Anda di halaman 1dari 7

PERBANDINGAN PENGGUNAAN OBAT KUMUR HERBAL

DAN NON HERBAL : SYSTEMATIC REVIEW

Insan Munawar Batubara : 223308010019


Nabilla Anatasya Syahputri : 223308010024
Yinka Mutiara Annisa : 223308010006
Salsabila Rasmi Hrp : 223308010003

Fakultas Kedokteran Gigi , Universitas Prima Indonesia

ABSTRAK
Latar Belakang: Obat kumur atau mouthwash mungkin belum menjadi bagian dari langkah
menjaga kesehatan gigi dan mulut atau oral bagi kebanyakan orang.
Tujuan: Untuk mengetahui perbedaan yang pada obat kumur herbal dan non herbal, apa saja
herbal yang dapat dijadikan kandungan dalam obat kumur, juga untuk memberi edukasi pada
pembaca mengenai obat kumur.
Metode: Sebuah tinjauan sistematis melalui review terhadap beberapa artikel terkait
mengenai obat kumur herbal dan non herbal. Pencarian artikel diakses dari Google Scholar
dengan menggunakan kata kunci “obat kumur” AND “ herbal” AND “non herbal”.
Ditemukan hasil sebanyak 351 artikel, kemudian diseleksi menjadi 7 artikel yang menjadi
sample untuk pembuatan systematic review ini.
Hasil: Dari ketujuh artikel yang digunakan, ditemukan hasil yang bervariatif. Penggunaan
obat kumur herbal dan non-herbal dapat memberi banyak manfaat yang baik bagi kesehatan
mulut.
Kesimpulan: Penggunaan obat kumur berperan penting dalam memberikan kesehatan mulut
yang optimal. Namun penggunaan obat kumur non herbal masih dapat memberikan efek
samping. Obat kumur herbal jauh lebih unggul dan disarankan penggunaannya. Ada banyak
bahan yang dapat digunakan sebagai obat kumur herbal, dengan kelebihan yang berbeda-
beda.

Kata kunci: Obat kumur, Herbal, dan Non-herbal


PENDAHULUAN
Obat kumur adalah suatu larutan yang digunakan untuk membersihkan rongga mulut dan
dapat mencegah terjadinya karies gigi (gigi berlubang). Obat kumur digunakan karena
memiliki kemampuan yang sangat efektif untuk menjangkau tempat yang sulit dibersihkan
dengan sikat gigi,seperti di bagian interdental dan obat kumur juga dapat mencegah
terjadinya pembentukan plak sehingga dapat mengurangi prevalensi karies. Obat kumur oleh
masyarakat awam telah diketahui bermanfaat sebagai penyegar mulut dalam waktu singkat
dan sebagai antibakteri. Obat kumur yang biasa digunakan oleh masyarakat adalah obat
kumur yang mengandung bahan-bahan kimia berupa alkohol. Sebagai zat pelarut dalam obat
kumur alkohol juga terbukti menimbulkan beberapa efek yang tidak diperlukan seperti
sensasi terbakar ketika berkontak dengan mukosa dan rasa kering pada mukosa mulut.
Banyaknya obat kumur kimia menyebabkan penyakit pada mulut, padahal kesehatan mulut
merupakan kunci kepercayaan diri seseorang. Pemakaian obat kumur berbahan dasar
klorheksidin yang banyak beredar di masyarakat dalam waktu lama dapat menyebabkan
gangguan indera pengecapan, dan meninggalkan stain pada gigi, oleh karena itu masyarakat
banyak yang beralih ke obat kumur herbal yang dianggap lebih aman. Akan tetapi, tidak
semua obat kumur herbal dapat digunakan secara umum tanpa indikasi.
Obat kumur dapat membantu mencegah penimbunan plak pada gigi. Obat kumur yang
mengandung fluoride berperan membantu mengurangi risiko gigi berlubang akibat bakteri
dan zat asam, serta menjadikan gigi lebih kuat. Obat kumur tertentu juga dapat digunakan
pascaoperasi atau setelah pencabutan gigi. Obat kumur adalah disinfektan yang biasanya
digunakan untuk membunuh bakteri yang menumpuk di mulut, tetapi obat kumur lainnya
dapat digunakan untuk alasan lain seperti obat penghilang rasa sakit, antiinflamasi, atau efek
antijamur. Selain itu, beberapa obat kumur bertindak sebagai pengganti air liur untuk
menetralkan asam dan menjaga kelembapan mulut. Kebanyakan obat kumur yang digunakan
dalam kosmetik digunakan untuk mencegah bau mulut. Fluoride Menyikat gigi dengan pasta
gigi dan kemudian mencuci dengan air atau obat kumur dapat mengurangi ketersediaan
fluoride dalam saliva. Hal ini dapat mengurangi pencegahan karies dan efek remineralisasi
antibakteri dari fluoride. Obat kumur fluoride dapat mengurangi efek ini atau meningkatkan
konsentrasi fluoride konsentrasi tinggi yang tersedia.
Penggunaan obat kumur dipercaya mampu menghilangkan plak dan kotoran yang menempel
di gigi. Tapi obat kumur ternyata tak dianjurkan untuk digunakan setiap hari. Hal ini
dikarenakan kandungan dari obat kumur banyak yang kurang baik, diantaranya kalau
mengandung alkohol yang sifatnya bisa membuat mulut kering. Oleh karena itu, dicari dan
diteliti bahan alami yang dapat mengurangi dampak atau efek samping dari penggunaan obat
kumur.
Metode
Penelitian ini merupakan systematic review melalui review artikel mengenai
perbandingan obat kumur herbal dan non-herbal. Sumber artikel diakses dari Google Scholar
dengan menggunakan kata kunci “Obat kumur” AND “Herbal” AND “Non-Herbal”. Hasil
pencarian kemudian diseleksi berdasarkan kriteria:
1. Artikel harus berupa penelitian
2. Artikel penelitian dalam bahasa Indonesia
3. Artikel harus dapat menjawab pertanyaan ilmiah yang diajukan
4. Artikel harus memiliki sampel size minimal 8
5. Artikel penelitian dipublikasikan dengan jenjang tahun 2011-2021

Setelah mencari artikel dengan menggunakan kriteria diatas, ditemukan banyak


artikel yang terkait maupun tidak. Maka dari itu dilanjutkan dengan metode screening untuk
memilih artikel yang terkait. Dilanjutkan dengan ekstraksi data dari artikel yang didapat
untuk mencapai tujuan dari systematic review ini. Semua artikel yang tidak memenuhi
kriteria dan tidak berhubungan, tidak digunakan. Kemudian artikel yang digunakan dikaji
secara mendalam untuk mencapai tujuan penelitian.
Hasil Penelitian
Systematic review ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan antara obat kumur
berbasis bahan herbal maupun non-herbal. Terdapat 351 hasil literatur berdasarkan pencarian, yang
membahas mengenai obat kumur, yang kemudian diseleksi menjadi 7 sample sebagai dasar dari
penelitian ini. Literatur yang terkumpul kemudian dianalisis dengan hasil sebagai berikut.

No
Keterangan Jurnal Inti Jurnal Hasil Studi
.
Obat kumur herbal
mengandung cengkeh akan
(2017) “Efek obat kumur Membahas mengenai Pengaruh aman untuk melindungi
mengandung Cengkeh terhadap Cengkeh sebagai obat kumur kekerasan enamel apabila
1
kekerasan enamel gigi.” terhadap kekerasan enamel gigi. digunakan dalam keadaan
lingkungan yang mengandung
saliva.

(2015) “PERBEDAAN
Membahas mengenai Perbedaan Obat kumur klorheksidin dan
EFEKTIFITAS OBAT
Efektifitas Obat Kumur Herbal obat kumur herbal daun
KUMUR HERBAL DAN NON
dan Non Herbal dalam kemangi dapat menurunkan
2 HERBAL
mengurangi Plak di dalam akumulasi plak di dalam rongga
TERHADAP AKUMULASI
mulut. mulut
PLAK DI DALAM RONGGA
MULUT
(2017) “EFEK OBAT KUMUR Membahas mengenai pengaruh
Kandungan alkohol dapat
BERALKOHOL TERHADAP obat kumur beralkohol dan efek
memberikan efek samping pada
3 JARINGAN RONGGA sampingnya terhadap kesehatan
kesehatan mulut bahkan dapat
MULUT” mulut.
memicu kanker mulut
(2015) “PENGARUH OBAT
Obat kumur herbal dan
KUMUR HERBAL, Membahas mengenai pengaruh
semiherbal menyebabkan
SEMIHERBAL, DAN obat kumur herbal, semiherbal,
tingkat kekasaran permukaan
NONHERBAL TERHADAP dan nonherbal terhadap
yang sama. Obat kumur herbal
4 KEKASARAN PERMUKAAN kekasaran permukaan basis gigi
dan semiherbal menyebabkan
BASIS GIGI TIRUAN RESIN tiruan resin akrilik polimerisasi
kekasaran permukaan yang
AKRILIK POLIMERISASI panas.
lebih tinggi dibandingkan obat
PANAS”
kumur nonherbal
Membahas mengenai perbedaan
(2019) “Pengaruh obat kumur
perbedaan efektifitas obat Obat kumur herbal jeruk nipis
herbal jeruk nipis (Citrus
kumur herbal dan klorheksidin mempunyai efek lebih baik
5 aurantifolia) terhadap penurunan
terhadap penurunan nilai indeks dalam menurunkan plak.
indeks plak gigi murid.”
plak.

Mengevaluasi keefektifan dan


(2017) “Potensi Ekstrak Daun
pengaruh variasi konsentrasi
Stevia (Stevia rebaudiana Kandungan daun Stevia
pada formulasi obat kumur
Bertoni) pada Formulasi Obat mempengaruhi daya hambat
stevia terhadap daya hambat
6 Kumur terhadap Aktivitas bakteri Streptococcus Mutans
bakteri Streptococcus mutans,
Antibakteri Streptococcus dengan cukup tinggi.
nilai pH, bobot jenis dan
mutans
organoleptis.

7 (2017) “PENGARUH DAYA Mengetahui daya anti bakteri Daya anti bakteri yang terdapat
ANTIBAKTERI OBAT yang terdapat dalam obat kumur dalam obat kumur ekstrak
KUMUR EKSTRAK ETANOL
DAUN
etanol daun ciplukan bekerja
CIPLUKAN (Physalis angulata
ekstrak etanol daun ciplukan. terhadap bakteri
L.) TERHADAP BAKTERI
Staphylococcus Aureus
Staphylococcus Aureus In
Vitro”

Pembahasan
Berdasarkan ketujuh artikel penelitian diatas, penggunaan obat kumur sangat
berpengaruh dalam memberikan kesehatan oral yang maksimal.
Penelitian pada artikel 1 dalam tabel dilakukan terhadap 18 gigi premolar pertama
rahang atas yang telah didemineralisasi dengan larutan asam sebagai perumpamaan kondisi
rongga mulut saat setelah makan, menunjukkan rata-rata peningkatan kekerasan email gigi
yang direndam dengan obat kumur mengandung cengkeh pada lingkungan yang
mengandung saliva lebih tinggi signifikan (p<0,05) dibandingkan kekerasan enamel gigi
tanpa lingkungan saliva. Proses destilasi cengkeh dalam pembuatan obat kumur kemungkinan
menjadi penyebab turunnya nilai agen remineralisasi yang harusnya terdapat pada cengkeh
sehingga proses remineralisasi enamel pada gigi yang tanpa lingkungan saliva tidak dapat
terjadi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa obat kumur herbal mengandung cengkeh akan
aman untuk melindungi kekerasan enamel apabila digunakan dalam keadaan lingkungan
yang mengandung saliva.
Penelitian pada artikel 2 dalam tabel dilakukan terhadap 52 subjek yang dibagi dalam 2
kelompok menggunakan metode Randomized Controlled Trial jenis pretest-posttest.
Kelompok pertama berkumur menggunakan larutan kloheksidin glukonat 0,2% dan
kelompok lainnya berkumur menggunakan obat kumur herbal daun kemangi dengan
kandungan minyak astri 4%, pengukuran plak menggunakan Patient Hygiene Performance
Index (PHP).
Penelitian pada artikel 3 dalam tabel membahas mengenai efek samping dari
penggunaan obat kumur yang mengandung alkohol (non-herbal). Efek samping yang dapat
ditimbulkan adalah sensasi mulut terbakar, nyeri di mulut, perubahan warna gigi, dan yang
paling berbahaya dapat menyebabkan kanker rongga mulut.
Penelitian pada artikel 4 dalam tabel dilakukan terhadap Dua puluh tujuh sampel resin
akrilik polimerisasi panas berbentuk balok dengan ukuran 20 x 10 x 3 mm dibagi menjadi
tiga kelompok perlakuan. Seluruh sampel direndam ke dalam aquades steril selama 24 jam
dengan suhu 370C selanjutnya sampel direndam ke dalam tiga kelompok perlakuan yaitu
obat kumur herbal, semiherbal, dan nonherbal. Setiap sampel dalam kelompok perlakuan
direndam dalam 30 ml larutan obat kumur selama 30 menit sehari sekali selama 12 hari pada
suhu 370C (simulasi penggunaan obat kumur selama 1 tahun). Setelah itu dilakukan
pengukuran peningkatan kekasaran permukaan menggunakan surface roughness
measurement instrument. Hasil uji Anava satu jalur menunjukkan terdapat pengaruh yang
bermakna antara obat kumur herbal, semiherbal, dan nonherbal terhadap kekasaran
permukaan basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas (p<0,05). Uji Post Hoc LSD
menunjukkan terdapat perbedaan kekasaran permukaan bermakna antara obat kumur
nonherbal terhadap obat kumur herbal dan semiherbal (p<0,05), sedangkan antara obat kumur
herbal dan semiherbal terdapat perbedaan yang tidak bermakna (p>0,05). Kesimpulan dari
penelitian ini adalah obat kumur herbal dan semiherbal menyebabkan tingkat kekasaran
permukaan yang sama. Obat kumur herbal dan semiherbal menyebabkan kekasaran
permukaan yang lebih tinggi dibandingkan obat kumur nonherbal.
Penelitian pada artikel 5 dalam tabel dilakukan penelitian berupa eksperimental semu
dengan metode intervensi. Populasi penelitian adalah 200 siswa kelas 1 dan 2 di MTs
Ma’Arif Jatinangor Sumedang. Teknik pengambilan sampel melalui purposive sampling dan
didapat 25 siswa yang memenuhi kriteria. Semua siswa menggunakan kedua obat kumur
dengan periode washed out. Pemeriksaan indeks plak sebelum dan sesudah pemakaian obat
kumur  menggunakan metode Oral Hyigiene Index Simplified (OHIS). 

Penelitian pada artikel 6 dalam tabel dilakukan ekstraksi dengan cara infundasi. Larutan
obat kumur diuji efektivitas antibakteri dan uji organoleptik. Hasil uji bakteri dianalisis
menggunakan One Way Anova. Hasil uji efektivitas antibakteri dan uji organoleptik
didapatkan formulasi paling efektif dengan jumlah infusa daun stevia 60 ml dan minyak
cengkeh sebanyak 3 ml.
Penelitian pada artikel 7 dalam tabel dilakukan penelitian eksperimental murni
laboratorik dengan rancangan post test control group design only dengan jumlah sampel
sebanyak 32. Uji anti bakterial menggunakan metode difusi dengan cara sumuran. Data yang
diperoleh kemudian dilakukan uji normalitas menggunakan uji Shapiro-wilk (n<50) dan uji
hipotesis menggunakan uji IndependentTt-test. Hasil uji Independent T-test diperoleh nilai
signifikasi p = 0,000 yang berarti p<0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat bahwa
terdapat perbedaan yang bermakna antara pasta gigi herbal dan non-herbal terhadap
pertumbuhan Streptococcus mutans. Hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa pasta gigi
herbal memiliki daya antibakteri lebih besar 9,68% dibandingkan pasta gigi non -herbal
terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans.

Kesimpulan
Berdasarkan 7 artikel yang sudah dikaji diatas, dapat diketahui bahwa penggunaan obat
kumur herbal jauh lebih bermanfaat dan aman bagi kesehatan mulut. Bahan-bahan alami
yang berbeda menghasilkan efek positif yang berbeda pula bagi kesehatan mulut. Bahan-
bahan alami tersebut termasuk bahan umum yang gampang ditemui. Disamping itu
penggunaan obat kumur non-herbal juga memberikan efek samping yang dapat
membahayakan.

Daftar Pustaka
1. Yumi Lindawati And Novia. (2017) ‘Efek obat kumur mengandung cengkeh terhadap
kekerasan enamel gigi’. DOI: https://doi.org/10.35856/mdj.v6i1.18
2. Nina Ristianti, Jaka Kusnanta W, and Marsono Marsono. (2015) ‘PERBEDAAN
EFEKTIFITAS OBAT KUMUR HERBAL DAN NON HERBAL TERHADAP
AKUMULASI PLAK DI DALAM RONGGA MULUT’.
DOI: http://dx.doi.org/10.30659/medali.v2i1.447
3. Poetry Oktanauli, Pinka Taher, and Adam Dwi Prakasa. (2017) ‘EFEK OBAT
KUMUR BERALKOHOL TERHADAP JARINGAN RONGGA MULUT’.
DOI: https://doi.org/10.32509/jitekgi.v13i1.850
4. NUR AMALIA PUSPITASARI, drg. Murti Indrastuti, M.Kes., Sp.Pros(K). (2015)
‘PENGARUH OBAT KUMUR HERBAL, SEMIHERBAL, DAN NONHERBAL
TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BASIS GIGI TIRUAN RESIN
AKRILIK POLIMERISASI PANAS’.
http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/85853
5. Meirina Gartika, Warta Dewi, and Hening Tjaturina Pramesti. (2019) ‘Pengaruh obat
kumur herbal jeruk nipis (Citrus aurantifolia) terhadap penurunan indeks plak gigi
murid’. DOI : https://doi.org/10.24198/pjdrs.v3i2.24074
6. Manikam, A. S. et al. (2017) ‘Potensi Ekstrak Daun Stevia (Stevia rebaudiana
Bertoni) pada Formulasi Obat Kumur terhadap Aktivitas Antibakteri Streptococcus
mutans’. http://journal.unimma.ac.id/index.php/urecol/article/view/1321
7. CH Permatasari and A Medawati. (2017) ‘PENGARUH DAYA ANTIBAKTERI
OBAT KUMUR EKSTRAK ETANOL DAUN CIPLUKAN (Physalis angulata L.)
TERHADAP BAKTERI Staphylococcus Aureus In Vitro’.
http://thesis.umy.ac.id/datapublik/t61963

Anda mungkin juga menyukai