Anda di halaman 1dari 3

OPINI

Penerapan Kurikulum Merdeka Belajar dan Merdeka Bebudaya, Apakah Sudah Berjalan
Optimal?

Oleh Maria Alexandrria Meo Kadju

Berapa banyak dari kita yang merasa bahwa banyak hal yang kita pelajari di sekolah itu sudah
kita lupakan karena kita tidak pernah pakai dan tidak relevan?

Setelah sekian lama orang Indonesia dituntut untuk jadi generalis yang serba tahu tapi minim
spesialis yang memang betul-betul ahli di bidangnya. Semua karena apa? Yah karena kurikulum.

Merdeka Belajar adalah sebuah konsep pendidikan yang mengusung prinsip-prinsip kebebasan
belajar, fleksibilitas, dan mandiri. Tujuannya adalah untuk membebaskan siswa dari
pembelajaran yang monoton dan rutin, serta memberikan kesempatan untuk belajar sesuai
dengan minat dan bakat mereka. Program Merdeka Belajar juga menekankan pentingnya
pengembangan keterampilan, pengetahuan, dan karakter yang diperlukan untuk menghadapi
tantangan dimasa depan.

Sementara itu, Merdeka berbudaya adalah program yang bertujuan untuk memperkuat identitas
budaya Indonesia dan meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap budaya bangsa
sehingga membantu masyarakat Indonesia untuk memahami dan menghargai kekayaan budaya

Merdeka belajar dan merdeka berbudaya akan berjalan sesuai harapan dan tujuan apabila
pelaku pendidikan (guru dan murid) benar-benar serius menjalankannya. Guru sebagai fasilitator
pendidik harus benar-benar paham dengan tujuan program merdeka belajar dan merdeka
berbudaya karena jika guru tidak paham dan siap menjalankan program ini semua akan sia-sia,
hanya atas nama saja padahal didalamnya kosong, sebaliknya murid sebagai pelajar juga harus
benar-benar menjalankan program ini, sehingga mereka dapat merasakan tujuan program ini.

Berdasarkan pengamatan saya kenyataan yang terjadi disekolah banyak siswa yang masih
kaget dengan kurikulum ini, masih dalam tahap penyesuaian. Beberapa ada juga yang masih
malas mengerjakan tugas proyek, dan tugas-tugas lainnya karena terhambat fasilitas pribadi?
dan juga kemalasan. Ketika ada tugas proyek yang dibagikan dalam kelompok sebagian orang
mengerjakan dan yang lainnya hanya menunggu hasil, menurut saya kebiasaan ini dapat
mengakibatkan kebergantungan dan siswa tersebut sendiri akan tertinggal dan pastinya
program merdeka belajar dan merdeka berbudaya ini belum berjalan sempurna.

Merdeka belajar dan berbudaya mendapat manfaat yang lebih efektif dengan memberi
kesempatan bagi pelajar, namun bukan berarti kebebasan, karena kesempatan yang diberikan
memerlukan tanggung jawab. Sebagai solusi, mengajarkan peserta didik untuk bertanggung
jawab adalah hal yang nomor satu agar daya kreatif dan mandiri yang dimiliki peserta didik
tetap hidup menjiwai pribadinya sehingga mampu bekerja keras dengan tekun tanpa menirukan
hasil karya orang lain dan merugikan orang lain. Berdasarkan profil pelajar Pancasila, merdeka
belajar dan berbudaya menjunjung fleksibelitas dan integritas para pelajar yang berasal dari
berbagai pulau untuk mengembangkan bakatnya guna merintis masa depan, dan membangun
daerah asalnya melalui kesuksesannya.

Kurikulum kita memang butuh buat transformasi tapi apakah seperti kurikulum merdeka bentuk
transformasinya?

Secara prinsip awal kurikulum merdeka rasanya sudah bagus dengan tujuan supaya anak bisa
mengembangkan diri sesuai minat dan bakat terus guru bisa diringankan beban administrasinya
dan bisa lebih banyak waktu untuk mengeksplorasi bagaimana dia melakukan pembelajarannya.
Tapi pada pelaksanaannya masih banyak simpang siur di lapangan administrasi guru tetap
seabrek dan ternyata perubahan-perubahan itu banyaknya sifatnya non esensial lebih ke ganti
nama ganti tampan dan ganti esensinya sama.

Tapi pada faktanya memang kita ini membutuhkan perubahan yang fundamental dari
bagaimana siswa itu belajar bagaimana guru itu belajar serta apa saja yang diajarkan dan masih
banyak hal lainnya. Sementara itu di tengah orang yang teriak-teriak butuh perubahan tapi para
pelaksanaannya sendiri masih banyak yang enggan keluar dari zona nyaman. Guru-guru senior
merasa malas harus menyesuaikan lagi dengan sistem baru mereka sudah enak karena sudah
berada pada jalurnya selama sekian tahun. Siswa juga sama saya sebagai seorang siswa
merasa sangat kaget dengan adanya kurikulum ini dan seiring berjalannya waktu saya mencoba
untuk bisa beradaptasi tetapi pada kenyataannya masih banyak teman-teman saya yang belum
bisa menjalankan program merdeka belajar dan berbudaya ini. Sebagian besar teman-teman
ketika mengerjakan tugas proyek atau tugas kelompok mereka hanya menaruh nama dan
mengatasnamakannya saja mereka tidak benar-benar melakukan tugas proyek
tersebut.Masalah terbesar kita sebenarnya ada pada kualitas guru dan kualitas keluarga. Level
pendidikan guru mindset guru mentalitas guru adalah salah satu faktor penentu dunia
pendidikan guru yang berkualitas akan selalu berkembang berimprovisasi dan berinovasi untuk
kemajuan siswanya.

Guru dan siswa memang merupakan pelaku kunci pendidikan.

Bagaimana kita mau menuntut anak untuk berpikir kritis dan analitis lalu bisa melakukan riset
kalau isi dari yang dipelajari terlalu banyak detail dan sifatnya dihafalkan untuk nantinya ada
standar resesif yang hanya meliputi area pengetahuan? Bukankah pengetahuan itu dibutuhkan
untuk menunjang keterampilan ujungnya? Tapi kita yang dikasih bobot berat itu justru di
pengetahuannya dan bukan bagaimana penerapannya. Sistem asesment kita butuh diubah
besar-besaran dan itu semua terfasilitasi dalam perubahan.

Murid adalah pemimpin pembelajaran dalam arti merekalah yang membuat kegiatan belajar
mengajar bermakna, sehingga pembelajaran akan disesuaikan dengan tingkatan kemampuan
siswa dan didukung dengan berbagai teknologi yang memberikan pendekatan personal bagi
kemajuan pembelajaran tiap siswa, tanpa mengabaikan pentingnya aspek sosialisasi dan
bekerja dalam kelompok untuk memupuk solidaritas sosial dan keterampilan lunak (soft skills).

Merdeka belajar dan berbudaya yang diartikan kebebasan pelajar dalam menekuni mata
pelajaran sesuai minat bakat adalah tanggung jawab tiap pelajar yang memiliki niat untuk
mengejar mimpi, tetapi guru/ pendamping juga tetap menjadi pengarah yang baik demi
tercapainya tujuan pelajar. Jika merdeka belajar dan merdeka berbudaya di terapkan pelajar
dengan rasa tanggung jawab akan bakat, impian, dan cita-citanya niscaya masa depannya akan
di tunggu 'Kesuksesan' dan tetesan air mata bahagia dari orang tua, serta mereka menjadi
harapan masyarakat, bangsa dan negara.

Sebenarnya kebijakan pemerintah belajar itu sudah bagus cuman balik lagi tergantung di mana
anak bersekolah dan kemauan anak sendiri untuk belajar sesuatu yang baru. Kebanyakan
penerapan berita belajar malah dibuat semena-mena oleh oknum pengajar maupun pelajar. Ada
yang seolah-olah lepas tanggung jawab buat mendidik anak dengan alasan merdeka belajar dan
merdeka berbudaya "siswa itu dituntut untuk Mandiri".Guru merasa mohon berita tidak perlu
memberikan materi udah biar biar saja siswa yang mencarinya padahal konsep berdesa belajar
dan konsep merdeka berbudaya tidak seperti itu. Okelah undi hapuskan tapi bagaimana perkara
tugas sekolah dan lain-lain? Rasa-rasanya makin ke sini makin mencekik murid.

Anda mungkin juga menyukai