Anda di halaman 1dari 3

Nama : Josia Malunsemahe Sengkandai

Nim : 210510257

Mata Kuliah : Manajemen Operasional Bisnis 13F1

Tugas

1. Dengan syarat yang cukup berat mungkinkah Usaha kecil bisa mendapatkan ISO ?
2. Apa yang akan terjadi jika suatu usaha kecil hingga usaha besar tidak menerapkan ISO?
3. Dalam salah satu teori manajemen, awal dari suatu proses diawali dengan identifikasi
keinginan konsumen, dan diproses adalah focus pelanggan, dan diakhir evaluasi
pembelian konsumen. Apakah benar konsumen adalah hal yang paling penting ? seperti
halnya ISO wajib bagi eksportir.
4. Kebijakan memerlukan perencanaan ? atau Perencanaan memerlukan kebijakan ?
5. Komunikasi seperti apa sebenarnya yang penting dalam standar ISO ? bawahan-atasan,
produsen – konsumen, atau input-output proses ?

Jawaban

1. Sah-sah saja usaha kecil untuk mendapatkan ISO, karena dalam penjelasan ISO 9001
untuk sistem manajemen mutu dan kualitas bisa diterapkan terhadap semua sektor dan
kalangan tak terkecuali UMKM itu sendiri, bahkan Kementrian Negara Koperasi dan
UKM menganjurkan kepada semua pihak UKM turut menerapkan ISO 9001 dalam
kegiatan usaha/bisnis yang sedang mereka rintis. namun terkait ISO sendiri kembali lagi
terhadap kebutuhan usaha yang ada, tapi dipastikan yang umum dan pasti di aplikasikan
di semua usaha adalah ISO 9001 : 2015. (Yahya and Goh 2001) Untuk mendapatkan
ISO ada beberapa persyaratan yang harus dipemuhi semua lembaga termasuk UKM. Jadi
sah-sah saja usaha kecil untuk mendapatkan ISO, tapi kembali lagi terhadap usaha itu
sendiri, karena banyaknya syarat yang berat untuk usaha kecil mendapatkan ISO.(Al-
Rawahi and Bashir 2011)
2. Seandainya suatu usaha tidak menerapkan ISO, usaha tersebut mungkin akan kesulitan
dalam mengolah dan menjalankan bisnis mereka dalam meningkatkan kualitas dan
layanan yang dimiliki, karena yang akan terjadi jika tidak menerapkan ISO ialah, tidak
mendapatkan kepercayaan dari pelanggan, tidak memenuhi standar imternasional yang
telah ditetapkan, kinerja bisnis yang kurang bermutu, besarnya risk yang ada, dan
rendahnya efisiensi keberhasilan suatu perusahaan. (Manders 2015) Jadi dapat
disimpulkan dengan tidak adanya ISO dapat memberikan banyak dampak negatif bagi
perusahaan, entah itu dari segi kualitas, efisiensi, dan kerja sama bisnis dengan
perusahaan yang lain.
3. Ya, karena konsumen adalah hal yang sangat penting dalam kemajuan bisnis, dan
konsumen juga merupakan hal yang paling penting, karena keberhasilan suatu
perusahaan tergantung pada kepuasan pelanggan. Orientasi pelanggan adalah salah satu
prinsip dasar manajemen perusahaan. Prinsip ini dikenal dengan pendekatan customer-
centric atau customer-focused approach, yang menitikberatkan pada kebutuhan,
keinginan, dan preferensi pelanggan dalam desain produk, penetapan harga, pengaturan
strategi pemasaran, dan pengelolaan hubungan pelanggan. (Agyekum et al. 2015)
Berfokus pada kebutuhan dan keinginan konsumen dapat membantu perusahaan
menciptakan produk dan layanan yang sesuai dengan pasar dan meningkatkan kepuasan
pelanggan. Ini juga terkait dengan ISO karena standar ISO membantu perusahaan
memastikan bahwa produk dan layanan mereka memenuhi permintaan dan kebutuhan
konsumen. (Bhuiyan and Alam 2004)
4. Kebijakan dan perencanaan merupakan dua hal yang memiliki keterikatan satu sama lain
dan saling membutuhkan satu dengan yang lain. Kebijakan membantu memberikan
arahan dan batasan yang diperlukan dalam perencanaan, sementara perencanaan
membantu menerapkan dan mematuhi kebijakan yang telah ditetapkan. Sebelum
perencanaan eksekusi, harus ada kebijakan yang jelas dan terdefinisi dengan baik dari
perusahaan untuk memberikan arahan dan kerangka kerja yang diperlukan untuk proses
perencanaan. Kebijikan dapat menetapkan batasan dan parameter yang perlu
diperhatikan dalam proses perencanaan. Sebaliknya, perencanaan juga membutuhkan
kebijakan agar suapaya memberikan arah dan batasan yang jelas dalam menetapkan
tujuan dan strategi. (Dredge and Jenkins 2007)
5. Komunikasi penting dalam standar ISO mencakup beberapa aspek antara lain:
komunikasi internal antara manajemen dan karyawan, komunikasi antara organisasi
dengan pemasok dan pelanggan, serta komunikasi terkait perubahan dan peningkatan
sistem manajemen mutu. (Tarí, Molina-Azorín, and Heras 2012) Komunikasi yang baik
dan teratur dapat membantu perusahaan memahami kebutuhan konsumen, meningkatkan
efisiensi dan efektifitas operasi bisnis, serta memastikan bahwa setiap orang di
perusahaan memahami dan menerapkan standar ISO dengan benar. (Hiyassat 2000)

Daftar Pustaka

Agyekum, Crentsil Kofi, Huang Haifeng, Amma Agyeiwaa, CK Agyekum, H Haifeng, and A
Agyeiwaa. 2015. “Consumer Perception of Product Quality.” Microeconomics and
Macroeconomics 3(2):25–29.

Al-Rawahi, Abdullah MS, and Hamdi A. Bashir. 2011. “On the Implementation of ISO 9001:
2000: A Comparative Investigation.” The TQM Journal 23(6):673–87.

Bhuiyan, Nadia, and Nadeem Alam. 2004. “ISO 9001: 2000 Implementation–the North
American Experience.” International Journal of Productivity and Performance
Management 53(1):10–17.

Dredge, Dianne, and John M. Jenkins. 2007. Tourism Planning and Policy. John Wiley &
Sons.

Hiyassat, Mohammed A. Salem. 2000. “Applying the ISO Standards to a Construction


Company: A Case Study.” International Journal of Project Management 18(4):275–
80.

Manders, Basak. 2015. Implementation and Impact of ISO 9001.

Tarí, Juan José, José Francisco Molina-Azorín, and Iñaki Heras. 2012. “Benefits of the ISO
9001 and ISO 14001 Standards: A Literature Review.” Journal of Industrial
Engineering and Management (JIEM) 5(2):297–322.

Yahya, Salleh, and Wee-Keat Goh. 2001. “The Implementation of an ISO 9000 Quality
System.” International Journal of Quality & Reliability Management.

Anda mungkin juga menyukai