Anda di halaman 1dari 7

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

Menurut hasil penelitian yang sudah didapatkan, melalui bab ini peneliti
bermaksud menyimpulkan dari jawaban atas rumusan masalah yang dibagi
menjadi simpulan umum dan simpulan khusus, selanjutnya implikasi sebagai
tumpuan bagi peneliti dengan tujuan memberikan anjuran pada berbagai pihak
yang terpaut dalam penelitian ini.

5.1 Simpulan
5.1.1 Simpulan Umum
Simpulan dari penelitian ini Ki Hajar Dewantara ialah sosok pahlawan
yang menjadi suri tauladan bagi Kaum Pendidik Indonesia. Pribadi yang merakyat
dan humanis, Tegas namun bukan kasar, Nasionalis, Pemimpin yang teguh
pendirian, Pemberani dan Setia serta Sosok yang Bersahaja. Ajaran dan cara
berpikir beliau cerdas juga hatinya yang mulia dan cita-citanya yang
menghantarkan pendidikan kita sebagai bentuk perjuangan dalam memerdekakan
bangsa Indonesia dari segala bentuk penajajahan. Menurut beliau, pendidikan di
Indonesia seyogianya berpangkal dari kebudayaan nasional untuk menjadi bangsa
yang merdeka, mandiri secara politik, ekonomi dan spiritual. Jalannya pendidikan
haruslah merdeka dari seluruh gangguan cinta, kebahagiaan, keadilan, dan
kedamaian diri manusia. Suasana yang diperlukan dalam dunia pendidikan ialah
suasana yang berdasar pada kekeluargaan, kebaikan hati, empati, cinta kasih dan
penghargaan terhadap tiap anggotanya sehingga hak setiap individu wajib
dihormati. Dengan itu pendidikan seyogyianya bukan hanya meningkatkan aspek
intelektual, sebab akan menimbulkan perpecahan antar satu orang dengan orang
yang lain. Pendidikan semestinya mensejahterakan tiap individu, namun
perbedaan antar pribadi harus sungguh - sungguh ditinjau, hingga pendidikan
dapat meningkatkan rasa percaya diri dan mempertahankan harkat dan
martabatnya. Maka tiap individu akan mengembangkan dirinya sesuai dengan
keinginan dan kekuatan dirinya. Yang selanjutnya akan tumbuh dengan
kemampuannya sendiri dan akan sukses dengan perjuangannya sendiri. Segenap
manusia dapat membahagiakan dirinya yang bermakna. Seperti yang dinyatakan
oleh Ki Hajar Dewantara bahwasannya pendidikan yaitu membimbing segala
kodrat yang ada pada anak, agar senantiasa meraih ketentraman, dan kebahagiaan
serta sentosa yang paling tinggi baik sebagai seorang warga negara dan juga
anggota masyarakat. Maka daripada itu, pendidik itu hanya sebagai pembimbing
(fasilitator) tumbuh kembangnya energi kodrat yang terdapat pada diri anak,
supaya dapat membenahi tingkah lakunya bukan atas dasar hidup tumbuhnya
kekuatan kodrat anak. Dengan demikian, peneliti mengharapkan agar seluruh
pendidik Pendidikan Kewarganegaraan mau mengimplementasikan Fatwa atau
ajaran pendidikan beliau dengan cara mengkaji secara mendalam atas semua
konsep pendidikan beliau. Salah satunya Fatwa pendidikan Ngandel Kandel
Kendel Bandel yang berarti Percaya kepada kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa,
tidak ketakutan atau cemas pada kehidupan sebab kita yakin akan kemampuan diri
kita, serta kuat dan bertahan dan bertawakal pada Tuhan dengan demikian
seseorang akan sennatiasa berjuang untuk menggapai cita – cita dalam hidupnya.
Oleh sebab itu fatwa ini sangatlah relevan dalam pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan, termasuk bila di praktikan dalam proses pembelajaran sehari –
hari. Selain untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan
kewarganegaraan, kegiatan mengkaji fatwa beliau juga bisa dijadikan sebagai
bentuk motivasi, inspirasi dan inovasi khsususnya bagi seluruh pendidik Indonesia
terhadap sosok Ki Hajar Dewantara yang telah mencurahkan semua perjuangan
dari mulai tenaga dan pemikirannya untuk menemukan gagasan pendidikan yang
tepat bagi rakyat Indonesia.

5.1.2 Simpulan Khusus


Adapun Simpulan khusus yang peneliti uraikan guna menjawab rumusan
masalah dalam penelitian ini yakni sebagai berikut:

Pertama, Fatwa Pendidikan Ki Hajar Dewantara Ngandel Kandel Kendel


Bandel ini sangat baik bila di terapkan dalam Perencanaan, Pelaksanaan dan
Penilaian Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, terlebih lagi Mentri
Pendidikan Indonesia Bapak Nadiem Anwar Makarim sedang merealisasikan
konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara yaitu Konsep Merdeka Belajar. Hal ini
bersinergi dalam memperkuat ajaran beliau bila di terapkan dalam pembelajaran
PKn karena fatwa ini memiliki arti yang baik guna memberi semangat, dorongan
dan penguatan kepada peserta didik dalam menjalani hidup yang penuh dengan

127
tantangan tanpa adanya rasa takut, tidak percaya diri, tidak yakin, putus asa dan
mudah menyerah. Adapun upaya dalam mengimplementasikan fatwa pendidikan
Ki Hajar Dewantara dalam perencanaan pendidikan kewarganegaraan yaitu
memperbaiki Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menjadi lebih fokus pada
kebutuhan dan keseuaian peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran
dikarenakan RPP menjadi sebuah pedoman yang dapat memudahkan guru untuk
mengaktualisasikan proses pembelajaran secara sistematis. Dengan RPP seorang
Guru diharapkan mampu mengejewantahkan pembelajaran secara programatik.
RPP patut memiliki daya muat yang berkualitas. Tanpa adanya perencanaan yang
dewasa, capaian pembelajaran akan sukar terealisasi secara optimal. Dengan
begitu, kemahiran dalam merancang RPP adalah tindakan utama yang patut
memiliki kesigapan baik Guru maupun Calon Guru, sebagai modal dari segala
pengetahuan teori, keterampilan dasar, dan interprestasi yang mendalam mengenai
objek belajar dan kondisi pembelajaran.

Kedua, hasil dari Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bukan saja


mengedepankan intisari dari pembelajaran secara intelektual melainkan semua
aspek sikap dan perilaku dari pribadi setiap peserta didik itu sendiri, dengan itu
pelaksanaan pembelajaran berfokus kepada cara “membelajarkan peserta didik”
bukan kepada “apa saja yang dipelajari oleh peserta didik”. Karena kapabilitas
tidak diterima dengan cara memberikan atau mentransfer orang lain saja,
melainkan “dibangun dan diwujudkan” oleh dirinya sendiri, hingga peserta didik
cakap dalam meningkatkan integritas dan personalitasnya menjadi jauh lebih baik.
Pembelajaran itu memiliki dua keistimewaan yaitu yang pertama, saat proses
pembelajaran menyertakan proses intelektual siswa secara utuh, tidak hanya
mewajibkan peserta didik sekedar mendengar, menulis melainkan mengharapkan
aktivitas peserta didik dalam progres berpikir. Kedua, dalam pembelajaran
membangun suasana dialogis dengan cara proses tanya jawab terus menerus yang
diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa,
yang pada gilirannya kemampuan berpikir itu dapat membantu siswa untuk
memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri. Oleh karena itu Guru
harus senantiasa menjadi teladan bagi peserta didik, semua dimulai dari Guru, bila
seorang pendidik sudah bisa menjadi contoh yang baik maka peserta didik pun

128
akan meniru dan mencontoh sikap dan perilaku dari Gurunya, hal ini sejalan juga
dalam Fatwa Pendidikan Ki Hajar Dewantara Ngandel Kandel Kendel
Bandel ,yang dimulai dari diri seorang Guru untuk mencerminkan fatwa
pendidikan beliau walaupun di dalam temuan penelitan yang peneliti lakukan
belum di temukan secara jelas bahwa Guru PKn Taman siswa sudah menerapkan
ajaran atau fatwa pendidikan Ngandel Kandel Kendel Bandel ini secara
menyeluruh dalam aspek pembelajaran atau belum menerapkannya pada saat
proses pembelajaran berlangsung.

Ketiga Fatwa Pendidikan Ki Hajar Dewantara Ngandel Kandel Kendel


Bandel dalam Penilaian Pendidikan Kewarganegaraan, yakni menitikberatkan
kepada penilaian karakteristik individu guna menaksir tercapainya konkretisasi
rasa sadar serta tanggung jawab peserta didik untuk menjadi warga negara yang
taat akan norma dan nilai – nilai luhur yang berlaku didalam hidup berbangsa dan
bernegara. Dalam menilai kepribadian mengutamakan penggunaan teknik
penilaian tingkah laku guna meninjau pengembangan afeksi pada perilaku siswa.
Teknik menilai sikap ini dapat dilaksanakan lewat bentuk angket, pengamatan dan
penilian diri. Alhasil terdapat perubahan perilaku dari peserta didik itu sendiri dari
yang buruk menjadi lebih baik dari sebelumnya, walaupun tidak langsung terjadi
begitu saja melainkan butuh proses yang berkelanjutan dengan ditanamkan secara
terus menerus. Karena penilaian bidang studi PKn yakni berproses guna
memperoleh informasi mengenai prestasi atau performa peserta didik sebagai
evaluasi dalam kerampungan belajar peserta didik dan keefektifan proses
pembelajaran PKn.

5.2 Implikasi
Berikut merupakan implikasi dalam penelitian yang peneliti jabarkan yakni :
a. Upaya merealisasikan Fatwa Pendidikan Ki Hajar Dewantara Ngandel
Kandel Kendel Bandel ini bisa dilaksanakan dengan memulai membuat
perencanaan pembelajaran yang maksimal guna kebutuhan peserta
didik.
b. Upaya pembinaan karakter peserta didik diwujudkan dengan
mengajarkan Fatwa Pendidikan Ki Hajar Dewantara Ngandel Kandel

129
Kendel Bandel dalam proses pembelajaran pendidikan
kewarganegaraaan
c. Meningkatnya kepercayaan atas kuasa tuhan dalam interprestasi sikap
serta kepercayaan diri dalam keseharian hidup peserta didik serta
menjadi motivasi dan nasihat dalam hidup warga negara Indonesia
dalam menghadapi segala rintangan yang ada dengan menjalani hidup
dengan sebaik mungkin
d. Keberhasilan proses pendidikan kewarganegaraan dalam bentuk
pembelajaran yang dikaitkan oleh fatwa pendidikan Ki Hajar
Dewantara Ngandel Kandel Kendel Bandel ditunjukan dengan
terintegrasinya kapabilitas yang dimiliki oleh setiap anak didik agar
menjadi warga negara indonesia yang mengimplementasikan amanat
yang ada dalam sila pancasila dalam kehidupan sosialnya.

5.3 Rekomendasi
Atas dasar hasil temuan penelitian yang telah dilakukan, terdapat
rekomendasi yang dapat ditujukan pada berbagai pihak yang terkait dan memiliki
perhatian yang besar guna meningkatkan kualitas pendidikan kewarganegaraan
dengan menerapkan fatwa pendidikan ki hajar dewantara ngandel kandel kendel
bandel didalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan.

5.3.1 Bagi Kementrian Pendidikan RI


Bagi Kemendikbud Republik Indonesia, yang merupakan penentu
kebijakan baru mengenai Konsep Merdeka Belajar serta Kurikulum merdeka yang
berkaitan dengan ajaran pendidikan Ki Hajar Dewantara diharapkan untuk
mengembangkan materi mengenai ajaran atau Fatwa Pendidikan Ki Hajar
Dewantara dalam Meerencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran
pendidikan kewarganegaraan untuk lebih menunjang program dari
kementrian/lembaga terkait sebagai daya upaya merealisasikan kurikulum
merdeka dan konsep merdeka belajar.

5.3.2 Bagi Dinas Pendidikan Provinsi, Kota dan Kabupaten


Dalam hal ini sebagai Perumus, Pelaksana dan Penyelenggara kebijakan
urusan pemerintah menurut asas desentralisasi atau disebut otonomi dan tugas
pembantuan bidang pendidikan dan kebudayaan dalam jenjang pendidikan anak

130
usia dini, pendidikan dasar, pendidikan nonformal, dan ketenagaan pada saat
menyusun program, evaluasi dan pelaporan diharapkan dapat melakukan
koordinasi secara efisien dan efektif terhadap semua stakeholder dalam
merealisasikan kebijakan dan rencana kemendikbud dengan menyeluruh hingga
pada saat kapanpun rencana kerja dan sosialisasi tersebut bila dilakukan secara
baik dan seimbang akan menghasilkan suatu bentuk yang selaras dan
berkesinambungan. Oleh sebab itu dengan fokus pada kecakapan warga negara
dalam mengimplementasikan fatwa pendidikan Ki Hajar Dewantara Ngandel
Kandel Kendel Bandel dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan akan
berkemampuan menyiapkan warga negara yang kredibel dan reliabel dalam
menghadang segala tantangan dan perubahan yang hadir dari internal dan juga
eksternal. Selanjutnya melaksanakan upaya penguatan yang lebih lanjut dengan
menyelenggarakan sosialisasi, program atau seminar guna menyebarkan ajaran
beliau dalam bidang Pendidikan dan Kebudayaan serta menuangkan ide, gagasan,
dan evaluasi bersama dengan para ahli, mapun guru guna melihat sejauh mana
perubahan perilaku setalah menerapkan ajaran pendidikan Ki Hajar Dewantara.

5.3.3 Bagi Pendidik, Orang Tua dan Masyarakat


Hasil penelitian ini mempunyai peran yang fundamental untuk mengayomi
perngembangan serta pembinaan karakter, budi pekerti peserta didik, maka
penelitian ini bermanfaat untuk menjadi bacaan demi perwujudan pendidikan
moral yang menjadi bagian dari pendidikan kewarganegaraan dalam kerangka
memanifestasikan lingkungan masyarakat yang percaya akan kekuasaan Tuhan
dan menjadi pribadi yang bermoral.

5.3.4 Bagi Peneliti Selanjutnya


Hasil dari Penelitian ini memperkukuh Analisis Fatwa Pendidikan Ki
Hajar Dewantara Ngandel Kandel Kendel Bandel dalam Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan yang didapatkan melalui buku Ki Hajar Dewantara “Pemikiran
dan Perjuangannya” hingga temuan dari penelitian ini dapat menjadi batu loncatan
yang utama khusunya untuk individu yang hendak melaksanakan penelitian lebih
lanjut yang bertaut pada penerapan Fatwa Pendidikan Ki Hajar Dewantara dalam
pendidikan dan juga didambakan dapat menkonkretkan serta menggenapi
penelitian ini, dengan metode penelitian yang tepat serta pengkajian yang lebih

131
dalam dan berkelanjutan, komprehensif beserta dengan data yang lengkap
terhadap pemikiran Pendidikan Ki Hajar Dewantara agar terciptanya dialektika
yang dicita - citakan, meningkatnya wawasan dan juga membumikan pemikiran
beliau mengenai konsep, teori, fatwa, ajaran pelaksanaan beserta evaluasi dalam
pembelajaran.

132

Anda mungkin juga menyukai