Anda di halaman 1dari 5

PERAN MAHASISWA DALAM MENGATASI KEKERASAN DALAM RUMAH 

TANGGA
Ulfa Choirotul Azizah (220210302044)1, Fayi Elfa Al Mahdi (220810301014)2, Khusnul Khotimah (220810301126)3,
Via Aniza (220810301035)4, Ahmad Bastomi (220810301064).5

Abstrac

Students already understand the forms of domestic violence including physical and non-
physical violence, students as "Agents of Change", students as "Social Control", and students as
"Iron Stock", With these three roles students can realize justice for victims of domestic violence
(KDRT), Education becomes an important role in a pair of people who want to build a harmonious
and prosperous household.

Abstrak

Mahasiswa sudah paham akan bentuk KDRT meliputi kekerasan fisik dan non fisik,
mahasiswa sebagai “Agent of Change”, mahasiswa sebagai “Social Control”, dan mahasiswa
sebagai “Iron Stock”, Dengan ketiga peran tersebut mahasiswa dapat mewujudkan keadilan bagi
korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), Pendidikan menjadi peran penting dalam sebuah
sepasang orang yang ingin membangun rumah tangga yang harmonis dan sejahtera.

Pendahuluan

A. Latar belakang
Kekerasan dalam rumah tangga sudah tidak asing dalam kehidupan kita, kekerasan dalam
rumah tangga tidak memandang kasta, ras dan jabatan. Semua orang memilik potensi untuk
mengalami kekerasan dalam rumah tangga, bentuk kekerasannya pun beragam bisa berupa :
Kekerasan fisik, penggunaan kekuatan fisik; kekerasan seksual, setiap aktivitas seksual yang
dipaksakan; kekerasan emosional, tindakan yang mencakup ancaman, kritik dan menjatuhkan yang
terjadi terus menerus. Faktornya pun beragam baik internal atau eksternal, tentunya kekerasan
dalam bentuk apa pun pasti memberikan dampak negatif, perlu dilakukan penanganan secara
psikologis maupun edukatif terhadap kasus KDRT, sasarannya bukan hanya pelaku dan korban
KDRT namun juga masyarakat serta pemerintah. KDRT dengan alasan apapun dari waktu ke waktu
akan berdampak terhadap keutuhan keluarga, yang pada akhirnya bisa membuat keluarga
berantakan.
Berikut beberapa penyebab KDRT yang kerap terjadi: Kurang komunikasi,
Ketidakharmonisan, Alasan Ekonomi, Ketidakmampuan mengendalikan emosi, Ketidakmampuan
mencari solusi masalah rumah tangga apa pun, dan Kondisi mabuk karena minuman keras dan
narkoba. Setiap keluarga pada awalnya selalu mendambakan kehidupan rumah tangga yang aman,
nyaman, dan membahagiakan. Secara alami, perbedaan individu dan lingkungan sosial budaya
berpotensi menimbulkan konflik. Jika konflik sekecil apa pun tidak dapat diselesaikan dengan
segera, kemungkinan besar akan berkembang menjadi kekerasan dalam rumah tangga. Berdasarkan
alasan yang telah dipaparkan di atas, proposal ini menarik untuk diteliti. Sesuai dengan latar
belakang tersebut kami akan mengkaji artikel dengan judul “PERAN MAHASISWA DALAM
MENGATASI KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA”. Sehingga kami dapat lebih
mendalami pengetahuan dan wawasan mengenai kekerasan dalam rumah tangga.

B. Penelitian sebelumnya yang relevan


Penelitian tentang kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) tersebut telah dilakukan oleh
beberapa peneliti sebelumnya. (“BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - Universitas Airlangga
Official Website”) Beberapa penelitian tentang kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang telah
dilakukan sebelumnya dan memiliki relevansi dengan penelitian ini akan digunakan sebagai acuan
atau referensi.
Penelitian pertama berjudul “Pandangan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah
Mada Terhadap Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga” Penelitian tersebut dilakukan oleh A.
Febrianto Slamet Riyono. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan antara daerah asal dan pendidikan terakhir orang tua (Ayah dan Ibu) mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Gadjah Mada terhadap pandangan mengenai KDRT.
Penelitian A. Febrianto Slamet Riyono memiliki relevansi dengan penelitian ini yaitu
membahas tentang Pandangan Mahasiswa Terhadap KDRT. Namun perbedaan dari penelitian A.
Febrianto Slamet Riyono dengan penelitian ini yaitu terletak pada subjek penelitian dan tujuan
penelitian, jika penelitian A. Febrianto Slamet Riyono memiliki subjek mahasiswa fakultas
kedokteran Universitas Gadjah mada, sedangkan pada penelitian ini subjek mahasiswa lebih umum
serta pada penelitian A. Febrianto Slamet Riyono menjelaskan tentang hubungan antara daerah asal
dan pendidikan terakhir orang tua (Ayah dan Ibu) mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Gadjah Mada terhadap pandangan mengenai KDRT sedangkan pada penelitian ini menjelaskan
tentang peran mahasiswa dalam mengatasi kdrt.
Berdasarkan penelitian relevan yang telah dipaparkan, penelitian ini dilakukan untuk
memperdalam serta membahas secara menyeluruh dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya. Penelitian kekerasan dalam rumah tangga (kdrt) terdahulu digunakan peneliti sebagai
acuan atau referensi dalam meneliti pengaruh pendidikan terhadap kekerasan dalam rumah tangga.

Metode

Penelitian ini menggunakan desain kualitatif. Dalam penelitian kualitatif tidak ada perlakuan
terhadap subjek penelitian. "Proses penelitian dilakukan dalam kondisi natural tidak ada rekayasa
(Sugiyono, 2013)." (“Jurnal Bidang Pendidikan Dasar - CORE”) Adanya tindakan yang dilakukan dalam
penelitian kualitatif hanya sebatas pada pengumpulan data, tidak mencari pengaruh dari adanya
perlakuan tersebut. Tahapan penelitian antara lain: studi pendahuluan, penentuan permasalahan,
penentuan model penelitian, penyusunan instrument, pengumpulan data, tabulasi data, menyajikan
data, mendeskripsikan data, menginterpretasi data, serta mengambil kesimpulan.

Hasil Dan Pembahasan


a. Pemahaman Mahasiswa Mengenai Bentuk Kekerasan Dalam Rumah Tangga
Berdasarkan hasil wawancara dan angket yang telah kami kumpulkan menunjukkan
beberapa pemahaman mahasiswa mengenai bentuk kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang
terjadi dalam masyarakat. Bentuk KDRT antara lain: Kata-kata kasar, kekerasan psikis, fisik, dan
seksual, menganiaya, meremehkan, mengancam, kekerasan verbal, kekerasan non verbal.

Berbagai bentuk kekerasan fisik kepada istri tidak hanya bersifat fisik seperti melempar
sesuatu, memukul, menampar, sampai membunuh. Namun juga bersifat non fisik seperti menghina,
berbicara kasar, ancaman. kekerasan seperti ini adalah dalam bentuk psikologis (Arfa, 2014).

Dari data yang telah kami kumpulkan dapat disimpulkan bahwa dalam pemahaman
mahasiswa mengenai kekerasan dalam rumah tangga memiliki bentuk yang beragam dan pada
intinya adalah menyakiti salah satu atau beberapa anggota keluarga yang pelaku kekerasan adalah
anggota keluarganya juga, dan sesuai dengan teori yang telah kami paparkan sebelumnya.

b. Peran Mahasiswa Dalam Mewujudkan Keadilan Bagi Korban KDRT


Berdasarkan hasil wawancara dan angket yang telah kami kumpulkan terdapat beberapa
pemahaman mahasiswa mengenai peran mahasiswa dalam mewujudkan keadilan bagi korban
kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Mahasiswa menjadi tolak ukur atau cerminan bagi kondisi
masa depan. Hal itu menjadikan seorang mahasiswa yang memiliki 3 peran penting bagi
masyarakat, yakni mahasiswa sebagai “Agent of Change”, mahasiswa sebagai “Social Control”, dan
mahasiswa sebagai “Iron Stock”. Dengan ketiga peran tersebut mahasiswa dapat mewujudkan
keadilan bagi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Dengan cara mahasiswa dapat
menyampaikan aspirasi nya yang dilanjutkan dengan analisis masalah yang tepat beserta solusi
ilmiah dalam menjawab masalah yang terjadi di masyarakat khususnya tentang keadilan korban
kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Mahasiswa juga dapat mengadakan sosialisasi dan edukasi
pentingnya kesetaraan gender dalam keharmonian keluarga dan cara melaporkannya, memberikan
motivasi atau dorongan kepada korban agar dapat memberanikan diri untuk lapor sehingga keadilan
akan berpihak kepada si korban, serta dapat menyadarkan diri sendiri dalam pentingnya komunikasi
dalam hubungan.

Dari data yang telah kami kumpulkan bahwa mahasiswa juga memiliki peran penting untuk
mewujudkan keadilan bagi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dengan memanfaatkan
pemikirannya serta meluangkan waktunya demi menegakkan keadilan bagi korban kekerasan dalam
rumah tangga (KDRT) dengan cara melakukan sosialisasi dan pemberdayaan kepada seluruh
masyarakat. Sehingga masyarakat yang telah mengikuti sosialisasi dan pemberdayaan tersebut telah
teredukasi dan mendapatkan motivasi sehingga korban peduli pada diri sendiri.

c. Pentingnya Pendidikan dalam Upaya Meminimalisir KDRT


Berdasarkan hasil wawancara dan angket yang telah kami kumpulkan menunjukkan
beberapa bentuk kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang terjadi dalam masyarakat. Agar
meminimalisir kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), perlu adanya edukasi terkait tindakan
KDRT ini. Pendidikan menjadi peran penting dalam sebuah sepasang orang yang ingin membangun
rumah tangga yang harmonis dan sejahtera. Keinginan tersebut dapat dicapai oleh calon suami istri
ketika keduanya memiliki edukasi yang matang tentang sebuah pernikahan. Edukasi ini dapat
diterima melalui penyuluhan ketika pasangan calon suami istri hendak mendaftarkan dirinya ke
KUA.

Calon pasangan suami istri yang memiliki pemikiran yang matang akan selalu bijak
memilih pasangan, menjaga keharmonisan, sering berkomunikasi, mendiskusikan permasalahan
yang ada, Selalu berpikir positif, lebih banyak beribadah mendekatkan diri kepada Allah, Saling
mengenal antar keluarga, memiliki tingkat emosi yang matang, memiliki iman yang kuat,
meningkatkan rasa sabar pada pasangan, memahami pasangan, belajar mengendalikan amarah,
saling mengerti keadaan, tidak memaksakan keadaan.

Moore (1974) menjelaskan yang dimaksud teori khusus pendidikan membahas secara
mendalam aspek pedagogis, seperti bagaimana cara yang paling efektif untuk belajar dan mengajar.
Teori belajar merupakan salah satu dari teori khusus pendidikan. Sedangkan teori umum pendidikan
adalah teori yang luas dari segi cakupan dan tujuannya. Teori umum pendidikan tidak hanya sebuah
rekomendasi tentang kondisi pembelajaran yang efektif tetapi juga rekomendasi untuk membentuk
dan menghasilkan tipe manusia tertentu, kadang-kadang juga tipe masyarakat ideal.

Dari data yang telah kami kumpulkan bahwa latar pendidikan seseorang sangat lah
mempengaruhi sebuah hubungan rumah tangga. Ketika seseorang telah memikirkan secara matang
untuk kehidupan selanjutnya, maka kualitas dari sebuah hubungan rumah tangga akan terlihat serta
akan meminimalisir terjadinya KDRT dalam rumah tangga.

Kesimpulan

Daftar Pustaka

Riyono, A. F. (2017). Pandangan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada


Terhadap Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
Adiati, Fildzah(2018).Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Usia Menikah Korban Kekerasan
Dalam Rumah Tangga Di Kota Semarang,Jurnal Kedokteran Diponegoro,Volume 7.

Hardani.(2010).Perempuan dalam Lingkaran KDRT. Pusat Studi Wanita (PSW) Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim, Pekanbaru

Sumber Internet

https://www.slideshare.net/RudiSudirdja/peran-mahasiswa-dalam-mewujudkan-keadilan-dan-
kesejahteraan-sosial

https://www.rancah.com/berita-opini/85798/peran-mahasiswa-dalam-mengamalkan-nilai-nilai-
pancasila/

https://www.academia.edu/33910340/Peran_Mahasiswa_dalam_Masyarakat

Anda mungkin juga menyukai