Anda di halaman 1dari 3

LATBEL

Manusia merupakan makhluk yang rentan terhadap infeksi. Penyakit infeksi merupakan
penyakit yang paling banyak diderita masyarakat sejak dulu (Deples RI, 2009). Salah satu penyakit infeksi
yang umumnya terjadi yaitu infeksi mata. Infeksi mata adalah penyakit yang terjadi ketika virus, bakteri,
jamur atau parasit menginfeksi mata. Infeksi mata dapat ditandai dengan mata merah, terasa nyeri,
berair, dan peka terhadap cahaya (Tehamen dkk., 2020).

Seiring dengan berkembangnya teknologi, semakin banyak sediaan farmasi yang berkembang
pula, salah satunya adalah sediaan untuk obat mata. Sediaan obat mata (optalmika) adalah tetes mata
(oculoguttae), salep mata (oculenta), pencuci mata (colyria) dan beberapa bentuk pemakaian yang
khusus (lamella, penyemprot mata) serta bentuk depo yang dapat digunakan untuk mata utuh atau
terluka. Obat mata digunakan sebagai obat dengan efek lokal (Laila DKK., 2019). Sediaan obat mata
biasanya dipakai untuk menghasilkan efek setempat pada pengobatan bagian permukaan mata atau
pada bagian dalamnya. Bentuk sediaan obat mata selain larutan dapat berupa suspensi atau salep
(Abdassah dkk., 2017).

salah satu antibiotic yang digunakan dalam penanganan infeksi mata adalah kloramfenikol.
Kloramfenikol adalah suatu antibiotika berspektrum luas yang aktif terhadap mikroorganisme.
Kloramfefnikol dijumpai dalam bentuk sediaan kapsul, tetes mata dan tetes telinga baik produk generic
maupun bermerek (sari dan pri, 2009).

TIPUS

Sediaan obat mata biasanya dipakai untuk menghasilkan efek setempat pada pengobatan
bagian permukaan mata atau pada bbmb agian dalamnya. Bentuk sediaan obat mata selain larutan
dapat berupa suspensi atau salep (Abdassah dkk., 2017).

Obat tetes mata adalah sediaan berupa larutan atau suspensi, digunakan untuk mata dengan
cara meneteskan obat pada selaput lendir mata di sekitar kelopak mata dan bola mata. Tetes mata
berupa larutan jernih, bebas dari zat asing, serat dan benang (Ayuchecaria dkk., 2020).

Salep mata adalah salep steril untuk pengobatan mata yang mengandung basis salep yang
cocok, dimana pembuatan sediaan salep mata dilakukan dengan menambahkan bahan obat sebagai
larutan steril atau sebagai serbuk steril yang termikronisasi dalam dasar salep steril yang hasil akhirnya
dimasukkan secara aseptis dalam tube steril salep yang disterilkan dengan cara yang cocok. Sediaan
salep mata merupakan sediaan steril, sehingga untuk mencegah kontaminasi, ujung wadah obat tidak
boleh terkena permukaan lain dan ditutup rapat setelah digunakan (Ardianti dan Jessica, 2022).

kloramfenikol merupakansalah satu antibiotik yang bersifat bakteriostatik.


Kloramfenikol sediaan tetes mata dalam perawatan eksternal digunakan untuk
mengobati konjungtivitisbakteri. Persyaratan kadar kloramfenikol sediaan tetes mata
yaitu mengandung tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 130,0% jumlah yang
tertera pada etiket (Hasanah dkk., 2017).
Evaluasi sifat fisik sediaan salep dilakukan selama satu hari bersamaan dengan
pembuatan sediaan salep. Uji sifat fisik yang diamati adalah uji organoleptic, pH, homogenitas,
daya sebar, daya lekat dan viskositas. Sediaan diamati tekstur dan warnanya secara visual, bau
secara penciuman. Uji homogenitas dilakukan pada sediaan salep sebanyak 0,5 gram
diletakkan di atas obyek gelas kemudian diratakan dan diamati secara visual. Uji pH dilakukan
dengan menimbang sebesar 0,5 g dilarutkan dengan 5 mL aquades kemudian dicek pH
larutannya. Uji daya sebar dilakukan dengan menimbang 0,5 g salep dan diletakkan di atas
kaca bulat yang berdiameter 15 cm, lalu kaca lainnya diletakkan diatasnya dan dibiarkan
selama 1 menit. Diameter penyebaran salep diukur. Setelahnya, ditambahkan 100 g beban
tambahan dan didiamkan selama 1 menit lalu diukur diameter yang konstan (Afita dkk., 2015).

DAPUS

Abdassah, F. M., Fanni, S. O., dan Soraya, R. M., 2017, Profil Permeasi In Vitro Gel Mata Kloramfenikol
pada Membran Kornea Mata Kelinci dengan Metode Sel Difusi, Farmaka, Vol. 13 (4).

Afita, L. N., Abi, A., Ressy, K. M., dan Tris, N. F., 2015, FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN SALEP
EKSTRAK ETANOL BIJI PINANG (Areca catechu), Farmaka, vol. 13 (4).

Ardianti, F. P., dan Jessica, O. P., 2022, GAMBARAN PENGETAHUAN PENGGUNAAN SALEP MATA
DITINJAU DARI PROSEDUR PENGGUNAAN YANG BENAR DI APOTEK MEDIC WONOAYU, Jurnal Farmasi
Indonesia, Vol. 3 (1).

Ayuchecaria, N., Sahena, N., dan Nur, F. A., 2020, PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN
SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN LEAFLET TENTANG CARA PENGGUNAAN DAN PENYIMPANAN
OBAT TETES MATA DI APOTEK PERINTIS KURIPAN BANJARMASIN, Jurnal Insan Farmasi Indonesia, Vol. 3
(2).

Depkes RI, 2009, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

Hasanah, M., dan Putri, W., 2018, Analisis Kloramfenikol dalam Sampel Sediaan Tetes Telinga di Kota
Palembang dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, Jurnal Penelitian Sains, Vol. 20 (1).

Laila, N. N., Fiona, L. Y., dan Andi, M. R. N., 2019, Tingkat Pengetahuan Masyarakat di Daerah
Joyoboyo tentang Penyakit Mata dan Sediaan Obat Mata, Jurnal Farmasi Komunitas, Vol 6 (1).

Sari, F.D.P dan Pri I.U.,2009, penetapan kadar kloramfenikol dalam tetes mata pada sediaan generic
dan bermerk dengan metode KCKT, Pharmacy, vol. 62

Tehamen, M. Laya R., Wenny S., 2020, Gambaran Penderita Infeksi Mata di Rumah Sakit Mata
Manado Provinsi Sulawesi Utara Periode Juni 2017 - Juni 2019, e- clinic, vol. 8 (1)

Anda mungkin juga menyukai