Anda di halaman 1dari 6

TUGAS ANALISIS DIRI

MATA PELAJARAN
PENDEKATAN SOSIAL BUDAYA

DOSEN
Prof. Bernadette Narulina Setiadi, Ph.D., Psikolog

DISUSUN OLEH
Elyshia Nashira Ramandina Sugandi
201907000281
Seksi – C
BAB 1
ISI

A. Process
Dalam konsep ini saya sebagai individu “self” pasti tidak terlepas dari yang
namanya keluarga. Dalam keluarga terjadi ikatan yang kuat antara individu-individu
yang bersangkutan sehingga terjadilah “proximal process”. Namun, arti dari “proximal
process” sendiri menurut brofenbrenner adalah interaksi anak dengan orang yang
peduli dengannya seperti orangtua, kakek, nenek, guru, dan lainnya. Konsep ini bisa
juga berarti interaksi antara individu dengan individu lainnya dan juga interaksi antara
individu dengan objek.
Interaksi keluarga saya dengan saya bisa dibilang sebagai “proximal process”.
Dengan adanya ikatan yang hangat dalam keluarga saya bisa membentuk diri saya
sebagai individu yang berdiri sekarang. Saya sebagai anak ketiga dan terakhir selalu
diberi kehangatan dan kepedulian yang sering diterapkan oleh anggota keluarga saya.
Dari hal-hal kecil yang mereka berikan ke saya, hal kecil yang mereka pedulikan
tentang saya, dan rasa cinta yang besar pada keluarga saya bisa membuat saya menjadi
pribadi yang peduli akan sekitar dan juga menjadi pribadi yang kuat.
Hal tersebut bisa membuat saya menjadi saya yang ada saat ini. Tanpa ada nya
mereka, saya tidak bisa mencapai apa yang saya punya sekarang. Menurut saya hal
tersebut termasuk pada konsep process.

B. Person
a. Demand Characteristics
Demand characteristics sebagai stimulus spontan orang lain terhadap diri kita
yang terlihat dari luarnya atau yang sudah pasti seperti usia, jenis kelamin, warna kulit,
dan lainnya. Dalam hal ini teman saya pasti mengetahui bahwa jenis kelamin saya
perempuan karena ciri-ciri yang terlihat dari fisik seperti rambut yang panjang. Selain
itu jika saya berulang tahun dan dirayakan sudah pasti keluarga dan teman-teman saya
mengetahui usia saya karena bukti yang sudah pasti dan relevan.
b. Resource Characteristics
Resource characterisics merupakan peran yang relative aktif seperti
kemampuan, pengalaman lampau, intelegensi, ketrampilan, dan lainnya. Karakter ini
juga merupakan hal-hal yang bersifat sosial dan material. Selain itu karakter ini juga
penting adanya untuk berfungsinya “proximal process” dalam perkembangan diri.
Saya merupakan orang gemar untuk aktif dalam bidang akademik dan non
akademik sehingga saya dikenal sebagai Elyshia yang aktif. Hal itu ditunjukkan dengan
saya menjadi anggota osis pada sekolah saya dulu dan dikenal sebagai Elyshia yang
multitalented karena saya bisa membantu acara sekolah dibidang apapun seperti
menjadi MC, ketua acara, pengatur musik, dan lainnya.
Menurut saya hal tersebut termasuk dalam Resource Characteristics
dikarenakan hal yang saya lakukan itu bersifat sosial dan saya merupakan orang yang
gemar untuk bersosialisasi sehingga saya masuk ke dalam organisasi.

c. Force Characteristics
Force characteristics merupakan peran yang sangat aktif seperti motivasi,
temperamen, persistence. Karakter ini bisa ditunjukkan dengan sifat saya yang selalu
optimis dan tidak pantang menyerah. Saya merupakan orang yang menganut
kepercayaan segala sesuatu pasti terjadi ada makna positifnya, saya sangat sering
berpikir positif walau terjadi kekecewaan namun saya tetap bisa mengambil makna
positifnya dari hal itu. Seperti, pada saat penerimaan mahasiswa Perguruan Tinggi
Negri saya tidak lolos ke universitas manapun, namun saya tidak berhenti disitu saja.
Saya hendak mendaftar ke Unika Atma Jaya Fakultas Psikologi, dan saya bersyukur
diterima di fakultas yang saya inginkan. Saya kecewa namun saya bisa bangkit lagi
karena saya berpikir positif bahwa saya tidak diterima di Perguruan Tinggi Negeri agar
saya bisa belajar studi yang saya inginkan sejak dulu yaitu Psikologi.

C. Context
a. Mikro-system
Pada konsep mikro ini dijelaskan seperti hubungan interaksi antara anak dengan
lingkungan sekitarnya seperti keluarganya. Interaksi saya dengan ibu saya sangat dekat
dan selalu terbuka antara satu sama lain sehingga menjunjung kejujuran yang terjadi
pada interaksi saya dengan ibu saya. Hal ini membuat saya menjadi pribadi yang
terbuka dan jujur kepada oranglain sehingga saya menjadi pribadi yang baik.
b. Meso-system
Pada konsep meso ini dijelaskan seperti pengalaman dalam keluarga dengan
lingkungan anaknya seperti sekolah ataupun teman sebaya. Interaksi ini bisa dilihat
dengan hubungan keluarga saya yang dekat dengan teman sebaya saya karena saya
yang terbuka terhadap keluarga saya tentang kehidupan berteman saya sehingga
keluarga saya bisa berinteraksi juga dengan teman sebaya saya jika ingin bertanya
tentang keberadaan saya dan kabar saya. Selain itu, keluarga saya dapat mempercayai
teman sebaya saya karena saya telah menceritakan segala sesuatu yang terjadi dengan
pertemanan saya karena saya selalu terbuka dengan keluarga saya. Hal tersebut
menjadikan pribadi saya yang lebih dipercaya oleh keluarga maupun teman sebaya.

c. Ekso-system
Pada konsep ekso ini dijelaskan dengan pengaruh lingkungan luar yang tidak
secara langsung memengaruhi individu. Konsep ini bisa ditunjukkan dengan pengaruh
media sosial terhadap anak dan juga terhadap perilaku saya. Media sosial adalah hal
yang tidak bisa dipungkiri lagi sebagai aktivitas sehari-hari kita bahkan sampai banyak
orang bilang bahwa dirinya tidak bisa hidup tanpa media sosial. Hal tersebut menurut
saya adalah pengaruh lingkungan luar yang membentuk pribadi saya seperti pengaruh
media sosial di hidup saya sangatlah banyak dan tidak bisa dipungkiri. Namun, dengan
adanya media sosial saya menjadi mudah untuk berkomunikasi dengan keluarga
maupun teman sebaya yang jauh keberadaannya dari saya. Selain itu, video-video yang
ada di media sosial juga bisa memengaruhi pribadi saya menjadi saya saat ini.

d. Makro-system
Pada konsep makro ini dijelaskan seperti ideologi masyarakat dan budaya serta
hukum yang berdampak pada individu. Konsep ini bisa ditunjukkan dengan tradisi-
tradisi atau budaya yang ada dalam lingkungan saya seperti makan pakai tangan tidak
pakai sendok, dan juga kelakuan yang harus sopan dengan orang yang lebih tua
sehingga membuat saya menjadi pribadi yang hormat terhadap orang tua.
D. Time
a. Mikro Time
Pada mikro time ini bisa dijelaskan dengan pengalaman yang terjadi sepanjang
interaksi atau aktivitas tertentu. Hal ini bisa ditunjukkan dengan aktivitas saya yang
gemar berpergian jauh ke negara-negara lain, dengan saya berpergian itu pengalaman
saya hanyalah ada pada saat itu dan tidak berkelanjutan. Oleh karena itu, menurut saya
hal tersebut termasuk dalam konsep mikro time.

b. Meso Time
Meso time adalah interval waktu lebih lebar seperti waktu harian atau pun
mingguan. Hal tersebut membuat pengalaman kita lebih tertata rapih dengan adanya
pembagian meso time. Hal tersebut bisa ditunjukkan dengan kegiatan saya selama
seminggu akhir ini yang lumayan hectic atau bisa juga di bilang sibuk membuat saya
menjadi pribadi yang lumayan kelelahan dalam seminggu terakhir ini namun itu tidak
membuat saya menjadi gampang menyerah. Dalam kurun waktu seminggu terakhir ini
saya sedang sibuk beraktivitas latihan olahraga yaitu latihan basket dan latihan fisik
untuk pendakian umum ke Gunung Prau. Oleh karena itu, fisik saya yang kurang sehat
dalam seminggu ini menjadikan hambatan saya dalam menjalani hidup seminggu
terakhir ini tetapi saya tidak mau menyerah dan mau melawan penyakit yang
menyerang diri saya yaitu flu. Menurut saya hal tersebut termasuk dalam meso time
karena termasuk dalam interval mingguan.

c. Makro Time
Pada konsep makro time lebih difokuskaan pada harapan dan kejadian yang
berubah dalam masyarakat luas, baik dalam maupun antar generasi. Konsep ini terjadi
pada diri saya dalam mengajukan diri untuk menjadi panitia Psychocare. Saat saya
mengajukan diri, saya sangat berharap bahwa saya dapat diterima pada divisi acara
pada acara tersebut. Namun, sangat disayangkan bahwa saya akhirnya tidak diterima
dan ditolak oleh panitia acara tersebut tetapi saya tidak putus asa dan mendaftar lagi
untuk acara selanjutnya yaitu acara Psyvolution.
References

Brofenbrenner, U. and Morris, P. A. (2007). The Bioecological Model of Human


Development. In Handbook of Child Psychology (eds W. Damon, R. M. Lerner and R.
M. Lerner). doi: 10.1002/9780470147658.chpsy0114

Bioecological Model. (n. d.). Retrieved from


https://psychology.wikia.org/wiki/Bioecological_model

Anda mungkin juga menyukai