Anda di halaman 1dari 2

REFLEKSI DIRI MAHASISWA TEOLOGI – Periode April 2023

Erna Kusuma Dewi, Universitas Kristen Satya Wacana

“Berproses, berkembang, berpetualangan, berdoaa dengan lingkungan baru”

Hidup akan semakin berarti jika kita terus menghayati dalam Kristus. Pepatah China pernah
berkata “lakukanlah hal-hal sulit selagi mudah dan lakukan hal-hal besar saat hal itu masih kecil”
kita sebagai manusia pasti pernah mengalami kejadian yang tidak menyenagkan, kegagalan, sampai
kita merasa takut untuk melanjutkannya lagi. Hal tersebut pernah terjadi dalam kehidupan saya,
cemas, takut, hingga putus asa. Namun rasa kekhawatiran tersebut dapat saya selesaikan, karena
pelukan kasih Tuhan selalu beserta saya. Tidak saya sangka proses perkuliahan ternyata berjalan
dengan cepat, kampus saya yang menggunakan sistem trimester membuat mahasiswanya bekerja
dengan cepat terutama saat semester antara nanti dimana satu matakuliah dalam seminggu bertemu
sebanyak dua kali. Pasti semua rasa capek dalam masalah kelompok, tugas, ujian tengah dan akhir
semester, akan terasa lebih ringan jika Tuhan turut campur tangan dalam setiap proses yang saya
lalui, itulah hal yang saya lakukan setelah menjalani dua semester di Universitas Krsiten Satya
Wacana. Saya tidak akan kuat menjalani hari-hari saya tanpa dukungan orang terdekat saya yaitu
orangtua, keluarga, sahabat, dan teman-teman di tempat saya menimba ilmu.

Sering sekali orang-orang bertanya kepada saya nanti kalau sudah lulus menyandang gelar
S,Si.Teol mau jadi seorang pendheta atau guru? banyak yang menyarankan mending jadi guru
agama saja peluangnya banyak!. Dari beberapa pertanyaan yang selalu berkaitan dengan hal
tersebut, jawaban saya lihat kedepannya saja, tujuan pasti ada tapi tidak harus diungkapkan
sekarang, saya masih ingin menjalani proses ini dengan sebaik mungkin. Namun dibalik jawaban
tersebut, saya memiliki motivasi agar saya tetap semangat belajar seperti tema pada refleksi saya
yaitu Berproses, berkembang, berpetualangan, berdoa dengan lingkungan baru. Mengapa harus
tema tersebut? menurut pendapat saya setiap kegiatan yang saya lalui tidak akan berjalan deengan
lancar, tanpa doa dan campur tangan Tuhan, saat remaja saya pernah mendengar khotbah bahwa
hidup akan sia-sia dan mati jika kita berjalan sendiri tanpa adanya Tuhan. Kemarin saya pernah
mencoba, bagaimana rasanya kalau sehari kita tanpa tuhan contohnya tidak berdoa, dan yang saya
rasakan hidup saya terasa hampa, merasa kesepian, hingga merasa tidak memiliki jati diri. Terutama
saya baru pertama kali merantau beda kota dengan keluarga saya, dan harus beradaptasi dengan
lingkungan baru pasti memerlukan waktu cukup lama untuk beradaptasi dengan orang baru, kalau
di ilmu psikologi namanya introvert, menyukai ketenangan, berhati-hati dalam melakukan
pekerjaan, dsb. Namun saya dapat mengendalikan dan menyesuaikan kepribadian saya dengan baik
tergantung latarnya.

Anda mungkin juga menyukai