Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Belajar berbasis aneka sumber (bebas) telah menjadi paradigma belajar saat ini.
Proses pengembangan kognitif tingkat tinggi (quality thinking skills) dan interpersonal skills
yang diperlukan menghadapi tuntutan masa depan bukan berkenaan dengan apa yang menjadi
perolehan lulusan tapi bagaimana perolehan itu didapat. Untuk mengembangkan sumber daya
manusia (sdm) tidak ada cara lain yang paling tepat selain belajar, dan belajar. Menurut teori
behaviorisme belajar adalah perubahan tingkah laku. Belajar adalah pembuka dari tidak tahu
menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham, dengan kata lain terjadi perubahan dalam
mental seseorang. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), manusia
dapat dengan mudah memperoleh ilmu pengetahuan dari berbagai sumber yang beraneka
ragam serta dari segala penjuru dunia. Dalam upaya mewujudkan masyarakat belajar
(learning community) inilah harus diciptakan kondisi sedemikian rupa yang memungkinkan
peserta didik memiliki pengalaman belajar melalui berbagai sumber, baik sumber yang
dirancang (by design) maupun yang dimanfaatkan (by utilization) untuk keperluan
pembelajaran.

Di sisi lain tuntutan pendidikan seperti kebutuhan akan kurikulum yang berbasis
kompetensi, belajar terbuka, belajar jarak jauh dan belajar secara luwes, mendorong
dimanfaatkan nya berbagai sumber belajar secara luas. Sejalan dengan perkembangan ilmu
dan teknologi, sumber belajar semakin lama semakin bertambah banyak jenisnya, sehingga
memungkinkan orang dapat belajar mandiri secara lebih baik. Pergeseran dari era industri ke
era informasi menuntut perubahan dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan. Di era
informasi, peserta didik setiap saat dihadapkan pada berbagai informasi dalam jumlah jauh
lebih banyak dibandingkan pada masa-masa sebelumnya. Informasi tersebut disebarkan
melalui berbagai media baik cetak maupun elektronik, dari yang berteknologi sederhana
sampai yangsudah canggih seperti penggunaan cd-rom, internet dan sebagainya.

Jika peserta didik tidak dipersiapkan untuk dapat memberi makna terhadap informasi,
menciptakannya menjadi pengetahuan, menggunakan serta mengevaluasi pengetahuan yang
diciptakan orang lain, mereka akan selalu tertinggal. Begitu juga ditempat kerja, rose &
nicholl (1997) dalam (siregar, 2008:20) mengemukakan bahwa pengetahuan meningkat dua

1
kali lipat setiap dua atau tiga tahun dalam hampir setiap lapangan pekerjaan. Ini berarti
bahwa pengetahuan yang kita miliki juga harus meningkat dua kali lipat setiap dua atau tiga
tahun kalau ingin bertahan.

Jadi dapat disimpulkan dalam fenomena kemajuan teknologi saat ini belajar berbasis
aneka sumber diyakini dapat mengatasi tidak hanya berbagai kesulitan dalam proses belajar
dan membelajarkan, akan tetapi juga dapat mendidik peserta didik cara belajar yang tepat
sehingga dapat belajar secara mandiri sepanjang hayat. Untuk itu, belajar berbasis aneka
sumber perlu dilakukan seawal mungkin dalam proses pembelajaran.

1.2 Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. apakah definisi dari belajar berbasis aneka sumber?


2. apakah pentingnya dari belajar berbasis aneka sumber?
3. apakah manfaat dari belajar berbasis aneka sumber?
4. bagaimanakah implementasi dari belajar berbasis aneka sumber?
1.3 Tujuan penulisan
1. untuk mengetahui definisi belajar berbasis sumber
2. untuk mengetahui pentingnya belajar berbasis aneka sumber
3. untuk mengetahui manfaat dari belajar berbasis aneka sumber
4. untuk mengetahui implementasi belajar berbasis aneka sumber

1.4 manfaat

a. untuk memberikan pengetahuan bahwa melalui belajar dari berbagai sumber


belajar yang ada dapat meningkatkan mutu pembelajaran yang diberikan baik
bagi pendidik maupun bagi pebelajar itu sendiri.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian belajar berbasis aneka sumber

Dorrell dalam (siregar, 2008:4) mengatakan bahwa istilah belajar berbasis aneka
sumber terkait dengan istilah lainnya, “resource-based learning is a broad heading used to
cover all the above. I.e. Open learning, distance learning and flexible learning, in which the
use learning resources is the main thrust of any scheme developed”.

Menurut dorrell, penggunaan berbagai sumber belajarlah yang merupakan pendorong


dikembangkannya sistem belajar terbuka, belajar jarak jauh dan belajar fleksibel, sehingga
istilah belajar berbasis aneka sumber sebenarnya sudah tercakup di dalamnya. Istilah belajar
berbasis aneka sumber (resource-based learning) adalah istilah yang sangat luas,
encompassing a wide range of means by which students are able to learn in ways that are on a
scale from those that are mediated by tutors to those where the students are learning
independently. (brown & smith, 1996) dalam (siregar,2008:4).

Menurut brown & smith, sebenarnya istilah belajar berbasis aneka sumber belajar
seperti buku, kemudian terjadi peningkatan penggunaan media termasuk bahan-bahan belajar
terbuka, petunjuk belajar, petunjuk buku teks, buku kerja, paket-paket video dan audio.
Akibat perkembangan teknologi, dimungkinkan untuk menggunakan media canggih
termasuk:

• computer-based learning packages

• computer conferences

• cd-rom, multimedia

• computer-mediated discussion groups

• interactive video discs

• materials on the world wide web

3
• teleconferencing, video-conferencing and telematics

Dari definisi yang dikemukakan dorrel diatas tersirat bahwa belajar berbasis aneka
sumber sangat terkait dengan beberapa pengertian dari sistem pembelajaran diantaranya open
learning, dictance learning, flexible learning, learning resources, dan resources based, yang
diuraikan dorrel (1993,p xxi-xxii) dalam (ahmad dan solihatin, 2003:154-155) antara lain
sebagai berikut:

a) Open learning

Adalah prinsip belajar terbuka bagi semua orang. Dengan kata lain tidak ada
prakualifikasi seperti batas usia, status sosial-ekonomi, atau harus lulus pada level tertentu.

b) Distance learning

Menurut the california distance learning project (cdlp) pendidikan jarak jauh adalah
sistem penyampaian pembelajaran yang menghubungkan learner dengan sumber pendidikan.
Menurut the united states learning association (usdla), pendidikan jarak jauh adalah
pengaantaran pendidikan atau pelatihan melalui pembelajaran dengan media elektronik.
Pendidikan jarak jauh mengacu pada situasi belajar mengajar yang mana instruktur dan
learners berada dalam jarak terpisah secara geografis.

c) Flexible learning

Adalah jenis belajar yang dapat menggunakan berbagai sumber belajar dalam semua
bentuk media dan sumber belajar.

d) Learning resources

(sumber belajar) adalah material pembelajaran, termasuk video, buku, kaset audio,
cbt, dan program interactive video (iv) serta paket pembelajaran yang mengkombinasikan
lebih dari satu media.

e) Resources based

Adalah belajar berbasis aneka sumber (bebas) secara luas meliputi jenis sistem
pendidikan, seperti pendidikan terbuka, pendidikan jarak jauh, belajar fleksibel yang
menggunakan aneka sumber.

Jadi dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa belajar berbasis aneka
sumber (bebas) adalah : suatu strategi pembelajaran yang memungkinkan peserta didik

4
memperoleh pengetahuan dengan melakukan interaksi dengan beraneka ragam sumber
termasuk orang, bahan yang tercetak atau non cetakan, serta lingkungan (sitepu, 2008:86).
Apabila dilaksanakan dengan tepat, belajar berbasis aneka sumber memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk:

• menyadari kebutuhan akan informasi

• mengetahui di mana informasi itu dan bagaimana cara menemukannya,

• mengetahui bagaimana cara mengumpulkan dan menatanya sehingga memberikan


makna atau pengetahuan

• bagaimana cara memanfaatkannya

• bagaimana cara menyajikan serta mengkomunikasikannya.

• memperoleh kemampuan menganalisis, menginterpretasikan, mensintesiskan, dan


mengorganisasikan informasi

• memperoleh kemampuan berbahasa dan berkomunikasi dengan membaca, menulis,


melihat, berbicara, serta mendengar.

Atau dengan kata lain belajar berbasis aneka sumber (bebas) merupakan suatu strategi
pembelajaran yang memungkinkan peserta didik memperoleh pengetahuan dengan
melakukan interaksi dengan beraneka ragam sumber belajar.

2.1.1 Pentingnya belajar berbasis aneka sumber

Belajar berbasis aneka sumber (bebas) adalah menjadi paradigma belajar saat ini, hal
ini dilakukan agar pebelajar memperoleh berbagai pengalaman belajar sehingga terjadi
perubahan dalam dirinya menuju ke arah yang lebih baik. Untuk itu, pebelajar
(siswa/mahasiswa) harus sebanyak-banyaknya berinteraksi dengan sumber belajar.
Pergeseran nilai dari era industri menjadi era informasi telah menuntut terjadinya perubahan
dalam berbagai bidang termasuk bidang pendidikan. Di era informasi ini mulai dari anak pra
sekolah sampai mahasiswa perguruan tinggi, setiap saat dituntut untuk memperoleh informasi
yang semakin banyak dibanding pada era – era sebelumnya.

Jika dalam sistem pendidikan, peserta didik tidak dipersiapkan untuk dapat memberi
makna terhadap informasi, serta menciptakannya menjadi pengetahuan, kemudian
menggunakan pengetahuan yang diciptakan oleh orang lain, maka akan menjadi selalu

5
tertinggal. Pendidikan adalah sebuah orientasi masa depan, dimana sosok manusia yang
dibutuhkan dimasa depan adalah manusia pekerja yang kreatif, punya rasa tanggung jawab,
percaya diri, ramah, komunikatif dan mampu bergaul dalam masyarakat (evans &nation,
2000) dalam elisna, 2003:167). Lebih jauh bardiman dan franspotter yang dikutip oleh evan
&nation (2000) dalam (elisna, 2003 : 167-168) menjelaskan bahwa dimasa depan akan ada
penekanan pada pentingnya :

• kemampuan belajar dan terus belajar secara bebas dan mandiri

• kemampuan berkomunikasi dengan orang lain

• kemampuan bekerjasama dengan orang lain dalam kelompok

• kemapuan memperlihatkan kepekaan sosial

• kemampuan menerima tanggung jawab kemayarakatan, dan

• kemampuan untuk bersikapn fleksibel.

Jadi belajar berbasis aneka sumber memiliki hakekat yang penting dalam upaya
mewujudkan masyarakat belajar sepanjang hayat dan untuk menghadapi era informasi dan
pasar bebas yang sudah didepan mata. Karena dengan belajar dari berbagai sumber yang ada
akan memberikan potensi dan kesempatan bagi para pendidik dan siswa untuk dapat bersaing
dan berkompetisi dimasa yang akan datang.

2.1.2 Manfaat belajar berbasis aneka sumber

(siregar, 2008: 5-6) mengungkapkan belajar berbasis aneka sumber memberikan


berbagai keuntungan antara lain:

A. Selama pengumpulan informasi terjadi kegiatan berpikir yang kemudian akan


menimbulkan pemahaman yang mendalam dalam belajar (mcfarlane, 1992)

B. Mendorong terjadinya pemusatan perhatian terhadap topik sehingga membuat peserta


didik menggali lebih banyak informasi dan menghasilkan hasil belajar yang lebih bermutu
(kulthan, 1993)

C. Meningkatkan ketrampilan berpikir seperti ketrampilan memecahkan masalah,


memberikan pertimbangan-pertimbangan dan melakukan evaluasi melalui penggunaan
informasi dan penelitian secara mandiri (resnick,1987; todd & inc nicholas, 1995)

6
D. Meningkatkan perolehan keterampilan pemrosesan informasi secara efektif, dengan
mengatahui sifat dasar informasi dan keberagamannya (cleaver, 1986)

E. Memungkinkan pengumpulan informasi sebagai proses yang berkesinambungan sehingga


mengakibatkan terbentuknya pengetahuan pada tiap fase berikutnya (moore, 1995)

F. Meningkatkan sikap murid dan guru terhadap materi pembelajaran dan prestasi akademik
(cuel, 1991)

G. Membuat orang antusias belajar dan terinspirasi untuk berpartisipasi aktif (wilbert, 1976)

H. Meningkatkan prestasi akademik dalam penguasaan materi, sikap dan berpikir kritis
(barrilant, 1965)

Sedangkan menurut menurut dorrell (1993) dalam (siregar, 2008: 6-7), belajar
berbasis aneka sumber memberikan beberapa manfaat bagi si belajar dan organisasi tempat di
belajar. Antara lain:

• manfaat bagi si belajar:

A.Memungkinkan untuk menemukan bakat terpendam pada diri seseorang yang

B. Selama ini tidak tampak. Tidak saja pada masa sekolah, tapi perkembangan

C. Terus berlanjut sepanjang hidup, memungkinkan perluasan wawasan dan harapan.

D. Dengan menggunakan sumber belajar, memungkinkan pembelajaran berlangsung


terus diterapkan. Ketrampilan dan pengetahuan meningkat secara bersamaan.

E. Seseorang dapat belajar sesuai dengan kecepatannya, sesuai dengan waktunya


sendiri dan waktu kerja tanpa rasa takut akan persaingan, atau adanya orang lain (big brother)
yang mengawasi.

• manfaat bagi organisasi adalah:

A. Kesempatan belajar tersedia bagi lebih banyak orang sumber-sumber untuk pra-
pelatihan dapat disediakan untuk memberikan pemahaman dasar diantara partisipan, hal ini
dapat menghemat waktu pelatih dan uang serta waktu si belajar.

B. Beberapa pelatihan seringkali dilakukan sepanjang tahun sesuai permintaan


penghematan terhadap biaya perjalanan dan akomodasi.

7
C. Belajar yang dilakukan terintegrasi dalam pekerjaan, akan lebih baik dan lebih
cepat daripada dilakukan secara khusus (time away on a course)

D. Tenaga kerja akan lebih terdidik dan lebih terampil orang akan lebih luwes dalam
keahlian dan sikap mereka dengan belajar secara terus menerus.

E. Biaya yang dikeluarkan untuk pelatihan dalam bentuk ini dapat diketahui lebih
dahulu sehingga dapat menghindari terjadinya anggaran yang berlebihan.

F. Kualitas bahan yang digunakan dapat konsisten dan tidak bergantung pada pelatih
yang kadang-kadang kurang baik persiapannya.

G. Individu dapat bebas belajar, sementara ia menyesuaikan dengan beban kerjanya


dan tidak perlu absen dari pekerjaan sepanjang waktu.

H. Timbulnya tanggung jawab dari manajer dan stafnya untuk melatih dan
mengembangkan diri mereka sendiri pada saat mereka mengontrol proses belajarnya.

Munford yang dikutip dorrel (1993) dalam elisna (2003:169) juga mengemukakan
bahwa belajar berbasis aneka sumber dapat :

• meningkatkan kemampuan dan motivasi belajar

• menumbuhkan kesempatan belajar yang baru

• mengurangi ketergantungan pada guru

• menumbuhkan rasa percaya diri dalam menghadapi tantangan baru.

4. Implementasi belajar berbasis aneka sumber

Pada era teknologi informasi saat ini setiap orang tidak bisa lagi menghindar dari
sumber belajar yang disebut “teknologi”. Teknologi sebagai salah satu tolak ukur
kecendrungan sejauh mana tingkat modernisasi yang telah dicapai dalam suatu masyarakat.
Bagaimana teknologi dapat berperan dalam pendidikan sehingga memberikan peluang bagi
pebelajar untuk memanfaatkannya sebagai sumber belajar perlu memperhatikan beberapa hal
berikut:

1) Proses pendidikan berpusat pada siswa /mahasiswa

Laurillard (1992) dalam ahmad dan solihatin (2003, 159-160) menggambarkan


teacher as story teller. Namun yang lebih penting adalah memberikan perhatian lebih pada

8
pendekatan siswa/mahasiswa. Karena pada dasarnya siswa memiliki dua segi mental , yaitu
iq dan eq yang dua – duanya harus di arahkan secara seimbang. Dengan demikian proses
pendidikanyang memperhatikan dua segi mental siswa ini akan menjadi lebih efektif dan
tidak hanya berfokus pada materi (content) pelajaran saja.

2) Peranan institusi pendidikan “elektronik”

Institusi pendidikan “elektronik” dalam menawarkan program-programnya memilki


peran sebagai berikut:

• memberi informasi tentang kebutuhan dan peluang pendidikan dan pelatihan.

• memberikan pengawasan kualitas.

• memberi akreditasi melalui penilaian belajar yang independent.

• mengembangkan kurikulum yang koheren dan tepat.

• menjadi brooker dan mengesahkan kursus-kursus, bahan pendidikan dan pelatihan

dari pemasok.

• memberi pelayanan penggunaan dan komunikasi bahan bahan pelajaran.

• menyediakan program multimedia yang user friendly baik impor maupun eksport.

• membuat jaringan antar pebelajar dan antar instruktur.

• menciptakan bahan bahan multimedia pendidikan berkualitas tinggi dalam bentuk


yang mudah diperoleh.

• mengadakan penelitian untuk kebutuhan pendidikan dan pelatihan.

• menggunakan teknologi – teknologi baru untuk pengembangan pendidikan dan


pelatihan serta mengevaluasi penggunaanya.

3) prinsip pedagogi dan disain penilaian antar budaya

Tujuan pembelajaran online adalah menjamin bahwa pedagogi dan kurikulum


fleksibel, dapat menyesuaikan diri dan relevan bagi siswa dari berbagai latar belakang,
sehingga aspek pedagogi bersifat mendukung kebutuhan antar budaya. Persoalannya adalah
sampai seberapa jauh pembelajaran online dapat memahami pengertian lintas budaya.

9
Banyak peneltian yang dilakukan mengenai pola sumber pendidikan trans-nasional. Kendala
pembelajaran online yang efektif dalam komunikasi global adalah:

• permasalahan budaya dan lingkungan.

• perbedaan perbedaan gaya mengajar.

• permasalahan yang berhubungan dengan nilai pendidikan dan budaya yang berbeda.

• permasalahan bahasa dan semantic.

• masalah teknik yang berhubungan dengan platform, sisitem pengoperasian dan tidak
adanya interface standar.

Belajar berbasis aneka sumber (bebas) merupakan proses belajar alternatif bagi
mereka yang tidak mampu masuk kedalam lembaga pendidikan konvensional. Dengan bebas
seorang anak didik dapat belajar dengan sumber belajar apa saja, belajar dari siapa saja,
belajar kepada siapa saja, belajar tentang apa saja, dan belajar untuk tujuan apa saja.
Keuntungan dari bebas disamping perluasan bagi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan
yang mereka inginkan juga mengurangi beban pemerintah dalam menyelenggarakan
pendidikan nasional.

Dalam (http://bitungsibryan.blogspot.com/2010/12/makalah-belajar-berbasis-aneka
sumber.html ) menuliskan beberapa implementasi dari belajar berbasis aneka sumber

• bebas di lembaga pendidikan konvensional

Konsep penggunaan sumber belajar di sekolah memang telah menggunakan


pendekatan bebas ini. Tetapi penggunaan sub-belajar masih didominasi oleh perancangan,
belum memeanfaatkan yang ada disekelilingnya secara optimal.

Keberadaan smp, sma, dan universitas terbuka nampaknya telah mendekati dari
konsep bebas, yakni menggunakan sumber belajar yang relatif lebih luas yang berada di
lingkungan sekitar siswa.

• bebas di pendidikan konvensional non-formal

Dalam pandangan paham belajar sosial, seorang tidak didorong oleh tenaga dari
dalam, demikian pun tidak digencet stimulus-stimulus yang berasal dari lingkungan. Pada
dasanya orang itu berinteraksi timbal balik yang terus menerus dengan lingkungan non
formal di sekitarnya yang akhirnya menyebabkan terjadinya faktor-faktor penentu

10
kepribadiannya. Maksudnya adalah asas belajar yang sebenarnya adalah lingkungan sekitar
yang memberikan kesempatan yang luas kepada individu untuk memperoleh keterampilan
yang kompleks.

• peran pemerintah untuk melancarkan program bebas

Pemerintah dapat berperan dengan mengeluarkan aturan khusus mengenai mekanisme


pelaksanaan bebas termasuk didalamnya kurikulum khusus untuk bebas, acuan patokan
penguasaan kemampuan, standar minimal, serta sertifikasi atau pemberian semacam surat
tanda tamat belajar sehingga menarik banyak kalangan untuk ikut serta didalamnya.

• pengendalian mutu bebas

Pengendalian ini dimaksudkan agar terdapat standar minimal yang disesuaikan


dengan kondisi si pelajar. Dalam pendidikan formal dikenal dengan standar acuan patokan,
yakni level kemampuan tertentu yang menjadi rujukan penguasaan kemampuan peserta
belajar.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Belajar berbasis aneka sumber sangat diperlukan untuk memenuhi tuntutan jaman dan
perkembangan pendidikan sendiri, beberapa hal yang dapat disimpulkan sebagai berikut:

 memasuki era informasi dan era perdagangan bebas yang penuh tantangan dan
persaingan, dituntut tersedianya sumber daya manusia yang lebih berkualitas, yang
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta produktif menghasilkan produk-produk
bermutu.

 untuk mencapai hal tersebut harus diciptakan suatu kondisi yang memungkinkan
peserta didik memiliki pengalaman belajar dari berbagai sumber, baik sumber yang dirancang
maupun yang dimanfaatkan.

11
 dengan belajar berbasis aneka sumber, si belajar harus dibimbing untuk dapat
“belajar bagaimana belajar” (learn how to learn).

 tugas pendidik adalah merencanakan, menciptakan dan menemukan kegiatan yang


bersifat menantang, yang akan membuat peserta didik berpikir, memberikan alasan logis dan
menggunakan pemikiran secara baik.

 organisasi pada umumnya dan penyelenggara pendidikan harus menyediakan


berbagai sumber belajar guna menjamin berlangsungnya belajar yang terus menerus
(continous learning)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, abd aziz dan solihatin, etin (2003). “belajar berbasis aneka sumber” dalam
teknologi pembelajaran upaya peningkatan kualitas dan produktivitas sumber daya manusia.
Jakarta: universitas terbuka

Bryan, bitung (2010), makalah belajar berbasis aneka sumber. Tersedia dalam
http://bitungsibryan.blogspot.com/2010/12/makalah-belajar-berbasis-aneka-sumber.html.
Diakses 22 oktober 2012.

Elisna (2003).” Belajar berbasis aneka sumber peluang dan tantangan bagi pendidik”
dalam teknologi pembelajaran upaya peningkatan kualitas dan produktivitas sumber daya
manusia. Jakarta: universitas terbuka

12
Siregar, eveline (2008). Pengembangan belajar berbasis aneka sumber. Tersedia
dalam http://www.teknologipendidikan.net/wp
content/uploads/2008/02/eveline_belajar_berbasis_aneka_sumber.pdf diakses 22 oktober
2012

Sitepu, bp (2008), pengembangan sumber belajar. Jurnal pendidikan penabur –


no.11/tahun ke-7/, p 86-87 tersedia dalam http://www.bpkpenabur.or.id.pdf diakses 22
oktober 2012

13

Anda mungkin juga menyukai