Anda di halaman 1dari 16

GAYA KEPEMIMPINAN BUPATI DALAM MENINGKATKAN INDEKS

PEMBANGUNAN DAERAH
(Studi Kepemimpinan Bupati Kabupaten Banyuasin periode 2018- 2023)
Muhammad Wahfudin
(Mahasiswa Banyuasin di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Program Studi Akuntansi Syariah)
Email: muhammadwahfudin@gmail.com

A. Latar Belakang
Kepemimpinan yakni sebuah proses atau serangkaian kegiatan yang
berhubungan satu dengan yang lainnya. Kepemimpinan juga bisa diartikan sebagai
proses interkasi antara pemimpin dan rekan kerja untuk berbuat sesuatu yang sesuai
dengan tujuan dari adanya sebuah organisasi atau pemerintahan. Maka seorang
pemimpin, ia, akan bertindak mengendalikan rekan kerjanya, baik secara individu
ataupun secara kelompok. Oleh karena itulah pemimpin dan rekan kerjanya mampu
melaksanakan tujuan dan tanggung jawabnya dalam bentuk kerjasama. Seorang
pemimpin haruslah mampu menjadi atasan yang memberikan pengaruh baik, maka
kecakapan atau kemampuan yang dimiliki oleh pemimpin harus mampu
mempengaruhi, mengumpulkan, dan menggerakan rekan kerjanya dalam mencapai
tujuan (Permadi, 1992).
Perilaku kepemimpinan seorang pemimpin yakni sebagai suatu pendekatan
yang menekankan hal apa yang dilakukannya dalam masa jabatan atau periode
kepemimpinannya. Hal ini dapat menunjukan bahwa keberhasilan seorang pemimpin
dapat ditentukan dari karakter atau cara ia memimpin dan mengambil keputusan.
Termasuk dalam suatu daerah yang mana juga dipimpin oleh seorang pemimpin
daerah yang memiliki tujuan dan visi misi pada setiap periode masa kepemimpinannya
yang sudah pasti akan berpengaruh pada gaya kepemimpinan serta kinerja dari
kepemimpinan tersebut.
Salah satu indikator dalam menilai keberhasilan dari seorang pemimpin daerah
yakni dapat dilihat melalui pengukuran kinerja indeks pembangunan daerah dari suatu
wilayah yang menjadi wilayah kepemimpinan dari pemimpin daerah tersebut. Dimana
pengukuran kinerja dilakukan dalam bentuk mencatat, mengukur pencapaian, dan
pelaksanaan (sulselprov.go.id, 2022). Akhirnya membicarkan tentang gaya
kepemimpinan dan kinerja indeks pembangunan daerah sebagai salah satu indikator
yang mengukur keberhasilan seorang pemimpin daerah menjadi tujuan dari penelitian
ini.
Penelitian ini dilakukan pada suatu wilayah yakni kabupaten Banyuasin yang
terletak pada wilayah provinsi Sumatera Selatan. Kabupaten Banyuasin berdiri sejak
tahun 2002 berasal dari pemekaran wilayah kabupaten Musi Banyuasin yang mana
disahkan melalui Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2002 tertanggal 02 Juli 2002
tentang pembentukan Kabupaten Banyuasin dengan dimandatkan kepemimpinan
definif pertama pada bapak Ir. H. Amirudin Inoed yang merupakan hasil pemilihan
secara demokratis yang disahkan melalui Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri
Nomor 131.26-442 Tahun 2003.
Seiring tahun berlalu Kabupaten Banyuasin kemudian pada periode akhir
kepemimpinan definit pertama dan seterunya melakukan pemilihan kepala daerah
secara langsung dimana dilakukan pada Pemilihan Kepada Daerah ditahun 2008,
selanjutnya Pemilihan Kepala Daerah ditahun 2013, dan kemudian Pemilihan Kepala
Daerah ditahun 2018 yang menetapkan kepemimpinan kabupaten Banyuasin pada
bapak H. Askolani, SH., MH. dan H. Slamet Somosentono, SH. menjadi Bupati dan
Wakil Bupati Kabupaten Banyuasin untuk periode kepemimpinan tahun 2018- 2023.
Kabupaten Banyuasin yang terdiri atas 21 Kecamatan, 17 Kelurahan, dan 288
Desa. Secara geografis, Kabupaten Banyuasin memiliki luas wilayah yakni 11.832,99
km dan ibukota kabupaten yakni Kelurahan Pangkalan Balai, serta memiliki potensi
daerah yang melimpah seperti dibidang pertanian, pertambangan dan energi, industri
pengolahan, pariwisata, perdagangan, dan potensi daerah lainnya
(banyuasinkab.bps.go.id, 2022). Namun dari bentangan wilayah yang begitu luas dan
ditambah dengan keanekaragaman potensi daerah yang dimiliki kabupaten Banyuasin
tersebut, bukan berarti tidak begitu banyak tantangan ataupun permasalahan yang
dihadapi oleh pemerintah dalam hal ini seorang pemimpin atau kepala daerah yang
menjadi nahkoda dari suatu wilayah ini, seperti tantangan atau permasalahan dibidang
pembangunan sumber daya manusia, infrastruktur, pendidikan, kesehatan, maupun
perekonomian hingga bidang- bidang lainnya menjadi tugas dan tanggungjawab yang
harus dituntaskan pemimpin daerah.

B. Tinjauan Pustaka
Kepemimpinan secara etimolgis berasal dari kata “pimpin” dengan konjungsi
berubah yang menjadi sebuah kata “pemimpin” (leader) dan kepemimpinan
(leadership). Sedangkan dalam Bahasa Indonesia sendiri pemimpin dimaknai sebagai
seorang pemuka, penghulu, pembina, pelopor, panutan, ketua, dan sebagainnya, yang
memiliki pengaruh dan dapat mempengaruhi orang lain dalam menentukan, membuat,
dan merencanakan tujuan dari kepemimpinannya (Wibowo, 2016).
Termasuk soerang kepala daerah atau bupati yang memimpin sebuah wilayah
yang dibantu juga dengan wakil bupati dan bertugas dalam memimpin urusan
penyelenggaraan pemerintahan dan tanggungjawab jalannya pemerintahan daerah.
Selain itu juga, seorang kepala daerah juga dibebani tanggungjawab menurut Undang-
Undang No. 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah sebagai berikut;
1. Memeilihara ketentraman dan ketertiban masyarakat
2. Menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang RPJPD dan RPJMD kepada
DPRD, serta menetapkan RKPD.
3. Menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang APBD, Perubahan APBD,
dan rancangan tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD
4. Mewakili daerah di dalam dan luar dan juga menjalankan tugas lainnya sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangan- undangan.
Sedangkan gaya kepemimpinan adalah suatu perilaku maupun sifat yang
dimiliki seorang pemimpin berdasarkan kepribadiannya yang sesuai dengan norma
pribadi yang dianut oleh seorang pemimpin tersebut yang djadikan tuntunan dalam
keseharian seorang pemimpin dalam mempengaruhi rekan kerjanya atau dalam
menjalankan tugas, fungsi, dan tanggungjawabnya sebagai seorang pemimpin yang
dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi dari masa kepemimpinannya (Veithzal
Rivai, 2011).
Kemudian gaya kepemimpinan yang dimiliki seorang pemimpin menurut Ralp
K. White dan Ronal Lippit dapat dibagi kedalam empat bagian gaya kepemimpinan
sebagai berikut;
1. Gaya Kepemimpinan Otoriter/ Otokratis
Gaya kepemimpinan ini menggunakan kekuasan atau wewenangan
yang dimiliki secara absolut (mutlak) yang bertindak sebagai penguasa dan
pengikut sebagai yang dikuasi.
2. Gaya Kepemimpinan Demokratis
Gaya Kepemimpinan ini lebih bekerja secara bersama dalam derajad
yang sama baik dalam menentukan kebijakan ataupun kesepakatan dan
bertujuan untuk mecapai tujuan dan mengutamakan kepentingan bersamaa.
Dapat juga dipahami sebagai gaya kepemimpinan yang berjiwa besar, tidak
anti kritikan namun tetap mengutamakan kebersamaan.
3. Gaya Kepemimpinan Laissez-Faire
Gaya Kepemimpinan ini lebih cenderung memberikan keluluasaan
kepada rekan kerja dalam menyelesaikan dan mengembangkan
kemampuan serta dalam pengambilan keputusan. Sehingga pemimpin
dalam gaya ini sebagai berperan sebagatas pengawas dalam jalannya
aktivitas yang dilakukan organisasi.
4. Gaya Kepemimpinan Kharismatik
Gaya kepemimpinan ini cenderung seorang pemimpin memiliki nilai
karisma dalam kepribadiannya yang diartikan sebagai pesona atau
kekuatan seorang pemimpin dalam mempengaruhi rekan kerjanya
sehingga cenderung dapat mudah mendapatkan dukungan dalam
menjalankan tugas dan tanggungjawabnya dalam mencapai tujuan.
Gaya kepemimpinan seorang pemimpin atau kepala daerah dalam memimpin
suatu wilayah berkaitan erat dengan tindakan yang diambil pada masa jabatannya
dalam menetukan tingkat keberhasilan kerja suatu organisasi. Salah satu indikator
dalam mengukur tingkat keberhasilan suatu pemimpin atau kepala daerah dengan
mengukur kinerja kepemimpinannya termasuk pada kinerja pembangunan daerah
yang menjadi indikator penilaian keberhasilan seorang kepala daerah.
Pembangunan daerah adalah upaya dalam meningkatkan kualitas dan
penyediaan berbagai layanan untuk masyarakat maupun daerah itu sendiri yang
dilakukan secara berkelanjutan agar mencapai tingkat kesejahteraan masyarakat secara
baik dan konsisten dalam peningkatan dan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber
daya manusia dari suatu wilayah. Hal ini juga menjadi salah satu amanat Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang peemerintahan daerah yang berkewajiban
menyusun, perencanaan pembangunan daerah sebagai bagian dari sistem perencanaan
pembangunan nasional. (Ekbangsetda.bulelengkab.go.id, 2020).
C. Metodelogi
Penelitian dalam karya tulis ini menggunakan metode penelitian deskriptif
dengan melakukan pendekatan kualitatif yang mana sumber digunakan berasal dari
data sekunder. Dengan teknik pengumpulan data dengan melakukan observasi
langsung dan berasal dari media perantara yakni dari dokumen atau report yang
diakses melalui media internet pada webside pemerintahan dan webside terkait.
Analisis data pada penelitian ini menggunakan model interaktif berupa riset data,
penyajian data, pembandingan data, dan penarikan kesimpulan atas data yang sudah
dimiliki (Miles, 1992).
D. Pembahasan
Seiring berdirinya kabupaten Banyuasin pertanggal 02 Juli 2002 yang mana hingga
saat ini berusia 20 tahun lamanya, dan telah bergantinya kepemimpinan dari masa ke
masa, juga mempengaruhi perubahan berbagai visi dan misi serta tujuan pemerintahan
disetiap periode kepemimpinan kepala daerahnya. Termasuk pada era kepemimpinan
bupati Banyuasin yakni bapak H. Askolani, SH., MH. dan H. Slamet Somosentono
sebagai wakil bupati Banyuasin pada periode 2018- 2023 yang dilantik pada tanggal
18 September 2018 oleh gubernur propinsi Sumatera Selatan yakni bapak H. Alex
Noerdin.
1. Gambaran Umum Kabupaten Banyuasin
1.1 Letak Geografis
Nama kabupaten Banyuasin berasal dari kata banyu (air) dalam Bahasa
jawa dan asin, hal ini merujuk pada kualitas dari air sungai Musi, Sungai
Banyuasin, Sungai Calik, Sungai Telang, dan Sungai Upang yang masin
rasanya berada di wilayah tersebut. Secara geografis kabupaten Banyuasin
terletak pada posisi yakni 1 derajat hingga 105 derajat Bujur Timur dan 1
derajat hingga 4 derajat Lintang Selatan dengan luas wilayah sebesar 11.832,99
Km yang dihuni dengan penduduk sebanyak 836.914 Jiwa. Untuk kondisi
wilayah dari kabupaten Banyuasin tersendiri terbagi pada wilayah daratan dan
wilayah perairan dengan daerah tertinggi pada kecamatan Rantau Bayur dan
Banyuasin III dan wilayah terendah yakni pada kecamatan Tanjung Lago.
Tingkat kelembapan udara pada kabupaten Banyuasin tersendiri di tahun 2021
antara 73,4-83,3 persen dengan suhu udara 22 hingga 35,20 derajat celcius
(banyuasinkab.bps.go.id, 2022).
1.2 Demografi
1.2.1 Penduduk
Penduduk diartikan sebagai warga atau orang yang bertempat
tinggal pada suatu wilayah dan menetap dalam kurun waktu tertentu.
Pada dua dekde terakhir, penduduk kabupaten Banyuasin terus
meningkat dengan tingkat kepadatan penduduk sebanyak 71 jiwa/
setiap kilometernya atau meningkat sebesar 1,11% pertahun dan
berjumlah 843 ribu jiwa penduduk di kabupaten Banyuasin.
1.2.2 Pemerintahan
Pemerintahan merupakan sebuah sistem yang menjalankan
wewenang dan kekuasaan mengatur kehidupan sosial, ekonomi, dan
politik dalam suatu wilayah atau negara atau bagian- bagiannya (KBBI,
2022). Termasuk pada wilayah pemerintahan kabupaten Banyuasin
yang terdiri atas 21 kecamatan, 288 desa, dan 17 kelurahan serta
kelurahan Pangkalan Balai sebagai ibukota kabupaten dan pusat
pemerintahan (banyuasinkab.bps.go.id, 2022).
1.2.3 Pendidikan
Dari setiap warga negara berhap mendapatkan hak untuk
menerima pendidikan sebagai salah satu upaya peningkatan kualitas
dan kemampuan dalam memperoleh kehidupan yang layak. Termasuk
pada wilayah kabupaten Banyuasin tersendiri dimana terdapat
sebanyak 888 sekolah atau instansi pendidikan yang tersebar di setiap
kecamatan mulai dari jenjang taman kanak- kanak, sekolah dasar,
sekolah menengah, sekolah akhir, dan perguruan tinggi. Dengan
tingkat angka partisipasi sekolah pada masyarakat di kabupaten
Banyuasin ditahun 2021 sebesar 113,67% untuk tingkat sekolah dasar,
81,72% untuk tingkat sekolah menengah, dan 70,83% untuk sekolah
akhir. Sehingga hal tersebut berpengaruh pada angka melek huruf di
kabupaten Banyuasin pada tahun 2021sebesar 99,24% untuk laki-laki
dan 98,12% untuk perempuan (banyuasinkab.bps.go.id, 2022).
1.2.4 Pekerjaan
Pada kabupaten Banyuasin memilik jumlah Angkatan kerja
sebanyak 417,421 jiwa dengan tingkat partisipasi Angkatan kerja
sebesar 64,10% dengan komposisi 84,55% untuk laki- laki dan 45,73%
untuk perempuan dan 4,73% yang menganggur ditahun 2021. Dari
jumlah tersebut sebaran angkatan kerja terdapat pada bidang pertanian,
pertambangan dan energi, industry pengolahan, kontruksi, pariwisata,
tranportasi dan komunikasi, serta industry perbankan
(banyuasinkab.bps.go.id, 2022).

1.2.5 Perekonomian
Perekonomian adalah serangkaian kegiatan produksi dan
konsumsi yang saling terkait dalam membantu menentukan bagaimana
sumber daya dapat dialokasikan dengan baik dalam mencapai
kesejahteraan (kamus.tokopedia.com, 2022). Termasuk pada
kabupaten Banyuasin yang memiliki Pendapatan Asli Daerah (PAD)
sebesar 228 milyar, sehingga menunjukan angka pertumbuhan
ekonomi sebesar 3,84% di tahun 2021 dengan komposisi jenis usaha
yang berkontribusi pada perekonomian kabupaten Banyuasin, sebagai
berikut;
No Jenis Usaha Kontribusi
1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 32,95%
2 Industri Pengolahan 25,91%
3 Perdagangan Besar dan Eceran, 13,62%
Reparasi Mobil
4 Kontruksi 12,11%
5 Pertambangan dan Penggalian 5,82%
Sumber: (banyuasinkab.bps.go.id, 2022)
1.2.6 Kesehatan
Dalam aspek kesehatan menjadi penting guna menjamin
tercapainya kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh, dimana
pada kabupaten Banyuasin tersendiri memiliki sarana prasarana
kesehatan yakni 6 unit rumah sakit, 23 poliklinik, 35 puskesmas, 74
puskesmas pembantu, 18 apotek dengan 69 orang tenaga dokter, 386
orang tenaga perawat, 1041 orang tenaga kebidanan, 42 orang tanaga
kefarmasian, serta 48 orang tenaga ahli gizi di tahun 2021 yang tersebar
pada seluruh wilayah kabupaten Banyuasin (banyuasinkab.bps.go.id,
2022).
1.2.7 Keagamaan
Agama merupakan sistem yang mengatur tata keimanan
(kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan serta tata kaidah yang
berhubungan dengan kehidupan sosial dan lingkungan, maupun Tuhan
(KBBI, 2022). Termasuk pada kabupaten Banyuasin dengan presentase
jumlah penduduk berdasarkan agama yang dianut, sebagai berikut;
Penduduk Islam Protestan Katolik Hindu Budha
Berdasarkan
Agama (jiwa)
2019 751,737 19,293 4,318 11,606 795
2020 763,013 19,739 4,459 11,643 7,167
2021 774,458 19,749 4,459 10,717 7,185
Sumber; (banyuasinkab.bps.go.id, 2022)
1.2.8 Kebudayaan
Secara umum dapat dipahami bahwa kebudayaan adalah cara
hidup yang berkembang dan dimiliki oleh bersama serta diwariskan
dari generasi ke generasi dalam rangka menjaga identitas tersendiri
(gramedia.com, 2022). Pada wilayah kabupaten Banyuasin tersendiri
banyak terdapat kebudayaan maupun kebiasaan masyarakat yang
sering dilakukan dan diturunkan dari generasi ke generasinya, seperti
berikut;
No Budaya Maknanya
1 Arakan Arakan merupakan tradisi mengarak pengantin
Pengantin yang diiringi banyak orang, terutama dari
keluarga kedua belah pihak. Biasanya, arakan
kental dengan situasi euforia dan keseruan.
2 Ngundang Kegiatan warisan yang masih sering digelar di
Banyuasin yakni Ngundang. Adat ngundang
dilakukan dengan cara mendatangi rumah
sanak saudara, atau tetangga yang sedang
menggelar acara hajatan.
3 Serambe Kegiatan ini merupakan seni bercerita dalam
bentuk syair yang dilakukan penutur.Biasanya
Serambe dilakukan di atas pangung dan
menjadi tontonan yang menghibur, seperti
layaknya pentas teaterikal. Kemudian untuk
senjang pun dilakukan oleh penutur dan
dipertontonkan kepada masyarakat. Syair
Senjang dominan menyelipkan pesan moral,
ajaran baik, dan nasihat dalam setiap lisan.

Sumber: diolah dari berbagai sumber


1.3 Potensi Daerah
Merupakan asset kekayaan daerah yang dapat dijadikan sebagai sarana
peningkatan pembangunan daerah baik di sector ekonomi, sosial, dan budaya
dari wilayah tersebut atau dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang ada di
suatu wilayah yang dapat dimanfaatkan (Clara Ayu Monica, Taufiq Marwa,
Anna Yulianita, 2017). Termasuk pada kabupaten Banyuasin yang memiliki
bentangan luas wilayah yang besar, sudah pasti memilik berbagai potensi
daerah yang terdapat pada wilayah tersebut yakni;
No Sektor Penjabaran
1 Pertanian dan Menjadi sektor unggulan di kabupaten Banyuasin,
Perikanan karena merupakan penyumbang terbesar dari
kesembilan sektor Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB), dimana kabupaten Banyuasin di tahun 2021
dengan luas panen padi sebesar 185 ribu hektar
dengan 493,035 ton produksi beras, namun selain itu
juga, pada sektor produksi tanaman holtikulturak atau
buah juga menjadi potensi dari kabupaten Banyuasin.
Sedang untuk perikanan tersendiri dimana wilayah
kabupaten Banyuasin yang memiliki tofografi 80%
dataran lahan rawa pasang surut dan lebak membuat
potensi perikanan menjadi besar dengan catatan
produksi sebesar 27,298 ton di tahun 2021.
2 Pertambangan Pada sektor ini cukup berperan dalam struktur
dan Energi perekonomian kabupaten Banyuasin dengan
kontribusi nilai tambahan sebesar 1,802 milyar di
tahun 2021.
3 Industri Kegiatan ekonomi yang mengubah suatu barang dasar
Pengolahan secara mekanis, kimia atau dengan prduksi menjadi
barang jadi. Sementara dari sektor ini, berperan cukup
signifikan yaitu sebesar 25,91% dengan jumlah
industry pengolahan besar dan sedang sebanyak 79
unit dan 25 unit industry mikro dan kecil yang
terdapat pada wilayah kabupaten Banyuasin.
4 Perdagangan Dalam sektor ini berperan penting dalam menjamin
dan kegiatan perekonomian suatu daerah, yang mana pada
Transportasi kabupaten Banyuasin memberikan kontribusi sebesar
13,62% dalam aktivitas perekonomian keseluruhan.
Hal ini ditunjang dengan berbagai sarana prasarana
perdagangan yang ada di kabupaten Banyuasin
dengan perhitungan yakni sebanayk 1.100 kios/lapak
pedagang, 43 Toko/swalayan, dan 34 Pasar yang
tersebar pada seluruh wilayah. Sedangkan untuk
sektor tranportasi memiliki peran penting sebagai
penghubung antar wilayah di kabupaten Banyuasin
baik pada jalur darat maupun perairan atau laut.
5 Kontruksi Padak sektor ini berkaitan erat dengan proses
pembangunan yang ada pada wilayah kabupaten
Banyuasin baik yang dilakukan oleh pemerintah atau
pihak lainnya melalui pembangunan ifrastruktur dan
fasilitas. Sehingga pada sektor ini, menyumbang
kontribusi sebesar 12,11% dari total aktivitas
perekonomian pada tahun 2021.
Sumber; (banyuasinkab.bps.go.id, 2022)
2. Visi, Misi, dan Program, Serta Gerakan
Periode kepemimpinan bupati dan wakil bupati kabupaten Banyuasin tahun
2018- 2023 membawa visi dan tagline sebagai berikut;
“Terwujudnya Kabupaten Banyuasin yang Berdaya Saing, Aman, Nyaman, yang
Warganya Guyub dan Kreatif berdasarkan Keimanan dan Ketaqwaan menuju
Keadilan dan Kesejahteraan untuk semua.” (Banyasin Bangkit, Adil, dan
Sejahtera)
Periode kepemimpinan bupati dan wakil bupati kabupaten Banyuasin tahun
2018- 2023 membawa misi sebagai berikut;
1. Meningkatkan Sumber Daya Manusia Banyuasin yang berdaya saing tinggi
mealui Pendidikan dan Kesehatan yang berkualitas
2. Meningkatkan Keamanan, Kenyamanan, dan Demokratis di Banyuasin
3. Meningkatkan Keimanan dan Ketaqwaan masyarakat dengan Nilai-nilai
Kerukunan, Kebersamaan serta kreativitas sehingga mampu berprestasi
Gemilang
4. Meningkatkan Nilai tambah Sumber Daya Alam, Sumber Daya Ekonomi
menuju Banyuasin yang Sejahtera
5. Meningkatkan Keterbukaan dan Keadilan untuk semua
Periode kepemimpinan bupati dan wakil bupati kabupaten Banyuasin tahun
2018- 2023 membawa program prioritas pemerintahan sebagai berikut;
1. Infrastruktur Bagus
2. Banyuasin Cerdas
3. Banyuasin Sehat
4. Petani Bangkit
5. Banyuasin Prima
6. Banyuasin Religius
7. Pemerintahan Terbuka
Periode kepemimpinan bupati dan wakil bupati kabupaten Banyuasin tahun
2018- 2023 membawa gerakan pemerintah bersama masyarakat sebagai berikut;
1. SIMANIS yang berarti Gerakan Siswa Membaca dan Menulis
2. BEGESAH yang berarti Beragam Edukasi Gerakan Masyarakat Sadar Hidup
Sehat
3. Gerbang Keren yang berarti Gerakan Pembangunan Keluarga Berencana
4. GORONG yang berarti Gerakan Gotong royong
5. GEMA yang berarti Gerakan Menuntut Amal
6. GERTAS yang berarti Gerakan Tanam Sayur Mayur
7. Gerbang Tobaru yang berarti Gerakan Tanam Obat, Rempah, dan Umbi
8. GEMAR TUGAS yang berarti Gerakan Memlihara Ternak Unggas
9. Gerbang Perak yang berarti Gerakan Pengembang Perikanan Rakyat
10. Pulau Buah yang berarti Gerakan Perkebunan Buah
11. Pro Rakyat yang berarti Gerakan Program Optimalisasi Rumah Masyarakat
12. GPS yang berarti Gerakan Peduli Sampah

3. Realisasi Kinerja
Dari penjabaran visi pemerintah dibawah kepemimpinan bupati dan wakil
bupati periode 2018-2023 dapat dinyatakan sudah dapat terealisasikan secara
keseluruhan, hal ini dapat dinilai dari terencana dan terlaksananya misi
pemerintahan sebagai berikut;
1. Pada misi pertama tentang peningkatan daya saing sumber daya manusia
direalisasikan dengan program prioritas pemerintah yakni Banyuasin Cerdas
dan Banyuasin Sehat serta pelaksanaannya melalui gerakan bersama
masyarakat yakni pada Gerakan Siswa Membaca dan Menulis (SIMANIS),
Beragam Gerakan Masyarakat Sadar Hidup Sehat (BEGESAH), dan Gerakan
Pembangunan Keluarga Berencana (GERBANG KEREN).
2. Pada misi kedua tentang keamanan, kenyamanan, dan Demokratis
direalisasikan dengan program prioritas pemerintah yakni Banyuasin Prima
dan pelaksanaanya melalui Gerakan Bersama masyarakat yakni pada Gerakan
Program Optimalisasi Rumah Masyarakat (PRO RAKYAT), dan Gerakan
Peduli Sampah (GPS).
3. Pada misi ketiga tentang keimanan, ketaqwaan, kerukunan, kebersamaan, dan
kreativitas direlisasikan dengan program prioritas yakni Banyuasin Religius
dan untuk pelaksanaannya melalui Gerakan Bersama masyarakat yakni pada
Gerakan Gotong Royong (GORONG) dan Gerakan Menuntut Amal (GEMA).
4. Pada misi keempat tentang nilai Sumber Daya Alam dan Ekonomi Menuju
kesejahteraan direalisasikan dengan program prioritas pemerintah yakni Petani
Bangkit, dan untuk pelaksanaannya melalui gerkan Bersama masyarakat yakni
pada Gerakan Tanam Sayur Mayur (GERTAS), Gerakan Tanam obat,
Rempah, dan Umbi (GERBANG TOBARU), Gerakan Memlihara Ternak
Unggas (GEMAR TUGAS), Gerakan Pengembang Perikanan Rakyat
(GERBANG PERAK), dan Gerakan Perkebunan Buah (PULAU BUAH).
5. Pada misi kelima tentang keterbukaan dan keadilan direalisasikan dengan
program prioritas pemerintah yakni Infrastruktur Bagus dan Pemerintahan
Terbuka, serta untuk pelaksanaannya pada perbaikan, perawatan, pembuatan
infraktrutur atau fasilitas umum seperti jalan, jembatan, dermaga, dan kapal
penyebrangan. Kemudian pada program prioritas pemerintahan terbuka dengan
pelaksanaanya pada penyediaan infrastruktur teknologi informasi dan
komunikasi diseluruh kecamatan, pelayanan teritegritas, dan berbagai
kemudahaan informasi publik.

4. Indeks Pembanguan Kabupaten Banyuasin


Pembangunan (development) merupakan sebuah proses perubahan atau
trasformasi pada seluruh aspek kehidupan dalam menuju kemajuan, pertumbuhan,
dan diversifikasi dalam kehidupan. Dan sejauh mana sebuah keberhasilan
pembangunan daerah dapat dinilai dari indikator- indikator pembangunn yang
terdiri atas indikator ekonomi meliputi aspek sumber daya alam, sumber daya
manusia,pembentukan modal, dan kewirausahaan dan indikator non ekonomi
meliputi aspek politik, budaya, keagamaan, tingkat pendidikan, kecukupan
perumahan, dan lainnya (Todaro, Michael P, 2000). Sehingga dalam tujuan dari
penelitian ini yakni mengukur nilai indeks pembangunan daerah dari kabupaten
Banyuasin sebagai ukuran kinerja dari gaya kepemimpinan kepala daerah dengan
mengacu daftar variable indikator pembangunan daerah yang ditetapkan oleh
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia
(rangeopark.bappenas.go.id, 2022), sebagai berikut;
4.1 Indeks Pembangunan Manusia
Tahun 2018 2019 2020 2021
Angka Harapan Hidup (Tahun) 68,55 68,76 68,97 69,06
Harapan Lama Sekolah (Tahun) 11,72 11,73 11,75 11,77
Rata- Rata Lama Sekolah (Tahun) 7,17 7,19 7,20 7,44
Pengeluaran Perkapita (Ribuan Rp.) 9.760 10.135 9.850 9.860
Indeks Pembanguan Manusia 66,40 66,90 66,74 67,13
Sumber; (banyuasinkab.bps.go.id, 2022)
Berdasarkan data diatas dinyatakan bahwa pada indeks Pembangunan
Manusia di kabupaten Banyuasin mengalami pelambatan kenaikan dengan
tingkat kemajuan yang tidak terlalu signifikan, namun dari tahun ketahun terus
mengalami kenaikan terkecuali di tahun 2020 yang mengalami penurunan.
Sehingga dalam indikator ini dapat disimpulkan masih menjadi problematika
yang perlu dituntaskan oleh pemerintahan melalui serangkaian program
prioritas pemerintah dan gerakan bersama masyarakat guna terus
meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia di kabupaten Banyuasin. Namun
secara garis besar dari adanya program prioritas pemerintah dan gerakan
bersama masyarakat yang dilakukan telah memberikan kontribusi positif dan
signifikan dalam mendorong peningkatan angka indeks pembangunan manusia
di kabupaten Banyuasin.

4.2 Indeks Ketimpangan Wilayah


No Variabel 2000 2010 2021
1 Jumlah Penduduk (ribu 639 752 843
jiwa)
2 Kepadatan (jiwa/km) 58 64 71
3 Sex Ratio - 104 105
No Variabel 2019 2020 2021
1 Laju Pertumbuhan 1,54 1,07 1,11
Penduduk (%)
2 Jenis Kelamin Penduduk 435 (L) /419 429 (L)/ 419 433 (L)/ 407
(ribu jiwa) (P) (P) (P)
3 Presentasi Usia Penduduk 27,9% 26,65% 26,48%
(0-14)
4 Presentasi Usia Penduduk 7,21% 7,28% 7,69%
(65+)
5 Angka Ketergantungan 48,47% 46,27% 46,47%
Penduduk (Dependency
Ratio)
No Variabel Tertinggi Menegah Sedikit
1 Jumlah Penduduk Kec. Talang Kec. Kec. Karang
(Ribu/Jiwa) Kelapa Banyuasin Agung Ilir
(153,24) III (67,19) (11,41)
Sumber; (banyuasinkab.bps.go.id, 2022)

Berdasarkan data diatas dinyatakan bahwa pada indeks ketimpangan


wilayah terdapat peningkatan jumlah penduduk dari tahun ketahun di ikuti juga
dengan tingkat kepadatan penduduk yang meningkat dari setiap
perkilometernya, namun mengecualikan pada kecamatan Talang Kelapa yang
menjadi wilayah terpadat dikarenakan posisi stategis berbatasan langsung
dengan ibukota propinsi dan mendapatkan fakta pada kecamatan Karang
Agung Ilir menjadi wilayah dengan jumlah penduduk paling sedikit namun
memiliki tingkat Rasio Jenis Kelamin tertinggi. Kemudian untuk laju
pertumbuhan penduduk di kabupaten Banyuasin yang terus berada pada trend
menurun dari tahun ke tahun hal ini sebagai salah satu dampak dari fakta bahwa
kecenderungan Wanita lebih menunda usia perkawinannya. Sehingga dari
indikator Indeks Ketimpangan Wilayah sudah dapat disimpulkan berdampak
positif dan signifikan dari adanya program prioritas dan gerakan bersama
masyarakat yang dilaksanakan pada kabupaten Banyuasin, hal ini dapat dilihat
dari keberhasilan dalam menekan laju pertumbuhan penduduk dan
pembangunan keluarga berencana.

4.3 Indeks Pertumbuhan Ekonomi


No Variabel 2019 2020 2021
1 Nilai Investasi Penanaman 132,86 103,14 291
Modal Dalam Negeri (Triliun)
2 Nilai Investasi Penanaman 22,9 36,9 14,50
Modal Asing (Triliun)
3 Laju Pertumbuhan Ekonomi (%) 5.22 0.13 3.84
4 Pendapatan Asli Daerah (Milyar) 203,47 202,58 228,23
Sumber: (LKJIP Kab. Banyuasin, 2021)
Berdasarkan data diatas dinyatakan bahwa pada indeks pertumbuhan
ekonomi di kabupaten Banyuasin terdapat peningkatan nilai investasi dalam
negeri begitu juga pada nilai investasi asing yang ada, namun mengecualikan
nilai investasi asing di tahun 2021 yang mengalami penurunan. Sedangkan
untuk laju pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan namun mengecuali
di tahun 2020 yang menurun di saat kondisi perekonomian dunia sedang tidak
baik akibat dari pandemic, dan dari itu semua berdampak langsung juga pada
penerimaan pendapatan asli daerah kabupaten Banyuasin. Sehingga dari
indikator indeks pertumbuhan ekonomi dapat disimpulkan bahwa berdampak
positif dan signifikan dari adanya program prioritas dan Gerakan Bersama
masyarakat, hal ini dapat dilihat dari laju pertumbuhan ekonomi dari kabupaten
Banyuasin yang mengalami peningkatan.
4.4 Tingkat Kemiskinan dan Daya Beli
No Tahun Garis Kemiskinan Penduduk Persentase
(rupiah) Miskin (jiwa) (%)
1 2019 397.496 96.550 11,33
2 2020 429.816 96.270 11,17
3 2021 445.089 94.080 10.75
No Variabel 2019 2020 2021
1 Laju Pertumbuhan 10.42 -2.18 7.29
Ekonomi Sektor
Perdagangan (%)
Sumber; (LKJIP Kab. Banyuasin, 2021)

Berdasarkan data diatas dinyatakan bahwa pada indeks tingkat


kemiskinan dan daya beli di kabupaten Banyuasin mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun terkhusus pada tingkat kemiskinan dimana terus mengalami
penurunan hal ini berpengaruh pada tingkat daya beli penduduk di kabupaten
Banyuasin yang dapat di nilai dari laju pertumbuhan ekonomi sektor
perdagangan yang mencapai 10,42% di tahun 2019, namun mengecualikan
pada tahun 2020 dimana saat pandemi. Sehingga dari dari indeks tingkat
kemiskinan dan daya beli penduduk pada kabupaten Banyuasin berdampak
positif signifikan dari adanya program prioritas dan Gerakan Bersama
masyarakat, hal ini berguna dalam menodorng tingkat daya beli dan menekan
tingkat kemiskinan.

5. Gaya Kepemimpinan Bupati Banyuasin


Dalam sebuah organisasi terdapat kepemimpinan seorang pemimpin termasuk
pada suatu wilayah yang dipimpin oleh seorang kepala daerah dan organisasi yang
berhasil baik secara menyeluruh dapat dinilai dari kinerja seorang pemimpin yang
bertanggung jawab di dalamnya dalam menggerakan serta berjalannya roda
organisasi (Asyam Shiddi, 2020). Dan gaya kepemimpinan merupakan
kepribadian yang dimiliki seorang yang menjadi salah satu ciri khusus dari orang
tersebut, termasuk dalam hal menjadi seorang pemimpin pada suatu wilayah, hal
tersebut pula menjadi kepribadian atau ciri khusus yang ada pada seorang
pemimpin dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
Bupati Kabupaten Banyuasin periode tahun 2018- 2023 yang diamanahkan
kepada bapak H. Askolani Jasi, SH., MH. memiliki latar belakang sebagai berikut;
Nama H. Askolani Jasi, SH., MH.
Jabatan Bupati Kabupaten Banyuasin Periode 2018-2023
Tempat Tanggal Teluk Kijing, 23 April 1974
Lahir
Riwayat Pendidikan S2 Jurusan Hukum, Fakultas Hukum, Universitas
Sriwijaya (2008)
S1 Jurusan Hukum, Fakultas Hukum, Universitas IBA
Palembang (2000)
SMAN 1 Pangkalan Balai (1993)
Pengalaman/ Karier 1. Pengacara, Kantor Hukum Alamsyah Hanfiah
2. Ketua KADIN kabupaten Banyuasin (2004-
2009)
3. Pemilik PT. Nabila Mandiri dan PT. Arijaya
Kontraktor
4. Ketua DPC PDI Perjuangan kabupaten
Banyuasin (2005-2020)
5. Wakil Ketua 1 DPRD Kabupaten Banyuasin
(2014)
Kisah Hidup Singkat Merupakan seorang anak kedua dari tujuh bersaudara
dari keluarga sederhana dan pernah bekerja sebagai
buruh harian seperti tukang rumput, cuci piring, kuli
bangunan, hingga kernek angkot dikota yang memiliki
tekad kuat mengejar pendidikan hingga rela berpisah
jarak dengan keluarga dan berjuang hidup dalam
memenuhi kebutuhan keseharian. Perjuangan yang
tidak kenal lelah hingga menyelesaikan bangku
perkuliahan, namun ditengah kesibukan harian yang
dijalaninya. Ia berusaha untuk tetap bersyukur dan
selalu ingat ibadah, hal ini sudah tertanamkan pada
dirinya saat tinggal bersama nenek dan kakeknya
dahulu.

Dari biografi diatas dapat dinyatakan bahwa bupati periode 2018- 2023
memilik banyak sekali pengalaman karir yang sudah dialami mulai saat merintis
kari hingga saat menempuh pendidikan dimana terkhusus pada bapak H. Askolani
Jasi, S.H.,M.H sendiri memiliki cerita masa kecil yang dipenuhi perjuangan hidup
dalam menggapai cita- cita dan berusaha untuk bertahan hidup. Sikap pantang
menyerah dengan tekad yang kuat, pemberani, serta disiplin yang dimiliki oleh
bapak bupati kabupaten Banyuasin periode 2018- 2023 ini sebagai karakter yang
sudah tertanam sejak kecil, juga menjadi ciri khas dan karater dalam gaya
kepemimpinannya saat di pemerintahan.
Bersama wakil bupati, bapak Askolani Jasi mendapat julukan sebagai bapak
pembangunan kabupaten Banyuasin, hal ini bukan tanpa alasanya, karena dimasa
periode kepemimpinannya beliau membangun dan menjalankan program prioritas
pemerintah dan juga sekaligus Gerakan Bersama masyarakat yang menjadi
turunannya. Hal ini dapat dibuktikan dari program prioritas pertama yakni
infrastruktur bagus yang telah berhasil menghubungkan antar desa dan antar
kecamatan melalui pembangunan jalan- jalan poros dan jembatan, seperti pada
jalan poros kecamatan Muara Padang hingga kecamatan Air Salek, jalan poros
Pulau Rimau yang belum pernah tersentuh pembangunan sebelumnya, dan 16
jalan poros penghubung lainnya. Selain itu juga melalui gerakan bersama
masyarakat yakni Program Optimalisasi Rumah Rakyat atau disingkat Pro Rakyat
berhasil memberikan hunian layak sekaligus perbaikan rumah tidak layak huni
sebanyak 719 unit hingga tahun 2020 (Kusnadi, 2020).
Selanjutnya juga, melalui program prioritas pemerintahan kabupaten
Banyuasin yakni Petani Bangkit yang akhirnya berdampak pada predikat yang
diterima kabupaten Banyuasin sebagai posisi ke-4 secara nasional sebagai daerah
produksi beras tertinggi di tahun 2019 dengan besaran produksi yakni 905.846
ton. Dan diikuti juga oleh sektor lainnya yang memilik trek penilaian yang
meningkat dari tahun ke tahun masa kepemimpinan bupati dan wakil bupati
kabupaten Banyuasin periode 2018-2023 terseebut. Sehingga dari sekian kinerja
yang dilakukan menjadikan kabupaten Banyuasin banyak menerima apresiasi
baik dilevel daerah hingga nasioanal seperti predikat kabupaten pembangunan
daerah terbaik kedua di Sumatera Selatan, Kabupaten Layakan Anak dan
Penerima Anugerah Parahuta Ekpraya Peringkat Pertama 2021, peraih
penghargaan Manggala Karya Kencana BKKBN 2021 akibat keberhasilan dari
program prioritas dan gerakan bersama masyarakat berjuluk Gerakan
Pembanguan Keluarga Berencana, peraih predikat opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP) sebanyak 12 kali secara berturut- turut oleh Badan
Pemeriksaan Keuangan RI sebagai wujud dari adanya program prioritas yakni
Pemerintahan Terbuka, serta serangkaian apresiasi lainnya yang diberikan pada
kabupaten Banyuasin.
Pada akhirnya, dari berbagai apresiasi yang diterima dan keberhasilan dari
program prioritas dan gerakan bersama masyarakat tidak terlepas dari gaya
kepemimpinan bupati Banyuasin periode 2018-2023 dan rekan- rekan kerjanya
dalam pemerintahan yang saling bersinergi dan bergotong royong ini dapat
memberikan kesimpulan bahwa periode kepemimpinan bupati kabupaten
Banyuasin memiliki gaya kepemimpinan yang demokratis dan memiliki
kharismatik yang diartikan bahwa kepemimpinanya lebih mengutamakan
kerjasama dan memiliki kekuatan dalam memberikan yang terbaik pada wilayah
kepemimpinannya melalui serangkai kerja yang dilakukan yang senantiasa
melibatkan rejan kerja dan masyarakat di kabupaten Banyuasin.
E. Penutup
1. Kesimpulan
Dalam penelitian ini memiliki tujuan yakni untuk membicaraka gaya
kepemimpinan dan kinerja indeks pembangunan daerah sebagai salah satu
indikator yang dapat mengukur keberhasilan seorang pemimpin daerah, dengan
studi pada gaya kepemimpinan Bupati kabupaten Banyuasin Periode 2018 hingga
2023 yang mana kabupaten ini berdiri melalui pemekaran wilayah dari kabupaten
Musi Banyuasin yang disahkan melalui Undang- Undang Nomor. 6 Tahun 2002
tertanggal 2 Juli 2002. Dari indikator yang digunakan dalam menilai kinerja
mengacu daftar variable indikator pembangunan daerah yang ditetapkan oleh
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia terdiri atas
Indeks Pembangunan Manusia, Indeks Ketimpangan Wilayah, Indeks
Pertumbuhan Ekonomi, dan Indeks Tingkat Kemiskinan dan Daya Beli. Dari hasil
analisis yang menggunakan model interaktif dari data yang disajikan menyatakan
bahwa empat variable indikator berdampak positif dan signifikan memberikan
manfaat peninngkatan hasil dari masing- masing variable.
Kemudian pada analisis gaya kepemimpinan Bupati kabupaten Banyuasin
melalui serangkaian kinerja dan rancakan yang telah dibuat dan dilaksanakan
menyimpulkan hasil bahwa gaya kepemimpinan bupati periode 2018-2023 yakni
demokrtis dan memiliki kharismatik. Hal ini dapat dilihat dari cara kerja yang
mengutamakan Kerjasama dan memiliki kekuatan yang mendalam dalam
mewujudkan Banyuasin Bangkit, Adil, dan Sejahtera.

2. Saran
2.1 Bagi Pemerintahan
a. Senantiasa untuk terus berjuang mewujudkan apa yang telah menjadi
program prioritas pemerintahan dengan senantiasa melakukan pengawalan
terlaksananya kegiatan, termasuk pada program turunan yakni gerakan
bersama masyarakat.
b. Meningkatkan kinerja yang telah dilakukan guna mewujudkan visi dan
misi dari periode kepemimpinan bupati dan wakil bupati kabupaten
Banyuasin periode 2018-2023
2.2 Bagi Peneliti
a. Senantiasa unt uterus melakukan kajian secara mendalam sehingga
memberikan dapat positif bagi kemajuan
b. Memperbanyak variable indikator penilaian kinerja dari studi kasus yang
dilakukan penelitiannya.

3. Daftar Pustaka

Asyam Shiddi. (2020). Analisis Gaya Kepemimpinan Bupati Periode 2008-


2018 di Kabupaten Bantaeng. Skipsi.
banyuasinkab.bps.go.id. (2022). Statistik Daerah Kabupaten Banyuasin.
Pangkalan Balai: Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuasin.
Clara Ayu Monica, Taufiq Marwa, Anna Yulianita. (2017). Analisis Potensi
Daerah sebagai Upaya Meningkatkan Perekonomian Daerah di Sumatera Bagian
Selatan. Jurnal Ekonomi Pembangunan.
Ekbangsetda.bulelengkab.go.id. (2020). Bagian Perekonomian dan
Pembangunan Pemerintahan Kabupaten Buleleng. Retrieved from
https;//ekbangsetda.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/perlunya-
pembangunan-daerah-untuk-pertumbuhan-ekonomi-58
gramedia.com. (2022). Retrieved from
https://www.gramedia.com/literasi/kebudayaan/amp/
kamus.tokopedia.com. (2022). Retrieved from
https://kamus.tokopedia.com/e/ekonomi
KBBI. (2022). Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring. Retrieved from
kbbi.kemdikbud.go.id: https://kbbi.kemdikbud.go.id/
Kusnadi. (2020). Syukuran Dua Tahun Kepemimpinan Bupati dan Wakil
Bupati Banyuasin. Retrieved from Infopublik.id:
https://infopublik.id/kategori/nusantara/481963/syukuran-dua-tahun-
kepemimpinan-bupati-dan-wakil-bupati-banyuasin
LKJIP Kab. Banyuasin. (2021). Laporan Kinerja Instansi Pemerintahan.
Pangkalan Balai: Pemerintah Kab. Banyuasin.
Miles, B. M. (1992). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UIP.
Permadi. (1992). Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
rangeopark.bappenas.go.id. (2022). Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional RI. Retrieved from
https://rangeopark.bappenas.go.id/indikator_pembangunan_daerah
sulselprov.go.id. (2022, 12 10). sulselprov.go.id. Retrieved from
https://sulselprov.go.id/welcome/post/pengukuran-kinerja-pemerintah
Todaro, Michael P. (2000). Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Veithzal Rivai, D. M. (2011). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi.
Jakarta: Raja Grafindo.
Wibowo. (2016). Kepemimpinan pemahaman dasar, pandangan
konvensional, gagasan kontemporer. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai