Kompetensi Dasar
3.8 Menjelaskan reaksi kesetimbangan di dalam hubungan antara pereaksi dan hasil reaksi.
4.8 Menyajikan hasil pengolahan data untuk menentukan nilai tetapan kesetimbangan suatu reaksi.
3.9 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan dan penerapannya dalam
industri.
4.9 Merancang, melakukan, menyimpulkan, serta menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang
mempengaruhi arah kesetimbangan.
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu memahami konsep kesetimbangan kimia dan ciri-ciri reaksi kesetimbangan.
2. Siswa mampu membedakan jenis kesetimbangan homogen dan kesetimbangan heterogen.
3. Siswa mampu menentukan tetapan kesetimbangan suatu reaksi.
4. Siswa mampu menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan.
5. Siswa mampu menjelaskan penerapan konsep kesetimbangan kimia dalam kehidupan sehari-hari.
Maha besar Allah SWT. yang telah menciptakan dan menata alam
semesta beserta isinya secara rinci lagi teratur. Allah SWT. juga telah meletakkan
mekanisme keseimbangan yang terpadu dan harmonis demi kemaslahatan
makhluk ciptaan-Nya, mulai dari keseimbangan alam semesta dengan beraneka
ragam benda-benda langit, manusia, hewan, tumbuhan, molekul, zat, energi, dan
lain sebagainya. Salah satu contoh keseimbangan dalam ruang lingkup
mikroskopis adalah kesetimbangan kimia. Berkenaan dengan hal ini, Allah SWT.
telah memberikan ketentuan yang jelas dalam QS. Ar-Rahman (55) ayat 7-9.
3.2 KONSEP Contoh kesetimbangan kimia yang sering dijumpai ialah ketika proses
KESETIMBANGAN memanaskan air. Pernahkah anda mengamati air yang dipanaskan dalam sebuah
KIMIA wadah tertutup? Jika belum, coba perhatikan gambar berikut ini!
Gambar 1.1 Kesetimbangan air dalam fasa cair dan gas pada sistem tertutup
(Sumber: Chemistry, The Molecular Nature of Matter and Change, 2000)
Berdasarkan gambar di atas, diketahui bahwasanya molekul-molekul air
yang ada pada permukaan bergerak cukup cepat untuk lepas dari fasa cairnya dan
menguap. Apabila air dipanaskan pada wadah yang terbuka, tidak mungkin
molekul air akan kembali ke fasa carinya sehingga uap air yang terbentuk lama-
kelamaan akan habis. Namun, jika air dipanaskan pada wadah yang tertutup
sebagaimana gambar 1.1 maka akan terlihat jelas perbedaannya. Uap air yang
terbentuk tidak dapat melepaskan diri sehingga kembali lagi pada fasa cairnya
(mengembun).
Di awal reaksi, terdapat sedikit molekul air dalam uap sehingga
kecepatan pengembunan pun rendah. Namun seiring berjalannya waktu,
penguapan akan terus berlanjut dengan kecepatan lebih besar daripada
pengembunan. Maka dari itu, tak heran jika volume air akan menyusut dan
volume uap akan bertambah. Bertambahnya molekul uap air akan mengakibatkan
molekul-molekul saling bertabrakan dan bergabung dengan cairan. Pada akhirnya
kecepatan penguapan dan pengembunan menjadi sama.
Keadaan dimana reaksi berlangsung terus-menerus dan kecepatan
pembentukan produk sama dengan kecepatan pembentukan reaktan mendasari
konsep kesetimbangan kimia yang bersifat dinamis. Reaksi kimia dapat balik (zat
produk dapat kembali menjadi zat semula) disebut juga dengan istilah reaksi
reversible. Adapun ciri-ciri kesetimbangan dinamis dapat dituliskan sebagaimana
berikut:
1. Reaksi berlangsung terus-menerus dengan arah yang saling
berlawanan.
2. Berlangsung dalam ruang tertutup yang memiliki suhu dan tekanan
tetap.
3. Kecepatan/ laju reaksi ke arah produk sama dengan kecepatan/ laju
reaksi ke arah reaktan.
4. Tidak terjadi perubahan makroskopis (perubahan yang dapat
dilihat), tetapi terjadi perubahan mikroskopis (perubahan yang tidak
dapat dilihat)
5. Setiap komponen zat tetap ada.
Pada reaksi penguraian gas N2O4 menjadi gas NO2 tercapai
kesetimbangan saat kecepatan/ laju reaksi terurainya N2O4 sama dengan
kecepatan/ laju reaksi pembentukan NO2.
N2O4(g) ⇌ NO2(g)
Hal tersebut dapat dibuktikan melalui gambar di bawah ini.
Gambar 1.2 Kesetimbangan kimia pada reaksi penguraian gas N2O4 menjadi gas NO2
(Sumber: Chemistry, Central Science, 2012)
Reaksi dimulai dari gambar paling kiri, dimana reaktan berupa gas N2O4
tidak memiliki warna. Lanjut ke gambar tengah, gas N2O4 mulai terurai menjadi
gas NO2 yang berwarna coklat muda. Reaksi akan terus berlanjut sampai
kesetimbangan kimia tercapai yang ditandai dengan konsentrasi N2O4 dan NO2
bersifat konstan dan warna mencapai final/ tidak berubah lagi (coklat tua)
sebagaimana gambar paling kanan.
Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, reaksi yang dapat
berlangsung dua arah disebut sebagai reaksi dapat balik atau reaksi reversible.
Apabila kecepatan/ laju reaksi ke arah kanan (produk) sama dengan kecepatan/
laju reaksi ke arah kiri (reaktan), maka reaksi dapat dikatakan dalam keadaan
setimbang yang secara umum dinyatakan dalam persamaan berikut:
A+B ⇌ C+D
Pada saat setimbang ada beberapa kemungkinan keadaan konsentrasi
produk dan reaktan. Misal pada reaksi A2(g) ⇌ 2A(g) terdapat tiga kemungkinan
keadaan setimbang, yakni:
1. Kemungkinan Pertama
3.3 TETAPAN Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Cato Guldberg dan Waage,
KESETIMBANGAN “Dalam keadaan setimbang pada suhu tetap, maka hasil kali konsentrasi zat-
zat hasil reaksi (produk) dibagi dengan hasil kali konsentrasi pereaksi
(reaktan) yang masing-masing konsentrasi tersebut dipangkatkan dengan
koefisen reaksinya memiliki harga yang tetap.”
1. Tetapan Kesetimbangan Konsentrasi
Pernyataan di atas juga dikenal sebagai hukum kesetimbangan.
Untuk reaksi kesetimbangan:
aA+bB ⇌cC+dD
maka:
Catatan:
Zat-zat yang terdapat dalam reaksi kesetimbangan bisa berbentuk
padat (s), larutan (aq), gas (g), dan cair (l). Tetapi yang dimasukkan
dalam tetapan kesetimbangan konsentrasi hanyalah zat-zat yang
berbentuk gas (g) dan larutan (aq) saja. Hal ini disebabkan karena
konsentrasi zat padat (s) adalah tetap dan nilainya telah terhitung
dalam harga Kc itu.
Contohnya:
a. C(s) + CO2(g) ⇌ 2 CO(g), maka
3. Derajat Disosiasi
Disosiasi ialah penguraian suatu zat menjadi beberapa zat lain yang
memiliki bentuk lebih sederhana. Sedangkan derajat disosiasi ialah
perbandingan antara jumlah mol zat yang terurai dengan jumlah
mol zat mula-mula yang dilambangkan dengan .
Contohnya:
Gas N2O4 mengalami disosiasi menurut persamaan reaksi berikut:
N2O4(g) ⇌ 2 NO2(g)
Banyaknya mol N2O4 dan NO2 pada kesetimbangan adalah sama. Di
keadaan ini, berapakah harga derajat disosiasinya?
Jawab:
Dimisalkan pada keadaan setimbang mol N2O4 dan NO2 adalah 2
mol. Maka diperoleh informasi:
Persamaan reaksi : N2O4(g) ⇌ 2 NO2(g)
Mula-mula : 3 mol -
Bereaksi : 1 mol 2 mol
Setimbang : 2 mol 2 mol
= =
4. Tetapan Kesetimbangan Parsial Gas
Tetapan kesetimbangan yang didasarkan pada tekanan parsial gas
dinyatakan dengan notasi Kp, yakni hasil kali tekanan parsial gas-
gas hasil reaksi (produk) dibagi dengan hasil kali tekanan parsial
gas-gas pereaksi (reaktan) yang mana masing-masing tekanan
parsial gas dipangkatkan koefisiennya menurut persamaan reaksi
berikut:
m A(g) + n B(g) ⇌ p C(g) + q D(g)
maka:
Jadi
= = 2,136
5. Hubungan Kp dan Kc
Hubungan Kp dan Kc dapat ditentukan melalui persamaan gas ideal
PV = nRT
P= dimana = M atau konsentrasi
P = MRT sehingga
Kp = Kc (RT)Δn
Dengan Kp = tetapan kesetimbangan tekanan parsial gas (atm)
Kc = tetapan kesetimbangan konsentrasi
R = tetapan gas (0,082 L atm mol-1 K-1)
T = suhu (K = °C + 273)
Δn = selisih jumlah koefisien gas kanan dan kiri
Contohnya:
Dalam suatu sistem kesetimbangan yang memiliki persamaan
reaksi sebagaimana berikut:
CO2(g) + C(s) ⇌ 2 CO(g)
Pada suhu 27°C memiliki harga Kc = 1,6 x 10-2. Hitunglah nilai Kp!
Jawab:
Diketahui T = 27 + 273 = 300 K
Koefisien gas kanan = 2
Koefisien gas kiri = 1 (fasa padat tidak dihitung)
Δn = 2 – 1 = 1
Kc = 1,6 x 10-2
R = 0,082 L atm mol-1 K-1
Ditanya Kp …?
Penyelesaian
Kp = Kc (RT)Δn
Kp = 1,6 x 10-2 (0,082 . 300)1
Kp = 0,39 atm
ِ َّ ِاَّل ْي َخل َ َق َس ْب َع َ هَس هو ٍت ِط َباقًا ۗ َما تَ هرى ِ ِْف َخلْ ِق َّالر ْ هْح ِن ِم ْن تَ هف ُو ٍ ۗت فَ ْار ِجع
٧ ص ه َْل تَ هرى ِم ْن فُ ُط ْو ٍر َ َ الْ َب
Artinya: “Yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Tidak akan
kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang pada ciptaan Tuhan Yang Maha
Pengasih. Maka lihatlah sekali lagi, adakah kamu lihat sesuatu yang cacat?”
(QS. Al-Mulk 67:3)
َظه ََر الْ َف َسا ُد ِِف الْ َ ِٰٰب َوالْ َب ْح ِر ِب َما َك َسبَ ْت َايْ ِدى النَّ ِاس
٧۴ِل ُي ِذيْ َقه ُْم ب َ ْع َض َّ ِاَّل ْي َ َِعلُ ْوا ل َ َعلَّه ُْم يَ ْر ِج ُع ْو َن
Artinya: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut
disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah
menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”
(QS. Ar-Rum 30:41)
الس َما ٓ ِء َما ٓ ًء ۚ فَ َاۡ َۡر ۡجََا ِب ٖه ََ َم هر ٍت َّ اّلل َا ۡن َز َل ِم َنَ ٰ َال َ ۡم تَ َر َا َّن ه
ُّم ۡخ َت ِلفًا َالۡ َواُنُ َاؕ َو ِم َن الۡ ِج َب ِال ُجدَ ٌۢد ِب ۡي ٌض َّو ُ ْۡح ٌر ُّم ۡخ َت ِل ٌف َالۡ َواُنُ َا
َوغَ َرا ِبيۡ ُب ُس ۡو ٌد
٧
Artinya: “Tidakkah engkau melihat Allah menurunkan
air dari langit lalu dengan air itu Kami hasilkan buah-buahan
yang beraneka macam jenisnya. Dan di antara gunung-gunung
itu ad garis-garis putih dan merah yang beraneka macam
warnanya da nada (pula) yang hitam pekat. (QS. Al-Fatir 35:27)
3.6 KESETIMBANGAN Tidak sedikit proses produksi zat-zat dalam industri, khususnya industri
KIMIA DALAM bahan kimia menerapkan konsep kesetimbangan ini. Misalnya saja, dalam proses
PROSES pembuatan ammonia (NH3) dan asam sulfat (H2SO4). Adapun proses industri ini
INDUSTRI dihadapkan pada masalah bagaimana mendapatkan hasil sebanyak-banyaknya,
dengan produk yang berkualitas, namun proses yang ditempuh efektif, efesien,
dan tidak memerlukan biaya yang terlalu besar.
1. Pembuatan ammonia (NH3) dengan Proses Haber-Bosch
Unsur nitrogen terdapat di atmosfer dengan persentase sebanyak
78% dari volume keseluruhan unsur-unsur penyusunnya. Tetapi
karena kelembaman nitrogen yang cukup tinggi, hanya sedikit
senyawa-senyawa nitrogen yang terdapat di alam. Metode untuk
menyintesis senyawa-senyawa nitrogen dikenal dengan istilah
fiksasi nitrogen buatan yang merupakan proses penting sebuah
industry. Adapun metode utamanya dengan mereaksikan nitrogen
(N2) dan hydrogen (H2) sehingga membentuk ammonia (NH3).
Selanjutnya, ammonia akan diubah menjadi senyawa-senyawa
nitrogen lain sebagaimana asam nitrat dan garam nitrat.
Pupuk urea (CO(NH2)2) merupakan bahan kimia yang dihasilkan
melalui pereaksian antara NH3 dan CO2. Selain untuk bahan
pembuatan pupuk urea, ammonia juga banyak digunakan dalam
pembuatan berbagai macam monomer yang mengandung nitrogen
untuk industri nilon, polimer-polimer akrilat, busa poliutretan,
bahan industri farmasi, bahan organik/ anorganik, detergen dan
larutan pembersih lain, serta bahan peledak (TNT atau
trinitrotoluena).
Reaksi sintesis ammonia dan uji laboratorisnya merujuk pada dasar
teori yang dikemukakan oleh Fritz Haber dan Carl Bosch. Di masa
mereka, yakni sekitar tahun 1913, pabrik-pabrik industry mampu
menghasilkan 30.000 kg NH3 per hari. Namun yang lebih
mencengangkan, pabrik ammonia modern masa kini memiliki
kapasitas produk 50 kali lebih besar dibandingkan masa terdahulu.
Beberapa data relevan terkait reaksi sintesis ammonia adalah:
Memiliki persamaan reaksi
N2(g) + 3 H2(g) ⇌ 2 NH3(g) ΔH = ± - 92,38 kJ/mol
Untuk menghasilkan lebih banyak produk amonia, maka perlakuan
yang diberikan antara lain:
a. Dilakukan pada suhu tinggi yakni ± 450oC, sehingga reaksi
bergeser ke kanan (ke arah eksoterm).
b. Dilakukan pada tekanan yang tinggi yakni 200-400 atm,
sehingga reaksi bergeser ke arah produk yang memiliki jumlah
koefisien reaksi kecil. Tekanan yang tinggi juga akan
menyebabkan molekul-molekul semakin rapat sehingga
tabrakan molekul semakin sering. Akibatnya, reaksi akan
bertambah cepat dan produk semakin banyak terbentuk.
c. Untuk mempercepat reaksi, digunakan katalis besi dengan
campuran Al2CO3, MgO, CaO, dan K2O.
d. Untuk mengurangi NH3 yang kembali menjadi N2 dan H2 maka
NH3 yang terbentuk segera dipisahkan dan didinginkan.
e. NH3 memiliki titik didih yang lebih tinggi dibandingkan gas N 2
dan H2, sehingga NH3 akan terpisah sebagai cairan.
f. Gas N2, H2, dan gas NH3 yang tidak mencair kemudian
diresirkulasi dan dialirkan kembali ke dalam tangki.
2. Pembuatan asam sulfat (H2SO4) dengan Proses Kontak
Salah satu cara pembuatan asam sulfat (H2SO4) melalui proses
industri dengan produk yang cukup besar dan melimpah adalah
dengan proses kontak. Beberapa manfaat asam sulfat ialah untuk
pembuatan pupuk superfosfat, detergen, cat warna, fiber, plastik,
industri logam, dan juga pengisi aki. Sementara asam sulfat kuat
93% sampai dengan 99% digunakan untuk pembuatan berbagai
bahan kimia nitrogen, sintesis fenol, pemulihan asam lemak dalam
pembuatan sabun, pembuatan asam fosfat dan juga tripel
superfosfat.
Adapun bahan yang digunakan ialah belerang dengan proses
sebagaimana berikut:
a. Belerang dibakar di udara sehingga ia bereaksi dengan oksigen
dan menghasilkan gas belerang dioksida.
S(s) + O2(g) → SO2(g)
b. Belerang dioksida direaksikan dengan oksigen sehingga
menghasilkan belerang trioksida. Pada proses ini membentuk
reaksi kesetimbangan kimia.
SO2(g) + ½ O2(g) ⇌ SO3(g)
Menurut kesetimbangan, Makin rendah suhu makin banyak
produk yang terbentuk, namun reaksi akan berjalan lambat.
Dengan mempertimbangkan waktu dan hasil digunakanlah
katalis vanadium pentaoksida (V2O5) dengan suhu ± 450°C.
c. Belerang trioksida yang dihasilkan kemudian dipisahkan dan
direaksikan dengan air untuk menghasilkan asam sulfat.
SO3(g) + H2O(l) → H2SO4(aq)
d. Reaksi tersebut berlangsung hebat sekali dan menghasilkan
asam sulfat yang bersifat sangat korosif. Untuk mengatasi hal
tersebut, gas belerang trioksida dialirkan melalui menara yang
di dalamnya terdapat aliran asam sulfat pekat sehingga
terbentuk asam pirosulfat (H2S2O7) yang memiliki nama lain
“oleum”. Asam pirosulfat ini kemudian direaksikan dengan air
sehingga dihasilkan asam sulfat yang bersifat lebih stabil.
SO3(g) + H2SO4(g) → H2S2O7(aq)
H2S2O7(aq)+ H2O(l) → 2 H2SO4(aq)
3.7 PENUTUP Dari pemaparan materi tersebut, dapat difahami bahwasanya dalam
penciptaan alam semesta beserta isinya Allaw SWT. dasarkan atas hukum
kesetimbangan. Apa-apa yang nampak di alam semesta merupakan kitabullah
yang selalu menjadi sumber inspirasi bagi siapapun yang mendayagunakan
fikiran dan kemampuannya dalam dan mengeksplorasinya. Keseluruhan
fenomena alam adalah bentuk sunnatullah yang diatur sedemikian rinci, tertib
lagi seimbang. Dimana kesetimbangan kimia yang amat sub atomik dan
mikroskopis melandasi semua keseimbangan yang telah menjadi ketentuan-Nya.
ب
ِ صوا َّ ّٰللاُ ا َ ْعلَ ُم ِبال
َو ه
َ ب ا ْلعالَ ِم
ين ِ َّ َوا ْل َح ْم ُد
ِِّ َّلل َر