Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH KRONIK


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Jiwa

Oleh :

MOCH.IQBAL BACHTIAR
J.0105.20.019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS TAHAP PROFESI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR CIMAHI
2021
A. Kasus
B. Proses Terjadinya Masalah
1. Definisi
Konsep diri adalah semua pikiran, kepercayaan dan kenyakinan yang diketahui
tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain
(Fajariyah, 2012). Ciri konsep diri menurut Fajariyah (2012) terdiri dari konsep diri
yang positif, gambaran diri yang tepat dan positif, ideal diri yang realitis, harga diri
yang tinggi, penampilan diri yangmemuaskan, dan identitas yang jelas. Konsep diri
terdiri dari citra tubuh (body image), ideal diri (self-ideal), harga diri (self-esteem),
peran (self-role), dan identitas diri (self-identity) (Suliswati, 2004).
Konsep diri terdiri atas komponen-komponen berikut:
a. Citra Tubuh (Body Image)
Citra tubuh adalah sikap individu terhadap tubuhnya baik disadari atau
tidak disadari meliputi persepsi masa lalu atau sekarang mengenai ukuran dan
bentuk, fungsi penampilan dan potensi tubuh. Citra tubuh sangat dinamis
karena secara konstan berubah seiring dengan persepsi dan pengalaman-
pengalaman baru. Citra tubuh harus realitis karena semakin dapat menerima
dan menyukai tubuhnya individu akan lebih bebas dan merasa aman dari
kecemasan. Individu yang menerima tubuhnya apa adanya biasanya memiliki
harga diri tinggi daripada individu yang tidak menyukai tubuhnya (Suliswati,
2004).
b. Ideal Diri (Self Ideal)
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaiman ia seharusnya
bertingkah laku berdasarkan standart pribadi. Standart dapat berhubungan
dengan tipe orang yang diinginkan/disukainya atau sejumlah aspirasi, tujuan,
nilai yang ingin diraih. Ideal diri, akan mewujudkan cita-cita atau penghargaan
diri berdasarkan norma-norma sosial dimasyarakat tempat individu tersebut
melahirkan penyesuaian diri (Suliswati, 2004).
c. Harga Diri (Self Esteem)
Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh
dengan menganalisa seberapa sesuai perilaku dirinya dengan ideal diri. Harga
diri yang tinggi adalah perasaan yang berasal dari penerimaan diri sendiri tanpa
syarat, walaupun melakukan kesalahan, kekalahan, dan kegagalan, tetap
merasa sebagai orang yang penting dan berharga (Stuart, 2006).
d. Peran Diri (Self Role)
Peran diri adalah serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan tujuan yang
diharapkan oleh masyarakat dihubungkan dengan fungsi individu didalam
sekelompok sosial dan merupakan cara untuk menguji identitas dengan
memvalidasi pada orang berarti. Setiap orang disibukkan oleh beberapa peran
yeng berhubungan dengan posisi setiap waktu sepanjang daur kehidupnya.
Harga diri yang tinggi merupakan hasil dari peran yang memenuhi kebutuhan
dan cocok dengan ideali diri (Suliswati, 2004).
e. Identitas Diri (Self Identifity)
Identitas diri adalah prinsip penorganisasian kepribadian yang
bertanggung jawab terhadap kesatuan, kesinambungan, konsistensi, dan
keunikan individu. Prinsip tersebut sama artinya dengan otonomi dan
mencakup persepsi seksualitas seseorang. Pembentukan identitas, dimulai pada
masa bayi dan terus berlangsung sepanjang kehidupan, tetapi merupakan tugas
utama pada masa remaja (Stuart,2006).

Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berharga, tidak
berarti, rendah diri, yang menjadikan evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri (Keliat, 2011). Harga diri rendah merupakan evaluasi diri dan
perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif terhadap diri sendiri,
hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal dalam mencapai keinginan
(Direja, 2011) Harga diri rendah merupakan keadaan dimana individu mengalami
evaluasi diri negatif tentang kemampuan dirinya (Fitria, 2012). Sehingga dapat
diambil kesimpulan bahwa harga diri rendah yaitu dimana individu mengalami
gangguan dalam penilaian terhadap dirinya sendiri dan kemampuan yang dimiliki,
yang menjadikan hilangnya rasa kepercayaan diri akibat evaluasi negatif yang
berlangsung dalam waktu yang lama karena merasa gagal dalam mencapai
keinginan.
2. Etiologi
Menurut Stuart 2006, faktor-faktor yang mengakibatkan harga diri rendah
kronik meliputi faktor predisposisi dan faktor presipitasi sebagai berikut:
a. Faktor predisposisi
1) Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua,
harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan yang berulang, kurang
mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain,
dan ideal diri yang tidak realistis.
2) Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah stereotipe, peran,
gender, tuntutan peran kerja dan harapan peran budaya.
3) Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputin ketidakpercayaan
orang tua, tekanan dari kelompok sebaya dan peruhan struktur sosial.

b. Faktor Presipitasi
Menurut Yosep (2009), faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah
adalah hilangnya sebagian anggota tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk
tubuh, mengalami kegagalan atau produktivitas yang menurun. Gangguan
konsep diri: harga diri rendah dapat terjadi secara situsiaonal maupun kronik.
Secara situasional bisa disebabkan oleh trauma yang muncul secara tiba-tiba,
misalnya harus dioperasi, mengalami kecelakaan, menjadi korban perkosaan,
atau narapidana sehingga harus masuk penjara. Selain itu, dirawat di rumah
bisa menyebabkan rendahnya harga diri seseorang dikarenakan penyakit fisik
atau pemasangan alat bantu yang membuat klien tidak nyaman. Harga diri
rendah kronik biasanya dirasakan klien sebelum sakit atau sebelum dirawat
klien sudah memiliki pikiran negatif dan meningkat saat dirawat.

3. Tanda Dan Gejala Harga Diri Rendah Kronik


Menurut Damaiyanti (2008), Tanda dan gejala klien dengan gangguan harga
diri rendah kronis adalah:
a. Mengkritik diri sendiri
b. Perasaan tidak mampu
c. Pandangan hidup yang pesimistis
d. Tidak menerima pujian
e. Penurunan produktifitas
f. Penolakan terhadap kemampuan diri
g. Lebih banyak menunduk
h. Bicara lambat dengan nada suara pelan
i. Kurang memperhatikan perawatan diri
j. Berpakaian tidak rapi
k. Selera makan kurang
l. Tidak berani menatap lawan bicara

C. a. Pohon Masalah
Isolasi sosial

Effect

Harga diri rendah


kronik

Core problem

Koping individu
tidak efektif
Causa
Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji

Masalah Data Yang Perlu Dikaji


Keperawatan
Harga Diri Subjektif
Rendah Kronik 1. Menginstropeksi diri sendiri
2. Perasaan diri yang berlebihan
3. Persaan tidak mampu dalam segala hal
4. Selalu merasa bersalah
5. Sikap selalu negatif pada diri sendiri
6. Bersikap pesimis dalam kehidupan
7. Mengeluh sakit fisik
8. Pandangan hidup yang terpolarisasi
9. Menentang kemampuan sendiri
10. Menjelek-jelekkan diri sendiri
11. Merasakan takut dan cemas dalam suatu keadaan
12. Menolak atau menjauh dari umpan balik positif
13. Tidak mampu menentukan tujuan
Objektif
1. Produktivitas menjadi menurun
2. Perilaku distruktif yang terjadi pada diri sendiri
3. Perilaku distruktif yang terjadi pada oranglain
4. Penyalahgunaan suatu zat
5. Tindakan menarik diri dari hubungan sosial
6. Mengungkapkan perasaan bersalah dan malu
7. Muncul tanda depresi seperti sukar tidur dan makan
8. Gampang tersinggung dan mudah marah
Sumber: Kartika Sari (2015)
D. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang diangkat berdasarkan pohon masalah adalah:
1. Harga diri rendah kronik
2. Koping individu tidak efektif
3. Isolasi sosial
E. Intervensi Keperawatan Harga Diri Rendah Kronik

Tgl No Diagnosa Perencanaan Intervensi Rasional


dx Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi
1 2 3 4 5 6 7
Harga diri 1. Klien dapat 1.1 Ekspresi wajah 1.1.1 Bina hubungan saling Hubungan saling percaya
percaya dengan merupakan dasar untuk
rendah kronik membina bersahabat
mengungkapkan kelancaran interaksi
hubungan saling menunjukan rasa prinsip komunikasi selanjutnya
terapeutik.
percaya senang, ada kontak
a. sapa klien dengan
mata, mau berjabat ramah baik verbal
maupun non verbal.
tangan, mau
b. Perkenalkan diri
menjawab salam, dengan sopan
c. Tanyakan nama
klien duduk
lengkap klien dan
berdampingan nama panggilan
yang di sukai klien.
dengan perawat,
d. Jelaskan tujuan
mau mengutarakan pertemuan.
e. Jujur dan menepati
masalah yang
janji
dihadapi. f. Tunjukan sifat
empati dari
menerima klien apa
adanya
g. Beri perhatian
kepada klien dan
perhatikan
kebutuhan dasar
klien
h. Diskusikan
kemampuan dan
aspek positif yang
dimiliki klien
2. Klien dapat 2.1 Klien 2.1.1 Diskusikan kemampuan Diskusikan tingkat kemampuan
mengidentifikasi klien dan aspek postif klien seperti menilai realistis,
mengidentifikasi
kemampuan dan yang dimiliki klien. kontrol diri atau integrotas ego
kemampuan aspek aspek positif yang sebagai dasar asuhan
dimiliki 2.1.2 Setiap bertemu klien keperawatan.
positif yang hindarkan dari memberi
- Kemampuan
dimiliki yang dimiliki nilai negatif
klien Reinforcement positif akan
- Aspek positif 2.1.3 Utamakan memberi meningkatkan harga diri.
keluarga pujian yang realistik
- Aspek positif
lingkungan Pujian yang realistik tidak
yang dimiliki menyebabkan melakukan
klien. kegiatan hanya karena
ingin mendapat pujian.

3. Klien dapat 3.1 Klien menilai 3.1.1 Diskusikan dengan Keterbukaan dan
menilai kemampuan yang klien kemampuan yang pengertian tentang kemampuan
kemampuan dapat digunakan masih dapat digunakan
yang dimiliki adalah prasat
yang digunakan selama sakit.
untuk berubah.

Pengertian tentang kemampuan


3.1.2 Diskusikan kemampuan
yang dapat dilanjutkan yang dimiliki diri motivasi
penggunaan untuk tetap mempertahankan
kemampuannya

4. Klien dapat 4.1 Klien membuat 4.1.1 Rencanakan bersama Klien adalah individu yang
(menetapkan) rencana kegiatan klien aktifitas dapat bertanggung jawab terhadap
kegiatan sesuai hari dilakukan setiap hari dirinya sendiri.
dengan sesuai kemampuan :
kemampuan - Kegiatan mandiri
yang dimiliki - Kegiatan dengan Klien perlu bertindak secara
bantuan sebagian realistis dalam kehidupanya.
- Kegiatan yang
membutuhkan
bantuan total Contoh peran yang dilihat klien
akan memotivasi untuk
melaksanakan kegiatan.
4.1.2 Tingkatkan kegiatan
yang sesuai dengan
toleransi kondisi klien.

4.1.3 Beri contoh cara


pelaksanaan kegiatan
yang boleh klien
lakukan.

5. Klien dapat 5.1 Klien melakukan 5.1.1 Berikesempatan kepada


Memberikan kesempatan
melakukan kegiatan sesuai klien untuk mencoba
kepada klien mendiri
kegiatan sesuai kondisi sakit dan kegiatan yang telah
dirumah.
kondisi sakit. kemampuanya direncanakan

5.1.2 Beri pujian atas Reinforcement positif akan


keberhasilan klien meningkatkan harga diri.

Memberikan kesempatan
5.1.3 Diskusikan kemungkinan kepada klien untuk tetap
pelaksanaan dirumah melakukan kegiatan yang
biasa dilakukan

6. Klien dapat 6.1 Klien 6.1.1 Beri Pendidikan Mendorong keluarga untuk
memanfaatkan kesehatan pada keluarga mampu merawat klien mandiri
memanfaatkan
sistem tentang cara merawat dirumah.
sistem pendukung yang klien denganmharga diri
ada keluarga rendah kronik
pendukung yang
ada 6.1.2 Bantu keluarga
memberikan dukungan Support system keluarga akan
selama dirawat sangat berpengaruh dalam
mempercepat proses
6.1.3 Bantu keluarga penyembuhan
menyiapkan lingkungan
dirumah
Meningkatkan peran serta
keluarga dalam merawat klien
dirumah
Contoh Rencana Keperawatan Harga Diri Rendah Kronik
Dalam Bentuk Strategi Pelaksanaan

No Pasien Keluarga

SP1P SP1K
1 Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki Mendiskusikan maslah yang
klien dirasakan keluarga dalam
merawat klien dirumah

2 Membantu klien menilai kemampuan klien yang masih dapat Menjelaskan pengertian, tanda
digunakan dan gejala harga diri rendah
yang dialami klien beserta
proses terjadinya.

3 Membantu klien memilih atau menetapkan kegiatan yang Menjelaskan cara-cara merawat
akan dilatih sesuai dengan kemampuan klien klien dengan harga diri rendah
4 Melatih klien sesuai dengan kemampuan yang dipilih Mendemostrasikan cara
merawat klien dengan harga diri
rendah
5 Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan klien Memberikan kesempatan kepada
keluarga untuk mempraktikan
cara merawat klien dengan
harga diri rendah
6 Menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan
harian
SP2P SP2K
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien Melatih keluarga mempraktikan
cara merawat langsung kepada
klien dngan harga diri rendah
2 Melatih klien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan
kemampuan klien
3 Menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan
harian
SP3K
Membuat perencanaan pulang
bersama keluarga dan membuat
jadwal aktifitas dirumah
termasuk minum obat.
(discharge planning)

Menjelskan follow up klien


setelah pulang
DAFTAR PUSTAKA

Damayanti, M., & Iskandar, 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama.
Fajariyah N, 2012. Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Harga Diri Rendah. Jakarta:
Trans Info Media
Fitria 2012. Prinsip Dasar dan Aplikasi Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan
Tindakan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Kartika Sari, 2015. Buku Ajar Kesehatan Mental. Semarang: UPT UNDIP Press Semarang
Keliat, 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas: CMHN (Basic Course). Jakarta: EGC
Stuart, 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 4. Jakarta: EGC
Suliswati, 2004. Konsep Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC
Yosep, 2009. Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai