Pengantar PIO
Perusahaan – komponen : mesin mesin, bahan bahan mentah, manusia – produktivitas
Pemimpin dan manajer :
1. Menangani manusia dengan baik
2. Mempertahanka kinerja yang tinggi dari tenaga kerja
3. Memperhatikan fasilitas yang bagi konsumen memuaskan
Saran sara psikologis :
Mendapatkan pemikiran yang semakin realistis dan maju. Karena mampu menangani
masalah-masalah manusia dan masalah antar manusia secara profesional
ANALISA JABATAN
Pengertian Analisis Jabatan
• Analisis : merupakan aktivitas berpikir untuk menjabarkan pokok persoalan menjadi
bagian, komponen, atau unsur, serta kemungkinan keterkaitan fungsinya
• Jabatan : sekumpulan / sekelompok dan tanggungjawab yang akan, sedang dan telah
dikerjakan oleh tenaga kerja dalam kurun waktu tertentu
Analisis pekerjaan adalah dasar untuk solusi terhadap masalah sumber daya manusia
(Brannick, levine & Morgeson)
• Sackett & Laczo : menggambarkan berbagai macam prosedur sistematis untuk
memeriksa, mendokumentasikan, dan menggambar kesimpulan tentang aktivitas
kerja, atribut pekerja dan konteks kerja. Dengan kata lain, analisis pekerjaan adalah
proses mendefinsikan pekerjaan dalam hal komponennya tugas atau tugas dan
pengetahuan atau keterampilan yang dibuthkan untuk menjalankan
• Flippo : proses mempelajari dan mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan
operasi dan tanggungjawab suatu pekerjaan tertentu. Ada 2 kegiatan utama dalam
analisis jabatan, yaitu mengumpulkan infomasi tentang operasi dan tanggungjawan
suatu pekerjaan dan mempelajarinya lebih mendalam
• Dessler : prosedur yang dilalui untuk menentukan tanggungjawab posisi-posisi yang
harus dibuatkan stafnya, dan karakteristik orang-orang yang bekerja untuk posisi-
posisi tersebut. Analisis pekerjaan memberikan infomasi yang digunakan untuk
membuat deskripsi pekerjaan (daftar tentang pekerjaan tersebut), dan spesifikasi
pekerjaan (jenis orang yang harus dipekerjakan untuk pekerjaan tersebut)
Menurut dessler, berikut beberapa informasi yang biasanya dikumpulkan melalui analisis
pekerjaan :
• Aktivitas pekerjaan
• Perilaku manusia
• Mesin, perangkat, perlatan dan bantuan pekerjaan
• Standar prestasi
• Konteks pekerjaan
• Persyaratan manusia
Hubungan analisis jabatan dan desain pekerjaan
Dalam organisasi terdapat posisi yang harus diisi melalui pekerjaan yang ada. Posisi pekerjaa
yang sudah ada biasa diketahui lewat lowongan-lowongan perusahaan. Untuk meraih kualitas
kerja yang tinggi, organisasi harus memahami dan meyerasikan permintaan kerja dan
individu
Uraian jabatan
Dalam uraian jabatan, selain tugas-tugas, wewenang, tanggungjawab, hubungan lini, dan
kondisi kerja juga dibuat nama jabatan, kode jabatan, tanggal dibuat penyusunan,
departemen, dan lokasi
a. Spesifikasi jabatan (job specification)
• Spesifikasi jabatan berisi tentang persyaratan kualifikasi individu sehubungan
dengan posisinya pada jabatan tertentu
b. Standar kinerja jabatan (job performance standard)
• Standar kinerja jabatan berfungsi sebagai target akan usaha yang harus
dilakukan oleh pekerja serta sebagai kriteria untuk mengatur apakah pekerjaan
tersebut berhasil dilaksanakan atau tidak
c. Desain pekerjaan (job design)
• Desain pekerjaan merupakan fungsi penetapan kegiatan-kegiatan kerja
seorang karyawan secara organisasional. Sangat penting untuk melakukan
desain pekerjaan, karena orang banyak menghabiskan waktu untuk bekerja.
Desain pekerjaan membutuhkan struktur pekerjaan seperti isi, fungsi dan
hubungan pekerjaan
Variabel internal
• Manajemen : manajemen mempunyai kepentingan sendiri dalam organisasi.
Semua karyawan tentu demikian, tetapi manajemen bertanggungjawab
terhadap organisasi secara keseluruhan, suatu tanggungjawab yang sering kali
mengharuskan manajemen menghadapi berbagai pihak yang berkepentingan
dan menyeimbangkan tuntutan yang saling bertentangan
• Karyawan : hampir dalam semua organisasi, sifat dari tenaga kerja adalah
berubah, Sebagian karena faktor demografi. Faktor ini akan mengubah
pergeseran kepentingan-kepentingan konsumsi, produk, biaya dan pemasaran
karena menyangkut segmen pasar yang terus berubah. ledakan bayi era 1990-
an banyak mempengaruhi orientasi produk yang merupakan kebutuhan primer
masyarakat
• HRD : keunggulan kompetitif dapat dicapai melalui pengelolahan sumber
daya manusia secara efektif. Hal ini dapat diperoleh dengan menerapkan
semua praktik, berikut secara berkaitan karena sulit untuk menangani suatu
tindakan bila hanya menerapkan secara terpisah
• Stakeholder : struktur yang mengatur organisasi publik yang besar
memungkinkan pemegang saham untuk mempengaruhi hak suara
• Serikat pekerja : organisasi pada saat ini, harus sangat perduli terhadap
kepentingan karyawan
Test validation
• Content validity (validitas isi) : test yang didasarkan pada analisis pekerjaan
• Criterion validity (validitas kriteria) : memprediksi perilaku yang berhubungan
dengan pekerjaan
• Construct validity (validitas konstruk) : mengukur konstruk yang dimaksdukan untuk
diukur
Recruitment
Menarik orang dengan kualifikasi yang tepat (sesuai dengan analisis pekerjaan) untuk
melamar pekerjaan tersebut
Rekrutmen :
• Internal : mempromosikan seseorang dan dalam perusahaan
• Eksternal : mencari seseoran dari luar perusahaan
Promosi internal dapat menjadi sumber motivasi yang hebat, tetapi jika sebuah organisasi
selalu mempromosika karyawan dari dalam, itu berisiko memiliki tenaga kerja yang tidak
memiliki banyak ide yang dibawa oleh karyawan baru dari pengaturan pekerjaan mereka
sebelumnya
Dengan demikian, keseimbangan antara mempromosikan karyawan saat ini mempekerjakan
pelamar dari luar diperlukan
Screening
Metode screening, dapat dilihat berdasarkan :
• Referensi dan surat rekomendasi diri
• Tingkat pendidikan pelamar & pelatihan
• Pengetahuan pelamar
• Kemampuan pelamar
• Keahlian pelamar
• Pengalaman sebelumnya
• Kepribadian, daya tarik, dan karakter
• Kesehatan dan masalah psikologis
Testing
• Dari banyaknya jenis tes psikologi yang ada, dipilihlah mana jenis tes yang sesuai
dengan kriteria penilaian dalam proses rekrutmen
• Kemudian dilengkapi dengan beberapa tahapan wawancara
Wawancara
3 faktor utama wawancara
• Struktur
o Terstruktur
sebuah prosedur sistematis untuk menggali informasi mengenai responden
dengan kondisi dimana satu set pertanyaan ditanyakan dengan urutan yang
telah disiapkan oleh pewawancara dan jawabannya direkam dalam bentuk
yang terstandardisasi.
o Tidak Terstruktur
pertanyaan yang diajukan tidak ditentukan sebelumnya, melainkan spontan.
• Gaya
o One-on-one interviews
Perwakilan perusahaan, biasanya HRD dan user (pengguna) akan bekerja
sama untuk membuat pertanyaan untuk sesi tanya jawab untuk mengetahui
apakah Anda kandidat yang mereka cari.
o Serial interviews
Beberapa tahap wawancara dengan kandidat yang sama
o Return interviews
Disksusi informal singkat dengan karyawan yang kembali
o Panel interviews
teknik wawancara kerja yang mempertemukan seorang pelamar dengan
sekelompok pihak perekrut
o Group interviews
wawancara dimana di dalamnya satu orang pewawancara akan mewawancara
langsung dua atau lebih calon kandidat
• Media
o Face-to-face interviews
Tatap muka langsung
o Telepohone interviews
Telpon
o Videoconference interviews
Zoom atau gmeet
o Written interviews
Nulis
Advantages of Structured Interviews:
1. Job relatedness
2. Standardized scoring
3. Legal: more favorably by the courts
4. Based on a job analysis.
Problems with Unstructured Interviews:
1. Poor intuitive ability,
2. Lack of job relatedness,
3. Primacy effects,
4. Contrast effects,
5. Negative-information bias,
6. Interviewer-interviewee similarity,
7. Interviewee appearance, and
8. Nonverbal cues.
Selecting
Proses seleksi akan memakan waktu sekitar sehari atau bahkan dalam jangka waktu yang
lebih lama.
Rejecting applicant
Setelah keputusan dibuat, pelamar yang tidak akan dipekerjakan harus diberitahu. Pelamar
yang ditolak harus diperlakukan dengan baik karena mereka adalah pelanggan potensial dan
pelamar potensial untuk posisi lain yang mungkin tersedia di perusahaan.
Mengirim surat penolakan kepada pelamar dengan beberapa hal yang perlu untuk
diberitahukan dalam isi surat tersebut, seperti:
• Pujian atau komentar mengenai kualifikasi pelamar. Sehingga kemungkinan pelamar
dapat diterima di posisi lain bila melamar kembali
• Penjelasan mengenai kualifikasi pelamar yang diterima. Sehingga pelamar
mengetahui alasan mengapa mereka tidak diterima
• Harapan keberuntungan dalam usaha masa depan. Sehingga pelamar merasa bahwa
perusahaan memberikan respect terhadap pelamar
Pelatihan dan pengembangan
Pelatihan dan pengemabangan adalah usaha yang terencana dari organisasi untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan karyawan.
Pelatihan lebih ditekankan pada peningkatan kemampuan untuk melakukan pekerjaan
spesifik pada saat ini
Pengembangan lebih ditekankan pada peningkatan pengetahuan untuk melakukan pekerjaan
di masa yang akan datang
Sikap kerja
Sikap kerja adalah kumpulan perasaan, kepercayaan, dan pemikiran yang dipegang orang
tentang bagaimana berperilaku pada saat ini mengenai pekerjaan dan organisasi.
Job attitude :
• Job Satisfaction
• Organizational Commitment
• Organizational Citizenship Behavior
• Job Crafting
• Work Engagement
• Organizational Justice
Sikap karyawan
Sikap kerja memiliki keterkaitan terhadap sikap karyawan yang memiliki dampak positif dan
negatif dan memiliki pengaruh besar terhadap hubungan kerja, yang pada akhirnya akan
berpengaruh terhadap kinerja atau kepuasan pelanggan.
Bentuk-bentuk sikap karyawan :
• Keterampilan Interpersonal
• Sikap Positif
• Sikap Terbuka
• Kerjasama Tim
• Kesadaran Kesehatan
• Menghargai Rekan Kerja
• Kejujuran & Integritas
5 soft skill yang paling dibutuhkan
• Kreatif
• Kolaborasi
• Persuasi
• Dapat Beradaptasi
• Emotional Intelligence
Job satisfaction
Kepuasan kerja adalah hasil dari persepsi karyawan mengenai seberapa baik pekerjaan
mereka memberikan hal yang dinilai penting.
Aspek-aspek :
• Perkerjaan itu sendiri
• Atasan
• Rekan Kerja
• Promosi
• Gaji/Insetif
• Lingkungan Kerja
Faktor-faktor yang mempengaruhi
• Usia
• Jenis
• Kelamin
• Lama Bekerja
• Kepribadian
Organizational commitment
Komitmen pada dasarnya berasal dari bahasa Latin yaitu dari kata “commiter” yang artinya
adalah menyatukan, menggabungkan, mengerjakan, dan mempercayai.
Komitmen merupakan sikap setia dan tanggung jawab yang ditunjukkan oleh seseorang yang
telah memutuskan untuk bergabung ke dalam aktivitas keanggotaan lembaga tertentu.
Jenis-jenis komitmen :
• Komitmen intelektual
Tujuan: untuk meyakinkan orang. Kompetensi Komitmen intelektual:
a. Wawasan
b. Visi
c. Bercerita
d. Memobilisasi
• Komitmen emosi
Tujuan: untuk menggerakkan orang. Kompetensi Komitmen emosi:
a. Kesadaran diri
b. Engagement/keterikatan diri
c. Meningkatkan harapan
• Komitmen spiritual
Tujuan: untuk mengikat orang. Kompetensi Komitmen spiritual:
a. Memberi makna
b. Melaksanakan kepercayaan
c. Memusatkan
Perilaku Organisasi adalah sebuah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam sebuah
organisasi dan bagaimana perilaku tersebut memberikan dampak terhadap organisasinya.
Organizational Citizenship Behavior (OCB) diartikan sebagai perilaku yang melebihi
kewajiban formal (ekstra role) yang tidak berhubungan dengan kompensasi langsung.
Dimensi-dimensi :
• Sifat Menolong
• Sikap Sportif
• Kesetiaan & Loyalitas
• Kepatuhan terhadap Organisasi
• Inisiatif Individu
• Virtue
• Pengembangan diri
Faktor-faktor yang mempengaruhi :
• Budaya dan iklim organisasi
• Kepribadian dan suasana hati
• Persepsi terhadap dukungan organisasi
• Persepsi terhadap kualitas interaksi
• Masa kerja
• Jenis kelamin
Work engagement
Keterlibatan kerja adalah kondisi emosional yang tinggi yang seorang karyawan rasakan
terhadap organisasinya yang mempengaruhinya untuk mengerahkan usaha yang bebas dan
lebih besar untuk pekerjaannya.
Aspek-aspek :
• Vigor (kekuatan)
Tingginya energi dan semangat yang dirasakan disertai kegembiraan, kerelaan untuk
memberikan usaha maksimal terhadap kinerjanya, dan ketahanan mental ketika
menemui kesulitan dalam bekerja
• Dedication (pengabdian)
Keterlibatan karyawan yang kuat dengan pekerjaannya dan munculnya perasaan
tertantang, antusias dan merasa bahwa pekerjaan yang dilakukannya dapat
memberikan inspirasi yang signifikan bagi dirinya baik secara sosial maupun personal
• Absorption (penghayatan)
Penuhnya konsentrasi dan kesenangan hati sehingga mengalami kesulitan untuk lepas
dari pekerjaannya dan merasakan bahwa waktu berlalu sangat cepat selama bekerja
Faktor-faktor yang mempengaruhi :
• Job demands (tuntutan kerja)
Aspek pekerjaan yang membutuhkan usaha fisiologis dan psikis yang berkelanjutan.
• Job resources (sumber kerja)
Merujuk pada kondisi pekerjaan yang memberikan semua fasilitas-fasilitas untuk
kebutuhan pekerja
• Personal resources (sumber pribadi)
Komponen diri yang positif dan terkait perasan individu, merujuk pada kepribadian,
sifat, dan usia.
Job crafting
Job crafting adalah perubahan fisik dan kognitif yang dapat dilakukan individu dalam batasan
sebuah tugas untuk membuat pekerjaan menjadi “milik mereka sendiri”. Job crafting
dikatakan perilaku proaktif karyawan melakukan perubahan untuk menyesuaikan pekerjaan
mereka dengan pengetahuan pribadi, keterampilan, dan kemampuan mereka.
Aspek-aspek :
• Task crafting
Mengubah cara individu menjalankan tugas
• Relational crafting
Mengubah cara individu berinteraksi dengan orang lain
• Cognitive crafting
Mengubah cara individu berpikir atas pekerjaannya
Organizational justice
Keadilan Organisasi adalah evaluasi personal (persepsi) tentang kedudukan etika dan moral
dari sebuah tindakan manajerial yang memungkinkan para karyawan untuk bekerjasama
secara efektif
Aspek-aspek :
• Distributive justice
Berfokus pada kepercayaan karyawan bahwa mereka memperoleh penilaian dari hasil
pekerjaannya secara adil (seperti upah, penghargaan, pengakuan, dan lain-lain).
(Equity, Equality, Need)
• Procedural justice
Berkaitan persepsi mengenai keadilan proses, prosedur dan keputusan yang digunakan
untuk mendapatkan hasil yang seharusnya diperoleh, seperti kesalahan dalam
penilaian dari atasan.
• Interpersonal justice
Persepsi keadilan atas perlakuan interpersonal yang diterima karyawan yang
dilakukan organisasi maupun atasan.
o Penghormatan & Kesopanan,
o Ketulusan
Penilaian kerja
Pengertian
• Nilai adalah keyakinan yang membuat seseorang bertindak atas dasar pilihannya. -
Gordon Allport –
• Kinerja merupakan prestasi kerja, yaitu perbandingan antara hasil kerja dengan
standar yang ditetapkan. - Dessler –
• Penilaian adalah pemeriksaan secara terus-menerus untuk mendapatkan informasi. -
Hopkins dan Antes –
Penilaian Kinerja (Performance Appraisal) : Proses dimana organisasi memperoleh informasi
tentang seberapa baik seorang karyawan melakukan pekerjaannya.
Tujuan penilaian kinerja
• Perbaikan kinerja
• Penyesuaian reward
• Penempatan jabatan
• Pelatihan dan pengembangan
• Pengembangan karir
• Koreksi informasi
• Evaluasi rancangan perusahaan
• Kesempatan kerja
• Faktor eksternal
• Feedback untuk HRD
Menurut Robinson dan Bennet (1995), CWB memiliki dua dimensi, yaitu :
• Yang berorientasi pada hubungan interpersonal (CWB-I), contoh bergosip tentang
rekan kerja,
• Yang berorientasi pada organisasional (CWB-O) atau disebut workplace deviance
contohnya mengambil cuti panjang melebihi batas haknya.
Pekerja yang menunjukkan perilaku kontraproduktif cenderung lebih rentan mengalami stres
dan memilih resign dari tempat kerjanya.
Stres kerja
• Stres kerja merupakan beban kerja yang berlebihan, perasaan susah dan ketegangan
emosional yang menghambat performance individu (Robbins, 2004).
• Stres kerja menyebabkan penyimpangan pada fungsi psikologis, fisik dan tingkah laku
individu yang menyebabkan terjadinya penyimpangan dari fungsi normal.
Bentuk stres
• Eustress : stres yang bersifat positif yang dapat membangkitkan semangat
• Distress : stres yang bersifat negatif yang akan menurunkan semangat
• Stres harus dilihat sebagai fungsi dari individu yang menafsirkan situasi.
• Reaksi orang tidak sama terhadap situasi stres yang sama.
• Setiap orang memiliki peta kognitif dari lingkungannya.
• Karena itu rangsangan atau peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungan tidak
membangkitkan stres, tetapi tergantung bagaimana individu itu sendiri harus
mempersepsikannya.
Respon terhadap stres
• General Adaptation Syndrome (GAS)
• The Stressful Life Event Model
• Person-Environment Fit Theory
• A Facet Model of Job Stress Sequence
Penyebab stres
Fisik
• Kebisingan
• Suhu
• Pakaian pelindung
Sosial psikologis
• Crowding (ruang kecil tapi ramai)
• Cramping (ruang gerak terbatas)
• Perpindahan tempat kerja
Job stressor
• Beban kerja berlebihan (overload)
Peran
• Peran ganda
• Konflik peran
Vclass
Berikan penjelasan dari 3 contoh perilaku tidak produktif?
Contoh perilaku karyawan yang tidak produktif :
• Karyawan yang kurang mengoptimalkan waktu istirahat dan libur
Penyeimbangan kehidupan di luar pekerjaan dan pada pekerjaan sangatlah perlu. Akan
tetapi jika berlebihan itupun akan menyebabkan kelelahan dan susah fokus pada saat
kerja. Boleh menyeimbangkan kehidupan akan tetapi harus mengaturnya dengan baik
agar produktivitasnya tidak terganggu.
• Karyawan terlalu banyak bermain ponsel
Waktu untuk bermain ponsel diperhatikan agar tidak mengganggu pekerjaan. Ponsel
dipergunakan untuk hal-hal yang penting ketika bekerja agar pekerjaan tetap
terselesaikan dengan profesional.
• Karyawan tidak disiplin waktu
Kedisiplinan dalam mengatur waktu sangat berpengaruh pada profesionalitas
seseorang. Ketika seseorang tidak disiplin dalam mengatur waktunya itu akan
merugikan bagi salah satu pihak lainnya. Seperti, saat ada meeting dan seseorang
tersebut tidak disiplin dengan waktu, itu dapat merugikan waktu pihak lainnya yang
terbuang sia-sia.
M4
Jelaskan secara singkat bagaimana tahapan dalam seleksi?
tahapan seleksi karyawan
1. job analysis : kegiatan menganalisis pada setiap jabatan / pekerjaan
2. selection of testing methods : pemilihan metode dalam pengujian yang cocok agar
bisa mendapatkan calon karyawan sesuai yang diinginkan
3. test validation : pengujian yang dilakukan guna melihat sejauh mana alat ukur yang
digunakan dalam mengukur sesuatu yang diukur
4. recruitment : aktivitas mencari pelamar kerja untuk mengisi posisi yang lowong
sesuai dengan kualifikasi-kualifikasi yang dibutuhkan
5. screening : tahap dalam mencari proses rekrutmen untuk memeriksa informasi
pendidikan, pekerjaan yang pernah digeluti oleh kandidat pelamar, perilaku, maupun
informasi yang tidak tertulis pada surat lamaran pekerjaan
6. testing : proses tes yang bertujuan untuk mengidentifikasi ketidaksesuaian hasil pada
pelamar
7. selecting : proses untuk memilih pelamar yang akan dijadikan karyawan dan
menempatkan pada posisi yang sedang dibutuhkan dan memiliki kesesuaian
8. hiring / rejecting : hasil pengumuman dari proses rekrutmen yang sudah dilakukan,
apakah akan diterima atau tidak
M5
Setelah Anda mempelajari mengenai sikap kerja yang positif. Carilah & Jelaskan secara
singkat 5 sikap kerja yang negatif/tidak produktif?
Sikap kerja yang negatif atau tidak produktif :
1. Mencuri ide orang lain dan mengakuinya : Hal ini menjadi sikap kerja yang negatif
karena dapat merugikan pihak lain. Pihak lain sudah berfikir untuk mencari ide
tersebut dengan kerja kerasnya akan tetapi dengan seenaknya orang lain mencuri ide
tersebut.
2. Bermuka dua : Tindakan mencari muka dihadapan atasan. Seperti, berbuat lebih baik
agar mencari perhatian dari atasan, akan tetapi dibelakang ia menjelek-jelekkan atasan
atau hal lainnya.
3. Menusuk dari belakang : Menusuk ini seperti menjelek-jelekkan rekan kerja lainnya
dihadapan atasan dengan motif agar rekan kerja dipecat atau tidak dipekerjakan lagi.
Padahal rekan kerja ini mempunyai kinerja yang baik.
4. Berbohong : Tindakan berbohong ini akan mengurangi tingkat kepercayaan orang lain
(rekan kerja maupun atasan). Karena dengan berbohong rekan kerja lainnya akan
selalu mengingat kebohongan tersebut dan berhati-hati dalam berinteraksi dengan
rekan kerja tersebut. Hal itu akan mengurangi kinerjanya dalam bekerja dan bisa
dilakukan pemecatan terhadapnya karena tindakan yang negatif ini.
5. Tidak menyelesaikan pekerjaannya sendiri : Tindakan ini merugikan rekan kerja
lainnya dan juga merugikan perusahaan. Karena sifat ini termasuk
ketidakprofesionalan atau bisa disebut negatif. Ketika seseorang dipekerjakan
seharusnya ia juga melakukan pekerjaan sesuai dengan deadline atau batas akhir yang
sudah tentukan, jika tidak itu akan mengurangi kinerjanya dalam bekerja dan bisa
dilakukan pemecatan terhadapnya.
Berikan contoh 1 sikap kerja positif (selain yg sudah ada di materi sebelumnya) & 1
sikap kerja negatif. Masing2 contoh jelaskan definisi & aspek2 apa saja yg terkandung
didalamnya.
Perilaku manusia adalah sebagai suatu fungsi dari interaksi antara individu dengan
lingkungannya. Individu membawa tatanan dalam organisasi berupa kemampuan, kepercayaan
pribadi, pengharapan, kebutuhan, dan pengalaman masa lainnya.
Karakteristik individu akan dibawa memasuki suatu lingkungan baru, yaitu organisasi atau
lainnya. Selain itu organisasi juga mempunyai karakteristik dan merupakan suatu lingkungan bagi
individu
Perilaku seseorang itu ditentukan oleh banyak faktor. Oleh karena itu, sering kali suatu
organisasi kesulitan dalam menciptakan suatu keadaan untuk tercapainya efektivitas pelaksanaan
kerja.
• Konsep diri
• Ciri kepribadian
• Sikap
• Kemampuan
• Emosi
• Strategi organisasi
Meliputi tujuan-tujuan organisasi dan cara-cara untuk mencaapai tujuan yang telah
ditentukan tersebut
• Struktur otoritas
Ketentuan mengenai otoritas yang dimiliki oleh setiap bagian/ setiap individu dalam suatu
organisasi karena setiap individu, atau kelompok memiliki otoritas yang berbeda
• Peraturan formal
Ketentuan mengenai aturan, prosedur, kebijakan, dan ragam lain dari perturan induk
membakukan perilaku karyawan
• Sumber daya organisasional
Merupakan sumber daya uang, waktu, bahan mentah, peralatan yang dialokasikan oleh
organisasi pada kelompok
• Proses seleksi perilaku para personil
Ketentuan mengenai aturam prosedur, kebijakan dengan ragam lain dari peraturan induk
membakukan perilaku karyawan
• Evaluasi kinerja dan sistem ganjaran
Proses melakukan evaluasi terhadap hasil kerja anggota kelompok setelah dievaluasi, maka
perlu diteruskan dengan sistem ganjaran akan hasil evaluasi tersebut
• Budaya organisasi
Merupakan standar untuk karyawan mengenai perilaku yang dapat diterima dengan baik
dan yang tidak dapat diterima
• Kepemimpinan formal
o Pemimpin formal hampir selalu ada dalam setiap kelompok kerja
o Pemimpin ini mempunyai peran penting dalam keberhasilan kelompok
• Norma
o Standar perilaku yang dapat diterima dengan baik dalam suatu kelompok dan
digunakan oleh semua anggota dalam kelompok tersebut
o Norma tiap kelompok akan berbeda dengan norma kelompok lainnya
• Komposisi
o Untuk menyelesaikan suatu kegiatan, kelompok yang terdiri dari beranekaragaman
keterampilan dan pengetahuan akan lebih efektif dibanding kelompok yang
aggotanya homogen
• Peran
o Tiap-tiap anggota kelompok memainkan suatu peran
o Hasilnya akan baik apabila peran dimainkan dengan konsisten
o Tapi sering seseorang dituntut memainkan peran yang berbeda
o Didalam berperan juga seringkali terjadi konflik dan pengalaman selain tuntutan dari
pemberi peran dalam organisasi
• Status
o Status adalah posisi yang didefinisikan secara sosial yang diberikan kepada kelompok
atau anggota oleh orang lain
o Status mempengaruhi kekuatan norma dan tekanan dalam kelompok
• Teori kedekatan : teori yang sangat dasar dan menjelaskan tentang adanya afiliasi diantara
orang-orang tertentu. Seseorang berhubungan dengan orang lain disebabkan adanya
kedekatan
• Teori kesamaan : teori ini kesamaan fungsinya dengan motivasi dalam bekerja
• Teori keseimbangan : teori menyatakan bahwa seseorang tertarik pada yang lain adalah
didasarkan atas kesamaan sikap didalam menanggapi sesuatu tujuan
• Teori penukaran : teori ini menjelaskan pembentukan kelompok berdasarkan aktivitas-
aktivitas, interaksi-interaksi, sentiment-sentimen (perasaan dan emosi)
• Setiap individu memerlukan adanya interaksi antarpribadi, oleh karena itu perlu adanya
kedekatan atau daya Tarik tertentu berdasarkan pada persepsi sikap, prestasi, atau
kesamaan motivasi
• Setiap manusia pasti mempunyai tujuan dalam hidupnya, apalagi tujuan tersebut
diaplikasikan dalam kelompok akan mempunyai derajat yang lebih tinggi, manakala setiap
keinginan dan tujuan tersebut menyatu dan menghasilkan tujuan kelompok
Alasan ekonomi
• Suatu hal yang dapat diharapkan dari kelompok adalah kekuatan yang mempunyai nilai lebih
• Mendorong adanya kerja kelompok yang lebih optimal dan jika individu bekerja optimal
maka yang diuntungkan adalah kelompok
Perilaku individu akan memotivasi seseorang untuk memenuhi tingkat kebutuhan individu yang
tertinggi, yaitu kebutuhan akan perwujudan diri. Kebutuhan ini untuk memenuhi kebutuhan diri
sendiri dengan memaksimumkan pemanfaatan kemampuan, keahlian, dan potensi seseorang secara
penuh. Akan tetapi, sebuah organisasi tidak dapat melepaskan begitu saja dari kebutuhan dasar
manusia. Proses untuk memenuhi kebutuhan perwujudan diri dilakukan dengan mengefektifkan
kinerja sehingga tercapai sebuah prestasi yang tinggi.
Efektivitas adalah keberhasilan mencapai tujuan organisasi. Organisasi yang efektif adalah organisasi
yang mencapai tujuan. Efektivitas sebagai tingkat pencapaian organisasi dalam jangka pendek dan
jangka panjang.
Organisasi dapat disebut efektif ketika dapat melaksanakan kewajibannya dalam memenuhi :
• Kepuasan pelanggan
• Mencapai visi organisasi
• Pemenuhan aspirasi
• Menghasilkan keuntungan bagi organisasi
• Pengembangan sumber daya manusia organisasi
• Aspirasi yang dimiliki, serta memberikan dampak positif bagi masyarakat di luar organisasi
Budaya organisasi
Budaya organisasi : sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang
membedakan organisasi itu dari organisasi-organisasi lainnya -robbins-
• Idealistik : emelen ini menjadi ideologi organisasi yang tidak mudah berubah walaupun disisi
lain organisasi secara natural harus selalu berubah dan beradaptasi dengan lingkungannya
• Behavior : emelen yang kasat mata, muncul ke permukaan dalam bentuk perilaku sehari-hari
para anggotanya dan bentuk lain seperti desain organisasi, elemen ini mudah diamati,
dipahami, dan diinterprestasikan
Kedua elemen antara elemen idealistik dan elemen behavioral bukan elemen terpisah
Nilai-nilai dan keyakinan organisasi merupakan dasar budaya organisasi. Keduanya memainkan
peran penting dalam mempengaruhi etika berperilaku.
Budaya organisasi yang dapat diamati adalah pola-pola perilaku yang dapat dimanifestasi atau
ungkapan-ungkapan dari asumsi dasar dan nilai-nilai
Lingkungan kerja adalah keseluruhan sarana dan prasarana kerja yang ada di sekitar pekerjaan yang
dapat memengaruhi pelaksanaan pekerjaan. -Sutrisno-
• Tempat bekerja, Fasilitas dana alat bantu pekerjaan, Kebersihan, Pencahayaan, Ketenangan,
Hubungan kerja antara orang-orang di tempat kerja
Lingkungan kerja merupakan bagian komponen yang sangat penting bagi karyawan dalam bekerja.
-Sunyoto-
Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja dan dapat memengaruhi
dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan
• Lingkungan kerja atau kondisi kerja yang baik, mampu memberikan motivasi untuk bekerja
sehingga berpengaruh terhadap semangat karyawan dalam bekerja
• Illumination (pencahayaan)
• Temperatur / suhu
• Sirkulasi udara
• Warna
• Noise (bising)
• Musik dalam bekerja
• Hubungan kerja
o Hubungan antara atasan dan bawahan
o Hubungan antar rekan kerja
• Penyajian informasi/komunikasi “sistem mesin-manusia”
o Jenis informasi mana yang harus dialihkan
o Cara bagaimana informasi akan digunakan
o Lingkungan tempat mesin beroperasi
o Sifat dari alat indera
• Lama waktu kerja
o Kerja tetap (fulltime)
o Kerja paruh-waktu
o 4 hari kerja/ minggu
o Jam kerja lentur
5. peraga
penglihatan / 2. pengolahan
pendengaran proses berpikir
(keluaran)
3. mengoperasikan
4. mesin bekerja dan mengendalikan
alat/ mesin tombol
Sosial media adalah media online yang mendukung adanya hubungan yang intens antar individu
menggunakan teknologi berbasis web yang membuat perubahan komunikasi satu arah menjadi
dialog interaktif.
• Seseorang yang dikatakan produktif dalam bekerja adalah jika mampu menggunakan jam
kerja secara efektif dan efisien sehingga menghasilkan output yang diinginkan.
• Namun hal tersebut akan sulit tercapai jika karyawan tidak fokus dalam mengerjakan tugas
dan tanggung jawabnya (terutama dalam penggunaan social media di jam kerja yang dapat
diakses dengan mudah).
Keuntungan
Kerugian
Penghematan biaya; Harga teknologi baru ini relatif murah; Data dapat dicari dengan mudah &
cepat; Produktivitas meningkat secara cepat; Keluwesan dalam bekerja; Meningkatnya komunikasi &
kolaborasi.
Psikologi kerekayasaan
Job enlargement
• Pendekatan ini berangkat dari asumsi bahwa waktu siklus yang pendek, dan pekerjaan yang
monoton akan membuat pekerja cepat merasa bosan, yang akan berakibat pada rendahnya
produktivitas.
• Semakin banyak kegiatan (menambahkan kuantitas) yang harus dilakukan akan
memperpanjang waktu & siklus, akan menghindari cepat munculnya rasa bosan
Job rotation
• Pendekatan inipun bertujuan untuk menghindari tumbuhnya rasa bosan dalam diri pekerja.
• Cara yang ditempuh adalah melakukan perputaran (rotasi) kerja, melakukan pekerjaan-
pekerjaan di bidang lain.
• Teknik memotivasi ini terkait dengan pengelolaan fungsi SDM yaitu Placement / Kebijakan
Karir
Job enrichment
Goal setting
• Pendekatan ini berangkat dari asumsi bahwa motivasi kerja akan meningkat bilamana apa
yang menjadi sasaran kerjanya jelas.
• Motivasi akan lebih meningkat lagi, bilamana dalam penetapan sasaran kerja ini para
karyawan turut dilibatkan.
• Dua faktor penting : Challenging Work & Involvement.
Job engineering
Sociotechnical approach
• Dasar dari pendekatan ini adalah melihat organisasi sebagai suatu sistem yang terdiri dari
komponen sosial dan teknologik.
• Pendekatan ini memperhatikan hubungan antara sistem teknologik dan sistem sosial.
• Produktifitas kerja merupakan perbandingan terbaik antara hasil yang diperoleh dengan
jumlah kerja yang dikeluarkan.
• Produktifitas kerja dikatakan tinggi jika hasil yang diperoleh lebih besar dari pada sumber
tenaga kerja yang dipergunakan dan sebaliknya.
• Produktifitas ini digambarkan dari ketepatan penggunaan metode atau cara kerja dan alat
yang tersedia, sehingga volume dan beban kerja dapat diselesaikan sesuai dengan waktu
yang tersedia.
• Perbaikan Terus-menerus
• Peningkatan Mutu Hasil Pekerjaan
• Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM)
• Beban kerja
• Kapasitas kerja
• Beban tambahan akibat lingkungan kerja
o Faktor fisik
o Faktor kimia
o Faktor biologis
o Faktor fisiologis
o Faktor psikologis
4 bidang pekerjaan yang mempunyai dampak besar terhadap produktifitas menurut petra
Kinerja organisasi
3 level kinerja
• Kinerja organisasi
• Kinerja proses
• Kinerja individu / pekerjaan
Soal Latihan
1. Berikut analisis kebutuhan yang diperlukan dalam proses pelatihan, kecuali? Pemimpin
(tugas, karyawan, organisasi)
2. Metode dalam analisis jabatan yang mengandalkan deskripsi dari pekerja itu sendiri tentang
apa yang ia kerjakan, mengapa dan bagaimana pekerjaan itu dilakukan adalah? Wawancara
3. Siapakah penulis buku Psychology & Industrial Efficiency tahun 1913? Hugo Munsterberg
4. Dibawah ini yang tidak termasuk cara dalam rekrutmen internal adalah? Orientasi
5. Strategi seleksi dengan mengumpulkan data berdasarkan pedoman², peraturan², dan
prosedur yang telah ditetapkan, adalah? Mekanikal
6. Variabel internal perusahaan yang bertindak sebagai pemegang saham disebut dengan?
Direktur
7. Organizational Citizenship Behavior diartikan sebagai? Perilaku karyawan yang melebihi
kewajiban formal yang tidak berhubungan dengan kompensasi
8. Tes validitas yang memprediksi perilaku yang berhubungan dengan pekerjaan, yaitu? Kriteria
9. Aspek keterikatan kerja yang ditandai dengan munculnya perasaan tertantang, antusias dan
merasa bahwa pekerjaan dapat memberikan inspirasi, yaitu? Pengabdian
10. Bentuk pelatihan dan pengembangan yang dilakukan di tempat kerja oleh atasan dengan
membimbing karyawan melakukan pekerjaan disebut dengan? Coaching
11. Teori menyatakan bahwa seseorang tertarik pada kelompok didasarkan atas kesamaan sikap
didalam menanggapi sesuatu tujuan adalah? Teori keseimbangan
12. Metode penilaian kerja yang mengandung pernyataan baik bersifat positif maupun negatif,
adalah? Forced Choice Method
13. Standar untuk karyawan mengenai perilaku yang dapat diterima dengan baik dan yang tidak
dapat diterima disebut dengan? Budaya organisasi
14. Elemen Budaya Organisasi terdiri dari? Perilaku dan ideologi
15. Berikut adalah langkah-langkah pelaksaan pelatihan yang tepat, yaitu? Analisis kebutuhan -
Penentuan sasaran - Penentuan metode – Evaluasi
16. Aspek Keadilan organisasi yang berkaitan dengan persepsi mengenai keputusan yang
digunakan untuk mendapatkan hasil yang seharusnya diperoleh, disebut dengan? Procedural
justice
17. Pelatihan mempunyai arti atau manfaat yang sangat penting pada seseorang, disebut
dengan? Relevance
18. Dibawah ini yang tidak termasuk metode penilaian kerja yang berorientasi masa yang akan
datang adalah? Comparative evaluation approach
19. Faktor yang mempengaruhi Keterikatan kerja yang merujuk pada kondisi pekerjaan yang
memberikan semua fasilitas fasilitas untuk kebutuhan pekerja, disebut dengan? Job
resources
20. Salah satu cara membuat keputusan untuk menerima pelamar kerja yang berdasarkan
dengan beberapa persyaratan yang ditentukan oleh para pimpinan disebut dengan? Rule of
three
21. Teori ini ada kesamaan fungsinya dengan motivasi dalam bekerja adalah? Teori kesamaan
22. Hal mendasar apa yang membedakan antara PIO & Management SDM? Cara
penanganannya
23. Orientasi hasil, tim, dan kolaborasi merupakan bagian dari? Ciri budaya organisasi
24. Jenis komitmen organisasi yang didasari atas kekhawatiran seseorang terhadap kehilangan
sesuatu yang telah diperoleh dalam organisasi disebut dengan? Komitmen Berkelanjutan
25. Sikap karyawan yang melakukan perilaku proaktif dengan perubahan untuk menyesuaikan
pekerjaan mereka adalah? Job crafting
26. Gaya wawancara dimana beberapa pewawancara melakukan wawancara secara individual,
disebut dengan? Panel
27. Hal apa yang perlu kita rumuskan sebelum menentukan sasaran & materi pelatihan? Tujuan
penelitihan
28. Metode pelatihan yang dirancang untuk menempatkan trainees dalam situasi yang mirip
dengan salah satu yang akan dihadapi pada pekerjaan, adalah? Simulasi
29. Kelebihan dari wawancara terstruktur, kecuali? Berdasarkan referensi (Penilaian standar,
Legalitas jelas, Berdasarkan analisis pekerjaan)
30. Hal yang berperan penting dalam sumber daya anggota kelompok, yaitu? Kepribadian
31. Dibawah ini manakah yang bukan alasan pembentukan kelompok? Adanya kekuasaan
32. Dibawah ini yang tidak termasuk sistem penilaian kerja adalah? Training-based
33. Persyaratan kualifikasi individu sehubungan dengan posisinya pada jabatan tertentu termuat
dalam? Job Specification
34. Adanya kesesuaian antara pelatihan dengan pekerjaan yang dilakukan sehari hari oleh
karyawan, disebut? Transference
35. Metode pelatihan on job training yang dapat pula dilakukan ketika off job training, yaitu?
Apprenticeship
36. Yang tidak termasuk kriteria penilaian kerja adalah? Rekan karyawan (tugas karyawan,
perilaku karyawan, ciri-ciri karyawan)
37. Sebuah teknik pelatihan di mana karyawan bertindak tentang peran simulasi disebut? Role
play
38. Gaya wawancara dimana peserta melalui berbagai tahapan wawancara di hari yang sama
disebut dengan? Serial
39. Metode penilaian kerja yang langsung turun ke lapangan untuk mendapat informasi dari
atasan mengenai prestasi karyawannya adalah? Field Review Method
40. Jenis komitmen yang bertujuan untuk menggerakkan orang disebut? Komitmen emosi
Catatan tambahan (dari google)
Pengantar
Dewasa ini cukup banyak perusahaan di Indonesia yang menggunakan jasa para sarjana
psikologi untuk melaksanakan pemeriksaan psikologis (secara popular dikenal sebagai
‘psikotes’) terhadap para calon tenaga kerja yang melamar untuk pekerjaan pekerjaan
tertentu, baik pekerjaan manajeril maupun nonmanajeril, dalam rangka seleksi tenaga kerja.
Pimpinan yang percaya seleksi lewat penggunaan tes psikologis, tanpa disadari akan
memperlakukan para calon yang disarankan dengan baik, sehingga mereka berkembang
dengan baik. Sebaliknya pimpinan perusahaan yang tidak terlalu percaya pada seleksi dengan
tes psikologis, tanpa disadari pula akan mencari ‘bukti’ bahwa ia benar dalam pendapatnya.
Kenyataan ini menunjukkan bahwa para sarjana psikologi perlu sekali mengadakan berbagai
penelitian yang berkaitan dengan ‘keabsahan’ (keabsahan, ramalan, keabsahan konstruk,
keabsahan isi, keabsahan sintetik) dari perangkat tes psikologik yang digunakan dalam
sleeksi dan assessment, sehingga seleksi dan assessment psikologik untuk berbagai tujuan
menjadi lebih menggunakan kaidah-kaidah ilmiah.
2. Pengertian
Sebagai sistem terbuka organisasi industri secara terus-menerus berada dalam suatu proses
interaksi, suatu proses pertukaran, dengan lingkungannya, dengan sistem-sistem lainnya.
Fungsi batas/komponen rentang batas dari suatu sistem ialah :
1. Memberikan suatu tingkat otonomi dan kebebasan tertentu kepada sistem
2. Menyaring dan mengendalikan masukan dan keluaran dari sistem
Komponen-komponen rentang batas ini dapat ditemukan pada tingkat-tingkat manajemen
puncak, madya dan bawah dari organisasi industrł dalam hubungannya dengan
lingkungannya atau system lainnya (misalnya : para direktur: manałer pemasaran, manajer
personalia, penyelia personafia, penyelia wiraniaga, dan sebaginya). Dapat dłsimpulkan
bahwa :
• Sasaran seleksi adalah suatu rekomendasi atau suatu keputusan untuk menerima atau
menolak seseorang calon untuk pekerjaan tertentu berdasarkan suatu dugaan tentang
kemungkinan-kemungkinan dari calon untuk menjadi tenaga kerja yang berhasil pada
pekerjaannya.
• Tugas seleksi ialah menilai sebanyak mungkin calon untuk memilih seorang atau
sejumlah oran (sesuai dengan jumlah orang yang diperlukan) yang paling memenuhi
persyaratan pekerjaan yang telah ditetapkan semula.
• Sasaran penempatan adalah suatu rekomendasi atau keputusan untuk
mendistribusikanpara calon pada gerhasil ekerjaan pada yang setiap berbeda-beda pekerjaan
berdasarkan yang berbeda.suatu dugaan tentang kemungkinan-kemungkinan dari calon untuk
dari penempatan adalah untuk menilai para calon dan untuk mencocokkan kualifikasi
mereka dengan persyaratan yang telah — ditetapkan — semula dari setiap pekerjaan.
3. Perbedaan Individual
Organisasi (termasuk organisasi industri) terdiri dari sejumlah anggota yang memberikan
sumbangan mereka masing-masing kepada upaya mencapai tujuan orgamsasł melalui
kedudukan dan peran mereka daTam organisasi. Suatu organisasł dapat terjadi melalui usaha
perorangan atau sekelompok orang dan melalui suatu 'cetak biru' (blue print) usaha. Tenaga
kerja yang semula sediklt makin meningkat jumlahnya sesuai denĘan perkembangan
organłsasinya. Sebaliknya organisasi akan langsung 'sedang besar' atau besar' iika terJadi
mełalui suatu cetak biru. Bagaimanapun terjadl dan berkembangnya organisasi dalam proses
perkembangannya dapat kita saksikan berlangsungnya diferensiasinva atau 'pecah' — nya
satu pekerjaan menjadi berbagai macam pekerjaan. •D1ferensiasi ini ierjadi baik secara tegak
maupun secara mendatar. Pekerjaan im dapat berdiferensiasi secara mendatar menjadi
l. Pembeli bahan tekstil
2. Pengukur badan dan pemotong bahan
3. Penjahit potong-potongan
4. Penjual pakaian yang sudah jadi
5. Pengatur pengeluaran dan pemasukan uang
Kelima pekerjaan ini dapat berdiferensiasi tegak.
Dengan Industri dan Penerapan Teknologi dalam industri dapat kita saksikan tumbuh
berbagai macam pekerjaan yang memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang sangat
beragam. Tuntutan pekerjaan akan pengetahuan dan keterampilan yang berbedabeda ini maka
tidak dapat setiap orang mengerjakan segala macam pekerjaan.
Kluckonm menyatakan kesamaan dan keunikan manusia dalam 3 persamaan;
l. Manusia sama seperti manusia lainnya
2. Manusia sama seperti kelompok manusia lainnya
3. Manusia tidak sama dengan manusia lainnya
kita akan menemukan suatu distribusi dari ciri atau sifat yang kita ukur yang menyerupai
genta, kita akan menemukan suatu kurva distribusi normal, apabila menukur macam ciri atau
sifat manusia pada jurnlah orang yang banyak.
Tes Kepribadian Proyektif Tes ini merupakan ukuran-ukuran dari ciri-ciri kepribadian yang
bentuknya tidak berstruktur. Individu harus memberikan jawabannya terhadap rangsang yang
taksa. Jawabannya ini akan memperlihatkan dinamika kepribadiannya. Tes ini banyak dipakai
banyak dalam seleksi, termasuk seleksi dari para manajer, kemanfaatannya untuk tujuan
tersebut tidaklah ditemukan meyakinkan dan keabsahan ramalannya rendah. Di Indonesia, tes
Wartegg, tes 'menggambar manusia', tes 'rumah-pohon-orang', masih banyak digunakan
dalam seleksi.
• OBJEKTIF: o PROJEKTIF :
• Standar jelas o Keterbatasan tes
• Valid — reliabel Memberi kebebasan
• Cara penilaian baku proyeksi
• Instruksi jelas dan o Dipengaruhi subyektivitas
pasti c Tester tidak tendensius
• Sikap tester W aktu relatif luwes
berpengaruh Interpretasi dinamis
Perlakuan testing
Informasi Lewat Biografi. Merupakan pertanyaan-pertanyaan tentang ciriciri objektif dari
latar belakang sekolahnya, pekerjaan dan pribadinya. Unsur-unsur dari perilaku seseorang
pada masa lampau, misalnya aktivitas-aktivitas pada waktu di suatu tempat pada masa
lampau, keberhasilan dan kegagalan yang lampau, dijadikan item-item tersendiri untuk
dibandingkan dengan kelompok-kelompok perilaku pekerjaan, Dengan demikian daftar
pertanyaan biografi dapat diskor dan dijadikan peramal (predictor).
Wawancara. Merupakan salah satu teknik seleksi dimana data tentang diri calom tenaga kerja
dipertanyakan melalui lisan. Melalui wawancara, tujuan seleksi tenaga kerja didasarkan pada
asumsi bahwa perilaku di masa lalu dapat digunakan sebagai pedoman untuk meramalkan
perilaku di masa depan. Misalnya seorang menunjukan prakarsa sebelum ia melaman
diharapakan akan menunjukkan prakarsa juga pada pekerjaannya kelak jika ia diterima.
Teknik wawancara yang digunakan dalam prosedur seleksi tenaga kerja oleh Miner
( 1992) dibedakan dalam tiga jenis teknik yaitu
I . Teknik wawancara berpola atau berstruktur
Digunakan sebagai salah satu teknik dalam metode assessınent cemre adalah teknik
wawancara terfokus. Pada teknik wawancara ini, ciri ciri kepribadian atau dimensi yang
diperlukan pada pekerjaan diungkapkan dalam uraian yang dapat diamatİ.
2. Teknik wawancara tidak-mengarah
Orang yang diwawancara diberi kebebasan untuk menetapkan topik yang İngin dibicarakan
dan mengutarakan isi hatinya. Tugas pewawancara ialah merefleksikan perasaan-perasaan
darİ orang yang diwawancara dan memmuskan kembaIİ atau mengulangi pernyataan atau
kata kuncinya, 3 Teknik wawancara ganda
Digunakan beberapa pewawancara untuk satu calon tenaga kerja. Dapat terjadi calon
diwawancara oleh beberapa pewawancara berturut-turut atau oleh sattı panel, sattı kelompok.
6.1.3. Masalah Kriteria Keberhasilan
Dalam studİ keabsahan peramal maka skor-skor darİ predicıors dikorelasikan dengan skor-
skor yang diperoleh dari kriteria keberhasilan. Kriteria keberhasilan mempunyai 2 dimensi:
dimensi waklu dan dimensi derajat abstraksi (Drenth, 1975). Ditinjau dari dimensi waktu
maka dapat dibedakan tiga kliteria keberhasilan, yaitu:
a. Kriteria keberhasilan langsung (immediate criteria): diperoleh pada waktu yang sama
diperoleh dari skor-skor peramal.
b. Kriteria keberhasilan antara (intermediate, proxima/ criteria): diperoleh tidak lama
setelah diperoleh skor-şkor darİ alat-alat peramal keberhaşilan terakhir/pokok (ültimate,
diştal crİterİa): diperoleh lama setelah skor-skor peramal diperoleh.
Dalam praktek, digunakan kriteria antara atau tidak langsung. Berdasarkan dimensi derajat
abstraksi dibedakan 3 macam kriteria keberhasilan:
• Kriteria terakhir/pokok (ultimate criteria) : Kriteıia yang paling abstrak, tidak dapat di
ukur
• Kriteria konseptual (the conceptual criterion) : Kriteria yang lebih konkret darİ
kriteria terakhİr yang dapat di observasi
• Ukuran atau skor kriteria : Perilaku yang dapat diobservasi, diukur, dan dinilai
sebagai relevan bagi kriteria konseptual
Dalam praktek yang dipakai adalah kriteria konseptual yang di uraikan ke dalam ukuranjskor
kriteria (kliteria aktual). Kriteria aktual tidak sama dengan kriteria terakhir maka dapat timbul
adanya :
l. Kekurangan darİ kriteria (crİterİon deficiency) : tidak mengukur kriteria pokok/utama
2. Relevansi dari kriteria (criterion relevance) : mengukur kriteria pikok/utama
3. Kontamİnasİ darİ kliterİa (criterion cobtamİnatİon) : mengukur hal-hal yang tidak
terdapat pada kriteria pokok/utama
Disimpulkan bahwa semakİn beşar kontamİnasİ darİ kriteria dan semakİn kecİl relevansi darİ
kriteria, maka menjadi kecil keabsahan dari kriteria.
6.1.4 Masalah Keabsahan Tes (Test Validity)
1. Keabsahan Peramalan (Predictive Validity)
• Menyatakan derajat ketepatan tes untuk meramalkan perilaku efektif pada suatu
pekerjaan dan dilakukan pada saat belum bekerja.
• Misalnya satu kelompok calon mendapat skor tinggi pada tes K apakah mel?ka akan
berhasil pada pekerjaan. Sebaliknya apabila kelompok calon lain mendapat skor rendah pada
tes K apakah mereka akan tidak berhasil pada pekerjaan yang sama. Jika demikian maka tes
K mempunyai keabsahan peramalan yang tinggi.
• Setelah sekala waktu tertentu para calon menjadi tenaga kerja, di nilai keberhasilan
mereka pada pekerjaan. Nilai keberhasilan ini di korelasikan dengan hasil tes mereka.
Besarnya korelasi adalah besarnya keabsahan peramalan.
2. Keabsahan Berbarengan (Concurrent Validity)
Mempelajari hubungan antara perilaku dalam situasi tes atau skor yang diperoleh dari tes
dengan perilaku pada pekerjaan pada saat yang sama. Dilakukan pada tenaga kerja yang
sudah bekerja.
Tujuan utamanya untuk menghilangkan jarak waktu yang panjang antara pemberian ukuran
peramalan (tes) dengan pengumpulan ukuran perilaku pada pekerjaan (kriteria keberhasilan).
Kelemahan keabsahan berbarengan adalah :
• Asumsi yang salah bahwa penentu motivasi dalam menjawab satu alat yang
digunakan untuk seleksi akan sama pada mereka yang bekerja dengan mereka yang melamar
pekerjaan.
• Jawaban tes bukannya meramalkan perilaku pada pekerjaan, tetapi justru perilaku
pada pekerjaaan yang menghasilkanjawaban pada tes.
• Mereka yang tinggal pada pekerjaan tidak banyak variasinya & menurunkan taraf
korelasinya. Yang tidak baik tidak diterima, yang baik dipromosikan ke pekerjaan yang lebih
tinggi,
3. Keabsahan Konstruk (Construct Validity)
• Mempelajari sejauh mana alat ukur test betul-betul mengukur apa yang hendak
diukur. Yang diperhatikan adalah konstruk teoritikal itu sendiri, dimana kita dapat
memberikan penjelasan tentang perilaku testnya.
• Untuk studi keabsahan konstruk ini, skor pada tes perlu dikorelasikan dengan suatu
kriteria yang merupakan ungkapan tepat dari konstruk yang hendak diukur. Jika terdapat
keabsahan yang tinggi berarti tes mengukur konstruk dalam derajat yang tinggi,
• Kesulitan pada studi keabsahan ini adalah dalam menentukan kriteria (dari konstruk)
yang tepat.
4. Keabsahan Sintetik (Synthetic Validity)
• Besarnya contoh yang diperlukan untuk menentukan keabsahan peramalan dapat
diatasi dengan menggunakan strategi keabsahan sintetik.
• [.mwshe (1952) mengemukakan bahwa pekerjaan dapat dijabarkan atau diberikan ke
dalam dimensi perilaku yang sama untuk pekerjaan yang berrnacam-macarn. Tes-tes dapat
divalidasi (dihitung keabsahannya) berdasarkan prestasi pada dimensi pekerjaan ini.
6.2 Model Person — Proscess — Product dari Dunnette
Perangkat peramal dapat meramalkan dgn tepat keberhasilan kelompokkelompok lelaki dan
wanita yang bukan lulusan SLA, sedangkan utk kelompokkelompok lelaki dan wanita lulusan
SLA perangkat peramal tsb kurang dpt tepat meramalkan keberhasilan mereka dlm pekerjaan
(Dunnette, Gambar dari model seleksi dari dunnette jg memperlihatkan kemungkinan dari
perilaku-perilaku pekerjaan yang berbeda yang menuju ke akibat-akibat organisasi yg
bermacam-macam tergantung pd konteks situsional yang berbeda. Masalah utama utk
mempergunakan model ini utk indonesia adalah besarnya contoh (sample size) yang
diperlukan. Mungkin sulit sekali utk menemukan perusahaan di indonesia yang mempunyai
beberapa ratus manajer cukup utk melaksanakan riset semacam di atas.
7. Pusat — pusat Penaksiran (Assessment Centres)
Kajian dari Bell System's Management Progress pada American Telephone & Telegraph
Company (A.T & T.) merupakan penerapan pertama yg diketahui dari metode 'pusat
penaksiran' (assessment centre) pada perusahaan (Crooks, 1973). Sebelumnya metode ini
diterapkan dalam rangka ketentaraan & akademi (Bray, Grant, 1966).
Metode pusat penaksiran merupakan prosedur yg komprehensif & baku dmn bnyk teknik-
teknik assessment digunakan dalam kombinasi utk menilai orang-orang dgn berbagai tujuan.
Metode pusat penaksiran pada awalnya dilaksanakan dgn dasar penuh waktu (full time) di
satu lokasi khusus. Sekarang istilah pusat penaksiran digunakan utk menguraikan satu situasi
dmn metodologi assessment yg sama digunakan tanpa memperhatikan derajat pelaksanaan
atau Iokasi dari proses (Bender, 1973)
7.1 Tujuan tujuan Pusat Penaksiran
Tujuan-tujuan atau penggunaan dari pusat penaksiran menurut Kraut (1976) adalah sebagai
berikut:
l. Seleksi dari tenaga kerja (Ign kecakapan yg baik utk dipromosikan ke kedudukan
manajerial
2. Penemukenalan (identification) dari tenaga kerja yg memiliki potensi manajemen pd
pennulaan dini dari karier mereka.
3. Penempatan dari para tenaga kerja ke dlm kedudukan yg akan menggunakan bakat-
bakat mereka, dan utk pengembangan para tenaga kerja selanjutnya.
4. Pengembangan pribadi agar membantu orang/tenaga kerja utk mengenali
kemampuankemampuan mereka & utk membantu mereka utk meningkatkan kernampuan-
kemampuan tsb.
Menurut de Wolff(1977), pusat penaksiran tdk hanya digunakan utk mengakses manajer,
tetapi digunakan pula utk mengakses sales engineers & kelompok-kelompok minoritas. Pusat
penaksiran selanjutnya jg digunakan utk promosi-promosi segera & jg utk percepatan
pengembangan manajer
7.2 PROSES PENAKSIRAN
Proes penaksiran pada umunya meliputi tahap-tahap sbg berikut:
I .PenemukenaIan dimensi-dimensi/kompetensi-kompetensi pekerjaan manajerial.
2.Pengembangan alat-alat penaksiran (assessment tools).
3 .Penetapan para calon manajer (assessees) utk di assess/taksir
4.Penetapan para penaksir/assesson
5 .Pelaksanaan penaksiran/assessment.
6.Proses pembuatan laporan perorangan dari setiap assessee. 7 Pemberian umpan balik.
7.3 Metode-metode atau Alat-alat Penaksiran/Assessment
Salah satu ciri -cili dari pusat penaksiran ialah digunakannya metode-metode assessment
ganda. Selain tes-tes psikologik (tes kecakapan mental, inventori kepribadian, dan
sebagainya), juga digunakan bebagai teknik simulasi seperti :
• Management business game
• Leaderless group discussion dan role play
• Inbasket exercices
• Menulis laporan dan penyajian lisan dari laporan . Wawancara
7.4 Dimensi-dimensi (Parameters) yang Dinilai
Bender (1973) dalam kajiannya tentang beroperasinya pusat-pusat penaksiran di duapuluh
sembilan perusahaan dan empat badan pemerintahan menemukan satu keragaman yang besar
dari parameter-parameter yang dinilai, yang paling sering dapat diamati selama beroperasinya
pusat penaksiran. Berikut ini dimensi-dimensi yang diamati pada 50% atau lebih dari pusat
penaksiran: dampak; tenaga(energy); forcefulness; pengamatan; kreativitas; pendelegæsian;
analisis masalah, kepemimpinan; ketrampilan komuikasi oral; ketrampilan penyajian oral;
ketrampilan komuikasi tulisan; kemampuan mengorganisasi dan merencana; ketrampilan
pengambilan keputusan daya tahan terhadap stres, dan kelenturan prilaku.
7.5 StafÆenaga Ahli dari Pusat Penaksiran
Pusat penaksiran dipimpin oleh seorang direktur, dapat pula seorang Psikolog Industri dan
Organisasi, yang bekerja secara penuh waktu atau paruh waktu. Para assessor terdiri atas para
psikolog (sarjana psikologi yang berwenang untuk praktek) dan para manajer senior dari
perusahaan, yang ditugasi bekerja di pusat penaksiran pada waktu tertentu.
7.6 Keabsahan Metode Pusat Penaksirkan
'Management Progress' yang dilakukan pada A. T. & T. (nama perusahaan) oleh Bray dan
rekanrekannya adalah yang paling dikenal baik. Mereka meng-assess manajer tingkat
pertama, menggunakan psikolog bukan dari perusahaan, menyimpan datanya, dan 6-9 tahun
kemudian mereka mengecek kecermatan dari prediksi/ramalan mereka tentang siapa yang
akan mencapai tingkat manajemen madya. 78% diramalkan tepat mencapai manajemen
madya oleh para assessor. Sementara sisanya, 95% diramalkan tidak akan mencapai
manajemen madya dalam 10 tahun.
Kraut dan Grant Scott menemukan dalam kajian mereka dari sales representatives peralatan
kantor yang mengikuti satu proses pusat penaksiran, bahwa assesses yang dinilai tinggi
memiliki tiga kali lebih besar kemungkinan untuk dipromosikan ke manajemen tingkat lebih
tinggi daripada para assesses yang dinilai rendah.
Fletcher melakukan studi longitudinal tentang pengaruh dari keikutsertaan dengan pusat
penaksiran serta keputusan penaksiran terhadap para Calon. Kuesioner yang mengukur
kebutuhan akan capaian (need for achievement), keikatan organisasi (organizational
commitment), kelibatan pekerjaan (job involvement), dan kesejahteraan psikologik
(psychological well-being) diberikan pada saat sebelum dimulai. sesudah, dan enam bulan
sesudah pelaksanaan untuk menemukan potensi manajemen. Temuan ini menunjukkan bahwa
penghayatan rnengikuti pusat penaksiran mempunyai dampak pada para calon, namun ada
beberapa unsur yang hilang/berkurang seiring berjalannya waktu.
Keputusan penaksiran juga mempunyai dampak yang signifikan. Pada calon yang tidak
berhasil. skor self esteem menurun. demikian juga dengan untuk beberapa aspek dari need of
achiwemenT. Kesimpulan Fletcher. para Calon yang tidak berhasil dalam pusat penaksiran
perlu diberi umpan halik yang sangat hati-hati, dengan memberikan penyuluhan yang
menunjang untuk kerjanya di pusat penaksiran
Berdasarkan penelitian keabsahan peramalan yang dilakukan oleh Thornton & Byham,
kebanyakan calon yang dipandang tepat untuk jabatan manajemen berdasarkan metode pusat
penaksiran, setelah kurun waktu tertentu betul-betul menempati jabatan tersebut.
Kleinmann, Kuptsch, Koeller menguji keabsahan konstruk yang diamati, apakah dipengaruhi
Oleh dimensi yang diberitahukan kepada mereka atau tidak. Temuan menunjukkan bahwa
keabsahan konstruk lebih tinggi jika para peserta tahu tentang dimensi yang akan diukur.
Salah satu kritiknya adalah dengan diketahuinya dimensi dan perilaku yang akan dinilai,
pesena dapat mengusahakannya sehingga memperoleh penilaian yang baik. Namun menurut
Kleinmann dkk., orang tidak dapat menunjukkan perilaku tepat dengan sangat baik jika
terbatas kemampuannya.
PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
• Pemimpin adalah merupakan inisiator, motivator, stimulator, dinamisator, dan
inovator dalam organisasi (Kartono, 2006:10).
• Menurut Terry dan Frankin mendefinisikan pemimpin dengan hubungan dimana
seseorang (pemimpin) mempengaruhi orang untuk mau bekerja sama melaksanakan tugas—
tugas yang saling berkaitan guna mencapai tujuan yang diinginkan organisasi atau kelompok
(Yuli, 2005:166).
KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN
• Manajemen sering dikacaukan dengan kepemimpinan, Bennis dan Nanus (1985).
Kepemimpinan lebih berhubungan dengan efektifitas, sedangkan manajemen lebih
berhubungan dengan efisiensi, Bennis mengatakan bahwa pemimpin do the right things,
sedangkan manajer do the things right.
KEPEMIMPINAN DAN MANAJER
Kepemimpinan merupakan sesuatu yang penting bagi manajer, para manajer merupakan
pemimpin(dalam organisasi mereka) sebaliknya pemimpin tidak perlu menjadi manajer.
Seorang manajer menurut Drucker (1966) adalah seorang pekerja pengetahuan (knowledge
worker), maka masukan dari seorang manajer adalah berbagai bertuk informasi misalnya
gagasan-gagasan, jawaban terhadap masalah kesimpulan, keputusan, perintah dan
sebagainya.
KEPEMIMPINAN : INTERPERSONAL
Siagian (2002:66) mengemukakan bahwa peranan pemimpin atau kepemimpinan dalam
organisasi atau perusahaan ada tiga bentuk yaitu peranan yang bersifat interpersonal, peranan
yang bersifat informasional, dan peran pengambilan keputusan. Yang dimaksud dengan
peranan yang bersifat interpersonal dalam organisasi adalah bahwa seorang pemimpin dalam
perusahaan atau organisasi merupakan simbol akan keberadaan organisasi, seorang pemimpin
bertanggung jawab untuk memotivasi dan memberikan arahan kepada bawahan, dan seorang
pemimpin mempunyai peran sebagai penghubung.
KEPEMIMPINAN : INFORMASIONAL
• Peranan yang bersifat informasional mengandung arti bahwa seorang pemimpin dalam
organisasi mempunyai peran sebagai pemberi, penerima dan penganalisa informasi.
Sedangkan peran pemimpin dalam pengambilan keputusan mempunyai arti bahwa pemimpin
mempunyai peran sebagai penentu kebijakan yang akan diambil berupa strategistrategi bisnis
yang mampu untuk mengembangkan inovasi, mengambil peluang atau kesempatan dan
bernegosiasi dan menjalankan usaha dengan konsisten.
Pola Hubungan antartenaga kerja dalam Perusahaan
Pemimpin yang mengepalai seluruh organisasi adalah manajer puncak (direktur
utama,direktur,general manajer).
Tenaga kerja sebagai komponen manusia dalam sistem organisasi berhungan secara
terus-menerus dengan para tenaga kerja lainya.Setiap tenaga kerja memiliki pola hubungan
antar tenaga kerja. Pola hubungan antartenaga kerja pada tingkat:
I.Manajemen puncak
2. Managemen madya
3.Manajemen pertama
4.Tenaga kerja produktif
Pola Hubungan Antartenaga kerja
Tingat manajemen puncak
enaga erja
Manajemen puncak lebih banyak berhubungan dengan orang-orang yang bekerja
diluar Organisasi perusahaanya ( seperti pejabat pemerintah , para nasabah /langganan
).Karena mereka harus peka terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi disekitar perusahaanya
yang mempengaruhi kelancaran perkembangan usahanya.Manajer puncak langsung
memimpin bawahanya,Karena itu kepribadian manajer puncak sistem nilainya ,sikap-sikap
dan perilakunya mempunyai dampak pada keseluruhan organisasi perusahaan. Pola hubungan
Antar pada Tingkat Manajemen Madya
Manajemen Madya mempunyai hubungan dengan atasan rekan setingkat dan
bawahan yang semuanya menduduki jabatan kepemimpinan. Disamping itu manajer Madya
juga perlu berhubungan orang-orang diluar perusahaan aa mempunyai peran ganda berperan
sebagał bawahan dan wakil dari
perusahaan,
Manajer madya merupakan penghubung yang sangat penting dan yang sangat kreatlf antara
tingkat-tingkat manajemen rendah dan tinggi Kepemimpinanya lebih bercorak perorangan.
Manajer Madya nebih banvak menghadapi manajer bawahanya secara sendiri dari pada
secara kelompok. Pengaruh kepemimpinanya akan dirasakan oleh seluruh kesatuan kerja
yang dipimpinnya,
Pola hubungan Antar Tenaga Kerja
Tngkat Manajemen Pertama
• Manajer pertama memiliki pola hubungan antartenaga kerja yang serupa dengan pola
hubungan antartenaga kerja tingkat manajemen madya.la juga sebagai atasan,bawahan,rekan
dan wakil perusahaan .Bedanya ialah bawahannya bukan memegang jabatan
pimpinan.manajer pertama juga disebut sebagai tenaga kerja yang berada ditengah (the man
in the middle, Pelit ,1975).
Pola hubungan Antartenaga Kerja
Tingkat Tenaga Kerja Produktif
• Pekerja,tenaga kerja Produktif,yang menduduki jabatan terendah dalam organisasi
perusahaan,berhubungan dengan rekan dan atasan saja. Untuk jabatan tertentu mereka
berhubungan dengan orang atau tenaga kerja lainya. Namun demikian dapat memberikan
pengaruh yang nyata pada keberhasilan kepemimpinan atasannya.
• Pola hubungan antartenaga kerja bersifat hubungan ketergantungan.Setiap tenaga
kerja dalam pelaksaan pekerjaanya pekerjaanya tergantung pada tenaga kerja lainya.
Ciri ciri Kepemimpinan
• 3.1.Jadilah pendengar yang baik
• Kesediaan untuk mendengar akan memberi kesmpatan kepada bawahan untuk
mengutarakan keinginan dan pendapatnya. Dengar mendengar berarti Anda
memperhatikanya,meskipun demikian mendengarkan tidaklah selalu berarti bahwa anda
percaya terhadap segala yang Anda dengar.Tentu saja untuk dapat menjadi pendengar yang
baik dibutuhkan kesabaran dan kerendahan hati.
Ciri ciri Kepemimpinan
3.2. Kenali Pekerjaan yang Dilakukan Kita sering melakukan kesalahan dalam
menginterprestasi dan menilai hasil kerja seseorang sebagai akibat dari suatu pandangan dan
pengetahuan yang dangkal sekali tentang pekerjaan orang tersebut jika Anda seorang atasan
maka seharusnya Anda mengetahui apa yang wajib dan baik untuk dikerjakan atau
diselesaikan bawahan Anda. Anda harus dapat mengetahui secara pasti apakah bawahan
Anda mengerjakan tugas dengan suatu cara atau jalan yang aman yang dapat diterima oleh
perusahaan.
Ciri ciri Kepemimpinan
3-3 Kenali bawahan Anda
Sebagai atasan anda harus mengetahui kesanggupan dan bakat-bakat anak buah Anda
dan menolong mereka untuk menggunakan kemampuanya untuk disalurkan dalam
pekerjaan.juga dituntut untuk mendorong usaha-usaha perbaikan diri bawahan,mengerti
kebutuhan dan keinginan mereka.