Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rizqika Hayatunnufus

NIU / Kelas : 447649 / 74C


Mata Kuliah : Business Ethics – Chapter 7
Dosen : Prof. Mahfud Sholihin, Ph.D.
Should Kroger Pay Now for What a Ralphs’ Employee Did in the Past?
1. Dengan asumsi bahwa toko dan manajer distrik Ralphs menerima komplain mengenai perilaku
Misiolek sejak 1985, tetapi komplain tersebut tidak mencapai kantor pusat Ralphs di Compton,
apakah Anda meyakini bahwa hakim benar dalam mempertahankan bahwa perusahaan secara
umum tidak seharusnya bertanggung jawab atas tindakannya (Misiolek)? Apakah seharusnya
perusahaan bertanggung jawab atas peraturan yang mencegah komplain mencapai kantor pusat?

Berdasarkan panduan mengenai pelecehan seksual yang dipublikasikan oleh Equal


Employment Opportunity Commission (EEOC) pada 1978 dikemukakan bahwa perusahaan
bertanggung jawab atas semua pelecehan seksual yang dilakukan oleh pegawainya, terlepas dari
apakah perusahaan mengetahui terjadinya pelecehan dan terlepas dari apakah hal tersebut dilarang
oleh perusahaan. Menurut saya hakim seharusnya menyatakan bahwa perusahaan bertanggung
jawab penuh terhadap kasus ini, meskipun hakim menemukan bahwa tindakan Misiolek murni
kehendak pribadi bukan merupakan perintah dari Ralphs. Ditinjau dari panduan EEOC di atas,
Ralphs seharusnya bertanggung jawab atas tindakan pelecehan yang dilakukan Misiolek selaku
salah satu karyawannya karena hal tersebut menyebabkan kerugian psikologis yang besar pada
pegawai yang bersangkutan, melanggar kebebasan dan martabatnya, dan merupakan
penyalahgunaan kekuasaan oleh Misiolek selaku manager toko yang sangat tidak adil terhadap
karyawan.

Terdapat tiga alasan bertanggung jawab secara moral, yaitu: (1) menyebabkan atau
membantu atau gagal mencegah suatu pelanggaran moral terjadi, (2) tahu apa yang dilakukan, (3)
melakukan berdasarkan kehendak sendiri. Pada kasus ini, tidak jelasnya peraturan untuk
menyelesaikan permasalahan pelecehan seksual yang dilakukan oleh Misiolek sebelum mencapai
kantor pusat adalah bentuk gagalnya perusahaan dalam mencegah terjadinya tindakan tersebut
yang menimbulkan komplain karyawan lain. Pembiaran yang dilakukan manajemen Ralphs atas
komplain yang telah berulangkali disampaikan menyebabkan perusahaan harus bertanggung
jawab.

2. Apa jenis hukuman yang menurut Anda lebih tepat bagi Ralphs? Menurut pandangan Anda,
apakah hukuman $33.3 juta dollar berlebihan? Jelaskan, apakah keputusan akhir pada 2006 adil?
Jelaskan.

Affirmative action merupakan tindakan yang sah untuk memperbaiki ketidakadilan hasil dari
diskriminasi sebelumnya. Affirmative action sebagai kompensasi didasarkan pada compensatory
justice dimana perusahaan berkewajiban untuk memberikan kompensasi kepada mereka yang
dirugikan secara sengaja dan tidak adil. Pada kasus ini enam orang wanita mengalami pelecehan
seksual yang dilakukan Misiolek selaku manajer toko Ralphs. Dimana Ralphs dianggap gagal
mencegah terjadinya hal tersebut, sehingga hukuman yang tepat adalah memberikan kompensasi
kepada enam orang wanita tersebut.

Terdapat beberapa bentuk diskriminasi, yaitu intentional, unintentional, individual, dan


institutional. Intentional discrimination adalah bentuk diskriminasi yang dilakukan secara sadar
dan sengaja. Unintentional discrimination adalah bentuk diskriminasi yang dilakukan tidak secara
sadar dan sengaja, namun mengarah kepada stereotip atau sebagai hasil yang tidak dimaksudkan.
Individual discrimination adalah diskriminasi yang dilakukan oleh satu atau beberapa individu
yang bertindak atas kehendak sendiri. Sedangkan institutional discrimination adalah bentuk

This study source was downloaded by 100000841553539 from CourseHero.com on 05-07-2023 05:25:37 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/57527683/BE-Krogerdocx/
diskriminasi yang merupakan hasil dari tindakan semua atau sebagian besar orang dalam institusi
tertentu serta proses rutin dan peraturan mereka.

Pada kasus ini Misiolek melakukan pelecehan seksual berupa diskriminasi rasial dan
perempuan yang merupakan bentuk diskriminasi individual dan intentional. Ditemukan fakta
bahwa manajemen Ralphs cenderung mengabaikan laporan karyawannya. Dapat kita lihat bahwa
tidak ada tindakan tegas dari Ralphs dalam menindaklanjuti perbuatan pelecehan seksual yang
dilakukan oleh pegawainya terhadap pegawai lainnya menggambarkan bahwa adanya
diskriminasi institutional dan intentional dalam manajemen Ralphs. Hal diatas menggambarkan
bahwa disamping adanya hukuman compensatory damages, perlu adanya punitive damages yang
signifikan untuk menekan Ralphs agar memperbaiki diskriminasi institutional dan intentional.
Hukuman 33.3 juta sebagai punitive damages tidak berlebihan apabila dibandingkan dengan
kerugian psikologis korban yang dapat digolongkan sebagai non economic goods yang tidak bisa
diukur tetapi bisa disimpulkan bahwa psikologis seseorang merupakan barang intrinsik yang
prioritasnya lebih tinggi daripada nilai compensatory damages dan punitive damages. Sehingga
menurut kami masuk akal dengan putusan hakim dengan total yang harus dibayarkan sebesar
$33.3 juta.

Putusan 2006 diduga diambil karena mempertimbangkan bahwa kejadian terjadi antara
1985-1996 dimana Ralphs belum dimiliki oleh pemilik saat ini yaitu Kroger. Namun,
pengurangan hukuman menurut saya tidak adil, karena menurut teori yang dikemukakan John
Rawl diskriminasi telah melanggar principle of equality. Rendahnya hukuman yang diberikan,
dikhawatirkan tidak dapat menekan perusahaan untuk memperbaiki peraturannya mengenai
pelecehan seksual.

3. Apakah seharusnya Kroger turut menanggung atas kejadian yang terjadi sebelum mereka
mengambil alih rantai supermarket tersebut?

Affirmative action merupakan tindakan yang dibuat untuk memperbaiki diskriminasi yang
terjadi dimasa lalu. Hal ini menunjukkan bahwa tidak menutup kemungkinan pihak pada masa
depan yang tidak terlibat secara langsung akan ikut menanggung akibatnya karena keadaan saat
ini merupakan hasil dari diskriminasi terdahulu. Kroger turut menanggung hukuman yang
diberikan karena sebagai bentuk tekanan agar melakukan perbaikan peraturan dan manajemen
Ralphs selaku anak perusahaannya.

4. Apa yang dapat dilakukan perusahaan untuk memastikan situasi seperti Misiolek tidak terjadi?
Mengapa Anda berpikir Ralphs mengijinkan Misiolek untuk terus mengelola toko?

Dalam jangka panjang affirmative action dapat memperbaiki situasi yang sudah terjadi
sebelumnya karena akan memperbaiki komposisi wanita dan ras tertentu dalam manajemen
Ralphs. Disamping itu Ralphs perlu mengadopsi zero tolerance policy mengenai pelecehan
seksual sebagaimana Kroger. Ralph juga seharusnya menciptakan jalur komunikasi yang jelas dari
level paling bawah sampai ke level top manajemen agar tindakan-tindakan seperti pada kasus ini
mendapatkan perhatian khusus dalam sebuah organisasi.

Menurut saya Ralphs mengizinkan Misiolek untuk tetap mengelola toko karena
kemampuannya dalam meningkatkan keuntungan dan menaikkan bottom-line sebagai manajer
toko tanpa mempertimbangkan tindakan pelecehan seksual yang dilakukannya.

This study source was downloaded by 100000841553539 from CourseHero.com on 05-07-2023 05:25:37 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/57527683/BE-Krogerdocx/
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Anda mungkin juga menyukai