Anda di halaman 1dari 5

e-ISSN 2686-1984 Jurnal Keperawatan Cikini 6

Vol. 1, No. 1, Januari 2020, pp. 6-10

Pengaruh Latihan Range Of Motion (ROM) terhadap Tingkat


Fatigue pada Pasien Hemodialisis di Rumah Sakit Angkatan
Udara (RSAU) dr Esnawan Antariksa
Rini Hutagaol a,1, Yohanes Gamayana Trimawang Aji b,2,*
a
Mahasiswa Akademi Perawatan RS PGI Cikini, Jalan Raden Saleh No 40, Jakarta Pusat 10330, Indonesia
b
Dosen Akademi Perawatan RS PGI Cikini, Jalan Raden Saleh No 40, Jakarta Pusat 10330, Indonesia
1
hutagaolrini2@gmail.com; 2 yohanes.gamayana@akperrscikini.ac.id*
* Penulis Korespondensi

INFORMASI ARTIKEL ABSTRAK

Pasien yang menjalani hemodialisis rutin dapat mengalami gejala


Riwayat Artikel
Diterima berupa fatigue (kelelahan, letih dan lesu). Fatigue dialami karena lama
Direvisi
Disetujui terbit berbaring di tempat tidur sewaktu menjalani hemodialisis. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui pengaruh latihan range of motion (ROM)
terhadap tingkat fatigue pada pasien hemodialisis. Penelitian ini
Hemodialisis, Latihan Range of Motion menggunakan metode desain quasi experiment dengan rancangan
(ROM), Fatigue
pretest-posttest with control group. Sampel penelitian berjumlah 32
responden dan dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu 16 kelompok
perlakuan dan 16 kelompok kontrol. Penelitian dilakukan pada bulan
Juli 2018 di unit Hemodialisa RSAU dr. Esnawan Antariksa. Hasil
penelitian menunjukkan adanya pengaruh latihan range of motion
(ROM) terhadap tingkat fatigue pada pasien hemodialisis dengan nilai
p-value < 0,05 menggunakan uji independent sample test dan ada
perbedaan fatigue pada kelompok perlakuan dan kontrol dengan nilai
p-value 0,005. Kesimpulan penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi bagi pihak rumah sakit khususnya pelayanan hemodialisis
untuk lebih meningkatkan asuhan keperawatan. Upaya yang dapat
dilakukan melalui penerapan terapi nonfarmakologi yaitu latihan range
of motion yang dapat menurunkan tingkat fatigue pasien hemodialisis.

(TPG), salah satunya adalah tindakan


1. Pendahuluan hemodialisis.
Hemodialisis (HD) merupakan prosedur
Penyakit ginjal kronik adalah gangguan
terapi pengganti ginjal dengan menggunakan
fungsi ginjal kronik yang progresif dan tidak
selaput membran semi permeabel (dialiser).
dapat pulih kembali (Black & Hawks, 2014).
Hemodialisis berfungsi seperti nefron
Berdasarkan data Indonesian Renal Registry
sehingga dapat mengeluarkan produk sisa
tahun 2014 menyebutkan Jawa barat posisi
metabolisme dan mengoreksi gangguan
pertama yang mengalami penyakit ginjal
keseimbangan cairan dan elektrolit pada
kronik dengan jumlah 3.654 jiwa, posisi
pasien penyakit ginjal kronik (Black &
kedua diduduki oleh provinsi Jawa Timur
Hawks, 2014). Ketergantungan pasien
yang berjumlah 3.038 jiwa, provinsi Jawa
terhadap mesin hemodialisis seumur hidup,
Tengah di peringkat ketiga dengan jumlah
perubahan peran, kehilangan pekerjaan dan
1.580 jiwa, posisi keempat pada provinsi DKI
pendapatan merupakan stressor yang dapat
Jakarta dengan jumlah 1.388 jiwa. Penyakit
menimbulkan depresi pada pasien
ginjal kronik yang telah memasuki stadium
hemodialisis dengan prevalensi 15-69%.
lima memerlukan terapi pengganti ginjal
Kondisi depresi dapat mempengaruhi fisik

Rini Hutagaol dkk (Pengaruh Latihan Range Of Motion Terhadap Tingkat Fatigue Pada Pasien Hemodialisis)
7 Jurnal Keperawatan Cikini e-ISSN 2686-1984
Vol. 1, No. 1, Januari 2020, pp. 6-10

pasien sehingga timbul kelelahan, gangguan sampel yang diperlukan terpenuhi untuk
tidur dan penurunan minat untuk melakukan dimintakan informed consent. Instrumen yang
aktifitas. Penurunan aktifitas fisik pada pasien digunakan adalah kuesioner FAS (Fatigue
hemodialisis mempengaruhi tingkat fatigue. Assessment Scale) terdiri dari 10 pertanyaan.
Metode penanganan terhadap kelelahan atau Penilaian menggunakan skala likert 1-5 yaitu
fatigue dapat dilakukan dengan cara exercise 1 : tidak pernah, 2 : kadang-kadang, 3 :
range of motion seperti peregangan otot yang dirasakan secara teratur, 4 : sering dialami dan
dapat mengurangi fatigue pada pasien 5 : selalu dialami. Kuesioner FAS sudah
hemodialisis (Chang, 2010). dilakukan uji validitas dan realiabilitas.
Penelitian Sulistini, et al, (2012) Analisis bivariat untuk mengetahui
menyatakan bahwa ada perbedaan tingkat pengaruhan latihan range of motion (ROM)
fatigue pada pasien hemodialisis yang terhadap tingkat fatigue pada pasien
melakukan latihan fisik rutin, tidak rutin, dan hemodialisis di RSAU dr. Esnawan Antariksa
yang tidak pernah melakukan latihan fisik. pada kelompok perlakuan dan kelompok
Menurut Jhamb, et al, (2008) meneliti efek kontrol.
latihan fisik pada 28 responden terhadap
tingkat fatigue dengan melakukan latihan fisik
3. Hasil dan Pembahasan
yaitu fatigue dapat menurun sebanyak 62,3%.
Penelitian ini menunjukkan bahwa latihan Hasil
fisik yang dilakukan saat hemodialisis dapat Tabel 1. Hasil analisis usia responden
menurunkan tingkat fatigue seseorang. Studi
Variabel Mean Minimum Maksimum
pendahuluan yang dilakukan menyatakan Usia
mayoritas pasien selama menjalani Kelompok 58,12 37 80
hemodialisis tidak pernah melakukan latihan Perlakuan
fisik. Aktifitas yang dilakukan hanya makan, Kelompok 59,94 25 80
Kontrol
berbincang-bincang dan tidur karena menurut
pasien latihan fisik tidak perlu untuk Berdasarkan tabel 1 diperoleh data rata-
dilakukan padahal latihan fisik penting untuk rata usia responden pada kelompok perlakuan
mempertahankan dan meningkatkan adalah 58,12 tahun. Rata-rata usia responden
kesehatan tubuh secara keseluruhan. Hal ini pada kelompok kontrol adalah 59,94 tahun.
menjadi suatu perhatian khusus, karena Peneliti juga menemukan data usia pasien
penyakit ginjal kronik pada pasien biasanya termuda adalah 25 tahun dan yang paling tua
menyebabkan anemia yang berakibat pasien 80 tahun.
mengalami fatigue. Berdasarkan data dan
pernyataan diatas, maka peneliti tertarik Tabel 2. Distribusi responden menurut jenis
kelamin
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
latihan range of motion (ROM) terhadap Kelompok Kelompok
tingkat fatigue pada pasien hemodialisis di Variabel perlakuan kontrol (n=16)
Rumah Sakit Angkatan Udara (RSAU) dr. (n=16)
Esnawan Antariksa”. n % n %
Jenis kelamin
Laki-Laki 9 56,2 9 56,2
2. Metode Perempuan 7 43,8 7 43,8
Berdasarkan tabel 2, dari total responden
Penelitian ini menggunakan desain quasi kelompok perlakuan sebanyak 16 orang
experiment dengan rancangan pretest-posttest diperoleh data bahwa jenis kelamin laki-laki
with control group. Populasi dalam penelitian sebanyak 9 orang (56,2%) dan perempuan 7
ini adalah jumlah pasien yang menjalani orang (43,8%). Pada total responden
hemodialisis rutin di RSAU dr. Esnawan kelompok kontrol sebanyak 16 orang
Antariksa berjumlah 32 orang dikelompokkan diperoleh data bahwa jenis kelamin laki-laki
menjadi 2 kelompok yaitu 16 kelompok sebanyak 9 orang (56,2%) dan perempuan 7
perlakuan dan 16 kelompok kontrol. orang (43,8%). Hal ini menunjukkan
Pengambilan sampel dilakukan dengan mayoritas jenis kelamin pada kelompok
metode purposive sampling, yaitu semua perlakuan dan kelompok kontrol adalah laki-
subjek yang ada dan memenuhi kriteria laki.
pemilihan inklusi diambil sampai jumlah

Rini Hutagaol dkk (Pengaruh Latihan Range Of Motion Terhadap Tingkat Fatigue Pada Pasien Hemodialisis)
e-ISSN 2686-1984 Jurnal Keperawatan Cikini 8
Vol. 1, No. 1, Januari 2020, pp. 6-10

Tabel 3. Distribusi responden menurut tingkat fatigue berat sebanyak 7 orang (43,8%). Pada
Pendidikan kelompok pre kontrol sebanyak 16 orang
Variabel Kelompok Kelompok diperoleh data mayoritas mengalami tingkat
Perlakuan Kontrol fatigue sedang 6 orang (37,5%).
N % n %
Pendidikan
Tidak 1 6,2 1 6,2 Tabel 6. Tingkat fatigue setelah dilakukan
Sekolah range of motion (post perlakuan & post
SD 2 12,5 2 12,5 kontrol)
SMP 3 18,8 4 25 Tingkat Kelompok Kelompok
SMA 7 43,8 7 43,8
Fatigue Perlakuan Kontrol
PT 3 18,8 2 12,5
(n=16) (n=16)
n % n %
Berdasarkan tabel 3, dari total responden Fatigue ringan 5 31,2% 0 0%
kelompok perlakuan sebanyak 16 orang Fatigue sedang 6 37,5% 4 25%
diperoleh data bahwa mayoritas Fatigue berat 3 18,8% 7 43,8%
berpendidikan SMA sebanyak 7 orang Fatigue sangat 2 12,5% 5 31,2%
berat
(43,8%). Pada total responden kelompok
kontrol sebanyak 16 orang diperoleh data
bahwa mayoritas berpendidikan SMA Berdasarkan tabel 6 dari total responden
sebanyak 7 (43,8%). sebanyak 32 orang menunjukkan data dari 16
orang kelompok perlakuan mayoritas
mengalami tingkat fatigue sedang sebanyak 6
Tabel 4. Distribusi responden menurut lama
menjalani hemodialisis orang (37,5%). Pada kelompok kontrol
Variabel Mean Minimum Maksimum diperoleh data bahwa mayoritas mengalami
Lama tingkat fatigue berat sebanyak 7 orang
menjalani (43,8%).
hemodialisis
Kelompok 51,38 7 120
perlakuan Tabel 7. Tingkat fatigue pre test dan post
Kelompok 40,31 3 96 test pada kelompok perlakuan
kontrol Mean Minimu Maksi P N
m mum
Berdasarkan tabel 4 diperoleh data rata- Kelompok
Perlakuan
rata lama menjalani hemodialisis pada Pre 34, 15 50
kelompok perlakuan adalah 51,38 bulan dan test 56 0,025 16
rata-rata lama menjalani hemodialisis pada Post 26, 14 41
kelompok kontrol adalah 40,31 bulan. test 75

Tabel 5. Tingkat fatigue sebelum dilakukan Berdasarkan tabel 7 diperoleh data nilai
range of motion (pre perlakuan & pre kontrol) rata-rata pre test pada kelompok
Tingkat Kelompok Kelompok perlakuan adalah 34,56 yang
Fatigue Perlakuan Kontrol
(n=16) (n=16)
menunjukkan fatigue berat sedangkan post
n % n % test adalah 26,75 yang menunjukkan
Fatigue ringan 1 6,2% 5 31,2% fatigue sedang. Hasil uji dari independent
Fatigue sedang 5 31,2% 6 37,5% samples test didapatkan nilai p=0,025
Fatigue berat 7 43,8% 5 31,2% (<0,05) maka Hα diterima dan Ho ditolak
Fatigue sangat 3 18,8% 0 0% artinya latihan range of motion efektif
berat
terhadap penurunan fatigue pada pasien
penyakit ginjal kronik yang menjalani
Berdasarkan tabel 5, dari total responden 32
hemodialisis di Ruang Hemodialisis
orang menunjukkan data tingkat fatigue pre
perlakuan range of motion sebanyak 16 orang RSAU dr. Esnawan Antariksa.
diperoleh data bahwa mayoritas tingkat

Rini Hutagaol dkk (Pengaruh Latihan Range Of Motion Terhadap Tingkat Fatigue Pada Pasien Hemodialisis)
9 Jurnal Keperawatan Cikini e-ISSN 2686-1984
Vol. 1, No. 1, Januari 2020, pp. 6-10

Tabel 8. Tingkat fatigue pre test dan post R., et al, 2012). Septiwi (2013) menyatakan
test pada kelompok kontrol pasien penyakit ginjal kronik yang dilakukan
Mean Minim Maksim P N hemodialisis lebih banyak laki-laki 56 orang
um um (54,4%). Pada prinsipnya setiap orang baik
Kelomp laki-laki maupun perempuan mempunyai
ok resiko yang sama untuk menderita penyakit
Kontrol ginjal kronik. Namun demikian
Pre test 27, 16 38
25 0,0 1 kecenderungannya laki-laki lebih sering
02 6 terkena penyakit ginjal kronik. Hal ini
Post test 35, 22 44 dikarenakan beberapa responden mengatakan
44 sebelum sakit sering mengkonsumsi alkohol
dan merokok.
Berdasarkan tabel 8 diperoleh data nilai rata-
rata pre test pada kelompok kontrol adalah Tingkat fatigue yang dialami pasien
27,25 yang menunjukkan fatigue sedang hemodialisis dari ringan sampai berat, namun
sedangkan post test adalah 35,44 yang lebih didominasi sedang dan berat (Jhamb et
menunjukkan fatigue berat. al., 2008). Fatigue adalah keluhan umum
yang paling dirasakan oleh pasien yang
Tabel 9. Perbedaan fatigue pada kelompok menjalani hemodialisis disamping keluhan
perlakuan dan kelompok kontrol lainnya. Terdapat persamaan hasil penelitian
Mean SD Min Mak P n terdahulu dengan hasil penelitian sekarang
Kelompok 26,75 8,76 14 16 0,005 16
bahwa tingkat fatigue sebelum dilakukan
perlakuan
Kelompok 35,44 7,65 22 44 16 range of motion didominasi pada tingkat
kontrol fatigue sedang dan berat. Penelitian Sulistini,
et al. (2012) menyatakan bahwa ada
Berdasarkan tabel 9, diperoleh data nilai rata- perbedaan tingkat fatique pada pasien
rata fatigue pada kelompok perlakuan adalah hemodialisis yang melakukan latihan fisik
26,75 yang menunjukkan fatigue sedang rutin. Menurut Jhamb, et al., (2008) bahwa
sedangkan nilai rata-rata fatigue pada dengan melakukan latihan fisik maka tingkat
kelompok kontrol adalah 35,44 yang fatigue dapat menurun. Terdapat persamaan
menunjukkan fatigue berat. Hasil uji dari hasil penelitian terdahulu dengan hasil
independent samples test adalah p=0,005 (< penelitian sekarang, bahwa adanya pengaruh
0,05), maka Hα diterima dan Ho ditolak latihan range of motion terhadap tingkat
artinya terdapat perbedaan antara kelompok fatique.
perlakuan dan kelompok kontrol.
Hasil uji dari independent samples test
Pembahasan adalah p=0,005 (<0,05), maka Hα diterima
dan Ho ditolak artinya terdapat perbedaan
Usia merupakan faktor yang dapat antara kelompok perlakuan dan kelompok
menggambarkan kondisi dan mempengaruhi kontrol. Hasil penelitian ini menunjukkan
kesehatan seseorang. Semakin tua seseorang bahwa fatigue antara kelompok perlakuan dan
maka sistem tubuhnya juga mengalami kelompok kontrol p=0,005 (<0,05) yang
penurunan fungsi. Fungsi renal dan traktus artinya ada perbedaan antara kelompok
urinarius akan berubah bersamaan dengan perlakuan dan kelompok kontrol. Penelitian
pertambahan usia. Setelah usia 40 tahun akan ini memperkuat bukti bahwa latihan fisik yang
terjadi penurunan laju filtrasi glomerulus dilakukan pada kelompok perlakuan
secara progresif hingga usia 70 tahun, kurang menunjukkan adanya penurunan fatigue.
lebih 50% dari normalnya (Smeltzer & Bare, Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian
2009). Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Jhamb, et al.,(2008)
menyatakan rata-rata usia pasien gagal ginjal bahwa dengan melakukan latihan range of
kronik adalah lebih dari 40 tahun. Hasil motion, fatigue dapat menurun. Hasil yang
penelitian ini sesuai dengan teori tersebut di dicapai pada kelompok perlakuan
mana rata-rata usia pasien ginjal kronik baik menunjukkan adanya penurunan tingkat
untuk kelompok kontrol maupun kelompok
perlakuan adalah diatas 40 tahun (Sulistini,

Rini Hutagaol dkk (Pengaruh Latihan Range Of Motion Terhadap Tingkat Fatigue Pada Pasien Hemodialisis)
e-ISSN 2686-1984 Jurnal Keperawatan Cikini 10
Vol. 1, No. 1, Januari 2020, pp. 6-10

fatigue seseorang. Latihan range of motion Daftar Pustaka


yang dilakukan secara teratur memiliki Alatas, H.W.T.K., Dahlan A.M., & Aswitha
keuntungan untuk memperbaiki kesehatan B.I.N.O. (2008). Desain Penelitian
otot dan menurunkan tingkat kelelahan. Dalam: Dasar-Dasar Metodologi
Latihan range of motion yang dilakukan Penelitian Klinis. Editor Sudigdo
pasien yang menjalani hemodialisis dapat Sastroasmoro (3rd ed.). Jakarta:
meningkatkan aliran darah pada otot dan Sagung Seto.
memperbesar luas permukaan kapiler Black, J.M., & Hawks, J.H. (2014). Medical
sehingga meningkatkan perpindahan urea dan Surgical Nursing Clinical
toksin dari jaringan ke vaskuler kemudian Management For Possitive Outcome
dialirkan kedializer atau mesin hemodialisis (7th Ed.). Philadelphia: W. B.
(Parson et al, 2006). Saunders Company.
Jhamb, et al. (2008). Fatigue In Patients
4. Kesimpulan Receiving Maintanance Dialysis: A
Review Of Definations, Meaasures,
Hasil penerapan latihan range of motion
And Contributing Factors. American
(ROM) mampu menurunkan tingkat fatigue
Journal of Kidney Diasease.
pasien yang menjalani hemodialisis. Hal ini
Parsons, et al. (2006). Exercise Training
dibuktikan pada kelompok perlakuan, terjadi
During Hemodialysis Improves
penurunan tingkat fatigue dari kategori fatigue
Dyalisis Efficacy And Physical
berat ke fatigue sedang. Dengan demikian,
Performance. International Journals
institusi pelayanan kesehatan diharapkan
of Nephrology Autumn.
dapat melaksanakan dan mengembangkan
Septiwi, C. (2013). Hubungan Antara
latihan range of motion (ROM) sebagai
Adekuasi Hemodialisis Dan Kualitas
bagian dari program edukasi kesehatan untuk
Hidup Pasien Di Unit Hemodialisis
menurunkan tingkat fatigue pada pasien yang
RS. Prof. Dr. Margono Soekarjo
menjalani hemodialisis.
Purwokerto. Tesis Pasca Sarjana FIK
Ucapan Terima Kasih Kekhususan Keperawatan Medikal
Bedah Universitas Indonesia.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada
Smeltzer, S.C., & Bare. B.G., (2009). Texbook
institusi Akademi Perawatan RS PGI Cikini,
Of Medikal Surgical Nursing (11th
Rumah Sakit Angkatan Udara dr. Esnawan
Ed). Philladelphia: Lipincott Williams
Antariksa dan semua pihak yang sudah
& Wilknis.
memberikan masukan, kritik dan saran selama
Sulistini, R., et al. (2012). Faktor-Faktor
proses penyusunan proposal, pelaksanaan
Yang Mempengaruhi Fatigue Pada
penelitian sampai dengan proses publikasi
Pasien Yang Menjalani Hemodialisa.
hasil penelitian.
Jurnal Keperawatan Indonesia.
Takhreem, M. (2008). The Effectiveness Of
Intradialityc Exercise Prescription On
Quality Of Life In Patient With
Chronic Kidney Disease. Medscape J
Med. 2008;10 (10): 228.

Rini Hutagaol dkk (Pengaruh Latihan Range Of Motion Terhadap Tingkat Fatigue Pada Pasien Hemodialisis)

Anda mungkin juga menyukai