antibakteri dan uji organoleptik. Hasil uji bakteri dianalisis
menggunakan One Way Anova. Hasil uji efektivitas antibakteri dan uji organoleptik
didapatkan formulasi paling efektif dengan jumlah infusa daun stevia 60 ml dan minyak
cengkeh sebanyak 3 ml.
Penelitian pada artikel 7 dalam tabel dilakukan penelitian eksperimental murni
laboratorik dengan rancangan post test control group design only dengan jumlah sampel
sebanyak 32. Uji anti bakterial menggunakan metode difusi dengan cara sumuran. Data yang
diperoleh kemudian dilakukan uji normalitas menggunakan uji Shapiro-wilk (n<50) dan uji
hipotesis menggunakan uji IndependentTt-test. Hasil uji Independent T-test diperoleh nilai
signifikasi p = 0,000 yang berarti p<0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat bahwa
terdapat perbedaan yang bermakna antara pasta gigi herbal dan non-herbal terhadap
pertumbuhan Streptococcus mutans. Hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa pasta gigi
herbal memiliki daya antibakteri lebih besar 9,68% dibandingkan pasta gigi non -herbal
terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans.
Kesimpulan
Berdasarkan 7 artikel yang sudah dikaji diatas, dapat diketahui bahwa penggunaan obat
kumur herbal jauh lebih bermanfaat dan aman bagi kesehatan mulut. Bahan-bahan alami
yang berbeda menghasilkan efek positif yang berbeda pula bagi kesehatan mulut. Bahan-
bahan alami tersebut termasuk bahan umum yang gampang ditemui. Disamping itu
penggunaan obat kumur non-herbal juga memberikan efek samping yang dapat
membahayakan.
Daftar Pustaka
1. Yumi Lindawati And Novia. (2017) ‘Efek obat kumur mengandung cengkeh terhadap
kekerasan enamel gigi’. DOI: https://doi.org/10.35856/mdj.v6i1.18
2. Nina Ristianti, Jaka Kusnanta W, and Marsono Marsono. (2015) ‘PERBEDAAN
EFEKTIFITAS OBAT KUMUR HERBAL DAN NON HERBAL TERHADAP
AKUMULASI PLAK DI DALAM RONGGA MULUT’.
DOI: http://dx.doi.org/10.30659/medali.v2i1.447
3. Poetry Oktanauli, Pinka Taher, and Adam Dwi Prakasa. (2017) ‘EFEK OBAT
KUMUR BERALKOHOL TERHADAP JARINGAN RONGGA MULUT’.
DOI: https://doi.org/10.32509/jitekgi.v13i1.850
4. NUR AMALIA PUSPITASARI, drg. Murti Indrastuti, M.Kes., Sp.Pros(K). (2015)
‘PENGARUH OBAT KUMUR HERBAL, SEMIHERBAL, DAN NONHERBAL
TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BASIS GIGI TIRUAN RESIN
AKRILIK POLIMERISASI PANAS’.
http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/85853
5. Meirina Gartika, Warta Dewi, and Hening Tjaturina Pramesti. (2019) ‘Pengaruh obat
kumur herbal jeruk nipis (Citrus aurantifolia) terhadap penurunan indeks plak gigi
murid’. DOI : https://doi.org/10.24198/pjdrs.v3i2.24074
6. Manikam, A. S. et al. (2017) ‘Potensi Ekstrak Daun Stevia (Stevia rebaudiana
Bertoni) pada Formulasi Obat Kumur terhadap Aktivitas Antibakteri Streptococcus
mutans’. http://journal.unimma.ac.id/index.php/urecol/article/view/1321
7. CH Permatasari and A Medawati. (2017) ‘PENGARUH DAYA ANTIBAKTERI
OBAT KUMUR EKSTRAK ETANOL DAUN CIPLUKAN (Physalis angulata L.)
TERHADAP BAKTERI Staphylococcus Aureus In Vitro’.
http://thesis.umy.ac.id/datapublik/t61963