Anda di halaman 1dari 2

Muhammad Irvi Aryatama

D1A019391 (A1)

1. Rumah senilai Rp. 900.000.000,- diasuransikan selama 3 tahun dengan total sebesar
Rp. 700.000.000,- di tahun kedua berjalannya asuransi, rumah mengalami kebakaran
dengan total kerugian mencapai Rp. 200.000.000,-. Perbandingan jumlah yang
diasuransikan dengan jumlah yang tidak diasuransikan ialah 700 : 200 = 900 (juta
rupiah).
Berikut total nilai yang dapat diklaim oleh pemilik rumah kepada perusahaan
7
asuransi, × 200=156 (juta rupiah). Perhitungan tersebut berdasarkan ketentuan
9
Pasal 253 ayat (2) Kitab Undang-undang Hukum Dagang yang berbunyi : Apabila
suatu benda tidak diasuransikan dengan nilai penuh, maka jika timbul kerugian
penaggung hanyak diwajibkan memenuhi klaim ganti kerugian menurut perbandingan
antara bagian yang diasuransikan dengan bagian yang tidak diasuransikan.
2. Pada kasus ini, Milea dapat dibenarkan dan hal ini merupakan sebagai asuransi
solvabilitas. Hal tersebut diatur dalam Pasal 280 Kitab Undang-undang Hukum
Dagang yang berbunyi : Tidak dianggap sebagai suatu perjanjian terlarang apabila
setelah suatu barang dipertanggungkan untuk harga penuh, tertanggung, seluruhnya
atau sebagian mempertanggungkan kembali barang tersebut, dengan keterangan tegas
bahwa ia hanya akan dapat menggunakan haknya terhadap penanggung (belakangan)
apabila dan sekedar ia tidak dapat menuntut kerugiannya kepada penanggung
terdahulu. Diadakannya asuransi solvabilitas ini bagi tertanggung yakni karena
adanya keraguan atas kemampuan penanggung pertama (PT. Asuransi Aok Aneh)
untuk membayarkan ganti kerugian.
3.
a. Perbuatan Dian Sastro tersebut diperbolehkan dalam asuransi, hal ini dikarenakan
perbuatannya masuk dalam kategori asuransi rangkap (double insurance).
Asuransi rangkap ini dapat terjadi apabila atas objek yang sama evenemen/resiko
yang sama dan waktu yang sama diadakan beberapa asuransi. Akan tetapi,
asuransi rangkap ada yang dilarang (Pasal 277 ayat (2) KUHD) dan diperbolehkan
(Pasal 252 KUHD) untuk dilakukan. Asuransi rangkap yang dilarang apabila
asuransi pertama telah ditanggung dengan nilai penuh, sedagkan asuransi rangkap
yang diperbolehkan apabila asuransi pertama nilainya hanya ditanggung sebagian.
Dan dalam kasus ini disebutkan bahwa tahun pengasuransiannya sama, objek
sama dan resikonya sama.
b. Apabila pada tanggal 10 Juni 2021 rumah Dian Sastro mengalami kebakaran,
maka Dian Sastro dapat mengajukan klaim asuransi kepada Perusahaan B
sebanyak Rp. 500.000.000,- dan Perusahaan C sebanyak Rp. 100.000.000,-.
Sedangkan apabila Dian Sastro mengajukan klaim asuransi kepada Perusahaan A
dan D maka akan ditolak, sebab pada Perusahaan A masa tenggang waktu 1 tahun
daripada tanggal 1 Juni 2020 telah usai dan telah terbebas dari perjanjian.
Begitupula Perusahaan D dibebaskan untuk membayarkan klaim asuransi kepada
Dian Sastro karena belum memasuki tenggat waktu. Dalam kasus ini merupakan
asuransi rangkap yang diperbolehkan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 277
ayat (2) Kitab Undang-undang Hukum Dagang yang menyatakan: Bila pada
penanggung pertama tidak ditanggung nilai penuh, maka penanggung berikutnya
bertanggung jawab untuk nilai selebihnya menurut urutan waktu mengadakan
pertanggungan itu. Berikut ciri-ciri asuransi rangkap yang diperbolehkan :
1) Benda yang diasuransikan sama
2) Evenemen/Resiko yang diasuransikan sama
3) Waktunya sama
4) Polisnya berlainan
5) Polis 1 nilai sebagian
6) Polis 2 nilai sebagian

Anda mungkin juga menyukai