Anda di halaman 1dari 6

DAFTAR ISI

BAB I DEFINISI

BAB II RUANG LINGKUP

BAB III TATA LAKSANA

BAB IV DOKUMENTASI

1
BAB I

DEFINISI

A. Pengertian
Secara umum definisi komunikasi adalah sebuah proses penyampaian pikiran – pikiran atau
informasi dari sesorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain
tersebut mengerti betul apa yang dimaksud oleh penyampai pikiran –pikiran atau informasi.
(Komaruddin, 1994; Schermerhorn, Hunt & Osborn, 1994; Koontz & Weihrich, 1998)
Komunikasi antar staff klinis adalah koordinasi dan kolaborasi antara perawat dan dokter,
perawat dengan perawat, perawat dengan bidan, perawat dengan farmasi, perawat dengan
nutrisionist, perawat dengan petugas laboratorium, dan petugas lain atau sebaliknya bahkan
komunikasi dengan luar RS. Komunikasi antar staff klinis dilakukan pada waktu operan dinas
petugas, operan ketika memindahkan atau merujuk pasien, menyampaikan hasil pemeriksaan
penunjang, menyampaikan kondisi pasien.
Komunikasi antar staff klinis dilakukan agar ada komunikasi dan kolaborasi pada para
pelaksana asuhan pasien.
B. Tujuan
Tujuan dari buku panduan ini adalah sebagai acuan kepada Rumah Sakit mengenai cara
berkomunikasi antar staff klinis sehingga dapat meningkatkan keselamatan pasien dan
menghindari kesalahpahaman antara pemberi dan penerima informasi
C. Sasaran
Sasaran buku panduan ini adalah seluruh PPA yang melakukan komunikasi dan edukasi
dalam memberikan asuhan kepada pasien di Rumah Sakit

2
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang Lingkup komunikasi tentang pelayanan kesehatan Rumah Sakit dengan pasien
dan keluarga yaitu :
1. Unit terkait sebagai PPA dibagian admisi
2. Perawat
3. Bidan
4. Dokter
5. Nutrisonist
6. Apoteker
7. Fisiotherapist

3
BAB III
TATA LAKSANA

Tata laksana dalam melakukan komunikasi efektif antar staff klinis di Rumah Sakit
A. Metode Komunikasi Verbal
1. Laporkan kondisi pasien /hasil pemeriksaan laboratorium yang kritis kepada DPJP
menggunakan teknik SBAR ( Situation – Background – Assesmnet – Recommendation )
2. Pada saat dokter memberi instruksi verbal terapkan write down read back / TbaK
3. petugas kesehatan yang menerima instruksi melalui telepone / lisan mengenai hasil
pemeriksaan laboratorium yang kritis Tulis ( write down ) pesan yang disampaikan
pengirim ditulis dicatatan terintegrasi ( CPPT )
4. catat instruksi tersebut pada lembar catatan terintegrasi ( CPPT ) di status rekam medis
pasien meliputi :
a. Tanggal dan jam pesan diterima
b. Dosis yang akan diberikan dan waktu pemberian harus spesifik untuk menghindari
kesalahan penafsiran
5. Pemeriksaan laboratorium kritis Bacakan kembali/ BaK (read back) kepada pengirim
pesan melalui telepone / lisan untuk konfirmasi kebenaran pesan yang dituliekan
termasuk nama pasien, tanggal lahir, identitas lain dan diagnosis
6. Tulis nama dokter yang memberikan pesan
7. Tulis nama dan tanda tangan petugas yang menerima pesan
8. Verifikasi dokter pengirim pesan dengan menandatangani catatan pesan yang ditulis
penerima pesan sebagai persetujuan dalam waktu 1x24 jam

4
B. Metode Komunikasi Tertulis
1. Komunikasi tertulis adalah metode komunikasi yang lebih akurat dibandingkan
komunikasi verbal, namun kesalahan masih dapat terjadi
2. Penulisan instruski dilakukan secara lengkap dan dapat dilacak bila diperlukan verifikasi.
Setiap penulisan instruksi harus disertai dengan nama lengkap dan tanda tangan penulis
instruksi serta tanggal dan waktu penulisan instruksi
3. Hindari penggunaan singkatan, akronim, dan simbol yang berpotensi menimbulkan
masalah dalam penulisan instruksi dan dokumentasi medis (misalnya catatan lanjutan
keperawatan, anamnesis, pemeriksaan fisik, pengkajian awal keperawatan, media
elektronik dan sebagainya )

5
BAB IV
DOKUMENTASI

Dalam komunikasi efektif antar staff klinis dilakukan agar ada komunikasi dan kolaborasi pada
para pelaksanaan asuhan. Pelaksanaan komunikasi efektif antar staff klinis dilakukan dengan
tehnik SBAR. SBAR merupakan kerangka komunikasi melalui telepon. SBAR digunakan untuk
mengkomunikasikan tentang :
a. Serah terima pasien dari dokter jaga ke DPJP
b. Laporan pasien tentang :
1) Perubahan kondisi pasien
2) Melaporkan nilai kritis

Kuningan Maret 2020


Direktur RSU Kuningan Medical Center

dr. Ode Aman Suhati MMRS

Anda mungkin juga menyukai