Pendahuluan
Pada era ini, kehidupan manusia perlahan menjadi fokus kepada Individu atau diri
sendiri. Semakin majunya teknologi dan informasi menghantarkan kita pada pemikiran
bahwa manusia bisa hidup sendiri dan tidak perlu bergantung pada orang lain. Hal ini bisa
kita lihat melalui beberapa postingan di social media seperti Tiktok, Instagram, Twitter dan
sejenisnya yang sering mengemukakan pendapatnya bahwa tidak ada yang lebih penting
dari memikirkan perasaan dan kehidupan diri sendiri. Saat ada postingan video yang
menggambarkan kehidupan seseorang yang susah, baik karena ekonomi, rumah yang tidak
memadai, atau anak yang banyak, memang masih banyak response empati dari masyarakat
dan tidak jarang pula kita temui response yang mempertanyakan dan menyalahakan kenapa
hal tersebut bisa terjadi, kenapa individu yang ada divideo memiliki anak yang banyak
padahal hidup susah dan komentar lainnya. Ini menunjukan bahwa, banyak dari kita yang
berpikir secara kognitif, bukan struktural.
Deskripsi Terjemahan
Psikologi komunitas berbeda dengan psikologi lainnya dalam dua hal. Pertama,
psikologi komunitas menawarkan cara berpikir yang berbeda tentang perilaku manusia.
Kami fokus pada konteks perilaku masyarakat. Kedua, perluasan definisi topik yang sesuai
untuk studi dan intervensi psikologis. Psikolog komunitas tertarik pada cara efektif untuk
mencegah masalah daripada mengobatinya setelah muncul. Bidang ini menekankan
mempromosikan fungsi yang sehat untuk semua anggota komunitas daripada campur
tangan ketika masalah berkembang untuk beberapa anggota tersebut. Dan mereka
memfokuskan penelitian mereka pada faktor-faktor di tingkat lingkungan, komunitas, dan
masyarakat yang mendukung atau menghambat perkembangan yang sehat daripada proses
psikologis internal atau faktor biologis.Teori dan penelitian psikologi komunitas tercermin
atau langsung dikutip dalam karya pakar kesehatan masyarakat, pekerja sosial, sosiolog,
pejabat publik, dan psikolog lainnya. Snowden (1987) menulis tentang "kesuksesan aneh"
psikologi komunitas; pendekatannya diadopsi secara luas, tetapi sebagai bidang, itu tidak
dikenal.
2. Latihan pembukaan (Kursi Musik)
3. Pergeseran Perspektif
f) Penelitian dan advokasi kebijakan mencakup penelitian tentang masyarakat dan isu-
isu sosial, upaya untuk menginformasikan para pembuat keputusan (misalnya, pejabat
pemerintah, pemimpin sektor swasta, media massa, publik) tentang arah tindakan, dan
evaluasi dampak kebijakan sosial. Psikolog komunitas terlibat dalam advokasi
mengenai tunawisma, perdamaian, penyalahgunaan narkoba, perkembangan anak dan
keluarga yang positif, dan masalah lainnya. Salah satu tujuan buku ini adalah untuk
memperkenalkan Anda pada alat-alat advokasi, sebagai warga negara atau profesional,
di tingkat lokal hingga internasional.
Pergeseran perspektif yang telah dijelaskan melibatkan asumsi dasar tentang dua
pertanyaan. Bagaimana masalah muncul ? Bagaimana perubahan bisa terjadi. Beberapa
asumsi kita yang paling penting tentang masalah berkaitan dengan pentingnya orang dan
konteks. Shinn dan Toohey (2003) menciptakan istilah kesalahan minimisasi konteks untuk
menunjukkan pengabaian atau pengurangan pentingnya konteks dalam kehidupan individu.
Konteks mengacu pada lingkungan yang merangkum dimana seorang individu hidup,
bersama-sama ini membentuk kekuatan struktural yang membentuk kehidupan individu.
Kesalahan minimisasi konteks mengarah pada teori psikologis dan temuan penelitian yang
cacat atau yang benar hanya dalam keadaan terbatas. Kesalahan ini juga dapat
menyebabkan intervensi terapi atau program sosial gagal karena mereka berusaha untuk
mereformasi individu tanpa memahami atau mengubah konteks di mana individu tersebut
hidup.
6. Perspektif Struktural
Salah satu studi besar pertama yang menunjukkan pentingnya kekuatan struktural
adalah studi tentang kejahatan dan kenakalan remaja di Chicago pada paruh pertama abad
ke-20. Duasosiolog, Clifford Shaw dan Henry McKay, melihat sumber resmi tingkat
kenakalan remaja (penangkapan, keputusan pengadilan, dll.) di lingkungan Chicago
selama tiga periode waktu: 1900–1906, 1917–1923, dan 1927–1933. Ini adalah periode
perubahan cepat di Chicago: gelombang imigrasi berturut-turut oleh kelompok etnis yang
berbeda, industrialisasi yang meningkat, kepadatan penduduk yang meningkat tajam, dan
tingkat mobilitas yang tinggi. Apa yang mereka temukan adalah, dari waktu ke waktu,
tingkat kenakalan remaja tetap tinggi di lingkungan dalam kota, meskipun hampir seluruh
populasi lingkungan telah berubah. Bahkan ketika susunan etnis suatu lingkungan benar-
benar berubah (karena kelompok imigran yang ada pindah ke lingkungan yang lebih
diinginkan dan kelompok imigran baru pindah), tingkat kenakalan remaja yang tinggi tetap
ada. Shaw dan McKay menyimpulkan bahwa itu adalah faktor struktural di lingkungan
(kemiskinan, kepadatan penduduk, dan disorganisasi sosial yang menyertai perubahan
cepat) yang menyebabkan tingkat kejahatan yang tinggi, bukan karakteristik individu yang
tinggal di sana (Shaw dan McKay, 1969 ). Teori yang mereka kembangkan, Teori
Disorganisasi Sosial, masih merupakan teori yang berpengaruh di bidang kriminologi,
tetapi poin umum tentang pentingnya kekuatan struktural memiliki implikasi penting jauh
di luar bidang itu.
b) Mikrosistem
c) Organisasi
d) Daerah
e) Makrosistem
f) Tingkat intervensi
b) Rasa kebersamaan
d) Keadilan sosial
g) Landasan empiris
Pembahasan
Community Psychology Linking Individuals & Communities, adalah Edisi ke 3
yang ditulis oleh Breet Kloos, Jean Hill, Elizabeth Thomas, Abraham Wandersman,
Maurice J. Elias, and James H. Dalton. Buku ini mencerminkan perspektif kepada cara
berpikir yang diterapkan pada banyak situasi kehidupan dan komunitas. Penelitian ini
berfokus pada konteks sosial dan budaya untuk pembelajaran, keterlibatan remaja dalam
pengaturan berbasis komunitas, dan peran seni dalam aksi dan penelitian komunitas. Buku
ini terdiri dari 5 bab, dan pembahasan ini akan berfokus pada Bab 1 terlebih dahulu. Bab 1
menjelaskan pengenalan psikologi komunitas yang memuat dua bagian, yaitu pengenalan
psikologi komunitas dan perkembangan serta praktek psikologi komunitas.
Sebelum itu, mari kita mengenal apa itu Psikologi Komunitas, asal terbentuknya
psikologi komunitas diawali dengan adanya usaha akan kebebasan dan adanya gerakan
kesehatan mental komunitas (dalam Widiningsih Yuli dkk, 2018). Didirikan pada 5 Mei
1965 pada konferensi psikologi klinis di Swamscott, Massachusetts, di Boston. Didalam
konferensi tersebut psikologi klinis membicarakan pembaharuan pendekatan kesehatan
mental yang lebih memberi tekanan pada preverensi daripada treatment dan mentargetkan
pada sistem sosial tempat individu berpartisipasi dalam usaha perubahan sosial ( dalam
Widiningsih Yuli dkk, 2018). Dalam perspektif psikologi komunitas, pengetahuan
dibangun melalui tindakan. Peran psikolog komunitas sering dideskripsikan sebagai
partisipanpengkonseptualisasi (Bennett dalam Bret Kloss dkk, 2014).
Di Amerika Serikat, beban kasus untuk profesi kesehatan mental juga telah
meningkat sementara sumber daya untuk layanan kesehatan mental telah dipotong (Burns,
2004). Ketika masyarakat dan pemerintah menjadi lebih konservatif, lembaga pendanaan
menyerukan penelitian psikologis tentang penyebab biomedis penyakit mental daripada
penyebab sosial, dan minat peneliti mengikuti (Humphreys & Rappaport, 1993). Rappaport
menjelaskan bahwa Psikologi komunitas telah lama menekankan peran yang dimainkan
oleh nilai-nilai dan kerangka kerja konseptual dalam memandu definisi masalah, intervensi,
dan penelitian (dalam Nelson, Kloos, Ornelas, 2014).
Setelah diberikan latihan melalui study case mengenai tunawisma dan Elaine,
membuat kita sadar bahwa masih belum ada kesetaran. Ketidaksetaraan kekayaan dan
kesempatan tumbuh di banyak masyarakat, termasuk Amerika Serikat. Ketidaksetaraan ini
dikaitkan dengan kesehatan yang lebih buruk dan hasil negatif lainnya untuk semua orang,
bukan hanya mereka yang berpenghasilan rendah (American Psychological Association,
2010; Kawachi & Kennedy, 2006; Lott & Bullock, 2001). Konsultasi Individu yang
awalnya dilakukan pada case Elaine di buat lebih luas lagi dengan melibatkan
lingkungannya, didukung oleh pernyataan dalam Handbook of Community Psychology
(2000), bahwa konsultasi dapat berfungsi untuk memancarkan perubahan melalui dua
proses yang berbeda, yaitu,: (1) meningkatkan perilaku efektif dari masing-masing
konsultan di seluruh pengaturan dan dari waktu ke waktu, dan (2) mendemonstrasikan
sistem dampak konsultasi dari waktu ke waktu.
Kemudian buku ini membahas mengenai Tingkat Analisis Ekologi dalam Psikologi
Komunitas menggunakan pendekatan pendekatan Bronfenbrenner. Harkonen (2007)
mencatat bahwa teori ini dipengaruhi oleh teori sosio-kultural Vygotsky dan teori
behaviorisme Lewin. Tingkat analisis ini didalam nya mencakup Individu, mikrosistem,
organisasi dan lokalitas yang semuanya dipengaruhi oleh banyak sistem makro.
Makrosistem menjalankan pengaruh melalui kebijakan dan keputusan tertentu, seperti
undang - undang dan keputusan pengadilan dan melalui proses ideologi dan norma sosial.
Tingkat analisis ekologi adalah alat yang berguna dalam mengubah perspektif
tentang “ke mana harus mencari” untuk mempromosikan perubahan. Memeriksa masalah
secara sistematis di seluruh tingkat analisis dapat mengungkap banyak faktor yang
berkontribusi terhadap masalah tersebut. Salah satu cara di mana tingkat analisis dapat
membantu menyarankan poin intervensi yang tepat adalah melalui konsep struktur mediasi.
Peter Berger dan John Neuhaus (1977) adalah sosiolog yang mengembangkan strategi
untuk mempromosikan kesejahteraan individu dan komunitas melalui pengembangan
struktur mediasi. Inti dari teori ini adalah bahwa masyarakat dapat memaksakan kondisi
stres pada individu, beberapa di antaranya mengalami kesulitan mengatasi stresor tersebut.
Terakhir, pada bab 1 membahas Tujuh Nilai dalam psikologi komunitas, nilai-nilai
pribadi tentang hubungan, akuntabilitas, prioritas perubahan sosial, dan pandangan dunia
politik pribadi kita semuanya membentuk prioritas dan agenda kita untuk kerja komunitas.
Tujuh nilai tersebut adalah ; Kesehatan Individu dan Keluarga, Rasa Kebersamaan,
menghormati keberagaman manusia, keadilan sosial, pemberdayaan dan partisipasi warga,
kolaborasi dan komunitas, landasan empiris. Menurut Dalton, sense of community meliputi
4 elemen, yaitu ; Keanggotaan (membership), Pengaruh (influence), Integrasi dan
pemenuhan kebutuhan, Hubungan emosional.
Kesimpulan
Geoffrey, N., Bret, K. & Jose. O. (2014). Community Psychology and Community Mental
Health. United States of America by Oxford University Press.
Kloos, B., Hill, J., Thomas, E., Wandersman, A., J. Elias, M., & Dalton, J. H. (2019).
Community Psychology: Linking Individuals And Communities. Cengage Learning.
https://doi.org/10.4324/9781315178028-16
Rappaport, J. & Seidman, E. (Eds.). (2000). Buku pegangan psikologi komunitas. New
York: Kluwer/Plenum.
Yuli, W., Anggia, K, E, M., Hirmaningsih. (2018). Psikologi Komunitas. Pekanbaru Riau.