Anda di halaman 1dari 10

PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA

“TEMA (KEWIRAUSAHAAN)”

PISANG IJO

KELOMPOK 1.2
A. SEJARAH SINGKAT PISANG IJO
Es pisang ijo adalah kudapan khas dari Makassar, Sulawesi Selatan. Hidangan ini
diolah dari buah pisang raja, ambon, atau kepok yang sudah matang. Pisang dibalut
dengan adonan tepung beras bercampur santan dan air daun pandan yang memberi warna
hijau dan aroma pandan. Lalu, diberi tambahan tepung terigu rebus yang kenyal atau
bubur sum-sum, disiram dengan sirop warna merah khas Makassar, dan lelehan susu
kental.

Setumpuk es serut atau bongkahan-bongkahan kecil es akan melengkapi


penyajiannya. Minuman yang mengenyangkan ini disajikan di mangkuk atau piring yang
agak ceper. Biasanya ditemani makanan ringan seperti jalangkote (mirip pastel) dan
lumpia. Sajiannya memang sederhana, tetapi terasa nikmat sebagai pelepas dahaga.

Tak sulit untuk membuat es pisang ijo. Bahan-bahannya mudah diperoleh dari
warung-warung sekitar rumah. Yang sulit adalah melacak jejak sejarah dan filosofis
kudapan ini. Catatan utuh dan fragmen tentangnya hampir tak ada di naskah dan lontara
kuno Sulawesi Selatan. Hanya nama pisang yang beberapa kali muncul dalam sumber
sejarah tradisional itu.

Meski sulit memastikan kapan dan bagaimana es pisang ijo dibuat dan mulai
dinikmati, orang tetap bisa menyelisik tiap bahan pembuatannya. Dalam sesuap sendok
es pisang ijo, ada kisah yang jalin-menjalin. Sebab, semua ada sejarahnya.

Bahan utama untuk membuat es pisang ijo adalah pisang. Menurut Suyanti dan
Ahmad Supriyadi dalam Pisang: Budi Daya, Pengolahan, dan Prospek Pasar, tanaman
pisang telah ada sejak manusia ada. Namun, saat itu pisang masih tanaman liar yang tidak
dibudidayakan. Pembudidayaan baru dilakukan saat kebudayaan pertanian menetap.

“Di kalangan masyarakat Asia Tenggara, diduga pisang telah lama dimanfaatkan,
terutama tunas dan pelepahnya yang diolah sebagai sayur. Saat ini, bagian-bagian lain
dari tanaman pisang pun juga telah dimanfaatkan,” tulis Suyanti dan Supriyadi.
Asia Tenggara merupakan asal tanaman pisang. Tak heran jika Indonesia
merupakan salah satu negara produsen pisang dunia. Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa
Tengah merupakan daerah penghasil pisang terbesar di Indonesia. “Sedangkan untuk luar
Pulau Jawa, produksi terbesar berasal dari Sulawesi Selatan,” tulis Suyanti dan Supriyadi.

Selain dimakan langsung, pisang diolah menjadi beragam sajian makanan,


termasuk es pisang ijo di Makassar. Lantas, bagaimana es masuk dan dikonsumsi oleh
orang-orang di Nusantara? Keterangan tentang konsumsi es di Nusantara tersua dalam
catatan musafir bernama Prancis Delmas yang mengunjungi Batavia pada 1895. Dalam
Nusa Jawa Silang Budaya 2: Jaringan Asia karya sejarawan Denys Lombard, Prancis
Delmas disebut mencicipi “segelas besar sidre-syampane, minuman lezat yang dibuat
dengan buah-buahan negeri itu, es dan soda.”

Mengkonsumsi es menjadi lambang kemapanan bagi keluarga-keluarga di


Batavia. Sebab, es berharga mahal dan didatangkan dari negeri jauh seperti Boston,
Amerika Serikat. Kemudian es menjelma produk lokal setelah pabrik-pabrik pembuatan
es milik orang Eropa berdiri di beberapa tempat di Pulau Jawa. Orang-orang Tionghoa
ikut mempelopori penyebaran pabrik es di Hindia Belanda. Salah satunya adalah Kwa
Wan Hong dari Semarang. Sam Setyutama dalam Tokoh-Tokoh Etnis Tionghoa di
Indonesia menyebut Hong mengembangkan tiga pabrik es di Semarang, Tegal, dan
Pekalongan pada 1910-an.

Penyebaran es ke Makassar boleh jadi terkait dengan jejaring perdagangan antara


Makassar dan Jawa yang telah terbentuk sejak abad ke-17. Jejaring itu kian intensif akhir
abad ke-19 sampai awal abad ke -20 ketika pemerintah kolonial menetapkan Makassar
sebagai pelabuhan bebas.

Pada masa ini, Maskapai Pelayaran Kerajaan Belanda (KPM) memegang penuh
jalur perdagangan Makassar dengan pelabuhan dagang lainnya. Sebab KPM memiliki
armada yang mumpuni untuk membuka ekspor-impor antarpelabuhan.

“Yang mengakibatkan impor dan ekspor meningkat dalam hubungan perdagangan


Makassar-Jawa,” catat Nahdia Nur, Bambang Purwanto, dan Djoko Suryo dalam
“Perdagangan dan Ekonomi di Sulawesi Selatan pada Tahun 1900-an sampai dengan
1930-an” termuat di Jurnal Ilmu Budaya, Juni 2016. Masuknya es ke Makassar mungkin
pula telah mengubah cara orang mengolah panganan berbahan pisang. Menurut Taufik,
salah satu penjual es pisang ijo asli Makassar, dulu kudapan ini tidak senikmat dan
sepopuler sekarang. Konsumsi es di Makassar boleh jadi telah menarik penggunaan
bahan lainnya seperti pemanis berupa sirup dan tepung maizena untuk kuahnya. “Dulu
kuahnya dari tepung beras dan santan, kurang enak di lidah karena rasanya hambar.
Sekarang sudah enak karena diganti tepung maizena dan ditambahkan sirup,” kata Taufik
dikutip diamma.com, majalah kampus Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama),
Jakarta.

Jadi, dapat dikatakan bahwa orang Makassar telah lama berkarib dengannya. Ini
juga terlihat dari banyaknya penyebutan pisang dalam naskah, lontarak, dan cerita tuturan
lisan turun-temurun. Pisang bukan hanya diusahakan sebagai sumber pangan, tapi juga
diolah menjadi peribahasa setempat. Ilmu ta’bang untia atau ilmu panjang umur.
“Diibaratkan kepada pohon pisang walaupun telah dipotong akan tumbuh terus sampai
berbuah,” catat tim Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam Ceritera Rakyat
Daerah Sulawesi Selatan.

Dari potongan-potongan ini, asal-usul es pisang ijo dapat sedikit sambung-


menyambung dengan wilayah dan kebudayaan Makassar. Tapi yang lebih penting dari itu
semua, Anda jangan sampai lupa menjajal kenikmatan es pisang ijo ini. Di Makassar, ada
sejumlah warung atau kios yang dikenal dengan sajian es pisang ijonya: Warung Bravo,
Kios La Galigo, Rumah Makan Muda Mudi, dan Warung Raja Pisang Ijo, dan lain-lain.
Bukan hanya di Makassar, penjual es pisang ijo ada di sejumlah tempat di Indonesia.
Biasanya dijual di warung kaki lima. Tapi ada juga yang masuk resto-resto eksklusif dan
hotel bintang lima.
B. BAHAN DAN ALAT PEMBUATAN PISANG IJO

1. Bahan Es Pisang Ijo :

 10-15 buah Pisang Raja


 15 lbr Daun Pandan
 500 ml air
 200 gr Tepung beras
 200 gr Tepung Terigu
 50 gr Gula pasir
 1sdm Margarin 
 600ml Santan kelapa kental
 1sdt Pasta Pandan

2. Bahan Vla : 

 50 gr Tepung beras
 100gr Gula Pasir
 500ml Santan kental
 ½ sdt Garam
 1 lembar daun Pandan, ikat simpul

3. Bahan Pelengkap:

 Sirup coco pandan


 Susu kental manis vanilla
 Es batu

C. LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN PISANG IJO

1. Kukus pisang 
Pisang yang digunakanadalah pisang raja. Kukus pisang selama
10 menit dengan api kecil. Angkat dan dinginkan

2. Buat sari daun pandan untuk pewarna

    Cuci bersih daun pandan dan potong kecil-kecil sekitar 2


cm. Haluskan daun pandan bersama air dengan menggunakan blender.
Saring dan ambil sari daun pandannya mewarnai adonan kulit es pisang
ijo.
3. Buat adonan kulit

     Siapakan wadah dan masukan tepung beras, tepung terigu,


air sari daun pandan dan santan. Aduk hingga tercampur rata
dengan wishker. Saring agar tidak ada yang bergerendil. Tambahkan
gula pasir dan pasta pandan. Aduk sampai tercampur rata.

4. Kukus adonan kulit

Tuangkan adonan kulit pisang ijo ke dalam loyang yang telah


dioles tipis margarin. Kukus adonan selama 20 menit dengan api
kecil.
5. Tambahkan margarin dan uleni

   Pindahkan adonan dari loyang ke wadah yang lebih besar.


Tambahkan  margarin sedikit demi sedikit. Uleni dengan centong
nasi agar mudah dan tidak lengket hingga adonan licin dan kalis.

Selimuti pisang dengan adonan kulit


Siapkan plastik dan oles tipis dengan sedikit minyak. Pipihkan dan
tipiskan 3 sdm adonan di atas plastik. Letakan pisang di atas
adonan kulit yang telah dipipihkan tadi. Selimuti pisang dengan
kulit sampai tertutup rata.
Kukus pisang yang sudah diselimuti
 Gunakan daun pisang untuk membungkus pisang yang sudah
diselimuti kulit. Sematkan lidi dibagian ujungnya agar lebih rapi.
Kukus selama 15 menit. Kalian bisa juga menggunakan plastik
wrap untuk bungkusnya, menggunakan loyang yang dioles tipis
margarin atau cukup alasi dengan daun pisang.

6. Cara membuat vla :

 Campurkan semua bahan vla kedalam wajan. Aduk sampai semua


bahan tercampur rata. Setelah tercampur rata, nyalakan kompor dengan
api kecil dan masak sambil terus diaduk. Masak vla hingga meletup-letup
dan agak mengental seperti bubur sum-sum.
 
7. Penyajian
Hidangkan pisang ijo yang sudah dipotong-potong bersama
dengan vla, es batu, sirup coco pandan dan kental manis.

Anda mungkin juga menyukai