Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

Disusun Untuk Memenuhi Nilai Pada Mata Kuliah Hukum Kontrak Dagang

Dosen Pengampu : Khairus Febryan Fitrahady,SH.,MH

DISUSUN OLEH

Zausan Maulia Lestari (D1A020541)

Sarmeila (D1A020479)

Vita Salma Putri (D1A020514)

Yeyen Setiawati (D1A020531)

Zohratul Aini Khan (D1A020543)

Syifa Amalia Putri (D1A020502)

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MATARAM

2023
Kasus Posisi

PT. Aman Sentosa merupakan Perusahaan yang memasarkan berbagai Produk Lokal
yang berkedudukan di Kota Mataram, Lombok, NTB. Produk lokal yang dipasarkan tersebut
berupa kerajinan tangan seperti gerabah, kursi cukli maupun produk lain bukan bahan
makanan. Karea kualitas yang bagus, PT. Aman Sentosa mendapatkan pesanan dalam jumlah
besar dari Kerajaan Malaysia. Jika dirupiahkan total nilai pesanan mencapai Rp.
1.000.000.000,- (satu milyar rupiah). Karena itu merupakan pertama kalinya PT. Aman
Sentosa mendapat pesanan dari Luar Negeri, Direktur Utama PT. Aman Sentosa menunjuk
saudara yang sebagai Legal Officer Perusahaan tersebut untuk menganalisis tentang prosedur
dan bernegosiasi kontrak dengan perwakilan Kerajaan Malaysia tentang pemesanan tersebut

Pertanyaan

1. Apakah ada izin khusus kepada Pemerintah terkait dengan aktivitas pemesanan
tersebut?
Jawaban :

Untuk dapat melakukan kegiatan ekspor, pengusaha/perusahaan atau eksportir di


Indonesia perlu memiliki Izin Ekspor. Ada ketentuan umum ekspor melalui Peraturan
Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 18/M-DAG/PER/4/2013. Adapun
Syarat Menjadi Eksportir, sebuah Perusahaan ekspor harus memenuhi ketentuan-
ketentuan sebagai berikut:

a) Badan Hukum, dalam bentuk :


 CV (Commanditaire Vennotschap)
 Firma
 PT (Perseroan Terbatas)
 Persero (Perusahaan Perseroan)
 Perum (Perusahaan Umum)
 Perjan (Perusahaan Jawatan)
 Koperasi
b) Memiliki NPWP (Nomor Wajib Pajak)
c) Mempunyai salah satu izin yang dikeluarkan oleh Pemerintah seperti:
 Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dari Dinas Perdagangan
 Surat Izin Industri dari Dinas Perindustrian
 Izin Usaha Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) atau Penanaman Modal Asing
(PMA) yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Dalam peraturan tersebut tertera mengenai pengelompokkan barang ekspor.
Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan No. 13/M-DAG/PER/3/2012 tentang
“Ketentuan Umum Bidang Ekspor”, barang Ekspor dikelompokan kedalam 3 kategori
yaitu Barang Dilarang Ekspor, Barang Dibatasi Ekspor, dan Barang Bebas Ekspor. Jadi,
aktivitas pengeksporan barang yang terbuat dari tanah liat dan kayu mahoni tersebut
termasuk dalam kategori barang bebas ekspor.

Kayu merupakan salah satu komoditas ekspor penyumbang devisa negara yang cukup
besar. Oleh sebab itu, ditambah dengan luasnya lahan dan hutan yang digunakan untuk
memproduksi kayu, diperlukan regulasi khusus agar menjamin kualitas, legalitas, maupun
keberlangsungan produksi dalam jangka panjang. Salah satu syarat ekspor produk
kayu yang perlu dipenuhi oleh pengusaha terkait adalah dokumen V legal. Aturan
mengenai ini sempat berubah-ubah hingga akhirnya pada 2020 pemerintah kembali
menetapkan bahwa syarat ekspor untuk produk kayu haruslah memiliki dokumen V legal.
Dokumen V legal adalah dokumen yang menyatakan bahwa produk kayu yang ditujukan
untuk kepentingan eksport telah memenuhi standar verifikasi legalitas kayu sesuai
ketentuan perundang-undangan. Eksportir harus melampirkan dokumen ini setiap kali
akan melakukan ekspor produk kayu.

Begitu juga dengan gerabah Pemerintah menjadikan IKM (Industri Kecil dan


menengah) gerabah ini sebagai salah satu sektor yang perlu didorong
pengembangannya, karena gunamemenuhi kebutuhan pasar domestik maupun
ekspor,oleh sebab itu kerajinan tangan dari gerabah memiliki izin bebas ekspor.

2. Jika terjadi transaksi dagang tersebut, mata uang mana yang akan dipakai untuk
pembayaran dan bagaimana mekanismenya?
Jawaban :

Alat pembayaran yang dapat diterima secara internasional dapat berupa mata uang
asing, emas batangan, cek, atau surat-surat berharga. Mata uang asing yang digunakan
sebagai alat pembayaran perdagangan internasional antara lain dolar (Amerika Serikat),
yen (Jepang), euro (Eropa), dan poundsterling (Inggris) .Namun Bank Indonesia (BI)
menerbitkan peraturan penyelesaian transaksi perdagangan bilateral menggunakan mata
uang lokal (Local Currency Settlement atau LCS) melalui bank. Hal itu tertuang dalam
Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.19/11/PBI/2017. Pengaturan LCS ini bertujuan untuk
mendukung kestabilan nilai tukar rupiah dengan cara mengurangi ketergantungan
terhadap penggunaan dollar Amerika Serikat (AS) dalam penyelesaian transaksi
perdagangan bilateral antara Indonesia dengan negara mitra.

Melalui peraturan ini juga diharapkan dapat mengurangi biaya transaksi valas
terhadap rupiah dengan terjadinya kuotasi harga secara langsung (direct quotation) antara
rupiah dengan beberapa mata uang negara mitra sehingga dapat mengembangkan pasar
mata uang regional dan memperluas akses pelaku usaha untuk membayar kewajibannya
dalam mata uang lokal," Penerbitan PBI ini merupakan tindak lanjut penandatanganan
Memorandum of Understanding (MoU) antara Bank Indonesia dengan Bank of Thailand
dan Bank Negara Malaysia pada 23 Desember 2016 lalu yang menyepakati kerja sama
LCS antara Indonesia, Malaysia dan Thailand dalam penyelesaian perdagangan
internasional antara ketiga negara tersebut dengan menggunakan mata uang lokal (rupiah,
ringgit, dan baht). PBI No.19/11/PBI/2017 antara lain mengatur mengenai kewenangan
Bank Indonesia bersama dengan bank sentral negara mitra untuk menunjuk bank di
Indonesia untuk melakukan kegiatan dan transaksi keuangan tertentu untuk kepentingan
LCS atau disebut juga sebagai Bank Appointed Cross Currency Dealer (Bank ACCD).

Dalam kaitannya dengan transaksi, importir Indonesia yang melakukan impor barang
dari Malaysia atau Thailand dapat membayar menggunakan mata uang ringgit atau bhat
melalui Bank ACCD yang ditunjuk, tanpa perlu membayar dalam mata uang dollar
Amerika Serikat. Sebaliknya, dalam hal terdapat eksportir Indonesia hendak
menggunakan mekanisme LCS, maka eksportir Indonesia juga dapat dibayar dalam mata
uang rupiah, ringgit atau bhat melalui Bank ACCD yang ditunjuk. Dalam hal ini, aktivitas
perbankan dan transaksi keuangan tersebut harus dilakukan dengan didasari underlying
berupa kegiatan perdagangan barang dan jasa. Dengan demikian, kerajaan Malaysia dapat
melakukan pembayaran dengan menggunakan mata uang rupiah, ringgit atau bhat melalui
bank ACCD yang di tunjuk tanpa perlu membayar dalam mata uang dollar Amerika
Serikat.
3. Jika saudara diminta untuk melakukan negosisasi kontrak dengan Kerajaan Malaysia,
apa strategi awal yang saudara akan lakukan?
Jawaban :

Pada dasarnya, negosiasi dan kesepakatan bisnis merupakan proses yang melibatkan
penawaran dan kompromi antar pihak. Selain itu, para pihak harus mau berkompromi
sampai batas tertentu untuk menemukan solusi win-win untuk mencapai kesepakatan
tanpa salah satu pihak merasa rendah diri atau kalah. Negosiasi dianggap berhasil dan
stabil ketika kesepakatan tercapai tanpa salah satu pihak merasa tidak enak.

Sebagai seorang negosiator, tujuan yang paling penting untuk ditentukan sebelum
memulai proses negosiasi adalah: nilai yang akan ditawar atau ditawarkan. Nilai yang
digunakan sebagai objek harus diputuskan di awal percakapan. Pada tahap selanjutnya,
ditentukan persyaratan yang harus diajukan jika terjadi penyimpangan dan ganti rugi yang
harus dibayarkan. Dari konsultasi pertama, saksi dan ganti rugi juga harus disiapkan.

1. Sebelum negosiasi dan perjanjian perdagangan.


Pada tahap awal sebelum negosiasi dan pelaksanaan kontrak dan perjanjian bisnis,
strategi yang saya gunakan adalah menyiapkan rencana atau rencana terlebih dahulu,
yang meliputi tempat negosiasi, waktu negosiasi, yang terlibat dalam negosiasi proses
dan lain-lain. Dalam proses cloud ini diharapkan dapat mencapai tujuan yang efektif
dan efisien. Selain itu, fase ini mampu memberikan keuntungan bersama bagi kedua
pihak yang terlibat di dalamnya.
2. Saat merundingkan dan membuat perjanjian komersial, negosiasi yang paling efektif
dilakukan secara tatap muka dengan mitra bisnis yang diundang ke negosiasi. Bekerja
langsung dengan orang-orang yang dipercaya oleh perusahaan, dia adalah “pemecah
masalah dan pembuat keputusan” alami sehingga ketika perbedaan harus segera
diselesaikan dengan itikad baik, dengan tujuan mencapai hasil yang saling
menguntungkan. pihak dan pada saat yang sama kemungkinan langkah-langkah ke
depan untuk kerja sama yang lebih baik. Pada tahap ini yang terpenting adalah
mencapai kesepakatan lebih cepat dengan menerapkan prinsip-prinsip persuasif,
seperti mencari kesamaan dan menekankan kedekatan atau keakraban.
3. Setelah dilakukan perundingan dan perjanjian dagang, tahap terakhir adalah tahap
pelaksanaan yaitu. menjalankan atau melaksanakan hal-hal yang diperjanjikan dengan
akibat-akibatnya tanpa ada kontradiksi. Oleh karena itu, segala sesuatu yang telah
disepakati harus diikuti dengan “Rencana Aksi”, dimana pelaksanaannya dilakukan
secara profesional dan penuh dedikasi, sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat
tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
Faktor yang paling penting untuk diperhatikan dalam negosiasi adalah:
1. Kondisi kualitas produk atau standar kualitas produk (Quality conditions)
2. Kondisi pembayaran (Payment conditions)

3. Kondisi pengiriman barang (Delivery conditions) )

4. Kondisi asuransi (kondisi asuransi)

5. Solusi klaim

6. Masalah kelengkapan dokumen (Jangka Waktu Dokumen).

Strategi Negosiasi

Berikut adalah beberapa strategi yang harus digunakan dalam negosiasi:

1. Win-win Solution (Strategi Menang-menang)

Dalam strategi win-win, kedua belah pihak berada pada posisi yang menguntungkan
karena tujuan negosiasi adalah untuk menciptakan suasana di mana tidak ada pihak
yang . melewatkan hadiah terbaik atau menyajikan manfaat secara jujur dan adil.
Banyak hal yang dicapai melalui sebuah winning solution, setidaknya ada 3 (tiga) jenis
kesuksesan yang dicapai dengan cara ini, yaitu:

a. Komunikasi strategis menjadi lebih mudah, karena tujuannya bukan untuk


mengalahkan mitra, tetapi untuk membantu mereka.
b. Keuntungan dari solusi pemenang dalam komunikasi strategis adalah keuntungan
yang tidak terbatas, karena proyek menjadi lebih lengkap dan proyek baru terbuka.
c. Hati yang gembira juga merupakan pendampingmu. Tidak ada yang lebih berharga
dari suasana hari ketika kita melakukan sesuatu sendiri atau dengan orang lain atau
tim.
2. Win-lose Solution (Strategi Menang-kalah)

Ini adalah strategi yang bertujuan untuk mencapai keuntungan dengan keinginan untuk
memenangkan pihak lain, yang menguntungkan dirinya sendiri dan merugikan pihak
lain. Menggunakan strategi menang-kalah tidak disarankan, karena sering
menimbulkan konflik yang berlarut-larut.
3. Lose-lose Solution (Strategi Kalah-kalah)

Ini adalah strategi yang merugikan kedua belah pihak, dimana kedua belah pihak
sama-sama kalah, karena akal sehat tidak digunakan dalam negosiasi, melainkan
kemarahan dan emosi yang dilampiaskan, sehingga masalah tidak dapat diselesaikan.

Anda mungkin juga menyukai