Anda di halaman 1dari 5

TRANSKREASI DALAM PENERJEMAHAN

Bismillah….
Kali ini penulis mencoba membahas serba sedikit tentang Transkreasi dalam
penerjemahan. Tulisan ini didasari oleh sebuah artikel yang ditulis olejh Claduia
Benetello berjudul WHEN TRANSLATION IS NOT ENOUGH: TRANSCREATION AS A
CONVENTION-DEFYING PRACTICE: A PRACTITIONER’S PERSPECTIVE”.
Bahasan tentang transkreasi sebetulnya sudah lama ada tetapi penulis baru
mengetahuinya sekarang. Karena itu penulis mencoba menuangkan hasil bacaaan
penulis terhadap artikel tersebut dan beberapa sumber lainnya.
Pertama tama penulis akan mencoba menyajikan definisi dari kedua konsep
diatas yaitu Penerjemahan dan Transkreasi.
1. Catford
Catford (1965) mentyatakan bahwa penerjemahan sebagai penempatan
(replacement) teks bahasa sumber dengan teks yang ekuivalen dalam
bahasa sasaran.
2. Ernst & Gutt (1998)
Menyatakan bahwa penerjemahan adalah suatu upaya yang dimaksudkan
untuk pernyataan ulang (restate) apa yang telah dinyatakan atau dituliskan
oleh seseorangd alam suatu bahasa ke dalam bahasa lainnya.
3. Newmark (1988)
Menyatakan bahwa terjemahan adalah proses “render makna dari teks ke
bahasa lain berdasarkan cara yang dimaksudkan oleh penulis”.
Inti dari semua definisi para ahli diatas adalah bahwa “menerjemahkan adalah
memindahkan pesan dari bahasa sumber ke bahasa penerima”. Newmark juga
menyatakan bahwa ada empat metode penerjemahan yang berorientasi pada bahasa
sumber yaitu
 word to word translation,
 literal translation,
 faithful translation,
 idiomatic translation, dan
 communicative translation.
Selain itu juga ada metode yang berorientasi pada bahasa sasaran yaitu
 adaptation,
 free translation,
 idiomatic translation,
 communicative translation.

Jika mengacu pada metode penerjemahan yang berientasi pada bahasa sumber
maka hasil penerjemahan terikat pada tatanan gramatikal dalam berbahasa.
Disisi lain Transkreasi adalah sebuah konsep yang digunakan dalam bidang
bahasa untuk menggambarkan proses adaptasi sebuah pesan dari satu bahasa ke
bahasa lain dengan tetap mempertahankan tujuan, gaya, nada dan konteks dari teks
sumber. Definisi tersebut jelas menunjukkan bahwa transkreasi masuk dalam metode
penerjemahan jenis kedua yaitu metode yang berorientasi pada bahasa sasaran.
Istilah Transkreasi (Transcreation) sudah ada sejak tahun 1975 yaitu ketika
Purushotama Lal, seorang sastrawan India menggunakan kata tersebut untuk
menggambarkan usaha penerjemahan sebuah naskah drama klasik dari bahasa India
ke Bahasa Inggris. Dia menyatakan bahwa Transkerasi “bertujuan untuk
memeprtahankan bukan bahasa Sanskrit ettapi tradisi Hindu yang melingkupi naskah
drama klasik tersebut”. Dalam perkembangannya, istilah Transkreasi banyak digunakan
dalam bidang bisnis terutama iklan.
Dalam artikelnya Claudia Benetello mencoba untuk membandingkan antara
penerjemahan dan transkreasi. Dia menggunakan kaidah atau standar evaluasi
penerjemahan untuk transkreasi. Kaidah atau standar yang digunakan mencakup
 wrong term (kesalahan terma)
 syntactic error (kesalahan sintaksis).
 Omission (penghapusan)
 Addition (penambahan)
 Word structure & agreement Error (kesalahan struktur dan kesesuaian kata).
 Misspelling (salah eja)
 Punctuation Error (kesalahan penggunaan tanda baca).
 Miscellaneous Error (lain-lain).

Dari delapan standar evaluasi penerjemahan tersebut, Cladia menemukan bahwa


pelanggaran atas kedelapan standar tersebut umum dijumpai dan bahkan bisa diterima
dalam transkreasi. Karena sekali lagi transkreasi tidak termasuk pada jenis
penerjemahan yang berorientasi pada bahasa sumber tetapi berorientasi pada bahasa
sasaran.

Contoh Transkreasi
1. Contoh 1
“Don’t go postal” di bawah gambar seorang pekerja kantoran yang
tertekan memegang setumpuk surat mendesak adalah strap line yang diusulkan
untuk mesin faks super cepat baru saat itu ketika harga mesin faks yang baru
mulai terjangkau.
Sekarang, ‘going postal’ di AS banyak diartikan sebagai bentuk
kemarahan atas sejumlah insiden yang terjadi ketika tekanan para pekerja pos
AS telah membaik pada akhir abad lalu.
Maksud dari strap line tersebut adalah menggunakan humor gelap (dark
joke) untuk menyiratkan bahwa lebih baik mengirim faks dokumen daripada
mengirim lewat pos yang berisiko keterlambatan dan konsekuensi negatif lain
yang mungkin timbul. Tag line tersebut tidak pernah benar-benar digunakan
karena dianggap tidak pantas (menurut kami).
Jadi, bagaimana cara ‘transkreasi’ dalam bahasa Inggris UK? Hanya tiga
kata, tetapi bukan jumlah kata intinya, melainkan bagaimana Anda
menyampaikan pesan yang sama di mana tidak ada terjemahan langsung atau
kaitan budaya.
Klien lebih menyukai saran kami, yaitu “Fax. Relax.”. (sumber:
https://www.terjemahinggrisindonesia.com/transkreasi-dan-penerjemahan.html)
2. Contoh 2
Transkreasi Pusi A Red, Red Rose Karya Robert Burns

(Sumber ; http://jlt-polinema.org/?p=1019)

Dari bahasan diatas kita sampai pada kesimpulan bahwa


Transkreasi adalah bagian dari penerjemahan (termasuk yang dilakukan jasa
translate) namun lebih fokus dalam membangun respons emosional audiens dari
bahasa sumber bukan hanya sekedar teks literal dari konten saja. Dapat
dikatakan bahwa transkreasi adalah tentang pengambilan konsep dalam satu
bahasa dan merubahnya secara total ke dalam bahasa lain tetapi memiliki ide
yang sama.
Biasanya, transkreasi diterapkan dalam proyek multibahasa yang
berhubungan dengan materi pemasaran atau iklan yang membutuhkan
keterampilan ekstra untuk melakukannya karena terjemahan literal tidak sesuai
dengan konsep transkreasi. Kebanyakan transkreasi diproduksi oleh copywriter
yang berspesialisasi dalam pemasaran. Sedangkan untuk penerjemah, biasanya
transkreasi dilakukan oleh orang yang berbahasa asli atau sama dengan
audiensi yang ditargetkan. Untuk menghasilkan transkreasi yang
baik, penerjemah atau jasa penerjemah harus memiliki pengetahuan yang luas
tentang materi pemasaran mereka, bahasa yang sangat baik, keterampilan dan
kemampuan untuk secara kreatif menyesuaikan pesan untuk audiensi target.

Malang, 19 November 2020

Anda mungkin juga menyukai