Anda di halaman 1dari 2

Pupuk Nitrogen

Pupuk Nitrogen memiliki sifat mudah tercuci terbawa air hujan, cepat mengurai dan menguap. Pupuk
Nitrogen dapat dibedakan menjadi bentuk organik dan anorganik

Bentuk Organik

Yaitu berupa pupuk organik seperti sampah, sisa ikan, ampas jarak, dan sebagainya. Namun agar
nitrogennya menjadi mudah diserap tanaman, harus mengalami dulu aminisasi, amonifikasi, dan
nitrifikasi (lihat tabel di bawah).

Oleh karena itu, bahan-bahan organik tidak seefektif nitrogen dalam bentuk NaN2, NaNO3 atau
(NH4)2SO4. Respon tanaman pun cenderung lambat apalagi bila kondisi tanah tidak mendukung proses
dekomposisi. Agar menjadi effektif dan mempercepat dekomposisi, maka decomposer diperlukan,
seperti yang terdapat dalam SOT HCS.

Bentuk Anorganik

Bentuk pupuk nitrogen lain terdapat dalam bentuk anorganik. Bentuk anorganik lebih banyak digunakan
karena jumlah gas nitrogen di udara sudah tersedia dengan ditunjang oleh teknologi pembuatan pupuk
N yang sudah semakin maju dan murah. Selain itu, cara pembuatan yang dipakai sekarang
memungkinkan dihasilkannya berbagai macam bahan dalam jumlah relative banyak, sehingga
aplikasinya lebih praktis.

Amonium nitrat

Amonium nitrat merupakan pupuk nitrogen yang paling banyak digunakan setelah perang dunia ke-2.
Pupuk ini dihasilkan dari reaksi antara asam nitrit deengan senyawa ammonia anhydrous. Pupuk ini
dapat menyumbangkan dua jenis hara N, dalam bentuk ammonium (NH4+) dan nitrat (NO3–).

Produk di pasaran dari pupuk ini terdapat dalam bentuk padat, granular, larutan dan kapsul. Bentuk
pupuk ini padat dan kristalin, berwarna putih, tidak higroskopis dan bekerjanya cepat.

Amonium sulfat

Dikenal dengan nama pupuk ZA (zwavelzure ammoniak – Belanda red). Pada umumnya mengandung 21
% nitrogen dan 24% belerang. Terbentuk dari reaksi antara ammonia dengan asalam sulfat

Urea

Pupuk ini merupakan salah satu pupuk N yang paling tinggi kandungan nitrogennya. Selain sebagai
pupuk, urea juga sering digunakan sebagai pengganti protein dari hewan ruminansia.

Penggunaan pupuk urea biasanya dalam bentuk konsentrat atau granular. Kandungan nitrogennya
berkisar 45%. Bersifat sangat higroskopis dibandingkan pupuk nitrogen lainnya, sehingga aplikasinya
sering dilakukan dalam 3 tahap. Dan karena sifatnya tersebut, penggabungan dan penyimpanan dengan
pupuk lainnya perlu diperhatikan secara khusus.

Pupuk kalium
Pupuk kalium dibuat dari deposit garam kalium, dan pada umumnya berasosiasi dengan magnesium,
sulfat, dan klor.

Kainit dan garam pupuk kandang merupakan sumber kalium yang biasa dijumpai. Kalium klorida dan
sulfat yang berasal dari Jerman dan Prancis merupakan senyawa-senyawa kalim yang telah dimurnikan.

Kalium sulfat

Pupuk ini dikenal juga dengan nama zwavelzure kali (ZK) dengan rumus kimia (K2SO4).

Kalium magnesium sulfat

Pupuk ini dikenal dengan nama patent kali, merupakan garam rangkap pupuk kieserit (MgSO4) dan
pupuk ZK (K2SO4) dengan rumus kimia K2SO4.MgSO4. Semua garam kalium yang dipakai sebagai pupuk
larut dalam air dan segera tersedia.

Tidak seperti pupuk N, pupuk K walupun diberikan dalam jumlah banyak tidak mempengaruhi pH tanah.
Pemberian KCl yang banyak pada kentang dan tembakau dapat menurunkan kwalitas hasil tanaman.

Kalium khlorida dan sulfat banyak dipakai di Indonesia, terutama untuk tanaman tembakau, sisal, dan
tanaman perkebunan.

Pupuk Majemuk
Pupuk majemuk yaitu pupuk yang mengandung lebih dari satu unsure hara yang digunakan untuk
menambah kesuburan tanah. Contoh pupuk majemuk yaitu NP, NK, dan NPK. Pupuk majemuk yang
paling banyak digunakan adalah pupuk NPK yang mengandung senyawa ammonium nitrat (NH4NO3),
ammonium dihidrogen fosfat (NH4H2PO4), dan kalium klorida (KCL).

Kadar unsure hara N, P, dan K dalam pupuk majemuk dinyatakan dengan komposisi angka tertentu.
Misalnya pupuk NPK 10-20-15 berarti bahwa dalam pupuk itu terdapat 10% nitrogen, 20% fosfor
(sebagai P2O5)dan 15% kalium (sebagai K2O).

Penggunaan pupuk majemuk harus disesuaikan dengan kebutuhan dari jenis tanaman yang akan
dipupuk karena setiap jenis tanaman memerlukan perbandingan N, P, dan K tertentu. Di Indonesia
beredar beberapa jenis pupuk majemuk dengan komposisi N, P, dan K yang beragam.

Anda mungkin juga menyukai