Document PDF
Document PDF
BAB II
tujuan untuk menjadi lebih unggul dari pelaku usaha pesaingnya di suatu pasar
bersangkutan. Dengan menjadi lebih unggul (market leader) dari pelaku usaha
maksimal bagi pelaku usaha tersebut terutama dalam hal menarik konsumen.
oleh pelaku usaha sangat penting. Market Power yang dalam bahasa Indonesia
dapat diartikan sebagai kekuatan pasar merupakan kemampuan dari pelaku untuk
usaha pesaingnya.20 Dalam kata lain market power merupakan kemampuan pelaku
marginal sendiri merupakan keadaan naiknya biaya total yang disebabkan oleh
20
Karl E. Case and Ray. C Fair, Prinsip-Prinsip Ekonomi Edisi Kedelapan Jilid 1, (terjemahan
Y.Andri Zaimur), Erlangga, Jakarta, 2007, h. 317.
14
Skripsi HARMONISASI PENGATURAN POSISI DOMINAN DALAM ASEAN ECONOMIC DINDA RAMADHANY
COMMUNITY DTINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM PERSAINGAN USAHA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
15
produksi satu unit output.21 Semakin besar market power yang dimiliki oleh
perusahaan maka akan semakin besar selisih harga terhadap biaya marginal.
Sehingga semakin tinggi market power yang dimiliki oleh suatu perusahaan maka
produk yang dihasilkan oleh pelaku usaha tersebut lebih diminati oleh konsumen.
Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya harga yang terjangkau,
akses, efisiensi, teknologi dan sebagainya dapat membuat suatu pelaku usaha
maka memiliki posisi dominan merupakan prestasi tersendiri bagi pelaku usaha.
perusahaan atau pelaku usaha di pasar.24 Dalam hukum persaingan usaha menjadi
lebih unggul (market leader) tidaklah dilarang, pelaku usaha tentu akan terpacu
untuk melakukan inovasi dan efisiensi dalam hal menghasilkan produk yang
berkualitas dengan harga yang kompetitif agar dapat memperoleh posisi yang
lebih unggul (market leader) dari pelaku usaha lainnya dalam suatu pasar
21
Andi Fahmi Lubis et al., Op.Cit., h.29.
22
Ayu Sitoresmi, “Strategi Brand Proliferation Sebagai Bentuk Penyalahgunaan Posisi Dominan
Dalam Konteks Persaingan Usaha”, Tesis, Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, 2012,
h.20.
23
Vegitya Ramadhani Putri, Hukum Bisnis Konsep & Kajian Kasus; Kajian Perbandingan Hukum
Bisnis Indonesia, Uni Eropa, dan Amerika Serikat, Setara Press, Malang, 2013, h.2.
24
Andi Fahmi Lubis et al., Op.Cit., h. 21.
Skripsi HARMONISASI PENGATURAN POSISI DOMINAN DALAM ASEAN ECONOMIC DINDA RAMADHANY
COMMUNITY DTINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM PERSAINGAN USAHA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
16
dominan (abuse of dominant position), hal ini disebabkan dengan posisi dominan
yang dimilikinya pelaku usaha tersebut dapat dengan mudah melakukan tindakan
tanpa terpengaruh dengan pelaku usaha lainnya. Tindakan inilah yang pada
posisi yang ditempati oleh perusahaan yang memiliki pangsa pasar terbesar dan
dengan pangsa pasar yang besar itu perusahaan tersebut memiliki market power
perusahaan pesaingnya.25
memiliki market power yang lebih kuat dari pelaku usaha pesaingnya.
Penyalahgunaan posisi dominan oleh suatu pelaku usaha biasanya terlihat dari
persaingan yang berasal dari pesaing yang sudah ada maupun pesaing yang
25
Ibid, h.166.
Skripsi HARMONISASI PENGATURAN POSISI DOMINAN DALAM ASEAN ECONOMIC DINDA RAMADHANY
COMMUNITY DTINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM PERSAINGAN USAHA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
17
potensial yang akan masuk di pasar bersangkutan.26 Perilaku strategis ini pada
strategis ini meliputi penetapan harga dan kuantitas, mengejar pangsa pasar,
Terdapat dua bentuk perilaku strategis yang digunakan oleh pelaku usaha
Dalam perilaku strategis ini terdapat kerjasama yang dilakukan diantara pelaku
tidak ada kerjasama yang dilakukan diantara pelaku usaha. Melalui perilaku
26
Lampiran Peraturan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor 6 Tahun 2010 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pasal 25 tentang Penyalahgunaan Posisi Dominan Berdasarkan Undang Undang No.5
Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, h.14.
27
Ibid.
Skripsi HARMONISASI PENGATURAN POSISI DOMINAN DALAM ASEAN ECONOMIC DINDA RAMADHANY
COMMUNITY DTINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM PERSAINGAN USAHA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
18
persaingan oleh pelaku usaha dapat menimbulkan dampak negatif baik terhadap
bertujuan untuk mempermudah koordinasi antar pelaku usaha yang telah ada di
pasar bersangkutan. Kerja sama ini biasanya dimotori oleh pelaku usaha
pemegang posisi dominan. Kerja sama diantara pelaku usaha ini tentu
menimbulkan manfaat bagi pelaku usaha karena kerjasama ini bertujuan untuk
melindungi kepentingan dari pelaku usaha namun disisi lain kerja sama diantara
pelaku usaha ini dapat meminimalisir persaingan dalam pasar bersangkutan yang
2.) Timbulnya hambatan masuk (barrier to entry) bagi pelaku usaha potensial
Dengan besarnya market power yang dimiliki oleh pelaku usaha pemegang
potensial masuk ke suatu pasar bersangkutan yang dikuasai oleh pemegang posisi
dominan ini tentu akan meminimalkan tingkat persaingan yang terjadi di suatu
pasar bersangkutan.
3.) Timbulnya hambatan perdagangan (restraint trade) bagi pelaku usaha pesaing
28
Ibid, h.19.
Skripsi HARMONISASI PENGATURAN POSISI DOMINAN DALAM ASEAN ECONOMIC DINDA RAMADHANY
COMMUNITY DTINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM PERSAINGAN USAHA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
19
kebijakan yang dapat mempengaruhi dinamika pasar secara mandiri tanpa dapat
dipengaruhi oleh pelaku usaha pesaingnya. Dengan kekuatan ini tentu pelaku
kinerja dari pelaku usaha pesaingnya seperti membatasi pasokan dan distribusi
produk bagi pesaingnya serta membatasi akses terhadap hal yang esensial bagi
tersebut pelaku usaha pesaing tidak akan optimal dalam menjalankan kegiatan
usahanya sehingga akan menyulitkan bagi pelaku usaha itu untuk bersaing
Besarnya market power yang dimiliki pelaku usaha ini dapat menyebabkan
pasar beroperasi secara tidak efektif dan efisien. Dengan market power yang
dimilikinya pelaku usaha dapat dengan mudah mengontrol harga suatu produk di
pasar bersangkutan selain itu pelaku usaha pemegang posisi dominan juga dapat
Skripsi HARMONISASI PENGATURAN POSISI DOMINAN DALAM ASEAN ECONOMIC DINDA RAMADHANY
COMMUNITY DTINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM PERSAINGAN USAHA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
20
suatu pasar yang tidak beroperasi secara efektif dan efisien sehingga akan
Salah satu bentuk kerja sama yang dapat membatasi alternatif pilihan bagi
konsumen untuk mendapatkan produk yang lebih murah adalah tindakan price
Penetapan harga tinggi oleh pelaku usaha pemegang posisi dominan sebagai
bentuk penggunaan market power yang optimal dapat menjadi pelindung dan
insentif bagi pelaku usaha pesaing untuk ikut menikmati harga tersebut.
setter (penentu harga) hal ini membuat pemegang posisi dominan berperan
sebagai price leadership dalam suatu pasar sehingga harga yang ditetapkan
pemegang posisi dominan itu akan diikuti oleh pelaku usaha pesaingnya sebagai
price taker.30 Kondisi inilah yang dapat menyebabkan pilihan konsumen untuk
29
Ibid.
30
Ibid, h.19.
Skripsi HARMONISASI PENGATURAN POSISI DOMINAN DALAM ASEAN ECONOMIC DINDA RAMADHANY
COMMUNITY DTINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM PERSAINGAN USAHA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
21
Salah satu unsur dari posisi dominan adalah kemampuan pelaku usaha
Dengan besarnya market power yang dimiliki pelaku usaha pemegang posisi
dominan, tentu pelaku usaha tersebut dapat dengan mudah melakukan kontrol
Salah satu dampak lain yang dirasakan oleh konsumen sebagai akibat dari
deadweight loss. Deadweight loss adalah jumlah biaya yang harus ditanggung
Besarnya market power yang dimiliki oleh pelaku usaha pemegang posisi
mempengaruhi pasar. Besarnya pangsa pasar serta market power yang dimiliki
pemegang posisi dominan membuat pelaku usaha pemegang posisi dominan dapat
besarnya harga dan jumlah barang dari titik keseimbangan penawaran dan
permintaan.
permintaan inilah yang menyebabkan pasar tidak beroperasi secara efisien yang
31
N.Gregory Mankiw, Euston Quah dan Peter Wilson, Pengantar Ekonomi Mikro edisi Asia
(Principles of Economics An Asian Edition Volume 1), Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2012,
h.187.
Skripsi HARMONISASI PENGATURAN POSISI DOMINAN DALAM ASEAN ECONOMIC DINDA RAMADHANY
COMMUNITY DTINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM PERSAINGAN USAHA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
22
untuk menabung yang disebabkan oleh tingginya biaya yang harus dikeluarkan
jumlah pasokan dan pengontrolan harga terhadap suatu produk di suatu pasar
bersangkutan tentu akan menyebabkan pasar tidak beroperasi secara efektif dan
produk yang harus dibayar oleh konsumen. Dengan tingginya biaya yang harus
dijangkau lebih murah ini menyebabkan tingkat kesejahteraan dari konsumen juga
akan berkurang.
adalah definisi dari The European Court of Justice (ECJ) yang mengartikan posisi
32
Ibid.
Skripsi HARMONISASI PENGATURAN POSISI DOMINAN DALAM ASEAN ECONOMIC DINDA RAMADHANY
COMMUNITY DTINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM PERSAINGAN USAHA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
23
pada intinya adalah sebuah posisi kekuatan ekonomi yang dimiliki oleh pelaku
yang efektif pada pasar bersangkutan secara mandiri dari pelaku usaha
Definisi lain terkait dengan posisi dominan juga dapat ditemui dalam UU
disebut dengan monopolist yaitu jika ada satu pelaku usaha yang memiliki pangsa
pasar yang lebih tinggi dari pesaingnya.35 Dapat juga dimiliki oleh dua atau lebih
pelaku usaha yang disebut dengan oligopolist yaitu keadaan dimana suatu pasar
bersangkutan terdapat dua pelaku usaha atau lebih yang mempunyai kekuatan
33
Andi Fahmi Lubis et al., Loc.Cit., dikutip dari Valentine Korah, An Introductory Guide to EC
Competition Law and Practice (7th ed.), Portland Oregon, Oxford, 2000, p.81.
34
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, Op.Cit., Ps. 1 angka 4.
35
Ibid, Ps. 25 Ayat (2) huruf a.
Skripsi HARMONISASI PENGATURAN POSISI DOMINAN DALAM ASEAN ECONOMIC DINDA RAMADHANY
COMMUNITY DTINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM PERSAINGAN USAHA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
24
pasar yang hampir sama atau seimbang. Dalam posisi ini umumnya antar pelaku
usaha yang memiliki posisi dominan tersebut saling bergantung satu sama lain.36
1. Pangsa pasar
presentase nilai jual atau beli barang atau jasa tertentu yang dikuasai oleh pelaku
usaha pada pasar bersangkutan dalam tahun kalender tertentu. Pangsa pasar
merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan apakah pelaku usaha
tersebut memegang posisi dominan atau tidak. Dalam pasal 25 ayat (2) dijelaskan
bahwa satu pelaku usaha dikatakan memiliki posisi dominan apabila menguasai
50% atau lebih pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu atau menguasai
lebih dari 75% atau lebih pangsa pasar atas satu jenis barang atau jasa tertentu
2. Kemampuan keuangan
Salah satu unsur yang perlu diteliti dalam menentukan pelaku usaha
memiliki posisi dominan atau tidak adalah kemampuan keuangan. Pelaku usaha
lebih kuat dibanding pesaingnya. Salah satu tanda paling penting dalam
36
Ibid, Ps. 25 Ayat (2) huruf b.
Skripsi HARMONISASI PENGATURAN POSISI DOMINAN DALAM ASEAN ECONOMIC DINDA RAMADHANY
COMMUNITY DTINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM PERSAINGAN USAHA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
25
menganalisis kemampuan keuangan suatu pelaku usaha adalah cash flow yang
dimiliki pelaku usaha tersebut. Cash flow disini dapat diartikan sebagai jumlah
keuntungan pelaku usaha dalam suatu periode tertentu. Hal lain yang menentukan
antara omset pelaku usaha dengan modal dasarnya.37 Dalam menilai apakah suatu
pelaku usaha mempunyai kemampuan keuangan yang kuat dapat dilihat dari
Salah satu ciri pelaku usaha memegang posisi dominan adalah kemampuan
diperoleh karena pelaku usaha tersebut mempunyai pangsa pasar yang lebih besar
penjualan. Pelaku usaha pemegang posisi dominan tentu akan dengan mudah
menyesuaikan pasokan atau permintaan dengan pangsa pasar yang mereka miliki.
37
Andi Fahmi Lubis et al., Op.Cit., h.172. dikutip dari Emmerich, Voelker, Kartellrecht, 8 Auflage,
(Muenchen: Verlag C.H Beck) p.189.
38
Ibid. dikutip dari Heermann, in Knud Hansen, Undang-Undang Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat, 2002, Katalis-Publishing-Media Services, p.42.
Skripsi HARMONISASI PENGATURAN POSISI DOMINAN DALAM ASEAN ECONOMIC DINDA RAMADHANY
COMMUNITY DTINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM PERSAINGAN USAHA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
26
bersangkutan.
usaha memegang posisi dominan atau tidak, terlebih dahulu lembaga otoritas
bersangkutan.
angka 10 yaitu pasar yang berkaitan dengan jangkauan atau daerah pemasaran
tertentu oleh pelaku usaha atas barang dan atau jasa yang sama atau sejenis atau
pasar dari sebuah produk.40 Pengukuran terhadap pasar bersangkutan ini sangat
penting untuk melihat ada tidaknya posisi dominan yang dimiliki oleh suatu
pelaku usaha dalam suatu pasar bersangkutan.Definisi dari pasar bersangkutan ini
berfungsi sebagai batasan dalam mengukur luasnya dampak dari tindakan anti
39
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, Op.Cit., Ps.1 Angka 10.
40
Lampiran Peraturan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pedoman
Penerapan Pasal 1 Angka 10 tentang Pasar Bersangkutan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, h.9.
41
Ibid.
Skripsi HARMONISASI PENGATURAN POSISI DOMINAN DALAM ASEAN ECONOMIC DINDA RAMADHANY
COMMUNITY DTINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM PERSAINGAN USAHA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
27
bersangkutan terdiri atas dua aspek yaitu pasar produk dan pasar geografis.
dari produk tertentu ditambah dengan produk lain yang dapat menjadi subtitusi
adalah kondisi dimana terdapat barang dan atau jasa yang sama atau sejenis,
barang lain dapat dikategorikan sama atau dapat menjadi subtitusi terhadap barang
bersangkutan dapat dilihat dari bentuk dan fisik suatu barang. Apabila bentuk dan
sifat barang dari produk yang berbeda itu sama maka dapat dikatakan produk
b. Fungsi barang
42
Andi Fahmi Lubis et al., Op.Cit., h.175.
43
Lampiran Peraturan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor 3 Tahun 2009, Op.Cit., h.10.
44
Andi Fahmi Lubis et al., Loc.Cit.
Skripsi HARMONISASI PENGATURAN POSISI DOMINAN DALAM ASEAN ECONOMIC DINDA RAMADHANY
COMMUNITY DTINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM PERSAINGAN USAHA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
28
apakah produk satu dengan produk yang lain mempunyai fungsi yang sama bagi
konsumen. Apabila produk yang berbeda tersebut mempunyai fungsi yang sama
c. Harga
berada dalam pasar bersangkutan yang sama atau tidak adalah harga. Apabila
perbedaan harga antara produk yang berbeda tersebut tidak terlalu jauh maka
barang tersebut dapat dikatakan bersubtitusi satu sama lain dan berada di pasar
berada dalam satu pasar bersangkutan atau tidak adalah fleksibilitas kebutuhan
barang tersebut bagi konsumen. Hal ini disebut sebagai konsep kebutuhan
konsumen.45 Dalam konsep ini suatu barang dapat dikatakan berada dalam satu
konsumen secara otomatis mau beralih kepada produk yang berbeda. Produk
dikatakan berada dalam satu pasar bersangkutan apabila produk yang berbeda ini
hal ini aspek penilaian konsumen sangatlah penting karena konsumen membeli
45
Ibid, h.176.
Skripsi HARMONISASI PENGATURAN POSISI DOMINAN DALAM ASEAN ECONOMIC DINDA RAMADHANY
COMMUNITY DTINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM PERSAINGAN USAHA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
29
sejenis dan barang subtitusi akan ikut dijumlahkan untuk menentukan apakah
usaha baru atau tanpa kehilangan konsumen yang signifikan, yang berpindah ke
a. Kebijakan perusahaan
menentukan luas dan cakupan wilayah suatu produk. Hal ini dikarenakan
46
Ibid, h.177.
47
Lampiran Peraturan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor 3 Tahun 2009, Op.Cit., h.11.
48
Ibid.
49
Ibid, h.17.
Skripsi HARMONISASI PENGATURAN POSISI DOMINAN DALAM ASEAN ECONOMIC DINDA RAMADHANY
COMMUNITY DTINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM PERSAINGAN USAHA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
30
suatu produk terutama terkait dengan wilayah yang akan dijadikan target
cakupan wilayah produk tersebut relatif terbatas untuk wilayah pemasaran yang
sudah ada. Sebaliknya apabila biaya serta waktu yang harus ditempuh tidak
signifikan maka akan mendorong pelaku usaha untuk melakukan ekspansi pasar
produk tersebut.
c. Tarif dan peraturan yang membatasi lalu lintas perdagangan antar kota/wilayah
suatu produk. Kebijakan tarif suatu yang dapat menyebabkan peningkatan harga
produk sehingga menurunkan minat beli konsumen tentu akan membatasi lalu
dalam satu wilayah tentu akan mempersempit jangkauan wilayah geografis dari
produk tersebut.
Skripsi HARMONISASI PENGATURAN POSISI DOMINAN DALAM ASEAN ECONOMIC DINDA RAMADHANY
COMMUNITY DTINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM PERSAINGAN USAHA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
31
sepanjang pelaku usaha tersebut dalam mencapai posisi dominannya pada pasar
yang bersangkutan dilakukan atas kemampuannya sendiri dan dengan cara yang
persaingan usaha yang sehat tetap terjadi di pasar yang bersangkutan dan
mendorong pelaku usaha untuk menjadi pelaku usaha yang memiliki posisi
Kepemilikan posisi dominan oleh suatu pelaku usaha baru dilarang apabila
tindakan anti persaingan yang dapat menimbulkan persaingan yang tidak sehat di
suatu pasar yang bersangkutan. Dengan posisi dominan yang dimilikinya, suatu
pelaku usaha dapat melakukan tindakan anti persaingan pada suatu pasar
untuk mempengaruhi keadaan pasar secara mandiri dengan cara penentuan harga,
50
Ibid, h.166.
Skripsi HARMONISASI PENGATURAN POSISI DOMINAN DALAM ASEAN ECONOMIC DINDA RAMADHANY
COMMUNITY DTINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM PERSAINGAN USAHA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
32
yang diminta.51
yang berbentuk upaya maksimalisasi profit dengan cara mereduksi iuaran dan
secara bebas;
c. The quite life yaitu pelaku usaha yang memegang posisi dominan menolak
diterima.
51
Ibid, h.167 dikutip dari Valentine Korah, Op.Cit., p.81.
52
Vegitya Ramadhani Putri, Op.Cit., h.115.
53
Ibid. dikutip dari Rodger, Barry & MacCulloch, Angus, 2009, Competition Law and Policy in the
EC and UK, London: Routledge, p. 119-121.
Skripsi HARMONISASI PENGATURAN POSISI DOMINAN DALAM ASEAN ECONOMIC DINDA RAMADHANY
COMMUNITY DTINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM PERSAINGAN USAHA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
33
penyingkiran ini bertujuan untuk menutup pasar dari pesaing atau pelaku usaha
baru baik secara potensial maupun aktual. Bentuk penyalahgunaan yang bersifat
a. Melindungi market power dengan cara mempersulit pelaku usaha baru untuk
Diskon dan rabat ini dapat diberikan oleh pelaku usaha pemegang posisi
dominan kepada pelaku usaha tertentu atau konsumen dengan tujuan untuk
membeli kain dari produsen lain. Hal inilah yang akhirnya menimbulkan
harga serendah-rendahnya sehingga pelaku usaha lain tidak bisa bersaing dengan
harga tersebut. Tujuan akhir dari predatory pricing ini untuk menyingkirkan
Skripsi HARMONISASI PENGATURAN POSISI DOMINAN DALAM ASEAN ECONOMIC DINDA RAMADHANY
COMMUNITY DTINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM PERSAINGAN USAHA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
34
d. Tying and Leverage yaitu pelaku usaha dominan memperluas market power-
nya dari pasar yang telah didominasinya ke pasar lain. Perilaku ini dapat
(1) Refusal to deal yaitu penolakan penyaluran kepada konsumen tertentu dengan
(2) Refusal to allow consumers access to essential facility yaitu penolakan kepada
Salah satu penilaian posisi dominan yang dimiliki oleh pelaku usaha dapat
juga dinilai melalui afiliasi suatu pelaku usaha dengan pelaku usaha yang lain.
Hubungan terafiliasi antar pelaku usaha ini terbagi menjadi dua jenis yaitu:
Skripsi HARMONISASI PENGATURAN POSISI DOMINAN DALAM ASEAN ECONOMIC DINDA RAMADHANY
COMMUNITY DTINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM PERSAINGAN USAHA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
35
persaingan usaha tidak sehat. Penilaian terhadap jabatan rangkap ini biasanya
dilakukan pada proses merger atau akuisisi saham, apabila perusahaan melakukan
Komisaris atau Direksi, maka penempatan tersebut dapat dinilai apakah nantinya
tidak. Jabatan rangkap disini dapat dilakukan diantara perusahaan yang berada di
bidang yang sama penilaiannya dilakukan melalui besarnya saham yang dimiliki
dan pangsa pasar yang dikuasai oleh pelaku usaha yang mengambilalih dan
Jabatan rangkap juga dapat dilakukan diantara pelaku usaha yang tidak
bergerak dalam bidang usaha yang sama, diantara pelaku usaha tersebut
mempunyai keterkaitan usaha dalam proses produksi barang dari pasar hulu ke
pasar hilir. Dalam hal ini antar pelaku usaha tersebut mempunyai keterkaitan yang
54
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, Op.Cit., Ps.26.
55
Ibid, Ps. 26 huruf a.
56
Ibid, Ps. 26 huruf b.
Skripsi HARMONISASI PENGATURAN POSISI DOMINAN DALAM ASEAN ECONOMIC DINDA RAMADHANY
COMMUNITY DTINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM PERSAINGAN USAHA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
36
Komisaris.57 Dua atau tiga pelaku usaha dikatakan memegang posisi dominan
apabila memiliki pangsa pasar lebih dari 75%. Jabatan rangkap Direksi atau
bagi pelaku usaha pesaingnya, hal ini disebabkan kedua perusahaan tempat
perilaku yang sama ke pasar yang mengakibatkan pelaku usaha tersebut dapat
bertindak sebagai satu pelaku usaha. Perilaku seperti inilah yang berpotensi
Hubungan afiliasi antara satu pelaku usaha dengan pelaku usaha yang lain
dapat juga dilihat dari kepemilikan saham suatu pelaku usaha di dua atau lebih
perusahaan yang bergerak di bidang usaha yang sama atau dengan pelaku usaha
sejenis yang bergerak di bidang usaha yang sama di pasar bersangkutan yang
sama atau dapat berupa pendirian beberapa perusahaan yang memiliki kegiatan
usaha yang sama pada pasar bersangkutan yang mengakibatkan: a.) satu pelaku
usaha menguasai lebih dari 50% pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu;
57
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, Op.Cit., Ps. 26 huruf c.
58
Andi Fahmi Lubis et al., Op.Cit., h.185.
59
Lihat pasal 27 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat.
Skripsi HARMONISASI PENGATURAN POSISI DOMINAN DALAM ASEAN ECONOMIC DINDA RAMADHANY
COMMUNITY DTINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM PERSAINGAN USAHA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
37
b.) dua atau tiga pelaku usaha menguasai lebih dari 75% pangsa pasar satu jenis
pasar yang bersangkutan60 setelah itu dibuktikan apakah posisi dominan yang
menciptakan suatu persaingan usaha yang tidak sehat di suatu pasar bersangkutan.
dapat juga menghilangkan persaingan yang ada antara pihak yang melakukan
merger. Hal ini tentu akan mengurangi jumlah pesaing yang berada di dalam pasar
penyalahgunaan posisi dominan. Bisa saja dengan merger yang dilakukan dua
atau lebih pelaku usaha ini mengakibatkan pelaku usaha tersebut memegang
terhadap merger.
peleburan badan usaha serta pengambilalihan saham perusahaan lain yang dapat
60
Andi Fahmi Lubis et al., Op.Cit., h.186 dikutip dari Hikmahanto Juwana, Prosiding Seminar
Eksaminasi Putusan No. 07/KPPU-L/2007 Kasus Posisi Dominan dan Kepemilikan Silang.
(Jakarta: CSIS, 2008), p.211.
Skripsi HARMONISASI PENGATURAN POSISI DOMINAN DALAM ASEAN ECONOMIC DINDA RAMADHANY
COMMUNITY DTINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM PERSAINGAN USAHA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
38
disebut PP No. 57/2010) praktek monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat
yang dilakukan pelaku usaha melebihi batas nilai yang ditetapkan oleh pemerintah
merger tersebut dapat mengakibatkan persaingan usaha tidak sehat di dalam pasar
bersangkutan.64 Batasan nilai aset atau nilai penjualan yang ditetapkan pemerintah
adalah nilai aset sebesar Rp. 2.500.000.000.000,00 (dua triliun lima ratus miliar
rupiah)65, sedangkan untuk pelaku usaha bidang perbankan batasan nilai aset
61
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, Op.Cit., Pasal 28.
62
Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010 tentang Penggabungan atau Peleburan Badan
Usaha dan Pengambilalihan Saham Perusahaan yang Dapat Mengakibatkan Terjadinya Praktik
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 89).
63
Ibid, Pasal 2 ayat (2).
64
Ibid, Pasal 5.
65
Ibid, Pasal 5 ayat (2).
66
Ibid, Pasal 5 ayat (3).
Skripsi HARMONISASI PENGATURAN POSISI DOMINAN DALAM ASEAN ECONOMIC DINDA RAMADHANY
COMMUNITY DTINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM PERSAINGAN USAHA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
39
terhadap merger baru dilakukan setelah merger diantara pelaku usaha tersebut
No.5/1999. Pasal yang mengatur mengenai posisi dominan terdapat dalam Bab V
yang terdiri dari empat bagian dan lima pasal, sedangkan pasal yang mengatur
No.5/1999.
apabila menguasai 50% pangsa pasar atau lebih bagi pelaku usaha perorangan dan
75% atau lebih pangsa pasar di suatu pasar bersangkutan bagi kelompok pelaku
usaha.68
Penguasaan posisi dominan oleh suatu pelaku usaha tidaklah dilarang, yang
dilarang adalah apabila penguasaan posisi dominan itu disalahgunakan oleh suatu
pelaku usaha untuk melakukan tindakan anti kompetisi yang pada akhirnya
menciptakan suatu persaingan usaha yang tidak sehat di suatu pasar bersangkutan.
Hal ini dapat dilihat di dalam pasal 25 ayat (1) UU No.5/1999 yang secara tegas
mengatur bahwa:
Skripsi HARMONISASI PENGATURAN POSISI DOMINAN DALAM ASEAN ECONOMIC DINDA RAMADHANY
COMMUNITY DTINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM PERSAINGAN USAHA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
40
dengan kepemilikan posisi dominan yaitu hubungan afiliasi dengan pihak lain
yang dibagi menjadi dua yaitu jabatan rangkap dan kepemilikan saham silang
Pendekatan per se illegal adalah menyatakan setiap perjanjian atau kegiatan usaha
tertentu sebagai ilegal tanpa disertai pembuktian lebih lanjut atas dampak yang
dari perjanjian atau kegiatan usaha tertentu guna menentukan apakah perjanjian
69
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, Op.Cit., ps.25 ayat (1).
70
Andi Fahmi Lubis et al., Op.Cit., h.55.
71
Ibid.
Skripsi HARMONISASI PENGATURAN POSISI DOMINAN DALAM ASEAN ECONOMIC DINDA RAMADHANY
COMMUNITY DTINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM PERSAINGAN USAHA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
41
analisis lebih lanjut mengenai akibat yang ditimbulkan dari suatu perjanjian atau
posisi dominan yang dimiliki oleh pelaku usaha bisa jadi diperoleh karena
produk yang lebih berkualitas dibandingkan dengan produk dari pelaku usaha
pesaingnya. Perbuatan yang dilarang adalah ketika posisi dominan yang dimiliki
penyalahgunaan posisi dominan atau tidak, perlu melakukan analisis lebih lanjut
dari berbagai aspek terutama analisis ekonomi untuk menentukan apakah dengan
posisi dominan yang dimiliki pelaku usaha tersebut, pelaku usaha tersebut
praktek persaingan usaha yang tidak sehat di suatu pasar bersangkutan. Hal ini
Skripsi HARMONISASI PENGATURAN POSISI DOMINAN DALAM ASEAN ECONOMIC DINDA RAMADHANY
COMMUNITY DTINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM PERSAINGAN USAHA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
42
No.5/1999.
1. Brunei Darussalam
yang mengatur mengenai persaingan usaha secara umum, namun negara ini
Dalam hal ini, kebijakan terkait persaingan usaha diterapkan dalam sektor
Industry of Brunei Darussalam Order 2001 (the AITI Order) dan the
72
ASEAN Secretariat, Handbook on Competition Policy and Law in ASEAN for Business 2013,
Jakarta, May 2013, h.14.
Skripsi HARMONISASI PENGATURAN POSISI DOMINAN DALAM ASEAN ECONOMIC DINDA RAMADHANY
COMMUNITY DTINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM PERSAINGAN USAHA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
43
kebijakan ini hanya diatur mengenai larangan bagi the AiTi yang merupakan
lembaga yang dibentuk oleh pemerintah Brunei Darussalam sebagai pengatur dan
2. Filipina
Sections 1, 6, 11, 19, 22; The Revised Penal Code of The Philippines Article 186
No.7080; The New Civil Code of The Philippines (R.A. No.386) article 28; dan
persaingan usaha secara sektoral seperti Price Act (R.A. No.7581) Section 5; The
Cooperative Code (R.A. No. 6938) Article 8; The Downstream Oil Industry
Deregulation Act of 1988 (R.A. No.8479) Rule III Section 9 and Rule IV Section
15; dan The Corporation Code (Act No.68) yang mengatur mengenai kontrol
terhadap merger.73
73
Ibid, h.58.
Skripsi HARMONISASI PENGATURAN POSISI DOMINAN DALAM ASEAN ECONOMIC DINDA RAMADHANY
COMMUNITY DTINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM PERSAINGAN USAHA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
44
Dalam hukum persaingan usaha di negara ini tidak ditemui aturan yang
persaingan usaha di negara ini lebih menekankan pada larangan terhadap praktek
monopoli dan segala tindakan yang dapat mengganggu persaingan sehat seperti
atau bahkan hilangnya persaingan yang dapat terjadi di suatu pasar bersangkutan
3. Kamboja
undang yang mengatur mengenai persaingan usaha yang masih dalam tahap
kegiatan produksi dan distribusi barang serta penyediaan jasa baik oleh
Praktek persaingan usaha tidak sehat yang diatur dalam rancangan undang-
4. Laos
Skripsi HARMONISASI PENGATURAN POSISI DOMINAN DALAM ASEAN ECONOMIC DINDA RAMADHANY
COMMUNITY DTINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM PERSAINGAN USAHA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
45
on Trade Competition.
terdapat dalam article 2 yaitu :“market dominance means sales volume or market
share of any goods or services of one or more business entities is above that
volume penjualan atau pangsa pasar suatu barang atau jasa satu atau lebih pelaku
usaha berada diatas yang ditetapkan oleh Trade Competition Commission (TCC).
dominasi pasar yang diatur dalam undang-undang ini adalah monopoli. Monopoli
disini diartikan sebagai dominasi pasar yang dilakukan oleh satu pelaku usaha
posisi dominan ini baru dilarang apabila diperoleh akibat dari tindakan yang
dilarang dalam aturan ini dan posisi dominan tersebut tidak ditujukan untuk
menyingkirkan pelaku usaha lain atau untuk membatasi persaingan, hal ini dapat
74
Decree No. 15/PMO (4/2/2004) on Trade Competition, article 2.
75
Ibid.
Skripsi HARMONISASI PENGATURAN POSISI DOMINAN DALAM ASEAN ECONOMIC DINDA RAMADHANY
COMMUNITY DTINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM PERSAINGAN USAHA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
46
Dominasi pasar dalam peraturan ini juga dilarang apabila terjadi karena
5. Malaysia
ditemui dalam The Competition Act 2010, selain peraturan tersebut terdapat
tertentu yaitu The Communications and Multimedia Act 1998, The Energy
Commission Act 2001, The Electricity Supply Act 1990 dan The Gas Supply Act
atau lebih pelaku usaha memiliki kekuatan yang signifikan di suatu pasar untuk
76
Ibid, article 10.
77
The Competition Act 2010, Part 1(2).
Skripsi HARMONISASI PENGATURAN POSISI DOMINAN DALAM ASEAN ECONOMIC DINDA RAMADHANY
COMMUNITY DTINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM PERSAINGAN USAHA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
47
posisi dominan namun tidak mengatur mengenai pengaturan terkait dengan posisi
dominan seperti kontrol terhadap merger maupun hubungan afiliasi dengan pihak
penyalahgunaan posisi dominan diatur secara rinci dalam chapter 2 article 10 (2).
mengambil kebijakan komersial yang wajar sebagai respon atas masuknya atau
ketentuan ini dapat diartikan bahwa penguasaan posisi dominan oleh pelaku usaha
ketentuan tersebut terdapat dalam The Communications and Multimedia Act 1998.
6. Myanmar
78
Ibid, chapter 2 article 10(3).
Skripsi HARMONISASI PENGATURAN POSISI DOMINAN DALAM ASEAN ECONOMIC DINDA RAMADHANY
COMMUNITY DTINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM PERSAINGAN USAHA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
48
7. Singapura
The Competition Act (Chapter 50B of Singapore Statutes). Pengaturan ini berlaku
untuk perbuatan baik yang dilakukan secara perseorangan maupun badan hukum
maupun sumber dana pelaku usaha tersebut, hal ini diatur dalam section 2 dan 33
posisi dominan diatur di section 47 The Competition Act. Posisi dominan yang
diperoleh pelaku usaha sebagai hasil atas inovasi dan efisiensi yang dilakukannya
dominan tersebut merupakan prestasi tersendiri bagi pelaku usaha, namun ketika
persaingan dan pada akhirnya merugikan konsumen dan bisnis maka tindakan
Skripsi HARMONISASI PENGATURAN POSISI DOMINAN DALAM ASEAN ECONOMIC DINDA RAMADHANY
COMMUNITY DTINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM PERSAINGAN USAHA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
49
yaitu apakah pelaku usaha tersebut memegang posisi dominan dalam pasar
bersangkutan yang terdiri dari pasar produk dan pasar geografis baik di Singapura
maupun di tempat lain serta apakah dengan posisi dominan yang dimilikinya
menghalangi atau bahkan menutup akses pelaku usaha pesaingnya untuk masuk
a. Pelaku usaha tersebut memiliki pangsa pasar sebesar 60% atau lebih;
b. Hanya terdapat sedikit atau bahkan tidak ada pelaku usaha pesaing yang dapat
d. Pelaku usaha baru merasa sulit untuk memasuki pasar diantaranya disebabkan
79
”Anti Competitive Behaviour Abuse of Dominance”, www.ccs.gov.sg diakses pada tanggal 21
November 2014.
80
“How Do I Recognise Abuse of Dominance”, www.ccs.gov.sg diakses pada tanggal 21
November 2014.
Skripsi HARMONISASI PENGATURAN POSISI DOMINAN DALAM ASEAN ECONOMIC DINDA RAMADHANY
COMMUNITY DTINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM PERSAINGAN USAHA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
50
dalam hal ini kontrol terhadap merger.Singapura melarang tindakan merger yang
terhadap merger dimaksudkan untuk mencegah adanya posisi dominan yang dapat
8. Thailand
Thailand adalah Trade Competition Act B.E. 2542 (1999). Di undang-undang ini
dominan apabila satu atau lebih pelaku usaha di pasar barang atau jasa memiliki
pangsa pasar dan volume penjualan diatas yang ditentukan oleh lembaga
Skripsi HARMONISASI PENGATURAN POSISI DOMINAN DALAM ASEAN ECONOMIC DINDA RAMADHANY
COMMUNITY DTINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM PERSAINGAN USAHA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
51
pengawas yang berwenang.81 Nilai tersebut diatur secara rinci dalam Notification
1.) Pelaku usaha tersebut pada tahun sebelumnya memiliki pangsa pasar lebih dari
2.) Tiga besar pelaku usaha yang memiliki pangsa pasar gabungan lebih darin 75%
pada tahun sebelumnya dan memiliki omset sedikitnya 1.000 juta baht.82
bahwa pelaku usaha pemegang posisi dominan di suatu pasar dilarang melakukan
Competition Act B.E. 2542 (1999) juga terdapat pengaturan kontrol terhadap
merger, hal ini untuk mencegah timbulnya pemusatan konsentrasi dalam suatu
pasar kepada pelaku usaha tertentu yang akan menimbulkan dampak terhadap
yang dapat menimbulkan monopoli dan praktek persaingan usaha yang tidak sehat
pelaku usaha di negara ini berada pada Trade Competition Commission (TCC).
81
Trade Competition Act B.E. 2542 (1999), Section 3 .
82
“Thailand Antitrust Law Competition”, www.thailawforum.com,diakses pada tanggal 22
November 2014.
Skripsi HARMONISASI PENGATURAN POSISI DOMINAN DALAM ASEAN ECONOMIC DINDA RAMADHANY
COMMUNITY DTINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM PERSAINGAN USAHA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
52
dilakukan analisis terhadap tindakan pelaku usaha tersebut 83, sehingga dapat
9. Vietnam
pelaku usaha baik di bidang penyediaan barang dan jasa bagi kepentingan umum
maupun di sektor lainnya, undang-undang ini juga berlaku bagi pelaku usaha
ini terdapat pengaturan yang mengatur secara spesifik mengenai posisi dominan
selain itu juga terdapat pengaturan yang terkait dengan kepemilikan posisi
83
Ibid, diakses pada tanggal 22 November 2014.
84
The Competition Law No. 27/2004/QH11 Chapter II Section 2 article 11 (1).
Skripsi HARMONISASI PENGATURAN POSISI DOMINAN DALAM ASEAN ECONOMIC DINDA RAMADHANY
COMMUNITY DTINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM PERSAINGAN USAHA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
53
dominan untuk melakukan praktek persaingan usaha yang tidak sehat, diantaranya
hal ini dapat dilihat dalam kalimat yang digunakan pada pasal penyalahgunaan
tersebut hanya lima negara yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand dan
85
Ibid, chapter II section 2 article 11 (2).
Skripsi HARMONISASI PENGATURAN POSISI DOMINAN DALAM ASEAN ECONOMIC DINDA RAMADHANY
COMMUNITY DTINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM PERSAINGAN USAHA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
54
dominan.
definisi pasar bersangkutan dan jumlah penguasaan pangsa pasar yang diperlukan
Tabel II.1
Pengaturan
No. tentang Posisi Indonesia Laos Malaysia Singapura Thailand Vietnam Filipina
Dominan
Penyalahgunaan
1
Posisi Dominan
√ × √ √ √ √ ×
Kepemilikan
2
Saham Silang
√ × × × × × ×
Jabatan
3
Rangkap
√ × × × × × ×
Kontrol
4
terhadap Merger
√ √ × √ √ √ √
Sumber : diolah dari berbagai sumber
Keterangan : × = tidak diatur
√ = diatur
Skripsi HARMONISASI PENGATURAN POSISI DOMINAN DALAM ASEAN ECONOMIC DINDA RAMADHANY
COMMUNITY DTINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM PERSAINGAN USAHA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
55
dilihat dari pengaturan tentang posisi dominan yaitu hubungan afiliasi dengan
pihak lain dalam hal ini adalah jabatan rangkap dan kepemilikan saham silang.
Dari seluruh negara ASEAN yang telah mempunyai instrumen hukum persaingan
mengenai hubungan afiliasi dengan pihak lain dalam hal ini berupa jabatan
yang belum mengatur secara spesifik mengenai kontrol terhadap merger, hal ini
tersebut penting untuk memberikan suatu aturan main yang jelas dan berlaku
Skripsi HARMONISASI PENGATURAN POSISI DOMINAN DALAM ASEAN ECONOMIC DINDA RAMADHANY
COMMUNITY DTINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM PERSAINGAN USAHA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
56
Skripsi HARMONISASI PENGATURAN POSISI DOMINAN DALAM ASEAN ECONOMIC DINDA RAMADHANY
COMMUNITY DTINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM PERSAINGAN USAHA