Anda di halaman 1dari 16

KESETIMBANGAN KIMIA

Kompetensi Dasar
3.8 Menjelaskan reaksi kesetimbangan di dalam hubungan antara pereaksi dan hasil reaksi.
4.8 Menyajikan hasil pengolahan data untuk menentukan nilai tetapan kesetimbangan suatu reaksi.
3.9 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan dan penerapannya dalam
industri.
4.9 Merancang, melakukan, menyimpulkan, serta menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang
mempengaruhi arah kesetimbangan.

Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu memahami konsep kesetimbangan kimia dan ciri-ciri reaksi kesetimbangan.
2. Siswa mampu membedakan jenis kesetimbangan homogen dan kesetimbangan heterogen.
3. Siswa mampu menentukan tetapan kesetimbangan suatu reaksi.
4. Siswa mampu menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan.
5. Siswa mampu menjelaskan penerapan konsep kesetimbangan kimia dalam kehidupan sehari-hari.

Peta Konsep Materi


No. Sub Materi Uraian Materi
3.1 PENDAHULUAN ِ ٰ ‫ب ِْس ِم ه‬
‫اّلل َّالر ْ هْح ِن َّالر ِح ْ ِي‬
‫ِك هت ٌب َا ْن َزلْ هن ُه ِال َ ْي َك ُم ه َٰبكٌ ِل ٰ َي َّدب َّ ُر ْوْٓا هايهتِ ٖه َو ِل َي َت َذكَّ َر ُاولُوا ْ َاْللْ َب ِاب‬
Artinya: “Kitab (Al-Qur’an) yang Kami turunkan kepadamu penuh
berkah agar mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang
berakal sehat mendapatkan pelajaran.” (QS. Sad 38:29)

Maha besar Allah SWT. yang telah menciptakan dan menata alam
semesta beserta isinya secara rinci lagi teratur. Allah SWT. juga telah meletakkan
mekanisme keseimbangan yang terpadu dan harmonis demi kemaslahatan
makhluk ciptaan-Nya, mulai dari keseimbangan alam semesta dengan beraneka
ragam benda-benda langit, manusia, hewan, tumbuhan, molekul, zat, energi, dan
lain sebagainya. Salah satu contoh keseimbangan dalam ruang lingkup
mikroskopis adalah kesetimbangan kimia. Berkenaan dengan hal ini, Allah SWT.
telah memberikan ketentuan yang jelas dalam QS. Ar-Rahman (55) ayat 7-9.

‫ َا َّْل ت َْطغ َْوا ِِف الْ ِم ْ َْي ِان ۝‬٧


‫ َو َا ِق ْي ُموا‬٧ ‫الس َم ۤا َء َرفَ َعهَا َو َوضَ َع الْ ِم ْ َْي َان ۝‬
َّ ‫َو‬
٧ ُ ِ ‫الْ َو ْز َن ِبلْ ِق ْسطِ َو َْل ُ ُْت‬
‫ِسوا الْ ِم ْ َْي َان ۝‬
Artinya: “Dan langit telah ditinggikan-Nya dan Dia ciptakan
keseimbangan. Agar Kamu jangan merusak keseimbangan itu. Dan
tegakkanlah keseimbangan itu dengn adil dan janganlah kamu mengurangi
keseimbangan itu.” (QS. Ar-Rahman 55:7-9)

Cukup banyak proses keseimbangan di alam semesta yang diawali


dengan kesetimbangan kimia. Kesetimbangan kimia merupakan bagian dari
Sunnatullah yang terjadi pada lingkup mikrokosmis maupun makrokosmis.
Hakikatnya, proses kimiawi selalu mengikuti segala aktivitas yang ada di alam
semesta, mulai dari proses metabolisme makhluk hidup, siklus energi yang
bersumber dari matahari, keberadaan unsur dan mineral pada komposisi udara,
air, tanah, dan lain sebagainya. Dalam hal ini, kesetimbangan kimia lah yang
menjadi penentu keberhasilan reaksi-reaksi tersebut.

3.2 KONSEP Contoh kesetimbangan kimia yang sering dijumpai ialah ketika proses
KESETIMBANGAN memanaskan air. Pernahkah anda mengamati air yang dipanaskan dalam sebuah
KIMIA wadah tertutup? Jika belum, coba perhatikan gambar berikut ini!

Gambar 1.1 Kesetimbangan air dalam fasa cair dan gas pada sistem tertutup
(Sumber: Chemistry, The Molecular Nature of Matter and Change, 2000)
Berdasarkan gambar di atas, diketahui bahwasanya molekul-molekul air
yang ada pada permukaan bergerak cukup cepat untuk lepas dari fasa cairnya dan
menguap. Apabila air dipanaskan pada wadah yang terbuka, tidak mungkin
molekul air akan kembali ke fasa carinya sehingga uap air yang terbentuk lama-
kelamaan akan habis. Namun, jika air dipanaskan pada wadah yang tertutup
sebagaimana gambar 1.1 maka akan terlihat jelas perbedaannya. Uap air yang
terbentuk tidak dapat melepaskan diri sehingga kembali lagi pada fasa cairnya
(mengembun).
Di awal reaksi, terdapat sedikit molekul air dalam uap sehingga
kecepatan pengembunan pun rendah. Namun seiring berjalannya waktu,
penguapan akan terus berlanjut dengan kecepatan lebih besar daripada
pengembunan. Maka dari itu, tak heran jika volume air akan menyusut dan
volume uap akan bertambah. Bertambahnya molekul uap air akan mengakibatkan
molekul-molekul saling bertabrakan dan bergabung dengan cairan. Pada akhirnya
kecepatan penguapan dan pengembunan menjadi sama.
Keadaan dimana reaksi berlangsung terus-menerus dan kecepatan
pembentukan produk sama dengan kecepatan pembentukan reaktan mendasari
konsep kesetimbangan kimia yang bersifat dinamis. Reaksi kimia dapat balik (zat
produk dapat kembali menjadi zat semula) disebut juga dengan istilah reaksi
reversible. Adapun ciri-ciri kesetimbangan dinamis dapat dituliskan sebagaimana
berikut:
1. Reaksi berlangsung terus-menerus dengan arah yang saling
berlawanan.
2. Berlangsung dalam ruang tertutup yang memiliki suhu dan tekanan
tetap.
3. Kecepatan/ laju reaksi ke arah produk sama dengan kecepatan/ laju
reaksi ke arah reaktan.
4. Tidak terjadi perubahan makroskopis (perubahan yang dapat
dilihat), tetapi terjadi perubahan mikroskopis (perubahan yang tidak
dapat dilihat)
5. Setiap komponen zat tetap ada.
Pada reaksi penguraian gas N2O4 menjadi gas NO2 tercapai
kesetimbangan saat kecepatan/ laju reaksi terurainya N2O4 sama dengan
kecepatan/ laju reaksi pembentukan NO2.
N2O4(g) ⇌ NO2(g)
Hal tersebut dapat dibuktikan melalui gambar di bawah ini.

Gambar 1.2 Kesetimbangan kimia pada reaksi penguraian gas N2O4 menjadi gas NO2
(Sumber: Chemistry, Central Science, 2012)
Reaksi dimulai dari gambar paling kiri, dimana reaktan berupa gas N2O4
tidak memiliki warna. Lanjut ke gambar tengah, gas N2O4 mulai terurai menjadi
gas NO2 yang berwarna coklat muda. Reaksi akan terus berlanjut sampai
kesetimbangan kimia tercapai yang ditandai dengan konsentrasi N2O4 dan NO2
bersifat konstan dan warna mencapai final/ tidak berubah lagi (coklat tua)
sebagaimana gambar paling kanan.
Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, reaksi yang dapat
berlangsung dua arah disebut sebagai reaksi dapat balik atau reaksi reversible.
Apabila kecepatan/ laju reaksi ke arah kanan (produk) sama dengan kecepatan/
laju reaksi ke arah kiri (reaktan), maka reaksi dapat dikatakan dalam keadaan
setimbang yang secara umum dinyatakan dalam persamaan berikut:
A+B ⇌ C+D
Pada saat setimbang ada beberapa kemungkinan keadaan konsentrasi
produk dan reaktan. Misal pada reaksi A2(g) ⇌ 2A(g) terdapat tiga kemungkinan
keadaan setimbang, yakni:
1. Kemungkinan Pertama

Gambar 2.1 Kemungkinan pertama


(Sumber: Dokumen Pribadi)
Pada awal terjadinya reaksi, konsentrasi reaktan ([A2]) maksimal
dan makin lama makin berkurang. Sementara itu, konsentrasi
produk ([A]) nol dan makin lama makin bertambah. Sehingga, pada
saat setimbang konsentrasi produk ([A]) lebih besar daripada
konsentrasi reaktan ([A2]). Saat kesetimbangan tercapai, besar
konsentrasi tidak berubah.
2. Kemungkinan Kedua

Gambar 2.2 Kemungkinan kedua


(Sumber: Dokumen Pribadi)
Pada saat setimbang konsentrasi produk ([A]) lebih kecil daripada
konsentrasi reaktan ([A2]).
3. Kemungkinan Ketiga

Gambar 2.3 Kemungkinan ketiga


(Sumber: Dokumen Pribadi)
Pada saat setimbang konsentrasi produk ([A]) sama dengan
konsentrasi reaktan ([A2]).
Berdasarkan wujud zat yang terlibat dalam reaksi, kesetimbangan kimia
dibedakan menjadi 2 macam yakni kesetimbangan homogen dan kesetimbangan
heterogen.
1. Kesetimbangan Homogen (hanya ada 1 fasa), contohnya:
a. Kesetimbangan dalam fasa gas-gas
2 SO2(g) + O2(g) ⇌ 2 SO3(g)
b. Kesetimbangan dalam fasa larutan-larutan
NH4OH(aq) ⇌ NH4+(aq) + OH-(aq)
2. Kesetimbangan Heterogen (lebih dari 1 fasa), contohnya:
a. Kesetimbangan dalam fasa padat-gas
CaCO3(s) ⇌ CaCO(s) + CO2(g)
b. Kesetimbangan dalam fasa padat larutan
BaSO4(s) ⇌ Ba2+(aq) + SO42-(aq)
c. Kesetimbangan dalam fasa larutan-padat-gas
Ca(HCO3)2(aq) ⇌ CaCO3(s) + H2O(l) + CO2(g)

3.3 TETAPAN Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Cato Guldberg dan Waage,
KESETIMBANGAN “Dalam keadaan setimbang pada suhu tetap, maka hasil kali konsentrasi zat-
zat hasil reaksi (produk) dibagi dengan hasil kali konsentrasi pereaksi
(reaktan) yang masing-masing konsentrasi tersebut dipangkatkan dengan
koefisen reaksinya memiliki harga yang tetap.”
1. Tetapan Kesetimbangan Konsentrasi
Pernyataan di atas juga dikenal sebagai hukum kesetimbangan.
Untuk reaksi kesetimbangan:
aA+bB ⇌cC+dD
maka:

Catatan:
Zat-zat yang terdapat dalam reaksi kesetimbangan bisa berbentuk
padat (s), larutan (aq), gas (g), dan cair (l). Tetapi yang dimasukkan
dalam tetapan kesetimbangan konsentrasi hanyalah zat-zat yang
berbentuk gas (g) dan larutan (aq) saja. Hal ini disebabkan karena
konsentrasi zat padat (s) adalah tetap dan nilainya telah terhitung
dalam harga Kc itu.
Contohnya:
a. C(s) + CO2(g) ⇌ 2 CO(g), maka

b. Zn(s) + Cu2+(aq) ⇌ Zn2+(aq) + Cu(s), maka

c. CH3COO-(aq) + H2O(l) ⇌ CH3COOH(aq) + OH-(aq), maka


d. 2 HI(g) ⇌ H2(g) + I2(g), maka
2. Menentukan Harga Tetapan Kesetimbangan Konsentrasi (Kc)
Untuk memudahkan anda dalam memahami cara menentukan harga
tetapan kesetimbangan konsentrasi (Kc), coba cermati contoh soal
berikut ini!
Dalam wadah tertutup bervolume satu liter, 1 mol zat AB
direaksikan dengan 1 mol zat CD menurut persamaan reaksi
sebagaimana berikut:
AB(g) + CD(g) ⇌ AD(g) + BC(g)
Setelah kesetimbangan tercapai ternyata tersisa 0,25 mol zat CD.
Tentukanlah harga tetapan kesetimbangan untuk reaksi ini!
Jawab:
Persamaan reaksi : AB(g) + CD(g) ⇌ AD(g) + BC(g)
Mula-mula : 1 mol 1 mol - -
Bereaksi : 0,75 mol 0,75 mol 0,75 mol 0,75 mol
Setimbang : 0,25 mol 0,25 mol 0,75 mol 0,75 mol
Konsentrasi = maka
[ ][ ]
= = =9
[ ][ ]

3. Derajat Disosiasi
Disosiasi ialah penguraian suatu zat menjadi beberapa zat lain yang
memiliki bentuk lebih sederhana. Sedangkan derajat disosiasi ialah
perbandingan antara jumlah mol zat yang terurai dengan jumlah
mol zat mula-mula yang dilambangkan dengan .

Contohnya:
Gas N2O4 mengalami disosiasi menurut persamaan reaksi berikut:
N2O4(g) ⇌ 2 NO2(g)
Banyaknya mol N2O4 dan NO2 pada kesetimbangan adalah sama. Di
keadaan ini, berapakah harga derajat disosiasinya?
Jawab:
Dimisalkan pada keadaan setimbang mol N2O4 dan NO2 adalah 2
mol. Maka diperoleh informasi:
Persamaan reaksi : N2O4(g) ⇌ 2 NO2(g)
Mula-mula : 3 mol -
Bereaksi : 1 mol 2 mol
Setimbang : 2 mol 2 mol
= =
4. Tetapan Kesetimbangan Parsial Gas
Tetapan kesetimbangan yang didasarkan pada tekanan parsial gas
dinyatakan dengan notasi Kp, yakni hasil kali tekanan parsial gas-
gas hasil reaksi (produk) dibagi dengan hasil kali tekanan parsial
gas-gas pereaksi (reaktan) yang mana masing-masing tekanan
parsial gas dipangkatkan koefisiennya menurut persamaan reaksi
berikut:
m A(g) + n B(g) ⇌ p C(g) + q D(g)
maka:

Dengan Kp = tetapan kesetimbangan tekanan parsial gas


PA = tekanan parsial gas A (atm) =
PB = tekanan parsial gas B (atm) =
PC = tekanan parsial gas C (atm) =
PD = tekanan parsial gas D (atm) =
Contohnya:
Dalam ruang 2 liter terdapat 5 mol gas ammonia (NH3) yang
terdisosiasi sesuai dengan persamaan reaksi:
2 NH3(g) ⇌ N2(g) + 3 H2(g)
Apabila dalam keadaan setimbang masih terdapat 2 mol gas NH3
berapa nilai Kp jika tekanan total yang dimiliki sebesar 2 atm?
Jawab:
Persamaan reaksi : 2 NH3(g) ⇌ N2(g) + 3 H2(g)
Mula-mula : 5 mol - -
Bereaksi : 3 mol 1,5 mol 4,5 mol
Setimbang : 2 mol 1,5 mol 4,5 mol
Mol sisa (dalam keadaan setimbang) = 2 + 1,5 + 4,5 = 8 mol

Jadi
= = 2,136
5. Hubungan Kp dan Kc
Hubungan Kp dan Kc dapat ditentukan melalui persamaan gas ideal
PV = nRT
P= dimana = M atau konsentrasi
P = MRT sehingga
Kp = Kc (RT)Δn
Dengan Kp = tetapan kesetimbangan tekanan parsial gas (atm)
Kc = tetapan kesetimbangan konsentrasi
R = tetapan gas (0,082 L atm mol-1 K-1)
T = suhu (K = °C + 273)
Δn = selisih jumlah koefisien gas kanan dan kiri
Contohnya:
Dalam suatu sistem kesetimbangan yang memiliki persamaan
reaksi sebagaimana berikut:
CO2(g) + C(s) ⇌ 2 CO(g)
Pada suhu 27°C memiliki harga Kc = 1,6 x 10-2. Hitunglah nilai Kp!
Jawab:
Diketahui T = 27 + 273 = 300 K
Koefisien gas kanan = 2
Koefisien gas kiri = 1 (fasa padat tidak dihitung)
Δn = 2 – 1 = 1
Kc = 1,6 x 10-2
R = 0,082 L atm mol-1 K-1
Ditanya Kp …?
Penyelesaian
Kp = Kc (RT)Δn
Kp = 1,6 x 10-2 (0,082 . 300)1
Kp = 0,39 atm

3.4 PERGESERAN Perhatikan gambar berikut!


KESETIMBANGAN

Gambar 3.1 Gambaran air tanah habis


(Sumber: Google, 2022)
Apa tanggapan anda jika suatu saat simpanan air di bumi itu habis?
Penebangan pohon secara liar yang membuat hutan kita semakin gundul
memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap debit air tanah. Siklus air
menjadi terganggu sehingga sistem kesetimbangan alam pun juga ikut terganggu.
Saat suatu sistem dikenai pengaruh dari luar, maka sistem tersebut akan
mengadakan aksi untuk mengurangi pengaruh/ gangguannya. Penyataan tersebut
didasari oleh Azaz Le Chatelier yang mengungkapkan bahwasanya, “Bila suatu
sistem kesetimbangan diadakan aksi, maka sistem akan mengadakan reaksi
sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi dapat dikurangi menjadi sekecil-
kecilnya.” Perubahan keadaan kesetimbangan awal menjadi kesetimbangan baru
yang diakibatkan oleh aksi-reaksi pengaruh tertentu dikenal dengan istilah
pergeseran kesetimbangan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan
diuraikan sebagaimana berikut:
1. Perubahan Konsentrasi
Dalam suatu sistem kesetimbangan homogen, apabila:
a. Konsentrasi salah satu zat diperbesar maka kesetimbangan
akan bergeser ke arah yang berlawanan dari zat tersebut.
b. Konsentrasi salah satu zat diperkecil maka kesetimbangan akan
bergeser ke arah zat tersebut.
c. Suatu zat diencerkan dengan menambahkan air pada sistem,
maka kesetimbangan akan bergeser pada jumlah molekul
terbanyak.
Contohnya:
a. Pada reaksi kesetimbangan:
2 SO2(g) + O2(g) ⇌ 2 SO3(g)
Perlakuan Arah pergeseran kesetimbangan
SO2 ditambah Ke kanan = ke arah produk
SO3 ditambah Ke kiri = ke arah reaktan
O2 dikurangi Ke kiri = ke arah reaktan
SO3 dikurangi Ke kanan = ke arah produk
b. Pada reaksi kesetimbangan:
Ag+(aq) + Fe2+(aq) ⇌ Ag(s) + Fe3+(aq)
Perlakuan Arah pergeseran kesetimbangan
Ag+ ditambah Ke kanan = ke arah produk
3+
Fe ditambah Ke kiri = ke arah reaktan
Diencerkan Jumlah molekul ruas kiri = 1+1 = 2
dengan Jumlah molekul ruas kanan = 1 (fasa
penambahan H2O padat atau (s) tidak dihitung)
Ke kiri = ke arah reaktan
2. Perubahan Suhu
Berdasarkan teori yang dikemukakan Van’t Hoff:
a. Apabila suatu sistem kesetimbangan suhu dinaikkan, maka
kesetimbangan akan bergeser ke arah sistem yang
membutuhkan kalor (reaksi endoterm) = ke kiri
b. Apabila suatu sistem kesetimbangan suhu diturunkan, maka
kesetimbangan akan bergeser ke arah sistem yang melepaskan
kalor (reaksi eksoterm) = ke kanan
Contohnya:
a. Pada reaksi kesetimbangan
2 NO(g) + O2(g) ⇌ 2 NO2(g) ΔH = -216 kJ
Perlakuan Arah pergeseran kesetimbangan
Suhu dinaikkan Ke kiri = ke arah endoterm
Suhu diturunkan Ke kanan = ke arah eksoterm
3. Perubahan Volume atau Tekanan
Apabila suatu sistem kesetimbangan dilakukan aksi yang mampu
menyebabkan perubahan volume (bersamaan dengan perubahan
tekanan), maka sistem akan mengadakan reaksi sebagaimana
berikut:
a. Volume diperbesar (tekanan diperkecil), maka kesetimbangan
akan bergeser ke arah jumlah koefisien reaksi besar,
b. Volume diperkecil (tekanan diperbesar), maka kesetimbangan
akan bergeser ke arah jumlah koefisien reaksi kecil.
Contohnya:
a. Pada reaksi kesetimbangan:
N2(g) + 3 H2(g) ⇌ 2 NH3(g)
Maka, Jumlah koefisien reaksi di kiri = 1+3 = 4
Jumlah koefisien reaksi di kanan = 2
Perlakuan Arah pergeseran kesetimbangan
Volume Ke kiri = ke arah reaktan
diperbesar (karena memiliki jumlah koefisien
(tekanan reaksi besar, yakni 4)
diperkecil)
Volume Ke kanan = ke arah produk
diperkecil (karena memiliki jumlah koefisien
(tekanan reaksi kecil, yakni 2)
diperbesar)
3.5 KESETIMBANGAN Beberapa proses dan peristiwa yang berkaitan dengan aktivitas manusia
KIMIA DALAM maupun realitas alam seringkali didahului dengan keseimbangan mikrokosmis
PROSES ALAM yang terekspresikan dalam kesetimbangan kimia. Konsep kesetimbangan juga
telah ditegaskan Allah SWT dalam firman-Nya QS Al-Mulk 67:3 yang berbunyi:

ِ ‫َّ ِاَّل ْي َخل َ َق َس ْب َع َ هَس هو ٍت ِط َباقًا ۗ َما تَ هرى ِ ِْف َخلْ ِق َّالر ْ هْح ِن ِم ْن تَ هف ُو ٍ ۗت فَ ْار ِجع‬
٧ ‫ص ه َْل تَ هرى ِم ْن فُ ُط ْو ٍر ۝‬ َ َ ‫الْ َب‬
Artinya: “Yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Tidak akan
kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang pada ciptaan Tuhan Yang Maha
Pengasih. Maka lihatlah sekali lagi, adakah kamu lihat sesuatu yang cacat?”
(QS. Al-Mulk 67:3)

Penegasan tesebut menjadikan jelas bahwasanya dalam tingkatan proses


apapun, baik empiris maupun yang tidak teramati, Allah SWT. telah memulainya
dengan ukuran yang seimbang. Adapun kesetimbangan kimia dalam proses alam
diuraikan sebagaimana berikut:
1. Kesetimbangan Kimia dalam Makhluk Hidup

Gambar 5.1 Darah


(Sumber: Google, 2022)
Pada organisme/ makhluk hidup, terdapat banyak sekali proses
kesetimbangan kimia supaya metabolismenya berlangsung dengan
baik. Misalnya kesetimbangan asam-basa dalam darah manusia.
Derajat keasaman (pH) darah manusia normal berkisar antara 7,35-
7,45. Kondisi pH dapat dipengaruhi oleh kadar CO2 dalam darah.
CO2 dalam darah dapat bereaksi dengan H2O membentuk H2CO3
(asam karbonat). Reaksi kimia ini merupakan reaksi kesetimbangan
dengan persamaan reaksi sebagaimana berikut:
CO2(g) + H2O(l) ⇌ H2CO3(aq)
H2CO3(aq) ⇌ HCO3-(aq) + H+(aq)
Asam karbonat (H2CO3) bersifat asam karena ia mampu
melepaskan ion hydrogen (H+). Kelebihan asam karbonat dapat
membuat darah terlalu asam, sementara kekurangan asam karbonat
dapat membuat darah terlalu basa. Karena keberadaan asam
karbonat sangat dipengaruhi oleh kadar CO2 dalam tubuh, maka
penting kiranya untuk memperhatikan kadar CO2 agar metabolisme
tubuh tidak terganggu.
Dalam hal ini, Allah SWT. telah menetapkan komposisi dan kadar
darah sedemikian rinci sehingga proses kimiawi dalam tubuh dapat
berjalan dengan baik. Pengaturan yang sedemikan sempurna
kembali Allah SWT. tegaskan pada QS. Al-Furqan 25:2.

‫الس هم هو ِت َو ْ َاْل ْر ِض َول َ ْم يَتَّ ِخ ْذ َو َ ًَلا َّول َ ْم يَ ُك ْن َّ َٗل‬


َّ ‫ْل‬ ُ ْ ‫َّ ِاَّل ْي َ َٗل ُم‬
٧ ‫َش ٍء فَقَد ََّر ٗه تَ ْق ِد ْي ًرا ۝‬
ْ َ ‫ُك‬َّ ُ ‫ْل َو َخل َ َق‬ ِ ْ ‫َشيْ ٌك ِِف الْ ُم‬َِ
Artinya: “Yang memiliki kerajaan di langit dan bumi,
tidak mempunyai anak, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam
kekuasaan-Nya, dan Dia menciptakan segala sesuatu, lalu
menetapkan ukuran-ukurannya dengan tepat.” (QS. Al-Furqan
25:2)

2. Kesetimbangan Kimia dalam Udara

Gambar 5.2 Lapisan Ozon


(Sumber: Google, 2022)
Komposisi udara juga menegakkan hukum kesetimbangan kimia.
Pancaran energi radiasi matahari yang masuk ke bumi melewati
lapisan-lapisan atmosfer seringkali dalam bentuk foton dengan
panjang gelombang ±200 nm (disebut sebagai sinar ultraviolet).
Foton dari pancaran energi radiasi matahari mampu menguraikan
gas oksigen (O2) di udara bebas. Molekul tersebut terurai menjadi
dua buah atom oksigen (O), dimana proses ini dikenal dengan
istilah photolysis. Kemudian, atom oksigen tersebut secara alamiah
akan bertumbukan lagi dengan molekul oksigen yang ada di
sekitarnya sehingga terbentuk molekul ozon (O3). Reaksi
kesetimbangan pembentukan ozon digambarkan dalam persamaan
berikut ini:
O(g) + O2(g) ⇌ O3(g)
Gambar 5.3 Pembentukan Ozon di Atmosfer
(Sumber: http://repository.unsri.ac.id/7046/1/Angky_Novia_Ozon.pdf, 2013)
Dari reaksi kesetimbangan tersebut, dapat diketahui bahwasanya
jumlah molekul oksigen (O2) di udara bersifat stabil karena
molekul ozon (O3) mudah terurai kembali (reaksi dapat balik).
Dengan adanya reaksi kesetimbangan pula, maka komposisi udara
secara alami akan selalu tetap dan terjaga. Ozon diibaratkan sebagai
mantel bumi yang menjaga suhu dalam bumi agar tetap hangat
sesuai dengan kriteria tempat tinggal makhluk hidup. Maha Suci
Allah SWT. dengan segala perhitungannya.
3. Kesetimbangan Kimia dalam Lingkungan

Gambar 5.4 Efek Hujan Asam


(Sumber: Google, 2022)
Kesetimbangan kimia juga berperan dalam menjaga kualitas
lingkungan. Permasalahan lingkungan yang sering terjadi di dunia
industri adalah pengendapan asam. Salah satu sumber utamanya
adalah pembakaran bahan bakar fosil yang mengandung belerang.
Belerang dioksida (SO2) yang dilepaskan ke udara dapat larut ke
dalam air. Bahkan yang lebih parah lagi, ia dapat teroksidasi
menjadi belerang trioksida (SO3) melalui persamaan reaksi
kesetimbangan:
SO2(g) + ½ O2(g) ⇌ SO3(g)
Selanjutnya, belerang trioksida (SO3) yang larut dalam air dapat
membentuk asam sulfat (H2SO4) dengan persamaan reaksi:
SO3(g) + H2O(l) → H2SO4(aq)
Terbentuknya asam sulfat (H2SO4) ternyata meningkat keasaman
air hujan yang mampu merusak pohon, membunuh ikan,
melapukkan bebatuan, dan mengkaratkan logam. Di daerah yang
sangat tercemar, derajat keasaman (pH) air hujan bisa mencapai 3
atau lebih rendah. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi
manusia agar ia mengembangkan industri belerang yang ramah
lingkungan. Apabila efek dari hujan asam diabaikan, maka akan
terjadi berbagai kerusakan alam. Kecerobohan manusia yang tidak
mematuhi hukum keseimbangan lingkungan yang diatur Allah
SWT. akan ditanggung manusia itu sendiri sebagaimana yang telah
disebutkan Allah SWT. dalam QS. Ar-Rum 30:41.

‫َظه ََر الْ َف َسا ُد ِِف الْ َ ِٰٰب َوالْ َب ْح ِر ِب َما َك َسبَ ْت َايْ ِدى النَّ ِاس‬
٧۴‫ِل ُي ِذيْ َقه ُْم ب َ ْع َض َّ ِاَّل ْي َ َِعلُ ْوا ل َ َعلَّه ُْم يَ ْر ِج ُع ْو َن ۝‬
Artinya: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut
disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah
menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”
(QS. Ar-Rum 30:41)

4. Kesetimbangan Kimi dalam Lapisan Perut Bumi

Gambar 5.5 Batuan Metamorf


(Sumber: Google, 2022)
Unsur dan beberapa senyawa diketahui terdistribusi secara luas di
bumi, baik di permukaannya maupun dalam lapisan perutnya.
Keseluruhan materi (unsur dan senyawa) ini bermigrasi serta
mengalami transformasi kimia secara konsisten lagi kontinu ke
dalam batu-batuan yang dijumpai di kerak bumi, mulai dari batuan
beku, batuan endapan/ sedimen, dan batuan metamorf. Ketiga jenis
batuan berbeda asal dan komposisi kimianya. Proses
pembentukannya juga melalui reaksi kimia yang rumit dan
kesetimbangan berperan dalam menentukan kemajuan serta
keberhasilan reaksinya.
Pembentukan batuan metamorf dipengaruhi oleh tekanan serta suhu
dalam perut bumi. Yang secara kimiawi, proses ini mengikuti
prinsip dari Azaz Le Chatelier. Dengan tekanan yang lebih besar ke
dalam lapisan perut bumi, maka akan semakin banyak produk
batuan metamorf yang terbentuk dan terjaga komposisi mineralnya.
Tentang beberapa batuan dan mineral yang ada dalam lapisan perut
bumi telah Allah SWT. jelaskan pada QS. Al-Fatir 35:27 yang
berbunyi:

‫الس َما ٓ ِء َما ٓ ًء ۚ فَ َاۡ َۡر ۡجََا ِب ٖه ََ َم هر ٍت‬ َّ ‫اّلل َا ۡن َز َل ِم َن‬َ ٰ ‫َال َ ۡم تَ َر َا َّن ه‬
‫ُّم ۡخ َت ِلفًا َالۡ َواُنُ َاؕ َو ِم َن الۡ ِج َب ِال ُجدَ ٌۢد ِب ۡي ٌض َّو ُ ْۡح ٌر ُّم ۡخ َت ِل ٌف َالۡ َواُنُ َا‬
‫َوغَ َرا ِبيۡ ُب ُس ۡو ٌد ۝۝‬
٧
Artinya: “Tidakkah engkau melihat Allah menurunkan
air dari langit lalu dengan air itu Kami hasilkan buah-buahan
yang beraneka macam jenisnya. Dan di antara gunung-gunung
itu ad garis-garis putih dan merah yang beraneka macam
warnanya da nada (pula) yang hitam pekat. (QS. Al-Fatir 35:27)

3.6 KESETIMBANGAN Tidak sedikit proses produksi zat-zat dalam industri, khususnya industri
KIMIA DALAM bahan kimia menerapkan konsep kesetimbangan ini. Misalnya saja, dalam proses
PROSES pembuatan ammonia (NH3) dan asam sulfat (H2SO4). Adapun proses industri ini
INDUSTRI dihadapkan pada masalah bagaimana mendapatkan hasil sebanyak-banyaknya,
dengan produk yang berkualitas, namun proses yang ditempuh efektif, efesien,
dan tidak memerlukan biaya yang terlalu besar.
1. Pembuatan ammonia (NH3) dengan Proses Haber-Bosch
Unsur nitrogen terdapat di atmosfer dengan persentase sebanyak
78% dari volume keseluruhan unsur-unsur penyusunnya. Tetapi
karena kelembaman nitrogen yang cukup tinggi, hanya sedikit
senyawa-senyawa nitrogen yang terdapat di alam. Metode untuk
menyintesis senyawa-senyawa nitrogen dikenal dengan istilah
fiksasi nitrogen buatan yang merupakan proses penting sebuah
industry. Adapun metode utamanya dengan mereaksikan nitrogen
(N2) dan hydrogen (H2) sehingga membentuk ammonia (NH3).
Selanjutnya, ammonia akan diubah menjadi senyawa-senyawa
nitrogen lain sebagaimana asam nitrat dan garam nitrat.
Pupuk urea (CO(NH2)2) merupakan bahan kimia yang dihasilkan
melalui pereaksian antara NH3 dan CO2. Selain untuk bahan
pembuatan pupuk urea, ammonia juga banyak digunakan dalam
pembuatan berbagai macam monomer yang mengandung nitrogen
untuk industri nilon, polimer-polimer akrilat, busa poliutretan,
bahan industri farmasi, bahan organik/ anorganik, detergen dan
larutan pembersih lain, serta bahan peledak (TNT atau
trinitrotoluena).
Reaksi sintesis ammonia dan uji laboratorisnya merujuk pada dasar
teori yang dikemukakan oleh Fritz Haber dan Carl Bosch. Di masa
mereka, yakni sekitar tahun 1913, pabrik-pabrik industry mampu
menghasilkan 30.000 kg NH3 per hari. Namun yang lebih
mencengangkan, pabrik ammonia modern masa kini memiliki
kapasitas produk 50 kali lebih besar dibandingkan masa terdahulu.
Beberapa data relevan terkait reaksi sintesis ammonia adalah:
Memiliki persamaan reaksi
N2(g) + 3 H2(g) ⇌ 2 NH3(g) ΔH = ± - 92,38 kJ/mol
Untuk menghasilkan lebih banyak produk amonia, maka perlakuan
yang diberikan antara lain:
a. Dilakukan pada suhu tinggi yakni ± 450oC, sehingga reaksi
bergeser ke kanan (ke arah eksoterm).
b. Dilakukan pada tekanan yang tinggi yakni 200-400 atm,
sehingga reaksi bergeser ke arah produk yang memiliki jumlah
koefisien reaksi kecil. Tekanan yang tinggi juga akan
menyebabkan molekul-molekul semakin rapat sehingga
tabrakan molekul semakin sering. Akibatnya, reaksi akan
bertambah cepat dan produk semakin banyak terbentuk.
c. Untuk mempercepat reaksi, digunakan katalis besi dengan
campuran Al2CO3, MgO, CaO, dan K2O.
d. Untuk mengurangi NH3 yang kembali menjadi N2 dan H2 maka
NH3 yang terbentuk segera dipisahkan dan didinginkan.
e. NH3 memiliki titik didih yang lebih tinggi dibandingkan gas N 2
dan H2, sehingga NH3 akan terpisah sebagai cairan.
f. Gas N2, H2, dan gas NH3 yang tidak mencair kemudian
diresirkulasi dan dialirkan kembali ke dalam tangki.
2. Pembuatan asam sulfat (H2SO4) dengan Proses Kontak
Salah satu cara pembuatan asam sulfat (H2SO4) melalui proses
industri dengan produk yang cukup besar dan melimpah adalah
dengan proses kontak. Beberapa manfaat asam sulfat ialah untuk
pembuatan pupuk superfosfat, detergen, cat warna, fiber, plastik,
industri logam, dan juga pengisi aki. Sementara asam sulfat kuat
93% sampai dengan 99% digunakan untuk pembuatan berbagai
bahan kimia nitrogen, sintesis fenol, pemulihan asam lemak dalam
pembuatan sabun, pembuatan asam fosfat dan juga tripel
superfosfat.
Adapun bahan yang digunakan ialah belerang dengan proses
sebagaimana berikut:
a. Belerang dibakar di udara sehingga ia bereaksi dengan oksigen
dan menghasilkan gas belerang dioksida.
S(s) + O2(g) → SO2(g)
b. Belerang dioksida direaksikan dengan oksigen sehingga
menghasilkan belerang trioksida. Pada proses ini membentuk
reaksi kesetimbangan kimia.
SO2(g) + ½ O2(g) ⇌ SO3(g)
Menurut kesetimbangan, Makin rendah suhu makin banyak
produk yang terbentuk, namun reaksi akan berjalan lambat.
Dengan mempertimbangkan waktu dan hasil digunakanlah
katalis vanadium pentaoksida (V2O5) dengan suhu ± 450°C.
c. Belerang trioksida yang dihasilkan kemudian dipisahkan dan
direaksikan dengan air untuk menghasilkan asam sulfat.
SO3(g) + H2O(l) → H2SO4(aq)
d. Reaksi tersebut berlangsung hebat sekali dan menghasilkan
asam sulfat yang bersifat sangat korosif. Untuk mengatasi hal
tersebut, gas belerang trioksida dialirkan melalui menara yang
di dalamnya terdapat aliran asam sulfat pekat sehingga
terbentuk asam pirosulfat (H2S2O7) yang memiliki nama lain
“oleum”. Asam pirosulfat ini kemudian direaksikan dengan air
sehingga dihasilkan asam sulfat yang bersifat lebih stabil.
SO3(g) + H2SO4(g) → H2S2O7(aq)
H2S2O7(aq)+ H2O(l) → 2 H2SO4(aq)
3.7 PENUTUP Dari pemaparan materi tersebut, dapat difahami bahwasanya dalam
penciptaan alam semesta beserta isinya Allaw SWT. dasarkan atas hukum
kesetimbangan. Apa-apa yang nampak di alam semesta merupakan kitabullah
yang selalu menjadi sumber inspirasi bagi siapapun yang mendayagunakan
fikiran dan kemampuannya dalam dan mengeksplorasinya. Keseluruhan
fenomena alam adalah bentuk sunnatullah yang diatur sedemikian rinci, tertib
lagi seimbang. Dimana kesetimbangan kimia yang amat sub atomik dan
mikroskopis melandasi semua keseimbangan yang telah menjadi ketentuan-Nya.

‫ب‬
ِ ‫صوا‬ َّ ‫ّٰللاُ ا َ ْعلَ ُم ِبال‬
‫َو ه‬
َ ‫ب ا ْلعالَ ِم‬
‫ين‬ ِ َّ ‫َوا ْل َح ْم ُد‬
ِِّ ‫َّلل َر‬

Anda mungkin juga menyukai