Anda di halaman 1dari 1

NAMA : FHAROUK RIZAL FAWZIE WIBISONO

KELAS : REGULER SORE A


NIM : 220.02.09431
MATKUL : MID TEST HUKUM ASURANSI
DOSEN : SUSAN, SH.,MH

Pertanyaan :
1. Apa yang saudara ketahui tentang pertanggungan rangkap, pertanggungan kembali, dan
pertanggungan ulngan,jelaskan…!
2. Bagaimana agar bisa timbulnya subrogasi di dalam pertanggungan. Jelaskan …!
3. Apakah kewajiban pemberitahuan dari tertanggung merupakan syarat sahnya pertanggungan ,
jelaskan dengn contoh…!
Jawab :
1. Pertanggungan rangkap Dalam pasal 252 KUHD di tentukan, kecuali dalam hal yang
disebutkan dalam ketentuan undang-undang,tidak diperbolehkan mengadakan suatu
pertanggungan kedua untuk jangka waktu yang sama dan untuk bahaya yang sama atas barang
yang sudah di pertanggungkan dengan nilai penuh. Menurut pasal ini kalau suatu barang sudah di
pertanggungkan untuk jangka waktu yng lama dan atas bahaya yang sama. Apabila
terjadi,pertanggungan kedua ini batal. Tetapi ada lagi pertanggungan rangkap
yaitu,pertanggungan yang diatur dalam pasal 227 ayat 1 KUHD dalam pertanggungan yang
pertama menurut pasal ini dengn jumlah penuh, tetapi pertnggungan kedua tidak batal, melainkan
tidak mengikat kemudian dalam pasal 227 ayat 2 KUHD ada lagi pertanggungan rangkap, tetapi
pertanggungan pertama tidak dengan nilai penuh. Pertanggungabn yang berikutnya hanya
mengikat untuk jumlah sisanya.
Pertanggungan kembali tujuan pertanggungn kembali yaitu untuk memungkinkan penanggung
membayar ganti kerugian kepada tertanggung asli dalam hal terjadi peristiwa yang menimbulkan
kerugian. Sedangkan penanggung khawatir kalau ia tidak mampu membayar ganti kerugian
itu.apabila dipikirkan pertanggungan kembali memberikan manfaat yang sangat berharga
baikkeepada pihak tertanggung maupun pihak penanggung.
Pertanggungan ulangan maksud diadakannya pertanggungan ulangan ialah untuk menjaga
kemungkinanpenanggung tidak mampu mengganti kerugian jika benda pertanggungan itu ditimpa
bahaya. Jadi, kepentingan tertanggung dalam pertanggungan ulangan adalah ketidak mampuan
penanggung pertama.
2. Menurut ketentuan pasal 284 KUHD, seorang penanggung yang telah membayar ganti kerugian
atas suatu benda yang dipertanggungkan, menggantikan tertanggung dalam segala hak yang
diperolehnya terhadap pihak ketiga yang telah menimbulkan kerugian tersebut, dan tertanggung
itu bertanggung jawab untuk setiap perbuatan yang dapat merugikan hak penanggung terhadap
pihak ketiga itu. Penggantian kedudukan semacam ini didalam hokum perdata disebut subrogasi.
Supaya ada subrogasi dalam pertanggungan diperlukan dua syarat yaitu :
a. Tertanggung mempunyai hak terhadap penanggung dan terhadap pihak ketiga.
b. Adanya hak tersebut karena timbulnya kerugian sebagai akibat dari perbuuatan pihak ketiga.
3. Kewajiban pemberitahuan ini ada pada tertanggung. Tertanggung wajib memberitahukan kepada
penanggung tentang keadaan benda yang dipertanggungkan. Kewajiban ini dilakukan pada saat
mengadakan persetujuan. Jika tertanggung lalai, mengakibatkan pertanggungan itu batal (pasal
251 KUHD) contohnya yaitu tentang perjanjian asuransi kendaraan bermotor.

Anda mungkin juga menyukai