Disusun Untuk Memenuhi Nilai Pada Mata Kuliah Hukum Kontrak Dagang
DISUSUN OLEH
Sarmeila (D1A020479)
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
2023
Kasus Posisi
PT. Aman Sentosa merupakan Perusahaan yang memasarkan berbagai Produk Lokal
yang berkedudukan di Kota Mataram, Lombok, NTB. Produk lokal yang dipasarkan tersebut
berupa kerajinan tangan seperti gerabah, kursi cukli maupun produk lain bukan bahan
makanan. Karea kualitas yang bagus, PT. Aman Sentosa mendapatkan pesanan dalam jumlah
besar dari Kerajaan Malaysia. Jika dirupiahkan total nilai pesanan mencapai Rp.
1.000.000.000,- (satu milyar rupiah). Karena itu merupakan pertama kalinya PT. Aman
Sentosa mendapat pesanan dari Luar Negeri, Direktur Utama PT. Aman Sentosa menunjuk
saudara yang sebagai Legal Officer Perusahaan tersebut untuk menganalisis tentang prosedur
dan bernegosiasi kontrak dengan perwakilan Kerajaan Malaysia tentang pemesanan tersebut
Pertanyaan
1. Apakah ada izin khusus kepada Pemerintah terkait dengan aktivitas pemesanan
tersebut?
Jawaban :
Kayu merupakan salah satu komoditas ekspor penyumbang devisa negara yang cukup
besar. Oleh sebab itu, ditambah dengan luasnya lahan dan hutan yang digunakan untuk
memproduksi kayu, diperlukan regulasi khusus agar menjamin kualitas, legalitas, maupun
keberlangsungan produksi dalam jangka panjang. Salah satu syarat ekspor produk
kayu yang perlu dipenuhi oleh pengusaha terkait adalah dokumen V legal. Aturan
mengenai ini sempat berubah-ubah hingga akhirnya pada 2020 pemerintah kembali
menetapkan bahwa syarat ekspor untuk produk kayu haruslah memiliki dokumen V legal.
Dokumen V legal adalah dokumen yang menyatakan bahwa produk kayu yang ditujukan
untuk kepentingan eksport telah memenuhi standar verifikasi legalitas kayu sesuai
ketentuan perundang-undangan. Eksportir harus melampirkan dokumen ini setiap kali
akan melakukan ekspor produk kayu.
2. Jika terjadi transaksi dagang tersebut, mata uang mana yang akan dipakai untuk
pembayaran dan bagaimana mekanismenya?
Jawaban :
Alat pembayaran yang dapat diterima secara internasional dapat berupa mata uang
asing, emas batangan, cek, atau surat-surat berharga. Mata uang asing yang digunakan
sebagai alat pembayaran perdagangan internasional antara lain dolar (Amerika Serikat),
yen (Jepang), euro (Eropa), dan poundsterling (Inggris) .Namun Bank Indonesia (BI)
menerbitkan peraturan penyelesaian transaksi perdagangan bilateral menggunakan mata
uang lokal (Local Currency Settlement atau LCS) melalui bank. Hal itu tertuang dalam
Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.19/11/PBI/2017. Pengaturan LCS ini bertujuan untuk
mendukung kestabilan nilai tukar rupiah dengan cara mengurangi ketergantungan
terhadap penggunaan dollar Amerika Serikat (AS) dalam penyelesaian transaksi
perdagangan bilateral antara Indonesia dengan negara mitra.
Melalui peraturan ini juga diharapkan dapat mengurangi biaya transaksi valas
terhadap rupiah dengan terjadinya kuotasi harga secara langsung (direct quotation) antara
rupiah dengan beberapa mata uang negara mitra sehingga dapat mengembangkan pasar
mata uang regional dan memperluas akses pelaku usaha untuk membayar kewajibannya
dalam mata uang lokal," Penerbitan PBI ini merupakan tindak lanjut penandatanganan
Memorandum of Understanding (MoU) antara Bank Indonesia dengan Bank of Thailand
dan Bank Negara Malaysia pada 23 Desember 2016 lalu yang menyepakati kerja sama
LCS antara Indonesia, Malaysia dan Thailand dalam penyelesaian perdagangan
internasional antara ketiga negara tersebut dengan menggunakan mata uang lokal (rupiah,
ringgit, dan baht). PBI No.19/11/PBI/2017 antara lain mengatur mengenai kewenangan
Bank Indonesia bersama dengan bank sentral negara mitra untuk menunjuk bank di
Indonesia untuk melakukan kegiatan dan transaksi keuangan tertentu untuk kepentingan
LCS atau disebut juga sebagai Bank Appointed Cross Currency Dealer (Bank ACCD).
Dalam kaitannya dengan transaksi, importir Indonesia yang melakukan impor barang
dari Malaysia atau Thailand dapat membayar menggunakan mata uang ringgit atau bhat
melalui Bank ACCD yang ditunjuk, tanpa perlu membayar dalam mata uang dollar
Amerika Serikat. Sebaliknya, dalam hal terdapat eksportir Indonesia hendak
menggunakan mekanisme LCS, maka eksportir Indonesia juga dapat dibayar dalam mata
uang rupiah, ringgit atau bhat melalui Bank ACCD yang ditunjuk. Dalam hal ini, aktivitas
perbankan dan transaksi keuangan tersebut harus dilakukan dengan didasari underlying
berupa kegiatan perdagangan barang dan jasa. Dengan demikian, kerajaan Malaysia dapat
melakukan pembayaran dengan menggunakan mata uang rupiah, ringgit atau bhat melalui
bank ACCD yang di tunjuk tanpa perlu membayar dalam mata uang dollar Amerika
Serikat.
3. Jika saudara diminta untuk melakukan negosisasi kontrak dengan Kerajaan Malaysia,
apa strategi awal yang saudara akan lakukan?
Jawaban :
Pada dasarnya, negosiasi dan kesepakatan bisnis merupakan proses yang melibatkan
penawaran dan kompromi antar pihak. Selain itu, para pihak harus mau berkompromi
sampai batas tertentu untuk menemukan solusi win-win untuk mencapai kesepakatan
tanpa salah satu pihak merasa rendah diri atau kalah. Negosiasi dianggap berhasil dan
stabil ketika kesepakatan tercapai tanpa salah satu pihak merasa tidak enak.
Sebagai seorang negosiator, tujuan yang paling penting untuk ditentukan sebelum
memulai proses negosiasi adalah: nilai yang akan ditawar atau ditawarkan. Nilai yang
digunakan sebagai objek harus diputuskan di awal percakapan. Pada tahap selanjutnya,
ditentukan persyaratan yang harus diajukan jika terjadi penyimpangan dan ganti rugi yang
harus dibayarkan. Dari konsultasi pertama, saksi dan ganti rugi juga harus disiapkan.
5. Solusi klaim
Strategi Negosiasi
Dalam strategi win-win, kedua belah pihak berada pada posisi yang menguntungkan
karena tujuan negosiasi adalah untuk menciptakan suasana di mana tidak ada pihak
yang . melewatkan hadiah terbaik atau menyajikan manfaat secara jujur dan adil.
Banyak hal yang dicapai melalui sebuah winning solution, setidaknya ada 3 (tiga) jenis
kesuksesan yang dicapai dengan cara ini, yaitu:
Ini adalah strategi yang bertujuan untuk mencapai keuntungan dengan keinginan untuk
memenangkan pihak lain, yang menguntungkan dirinya sendiri dan merugikan pihak
lain. Menggunakan strategi menang-kalah tidak disarankan, karena sering
menimbulkan konflik yang berlarut-larut.
3. Lose-lose Solution (Strategi Kalah-kalah)
Ini adalah strategi yang merugikan kedua belah pihak, dimana kedua belah pihak
sama-sama kalah, karena akal sehat tidak digunakan dalam negosiasi, melainkan
kemarahan dan emosi yang dilampiaskan, sehingga masalah tidak dapat diselesaikan.