PEMBELAJARAN TERPADU DI SD
MODUL 1
TUTOR :
DISUSUN OLEH :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga Makalah Pembelajaran Terpadu di SD ini dapat diselesaikan dengan baik.
Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW,
keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya. Makalah ini kami buat untuk
melengkapi tugas kelompok mata kuliah Pembelajaran Terpadu di SD. Kami ucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Dan kami juga
menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam
memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan
sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah “Konsep
Dasar dan Model-model pembelajaran Terpadu” ini sehingga kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini. Kami mohon maaf jika di
dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik
Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 12
B. Saran ............................................................................................................................ 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebelum memasuki bangku sekolah, anak terbiasa mempelajari segala peristiwa yang
terjadi disekitarnya atau yang dialami sebagai suatu kesatuan yang utuh (holistik). Akan tetapi,
ketika memasuki bangku sekolah dasar, mereka disuguhi berbagai ilmu dan mata pelajaran yang
terpisah satu sama lain sehingga mereka terkadang mengalami kesulitan untuk memahami
fenomena yang terjadi di lingkungan masyarakat dan alam sekitarnya.
Kesulitan dalam pembelajaran yang memisahkan penyajian mata pelajaran, karena hanya
akan memberikan pengalaman belajar yang bersifat artifal atau pengalaman belajar yang dibuat-
buat. Sedangkan, pengalaman belajar yang menunjukan kaitan unsur-unsur konseptual baik di
dalam maupun antar mata pelajaran akan memberi peluang bagi terjadinya pembelajaran yang
efektif dan lebih bermakna (meaningful learning).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
yaitu:
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai adalah:
1
2. Untuk mendefenisikan karakteristik dari pembelajaran terpadu.
3. Untuk mengetahui landasan yang mendasari lahirnya pembelajaran terpadu.
4. Mengetahui fungsi dan prinsip pembelajaran terpadu.
5. Mengetahui manfaat pembelajaran terpadu.
6. Mengetahui beragam model pembelajaran terpadu.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Terdapat dua istilah secara teoritis yang memiliki hubungan saling terkait dan
ketergantungan, yaitu integrated curriculum (kurikulum terpadu) dan integrated learning
(pembelajaran terpadu). Kurikulum terpadu adalah kurikulum yang menggabungkan sejumlah
disiplin ilmu melalui pemaduan isi, keterampilan dan sikap (Wolfinger, 1994:133). Rasional
pemaduan itu antara lain disebabkan oleh beberapa hal berikut:
Menurut teori Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran itu haruslah bermakna dan
menekankan juga pentingnya program pembelajaran yang berorientasi pada kebutuhan
perkembangan anak. Pembelajaran terpadu ini lebih menekankan pada penerapan konsep belajar
sambil melakukan sesuatu (learning by doing).
3
B. KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN TERPADU
1) Pembelajaran terpadu berpusat pada siswa (student centered). Peran guru lebih banyak
sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas
belajar.
2) Pembelajaran terpadu dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct
exsperiences).
3) Dalam pembelajaran terpadu pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas.
Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat dengan
kehidupan siswa.
4) Pembelajaran terpadu menyajikan konsep-konsep dari berbagai mta pelajaran dalam suatu
proses pembelajaran.
5) Pembelajaran terpadu bersifat luwes (fleksibel), sebab guru dapat mengaitkan bahan ajar
suatu pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.
6) Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai minat dan kebutuhan siswa.
1) Pengalaman dan kegiatan belajar akan selalu bersifat relevan dengan tingkat perkembangan
siswa.
2) Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu sesuai dengan
minat dan kebutuhan anak.
3) Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi siswa sehingga hasil belajar akan dapat
bertahan lebih lama.
4) Pembelajaran terpadu dapat menumbuh kembangkan keterampilan berpikir siswa.
5) Menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering
ditemui siswa dengan lingkungannya.
6) Menumbuh kembangkan keterampilan sosial siswa seperti kerja sama, toleransi,
komunikasi, dan respek terhaap gagasan orang lain.
1) Kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa dalam kurikulum sekolah dasar tahun 2004
masih terpisah-pisah ke dalam mata pelajaran yang ada.
2) Dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu dibutuhkan sarana dan prasarana belajar yang
memadai untuk mencapai kompetensi dasar secara optimal.
3) Belum semua guru sekolah dasar memahami konsep pembelajaran terpadu ini secara utuh,
bahkan ada kecendrungan yang menjadi kendala utama dalam pelaksanaan yaitu sifat
konservatif guru.
4
C. LANDASAN PEMBELAJARAN TERPADU
1. Landasan Filosofis
Pentingnya aspek filsafat dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu, bahkan landasan filsafat
ini menjadi landasan utama yang melandasi aspek-aspek lainnya. Secara filosofis, terdapat tiga
aliran yang sangat mempengaruhi pembelajaran terpadu, yaitu:
a) Aliran Progresivisme, beranggapan bahwa proses pembelajaran pada umumnya perlu sekali
ditekankan pada: (a) pembentukan kreativitas, (b) pemberian sejumlah kegiatan, (c) suasana
yang alamiah (natural), dan (d) memperhatikan pengalaman siswa. Dengan kata lain proses
pembelajaran itu bersifat mekanistis (Ellis,1993).
b) Aliran Kontruktivisme, melihat pengalaman langsung siwa (direct exsperiences) sebagai
kunci dalam pembelajaran.
c) Aliran Humanisme, melihat dari segi: (a) keunikannya/kekhasannya, (b) potensinya, dan (c)
motivasi yang dimilikinya.
2. Landasan Psikologis
Terutama berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didik dan psikologi/teori
belajar. Pandangan-pandangan psikologis yang melandasi pembelajaran terpadu, antara lain:
3. Landasan Praktis
Berkaitan dengan kondisi-kondisi nyata yang pada umumnya terjadi dalam proses
pembelajaran saat ini, sehingga harus mendapat perhatian dalam pelaksanaan pembelajaran
terpadu. Landasan praktis yang melandasi pembelajaran terpadu diantaranya adalah:
a) Perkembangan ilmu pengetahuan begitu cepat sehingga terlalu banyak informasi yang harus
dimuat dalam kurikulum.
b) Hampir semua pelajaran di sekolah diberikan secara terpisah satu sama lain, padahal
seharusnya saling terkait.
5
c) Permasalahan yang muncul dalam pembelajaran sekarang ini cenderung bersifat lintas mata
pelajaran (interdisipliner) sehingga diperlukan usaha kolaboratif antara berbagai mata
pelajaran untuk memecahkannya.
d) Kesenjangan yang terjadi antara teori dan praktik dapat dipersempit dengan pembelajaran
yang dirancang secara terpadu sehingga siswa akan mampuberpikir teoritis dan pada saat
yang sama mampu berpikir praktis.
4. Landasan IPTEK
Diperlukan dalam pengembangan pembelajaran terpadu sebagai upaya menyelaraskan
materi pembelajaran terpadu dengan perkembangan dan kemajuan yang terjadi dalam dunia
IPTEK. Baik secara langsung maupun tidak langsung.
1) Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan untuk
memadukan mata pelajaran.
2) Tema harus bermakna, maksudnya tema yang dipilih untuk dikaji harus memberikan bekal
bagi siswa untuk belajar selanjutnya.
3) Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa.
4) Tema yang dikembangkan harus mampu menunjukkan sebagian besar minat siswa.
5) Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa otentik yang terjadi di
dalam rentang waktu belajar.
6) Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku serta harapan
masyarakat.
7) Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.
Dalam proses pelaksanaan pembelajaran terpadu, prinsip yang harus diperhatikan yaitu:
1) Guru hendaknya tidak bersikap otoriter atau menjadi single actor yang mendominasi
aktivitas dalam proses pembelajaran.
2) Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang
menuntut adanya kerja sama kelompok.
3) Guru perlu bersikap okomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak
terpikirkan dalam perencanaan pembelajaran.
Dalam proses penilaian pembelajaran terpadu, prinsip yang harus diperhatikan antara
lain:
1) Memberi kesempatan siswa untuk melakukan penilaian diri (self evaluation) disamping
bentuk penilaian lainnya.
6
2) Guru perlu mengajak para siswa untuk menilai perolehan belajar yang telah dicapai
berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan atau kompetensi yang telah disepakati.
Berikut ini di uraikan beberapa manfaat yang dapat dipetik dengan pelaksanaan
pembelajaran terpadu, antara lain:
Menurut Robin Forgarty (1991), dilihat dari cara memadukan konsep, keterampilan,
topik unit dan tematisnya terdapat sepuluh cara atau model pembelajaran terpadu, yaitu:
7
2. Model Keterhubungan (Connected)
Butir-butir pembelajaran dapat dipayungkan pada induk mata pelajaran tertentu. Kelebihan
dari model connected adalah adanya hubungan antar ide-ide dalam satu mata pelajaran, anak
akan memperoleh gambaran yang lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan dan siswa
diberi kesempatan untuk melakukan pedalaman, tinjauan, memperbaiki dan mengasimilasi
gagasan secara bertahap.
Dari model-model pembelajaran yang dikemukakan oleh Robin Fogarty dan Jacobs tidak
semuanya tepat diterapkan di Sekolah Dasar di Indonesia. Menurut hasil pengkajian Tim
Pengembang PGSD (1997), terdapat tiga model pembelajaran terpadu yang paling cocok atau
tepat untuk diterapkan di Sekolah Dasar di Indonesia, yaitu:
9
a) Langkah yang sulit dalam pembelajaran terpadu model jaring laba-laba adalah menyeleksi
tema.
b) Adanya kecenderungan merumuskan suatu tema yang dangkal sehingga hal ini hanya
berguna secara artifisial di dalam perencanaan kurikulum.
c) Guru dapat menjaga misi kurikulum.
d) Dalam pembelajaran guru lebih fokus pada kegiatan daripada pengembangan konsep.
a) Berbagai mata pelajaran di dalam model ini tetap terpisah dan nampak tidak terkait,
walaupun hubungan dibuat secara eksplisit antara mata pelajaran (interdisiplin).
b) Guru tidak didorong untuk bekerja secara bersama-sama sehingga isi pelajaran tetap
terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep dan ide-ide antara mata pelajaran.
c) Usaha-usaha yang terkonsentrasi untuk mengintregrasikan ide-ide dalam suatu mata
pelajaran dapat mengabaikan kesempatan untuk mengembangkan hubungan yang lebih
global dengan mata pelajaran lain.
10
Sedangkan kelemahan model keterpaduan antara lain:
BAB III
11
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa ciri yaitu: berpusat pada
anak (student centered), proses pembelajaran mengutamakan pemberian pengalaman langsung,
serta pemisah antar bidang studi tidak terlihat jelas. Disamping itu pembelajaran terpadu
menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam satu proses pembelajaran. Jadi,
pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik
secara individual maupun kelompok, aktif mencari, menggali dan mengemukakan konsep serta
prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik.
B. Saran
Masalah pembelajaran yang dihadapi para pendidik saat ini semakin kompleks. Untuk itu
para pendidik khususnya guru di SD diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilannya dalam menciptakan dan mengembangkan model-model pembelajaran, agar
dapat menunjang terciptanya proses belajar mengajar di kelas yang lebih bermakna dan
menyenangkan bagi peserta didik.
Kami sadari bahwa dalam pembuatan makalah ini pasti terdapat banyak kesalahan,
kekeliruan dan kekurangan, baik itu dari segi tulisannya, bahasanya ataupun yang lain, oleh
karena itu kami mengharapkan kepada teman-teman sekalian serta segenap pihak yang
bersangkutan, untuk dapat memberikan kritik dan sarannya, agar dapat kita benari bersama dan
dapat kita ambil manfaatnya.
DAFTAR PUSTAKA
12
Aminuddin. (1994). Pembelajaran Terpadu Sebagai Bentuk Penerapan Kurikulum 1994 Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia. Makalah dalam Seminar JPBS IKIP Malang, 26 November
1994.
Fogarty, Robin. (1991). How to Integrated the Curricula. Palatine, Ilinois: IRI/Skylight
Publishing, Inc.
Mathews, Louis De Vries dan Jean Crawford. (1989). Learning though an Integrated
curriculum: Approach and Guidelines. Victoria: Ministry of Education.
Resmini, Novi, dkk. (1996). Penentuan Unit Tema dalam Pembelajaran Terpadu. Malang: IKIP
Malang.
13