Naskah Lomba Karya Tulis 5 Tahun Kepemimpinan Bupati Banyuasin
Naskah Lomba Karya Tulis 5 Tahun Kepemimpinan Bupati Banyuasin
PEMBANGUNAN DAERAH
(Studi Kepemimpinan Bupati Kabupaten Banyuasin periode 2018- 2023)
Muhammad Wahfudin
(Mahasiswa Banyuasin di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Program Studi Akuntansi Syariah)
Email: muhammadwahfudin@gmail.com
A. Latar Belakang
Kepemimpinan yakni sebuah proses atau serangkaian kegiatan yang
berhubungan satu dengan yang lainnya. Kepemimpinan juga bisa diartikan sebagai
proses interkasi antara pemimpin dan rekan kerja untuk berbuat sesuatu yang sesuai
dengan tujuan dari adanya sebuah organisasi atau pemerintahan. Maka seorang
pemimpin, ia, akan bertindak mengendalikan rekan kerjanya, baik secara individu
ataupun secara kelompok. Oleh karena itulah pemimpin dan rekan kerjanya mampu
melaksanakan tujuan dan tanggung jawabnya dalam bentuk kerjasama. Seorang
pemimpin haruslah mampu menjadi atasan yang memberikan pengaruh baik, maka
kecakapan atau kemampuan yang dimiliki oleh pemimpin harus mampu
mempengaruhi, mengumpulkan, dan menggerakan rekan kerjanya dalam mencapai
tujuan (Permadi, 1992).
Perilaku kepemimpinan seorang pemimpin yakni sebagai suatu pendekatan
yang menekankan hal apa yang dilakukannya dalam masa jabatan atau periode
kepemimpinannya. Hal ini dapat menunjukan bahwa keberhasilan seorang pemimpin
dapat ditentukan dari karakter atau cara ia memimpin dan mengambil keputusan.
Termasuk dalam suatu daerah yang mana juga dipimpin oleh seorang pemimpin
daerah yang memiliki tujuan dan visi misi pada setiap periode masa kepemimpinannya
yang sudah pasti akan berpengaruh pada gaya kepemimpinan serta kinerja dari
kepemimpinan tersebut.
Salah satu indikator dalam menilai keberhasilan dari seorang pemimpin daerah
yakni dapat dilihat melalui pengukuran kinerja indeks pembangunan daerah dari suatu
wilayah yang menjadi wilayah kepemimpinan dari pemimpin daerah tersebut. Dimana
pengukuran kinerja dilakukan dalam bentuk mencatat, mengukur pencapaian, dan
pelaksanaan (sulselprov.go.id, 2022). Akhirnya membicarkan tentang gaya
kepemimpinan dan kinerja indeks pembangunan daerah sebagai salah satu indikator
yang mengukur keberhasilan seorang pemimpin daerah menjadi tujuan dari penelitian
ini.
Penelitian ini dilakukan pada suatu wilayah yakni kabupaten Banyuasin yang
terletak pada wilayah provinsi Sumatera Selatan. Kabupaten Banyuasin berdiri sejak
tahun 2002 berasal dari pemekaran wilayah kabupaten Musi Banyuasin yang mana
disahkan melalui Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2002 tertanggal 02 Juli 2002
tentang pembentukan Kabupaten Banyuasin dengan dimandatkan kepemimpinan
definif pertama pada bapak Ir. H. Amirudin Inoed yang merupakan hasil pemilihan
secara demokratis yang disahkan melalui Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri
Nomor 131.26-442 Tahun 2003.
Seiring tahun berlalu Kabupaten Banyuasin kemudian pada periode akhir
kepemimpinan definit pertama dan seterunya melakukan pemilihan kepala daerah
secara langsung dimana dilakukan pada Pemilihan Kepada Daerah ditahun 2008,
selanjutnya Pemilihan Kepala Daerah ditahun 2013, dan kemudian Pemilihan Kepala
Daerah ditahun 2018 yang menetapkan kepemimpinan kabupaten Banyuasin pada
bapak H. Askolani, SH., MH. dan H. Slamet Somosentono, SH. menjadi Bupati dan
Wakil Bupati Kabupaten Banyuasin untuk periode kepemimpinan tahun 2018- 2023.
Kabupaten Banyuasin yang terdiri atas 21 Kecamatan, 17 Kelurahan, dan 288
Desa. Secara geografis, Kabupaten Banyuasin memiliki luas wilayah yakni 11.832,99
km dan ibukota kabupaten yakni Kelurahan Pangkalan Balai, serta memiliki potensi
daerah yang melimpah seperti dibidang pertanian, pertambangan dan energi, industri
pengolahan, pariwisata, perdagangan, dan potensi daerah lainnya
(banyuasinkab.bps.go.id, 2022). Namun dari bentangan wilayah yang begitu luas dan
ditambah dengan keanekaragaman potensi daerah yang dimiliki kabupaten Banyuasin
tersebut, bukan berarti tidak begitu banyak tantangan ataupun permasalahan yang
dihadapi oleh pemerintah dalam hal ini seorang pemimpin atau kepala daerah yang
menjadi nahkoda dari suatu wilayah ini, seperti tantangan atau permasalahan dibidang
pembangunan sumber daya manusia, infrastruktur, pendidikan, kesehatan, maupun
perekonomian hingga bidang- bidang lainnya menjadi tugas dan tanggungjawab yang
harus dituntaskan pemimpin daerah.
B. Tinjauan Pustaka
Kepemimpinan secara etimolgis berasal dari kata “pimpin” dengan konjungsi
berubah yang menjadi sebuah kata “pemimpin” (leader) dan kepemimpinan
(leadership). Sedangkan dalam Bahasa Indonesia sendiri pemimpin dimaknai sebagai
seorang pemuka, penghulu, pembina, pelopor, panutan, ketua, dan sebagainnya, yang
memiliki pengaruh dan dapat mempengaruhi orang lain dalam menentukan, membuat,
dan merencanakan tujuan dari kepemimpinannya (Wibowo, 2016).
Termasuk soerang kepala daerah atau bupati yang memimpin sebuah wilayah
yang dibantu juga dengan wakil bupati dan bertugas dalam memimpin urusan
penyelenggaraan pemerintahan dan tanggungjawab jalannya pemerintahan daerah.
Selain itu juga, seorang kepala daerah juga dibebani tanggungjawab menurut Undang-
Undang No. 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah sebagai berikut;
1. Memeilihara ketentraman dan ketertiban masyarakat
2. Menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang RPJPD dan RPJMD kepada
DPRD, serta menetapkan RKPD.
3. Menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang APBD, Perubahan APBD,
dan rancangan tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD
4. Mewakili daerah di dalam dan luar dan juga menjalankan tugas lainnya sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangan- undangan.
Sedangkan gaya kepemimpinan adalah suatu perilaku maupun sifat yang
dimiliki seorang pemimpin berdasarkan kepribadiannya yang sesuai dengan norma
pribadi yang dianut oleh seorang pemimpin tersebut yang djadikan tuntunan dalam
keseharian seorang pemimpin dalam mempengaruhi rekan kerjanya atau dalam
menjalankan tugas, fungsi, dan tanggungjawabnya sebagai seorang pemimpin yang
dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi dari masa kepemimpinannya (Veithzal
Rivai, 2011).
Kemudian gaya kepemimpinan yang dimiliki seorang pemimpin menurut Ralp
K. White dan Ronal Lippit dapat dibagi kedalam empat bagian gaya kepemimpinan
sebagai berikut;
1. Gaya Kepemimpinan Otoriter/ Otokratis
Gaya kepemimpinan ini menggunakan kekuasan atau wewenangan
yang dimiliki secara absolut (mutlak) yang bertindak sebagai penguasa dan
pengikut sebagai yang dikuasi.
2. Gaya Kepemimpinan Demokratis
Gaya Kepemimpinan ini lebih bekerja secara bersama dalam derajad
yang sama baik dalam menentukan kebijakan ataupun kesepakatan dan
bertujuan untuk mecapai tujuan dan mengutamakan kepentingan bersamaa.
Dapat juga dipahami sebagai gaya kepemimpinan yang berjiwa besar, tidak
anti kritikan namun tetap mengutamakan kebersamaan.
3. Gaya Kepemimpinan Laissez-Faire
Gaya Kepemimpinan ini lebih cenderung memberikan keluluasaan
kepada rekan kerja dalam menyelesaikan dan mengembangkan
kemampuan serta dalam pengambilan keputusan. Sehingga pemimpin
dalam gaya ini sebagai berperan sebagatas pengawas dalam jalannya
aktivitas yang dilakukan organisasi.
4. Gaya Kepemimpinan Kharismatik
Gaya kepemimpinan ini cenderung seorang pemimpin memiliki nilai
karisma dalam kepribadiannya yang diartikan sebagai pesona atau
kekuatan seorang pemimpin dalam mempengaruhi rekan kerjanya
sehingga cenderung dapat mudah mendapatkan dukungan dalam
menjalankan tugas dan tanggungjawabnya dalam mencapai tujuan.
Gaya kepemimpinan seorang pemimpin atau kepala daerah dalam memimpin
suatu wilayah berkaitan erat dengan tindakan yang diambil pada masa jabatannya
dalam menetukan tingkat keberhasilan kerja suatu organisasi. Salah satu indikator
dalam mengukur tingkat keberhasilan suatu pemimpin atau kepala daerah dengan
mengukur kinerja kepemimpinannya termasuk pada kinerja pembangunan daerah
yang menjadi indikator penilaian keberhasilan seorang kepala daerah.
Pembangunan daerah adalah upaya dalam meningkatkan kualitas dan
penyediaan berbagai layanan untuk masyarakat maupun daerah itu sendiri yang
dilakukan secara berkelanjutan agar mencapai tingkat kesejahteraan masyarakat secara
baik dan konsisten dalam peningkatan dan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber
daya manusia dari suatu wilayah. Hal ini juga menjadi salah satu amanat Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang peemerintahan daerah yang berkewajiban
menyusun, perencanaan pembangunan daerah sebagai bagian dari sistem perencanaan
pembangunan nasional. (Ekbangsetda.bulelengkab.go.id, 2020).
C. Metodelogi
Penelitian dalam karya tulis ini menggunakan metode penelitian deskriptif
dengan melakukan pendekatan kualitatif yang mana sumber digunakan berasal dari
data sekunder. Dengan teknik pengumpulan data dengan melakukan observasi
langsung dan berasal dari media perantara yakni dari dokumen atau report yang
diakses melalui media internet pada webside pemerintahan dan webside terkait.
Analisis data pada penelitian ini menggunakan model interaktif berupa riset data,
penyajian data, pembandingan data, dan penarikan kesimpulan atas data yang sudah
dimiliki (Miles, 1992).
D. Pembahasan
Seiring berdirinya kabupaten Banyuasin pertanggal 02 Juli 2002 yang mana hingga
saat ini berusia 20 tahun lamanya, dan telah bergantinya kepemimpinan dari masa ke
masa, juga mempengaruhi perubahan berbagai visi dan misi serta tujuan pemerintahan
disetiap periode kepemimpinan kepala daerahnya. Termasuk pada era kepemimpinan
bupati Banyuasin yakni bapak H. Askolani, SH., MH. dan H. Slamet Somosentono
sebagai wakil bupati Banyuasin pada periode 2018- 2023 yang dilantik pada tanggal
18 September 2018 oleh gubernur propinsi Sumatera Selatan yakni bapak H. Alex
Noerdin.
1. Gambaran Umum Kabupaten Banyuasin
1.1 Letak Geografis
Nama kabupaten Banyuasin berasal dari kata banyu (air) dalam Bahasa
jawa dan asin, hal ini merujuk pada kualitas dari air sungai Musi, Sungai
Banyuasin, Sungai Calik, Sungai Telang, dan Sungai Upang yang masin
rasanya berada di wilayah tersebut. Secara geografis kabupaten Banyuasin
terletak pada posisi yakni 1 derajat hingga 105 derajat Bujur Timur dan 1
derajat hingga 4 derajat Lintang Selatan dengan luas wilayah sebesar 11.832,99
Km yang dihuni dengan penduduk sebanyak 836.914 Jiwa. Untuk kondisi
wilayah dari kabupaten Banyuasin tersendiri terbagi pada wilayah daratan dan
wilayah perairan dengan daerah tertinggi pada kecamatan Rantau Bayur dan
Banyuasin III dan wilayah terendah yakni pada kecamatan Tanjung Lago.
Tingkat kelembapan udara pada kabupaten Banyuasin tersendiri di tahun 2021
antara 73,4-83,3 persen dengan suhu udara 22 hingga 35,20 derajat celcius
(banyuasinkab.bps.go.id, 2022).
1.2 Demografi
1.2.1 Penduduk
Penduduk diartikan sebagai warga atau orang yang bertempat
tinggal pada suatu wilayah dan menetap dalam kurun waktu tertentu.
Pada dua dekde terakhir, penduduk kabupaten Banyuasin terus
meningkat dengan tingkat kepadatan penduduk sebanyak 71 jiwa/
setiap kilometernya atau meningkat sebesar 1,11% pertahun dan
berjumlah 843 ribu jiwa penduduk di kabupaten Banyuasin.
1.2.2 Pemerintahan
Pemerintahan merupakan sebuah sistem yang menjalankan
wewenang dan kekuasaan mengatur kehidupan sosial, ekonomi, dan
politik dalam suatu wilayah atau negara atau bagian- bagiannya (KBBI,
2022). Termasuk pada wilayah pemerintahan kabupaten Banyuasin
yang terdiri atas 21 kecamatan, 288 desa, dan 17 kelurahan serta
kelurahan Pangkalan Balai sebagai ibukota kabupaten dan pusat
pemerintahan (banyuasinkab.bps.go.id, 2022).
1.2.3 Pendidikan
Dari setiap warga negara berhap mendapatkan hak untuk
menerima pendidikan sebagai salah satu upaya peningkatan kualitas
dan kemampuan dalam memperoleh kehidupan yang layak. Termasuk
pada wilayah kabupaten Banyuasin tersendiri dimana terdapat
sebanyak 888 sekolah atau instansi pendidikan yang tersebar di setiap
kecamatan mulai dari jenjang taman kanak- kanak, sekolah dasar,
sekolah menengah, sekolah akhir, dan perguruan tinggi. Dengan
tingkat angka partisipasi sekolah pada masyarakat di kabupaten
Banyuasin ditahun 2021 sebesar 113,67% untuk tingkat sekolah dasar,
81,72% untuk tingkat sekolah menengah, dan 70,83% untuk sekolah
akhir. Sehingga hal tersebut berpengaruh pada angka melek huruf di
kabupaten Banyuasin pada tahun 2021sebesar 99,24% untuk laki-laki
dan 98,12% untuk perempuan (banyuasinkab.bps.go.id, 2022).
1.2.4 Pekerjaan
Pada kabupaten Banyuasin memilik jumlah Angkatan kerja
sebanyak 417,421 jiwa dengan tingkat partisipasi Angkatan kerja
sebesar 64,10% dengan komposisi 84,55% untuk laki- laki dan 45,73%
untuk perempuan dan 4,73% yang menganggur ditahun 2021. Dari
jumlah tersebut sebaran angkatan kerja terdapat pada bidang pertanian,
pertambangan dan energi, industry pengolahan, kontruksi, pariwisata,
tranportasi dan komunikasi, serta industry perbankan
(banyuasinkab.bps.go.id, 2022).
1.2.5 Perekonomian
Perekonomian adalah serangkaian kegiatan produksi dan
konsumsi yang saling terkait dalam membantu menentukan bagaimana
sumber daya dapat dialokasikan dengan baik dalam mencapai
kesejahteraan (kamus.tokopedia.com, 2022). Termasuk pada
kabupaten Banyuasin yang memiliki Pendapatan Asli Daerah (PAD)
sebesar 228 milyar, sehingga menunjukan angka pertumbuhan
ekonomi sebesar 3,84% di tahun 2021 dengan komposisi jenis usaha
yang berkontribusi pada perekonomian kabupaten Banyuasin, sebagai
berikut;
No Jenis Usaha Kontribusi
1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 32,95%
2 Industri Pengolahan 25,91%
3 Perdagangan Besar dan Eceran, 13,62%
Reparasi Mobil
4 Kontruksi 12,11%
5 Pertambangan dan Penggalian 5,82%
Sumber: (banyuasinkab.bps.go.id, 2022)
1.2.6 Kesehatan
Dalam aspek kesehatan menjadi penting guna menjamin
tercapainya kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh, dimana
pada kabupaten Banyuasin tersendiri memiliki sarana prasarana
kesehatan yakni 6 unit rumah sakit, 23 poliklinik, 35 puskesmas, 74
puskesmas pembantu, 18 apotek dengan 69 orang tenaga dokter, 386
orang tenaga perawat, 1041 orang tenaga kebidanan, 42 orang tanaga
kefarmasian, serta 48 orang tenaga ahli gizi di tahun 2021 yang tersebar
pada seluruh wilayah kabupaten Banyuasin (banyuasinkab.bps.go.id,
2022).
1.2.7 Keagamaan
Agama merupakan sistem yang mengatur tata keimanan
(kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan serta tata kaidah yang
berhubungan dengan kehidupan sosial dan lingkungan, maupun Tuhan
(KBBI, 2022). Termasuk pada kabupaten Banyuasin dengan presentase
jumlah penduduk berdasarkan agama yang dianut, sebagai berikut;
Penduduk Islam Protestan Katolik Hindu Budha
Berdasarkan
Agama (jiwa)
2019 751,737 19,293 4,318 11,606 795
2020 763,013 19,739 4,459 11,643 7,167
2021 774,458 19,749 4,459 10,717 7,185
Sumber; (banyuasinkab.bps.go.id, 2022)
1.2.8 Kebudayaan
Secara umum dapat dipahami bahwa kebudayaan adalah cara
hidup yang berkembang dan dimiliki oleh bersama serta diwariskan
dari generasi ke generasi dalam rangka menjaga identitas tersendiri
(gramedia.com, 2022). Pada wilayah kabupaten Banyuasin tersendiri
banyak terdapat kebudayaan maupun kebiasaan masyarakat yang
sering dilakukan dan diturunkan dari generasi ke generasinya, seperti
berikut;
No Budaya Maknanya
1 Arakan Arakan merupakan tradisi mengarak pengantin
Pengantin yang diiringi banyak orang, terutama dari
keluarga kedua belah pihak. Biasanya, arakan
kental dengan situasi euforia dan keseruan.
2 Ngundang Kegiatan warisan yang masih sering digelar di
Banyuasin yakni Ngundang. Adat ngundang
dilakukan dengan cara mendatangi rumah
sanak saudara, atau tetangga yang sedang
menggelar acara hajatan.
3 Serambe Kegiatan ini merupakan seni bercerita dalam
bentuk syair yang dilakukan penutur.Biasanya
Serambe dilakukan di atas pangung dan
menjadi tontonan yang menghibur, seperti
layaknya pentas teaterikal. Kemudian untuk
senjang pun dilakukan oleh penutur dan
dipertontonkan kepada masyarakat. Syair
Senjang dominan menyelipkan pesan moral,
ajaran baik, dan nasihat dalam setiap lisan.
3. Realisasi Kinerja
Dari penjabaran visi pemerintah dibawah kepemimpinan bupati dan wakil
bupati periode 2018-2023 dapat dinyatakan sudah dapat terealisasikan secara
keseluruhan, hal ini dapat dinilai dari terencana dan terlaksananya misi
pemerintahan sebagai berikut;
1. Pada misi pertama tentang peningkatan daya saing sumber daya manusia
direalisasikan dengan program prioritas pemerintah yakni Banyuasin Cerdas
dan Banyuasin Sehat serta pelaksanaannya melalui gerakan bersama
masyarakat yakni pada Gerakan Siswa Membaca dan Menulis (SIMANIS),
Beragam Gerakan Masyarakat Sadar Hidup Sehat (BEGESAH), dan Gerakan
Pembangunan Keluarga Berencana (GERBANG KEREN).
2. Pada misi kedua tentang keamanan, kenyamanan, dan Demokratis
direalisasikan dengan program prioritas pemerintah yakni Banyuasin Prima
dan pelaksanaanya melalui Gerakan Bersama masyarakat yakni pada Gerakan
Program Optimalisasi Rumah Masyarakat (PRO RAKYAT), dan Gerakan
Peduli Sampah (GPS).
3. Pada misi ketiga tentang keimanan, ketaqwaan, kerukunan, kebersamaan, dan
kreativitas direlisasikan dengan program prioritas yakni Banyuasin Religius
dan untuk pelaksanaannya melalui Gerakan Bersama masyarakat yakni pada
Gerakan Gotong Royong (GORONG) dan Gerakan Menuntut Amal (GEMA).
4. Pada misi keempat tentang nilai Sumber Daya Alam dan Ekonomi Menuju
kesejahteraan direalisasikan dengan program prioritas pemerintah yakni Petani
Bangkit, dan untuk pelaksanaannya melalui gerkan Bersama masyarakat yakni
pada Gerakan Tanam Sayur Mayur (GERTAS), Gerakan Tanam obat,
Rempah, dan Umbi (GERBANG TOBARU), Gerakan Memlihara Ternak
Unggas (GEMAR TUGAS), Gerakan Pengembang Perikanan Rakyat
(GERBANG PERAK), dan Gerakan Perkebunan Buah (PULAU BUAH).
5. Pada misi kelima tentang keterbukaan dan keadilan direalisasikan dengan
program prioritas pemerintah yakni Infrastruktur Bagus dan Pemerintahan
Terbuka, serta untuk pelaksanaannya pada perbaikan, perawatan, pembuatan
infraktrutur atau fasilitas umum seperti jalan, jembatan, dermaga, dan kapal
penyebrangan. Kemudian pada program prioritas pemerintahan terbuka dengan
pelaksanaanya pada penyediaan infrastruktur teknologi informasi dan
komunikasi diseluruh kecamatan, pelayanan teritegritas, dan berbagai
kemudahaan informasi publik.
Dari biografi diatas dapat dinyatakan bahwa bupati periode 2018- 2023
memilik banyak sekali pengalaman karir yang sudah dialami mulai saat merintis
kari hingga saat menempuh pendidikan dimana terkhusus pada bapak H. Askolani
Jasi, S.H.,M.H sendiri memiliki cerita masa kecil yang dipenuhi perjuangan hidup
dalam menggapai cita- cita dan berusaha untuk bertahan hidup. Sikap pantang
menyerah dengan tekad yang kuat, pemberani, serta disiplin yang dimiliki oleh
bapak bupati kabupaten Banyuasin periode 2018- 2023 ini sebagai karakter yang
sudah tertanam sejak kecil, juga menjadi ciri khas dan karater dalam gaya
kepemimpinannya saat di pemerintahan.
Bersama wakil bupati, bapak Askolani Jasi mendapat julukan sebagai bapak
pembangunan kabupaten Banyuasin, hal ini bukan tanpa alasanya, karena dimasa
periode kepemimpinannya beliau membangun dan menjalankan program prioritas
pemerintah dan juga sekaligus Gerakan Bersama masyarakat yang menjadi
turunannya. Hal ini dapat dibuktikan dari program prioritas pertama yakni
infrastruktur bagus yang telah berhasil menghubungkan antar desa dan antar
kecamatan melalui pembangunan jalan- jalan poros dan jembatan, seperti pada
jalan poros kecamatan Muara Padang hingga kecamatan Air Salek, jalan poros
Pulau Rimau yang belum pernah tersentuh pembangunan sebelumnya, dan 16
jalan poros penghubung lainnya. Selain itu juga melalui gerakan bersama
masyarakat yakni Program Optimalisasi Rumah Rakyat atau disingkat Pro Rakyat
berhasil memberikan hunian layak sekaligus perbaikan rumah tidak layak huni
sebanyak 719 unit hingga tahun 2020 (Kusnadi, 2020).
Selanjutnya juga, melalui program prioritas pemerintahan kabupaten
Banyuasin yakni Petani Bangkit yang akhirnya berdampak pada predikat yang
diterima kabupaten Banyuasin sebagai posisi ke-4 secara nasional sebagai daerah
produksi beras tertinggi di tahun 2019 dengan besaran produksi yakni 905.846
ton. Dan diikuti juga oleh sektor lainnya yang memilik trek penilaian yang
meningkat dari tahun ke tahun masa kepemimpinan bupati dan wakil bupati
kabupaten Banyuasin periode 2018-2023 terseebut. Sehingga dari sekian kinerja
yang dilakukan menjadikan kabupaten Banyuasin banyak menerima apresiasi
baik dilevel daerah hingga nasioanal seperti predikat kabupaten pembangunan
daerah terbaik kedua di Sumatera Selatan, Kabupaten Layakan Anak dan
Penerima Anugerah Parahuta Ekpraya Peringkat Pertama 2021, peraih
penghargaan Manggala Karya Kencana BKKBN 2021 akibat keberhasilan dari
program prioritas dan gerakan bersama masyarakat berjuluk Gerakan
Pembanguan Keluarga Berencana, peraih predikat opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP) sebanyak 12 kali secara berturut- turut oleh Badan
Pemeriksaan Keuangan RI sebagai wujud dari adanya program prioritas yakni
Pemerintahan Terbuka, serta serangkaian apresiasi lainnya yang diberikan pada
kabupaten Banyuasin.
Pada akhirnya, dari berbagai apresiasi yang diterima dan keberhasilan dari
program prioritas dan gerakan bersama masyarakat tidak terlepas dari gaya
kepemimpinan bupati Banyuasin periode 2018-2023 dan rekan- rekan kerjanya
dalam pemerintahan yang saling bersinergi dan bergotong royong ini dapat
memberikan kesimpulan bahwa periode kepemimpinan bupati kabupaten
Banyuasin memiliki gaya kepemimpinan yang demokratis dan memiliki
kharismatik yang diartikan bahwa kepemimpinanya lebih mengutamakan
kerjasama dan memiliki kekuatan dalam memberikan yang terbaik pada wilayah
kepemimpinannya melalui serangkai kerja yang dilakukan yang senantiasa
melibatkan rejan kerja dan masyarakat di kabupaten Banyuasin.
E. Penutup
1. Kesimpulan
Dalam penelitian ini memiliki tujuan yakni untuk membicaraka gaya
kepemimpinan dan kinerja indeks pembangunan daerah sebagai salah satu
indikator yang dapat mengukur keberhasilan seorang pemimpin daerah, dengan
studi pada gaya kepemimpinan Bupati kabupaten Banyuasin Periode 2018 hingga
2023 yang mana kabupaten ini berdiri melalui pemekaran wilayah dari kabupaten
Musi Banyuasin yang disahkan melalui Undang- Undang Nomor. 6 Tahun 2002
tertanggal 2 Juli 2002. Dari indikator yang digunakan dalam menilai kinerja
mengacu daftar variable indikator pembangunan daerah yang ditetapkan oleh
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia terdiri atas
Indeks Pembangunan Manusia, Indeks Ketimpangan Wilayah, Indeks
Pertumbuhan Ekonomi, dan Indeks Tingkat Kemiskinan dan Daya Beli. Dari hasil
analisis yang menggunakan model interaktif dari data yang disajikan menyatakan
bahwa empat variable indikator berdampak positif dan signifikan memberikan
manfaat peninngkatan hasil dari masing- masing variable.
Kemudian pada analisis gaya kepemimpinan Bupati kabupaten Banyuasin
melalui serangkaian kinerja dan rancakan yang telah dibuat dan dilaksanakan
menyimpulkan hasil bahwa gaya kepemimpinan bupati periode 2018-2023 yakni
demokrtis dan memiliki kharismatik. Hal ini dapat dilihat dari cara kerja yang
mengutamakan Kerjasama dan memiliki kekuatan yang mendalam dalam
mewujudkan Banyuasin Bangkit, Adil, dan Sejahtera.
2. Saran
2.1 Bagi Pemerintahan
a. Senantiasa untuk terus berjuang mewujudkan apa yang telah menjadi
program prioritas pemerintahan dengan senantiasa melakukan pengawalan
terlaksananya kegiatan, termasuk pada program turunan yakni gerakan
bersama masyarakat.
b. Meningkatkan kinerja yang telah dilakukan guna mewujudkan visi dan
misi dari periode kepemimpinan bupati dan wakil bupati kabupaten
Banyuasin periode 2018-2023
2.2 Bagi Peneliti
a. Senantiasa unt uterus melakukan kajian secara mendalam sehingga
memberikan dapat positif bagi kemajuan
b. Memperbanyak variable indikator penilaian kinerja dari studi kasus yang
dilakukan penelitiannya.
3. Daftar Pustaka