Pedoman Identifikasi Jenis Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Maduratna
Pedoman Identifikasi Jenis Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Maduratna
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya dengan memberdayakan dan mendorong peran aktif masyarakat dalam segala
bentuk upaya kesehatan.
Selaras dengan amanat Permenkes no. 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat, pembangunan kesehatan yang dilakukan di puskesmas salah satunya bertujuan untuk
mewujudkan masyarakat yang memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat (Pasal 2 ayat 1 poin d). Puskesmas diwajibkan untuk memberikan
pelayanan kesehatan masyarakat tingkat pertama dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama (Pasal 35 ayat 1).Pelayanan tersebut diupayakan secara terintegrasi dan
berkesinambungan (Pasal 35 ayat 2).
Sehubungan dengan hal tersebut, Puskesmas wajib untuk mengidentifikasi kebutuhan
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan melalui metode survey yang komunikatif dan aspiratif.
B. Tujuan
Memperoleh data kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan secara actual, terperinci
dan dapat dipertanggungjawabkan.
C. Sasaran
Sasaran dari pedoman ini adalah semua pemangku kepentingan terkait untuk bekerjasama dalam
pelaksanaan kegiatan identifikasi jenis-jenis pelayanan kesehatan puskesmas yang dibutuhkan
masyarakat.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman ini meliputi pelaksanaan kegiatan identifikasi jenis pelayanan kesehatan
yang dibutuhkan masyarakat dan penetapan jenis-jenis pelayanan kesehatan yang diberikan di
Puskesmas, yang dilakukan secara teirntegrasi dan berkesinambungan.
E. Batasan Operasional
Identifikasi adalah kegiatan penelusuran, penemuan dan penetapan suatu obyek telusur.
Survey Mawas Diri adalah kegiatan pengenalan, pengumpulan dan pengkajian masalah kesehatan
oleh tokoh masyarakat dan kader setempat dibawah bimbingan petugas kesehatan ( Depkes RI,
2007).
Sasaran kegiatan Survey Mawas Diri adalah semua rumah yang ada di Desa / Kelurahan atau
menetapkan sampel rumah di lokasi tertentu yang dapat menggambarkan kondisi masalah
kesehatan, lingkungan dan prilaku pada umumnya di Desa/ Kelurahan.
Musyawarah Masyarakat Desa adalah pertemuan perwakilan warga desa untuk membahas hasil
Survey Mawas Diri dan merencanakan penanggulangan masalah kesehatan yang diperoleh dari
hasil SMD (Wrihatnolo, 2007).
Jalur Pengaduan Masyarakat adalah media komunikasi antara pengguna layanan dan pemberi
layanan Puskesmas secara lisan dan tertulis baik cetak maupun elektronik yang terdokumentasi
secara rinci dan komunikatif.
Mini Lokakarya Triwulan merupakan Lokakarya penggalangan dukungan lintas sector atas
rencana kegiatan yang dibuat oleh Puskesmas (Pedoman Pelaksanaan Manajemen Puskesmas,
Dirjen Bina Upaya Kesehatan Dasar Kemenkes RI, 2012).
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Distribusi Ketenagaan
Pengaturan dan penjadwalan penanggung jawab kegiatan identifikasi jenis pelayanan
kesehatan di Puskesmas dikoordinir oleh Kepala Puskesmas sesuai dengan kesepakatan
bersama.
C. Jadwal Kegiatan.
Jadual pelaksanaan kegiatan Identifikasi Jenis Pelayanan Kesehatan Masyarakat disepakati
dan disusun bersama dengan sektor terkait dalam pertemuan lokakarya mini lintas sektor
tiap tiga bulan sekali, dan setiap saat penanganan keluhan/pengaduan masyarakat oleh
petugas penanggung jawab.
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang:
Koordinasi pelaksanaan kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa dilakukan oleh Kepala
Desa yang dilakukan di ruang serbaguna kantor Kepala Desa
B. Standar Fasilitas
1. Panduan pemberdayaan masyarakat: 1 buah
2. Panduan PHBS : 1 buah (termasuk hasil SMD)
3. Kit Penyuluhan Kesehatan Masyarakat : 1 kit
4. Form Identifikasi Jenis Pelayanan Kesehatan Masyarakat.
5. Kuesioner Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan Puskesmas.
6. Kit audividual, yang terdiri dari:
a. Wireless microphone: 4 buah
b. Speaker: 2 buah
c. LCD projektor
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
IV.1. Tatalaksana Survey Mawas Diri dalam Mengakomodasi Kebutuhan Masyarakat akan
Pelayanan Kesehatan
a. Persiapan
Menyusun daftar pertanyaan terkait kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat dan
tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang pernah diperoleh di Puskesmas.
Menyusun lembar observasi / daftar pertanyaan sebagai instrument survey.
Menentukan kriteria responden, termasuk cakupan wilayah dan jumlah KK.
Pengenalan Petugas Kesehatan dan Kader dengan instrument survey (daftar pertanyaan)
yang akan digunakan dalam pengumpulan data dan informasi masalah kebutuhan
pelayanan kesehatan masyarakat.
2. Pelaksanaan SMD
Pelaksanaan interview/wawancara terhadap responden
Pengamatan terhadap rumah tangga dan lingkungan
3. Tindak lanjut :
Merangkum, mengolah dan menganalisis data yang telah dikumpulkan
Menyusun Laporan SMD sebagai bahan untuk MMD.
4. Pengolahan data
Pengolahan data bertujuan untuk memperoleh kesepakatan tentang :
Masalah pelayanan kesehatan yang dirasakan oleh masyarakat
Prioritas masalah
Keadaan masyarakat untuk ikut berperan serta aktif dalam pemecahan masalah
A. Pengertian
Keselamatan Sasaran (Target Safety) adalah suatu sistem dimana Puskesmas membuat sasaran
lebih aman.
1. Asesment resiko
2. Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko sasaran
3. Pelaporan dan analisis insiden
4. Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
5. Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh:
1. Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
2. Tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan sasaran di Puskesmas
2. Meningkatnya akuntabilitas Puskesmas terhadap sasaran
3. Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD ) di wilayah kerja Puskesmas
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan Kejadian
Tidak Diharapkan (KTD)
Adapun yang termasuk dalam Jenis-Jenis KTD dalam kegiatan identifikasi jenis pelayanan kesehatan
yang dibutuhkan masyarakat adalah :
1. Lakalantas petugas.
2. Gigitan anjing
3. Bahaya Gempa Bumi
4. Bahaya Tanah Longsor
5. Terkena stroom listrik
2. Saat Kegiatan
a. Lakukan kegiatan sesuai SPO dan prinsip-prinsip K3
3. Pasca Kegiatan
a. Disfungsikan sarana prasarana kegiatan setelah dipergunakan dan tempatkan pada ruang
penyimpanan / lakukan serah terima dengan pemilik.
b. Dokumentasikan setiap kegiatan dengan pengesahan dari pihak-pihak yang terlibat dalam
proses.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait dalam pelaksanaan
kegiatan identifikasi jenis pelayanan yang dibutuhkan masyarakatdengan tetap memperhatikan
prinsip proses pembelajaran dan manfaat.
Keberhasilan kegiatan initergantung pada komitmen yang kuat dari semua pihak terkait dalam
upaya meningkatkan kemandirian masyarakat dan peran serta aktif masyarakat dalam bidang
kesehatan.