Anda di halaman 1dari 3

TUGAS TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN

HERMINA MARDIANA WARIKAPOKA

A. BIOMONITORING LOGAM
Biomonitoring logam dapat dilakuan dengan pemeriksaan suatu media untuk menentukan
bahan logam. Media yang dipakai antara lain: darah/uringe, jaraingan tubuh, ikan, binatang
invertebrata, dan tanaman perairan maupun daratan
Logam yang dapat ditemukan pada darah dan urine, contohnya:
- Kadmium (Cd)
- Zat besi (Fe)
- Mangane (Mn)
- Tembaga (Cu)
- Merkuri (Hg)
- Zink (Zn)
Logam berat di atmosfer yang ditemukan pada jaringan burung, contohnya:
- Pencemaran udara berupa partikel timbal (Pb)
- Kadmium (Cd)
- Arsen (As)
- Merkuri (Hg)
Logam berat tersebut dapat berasal dari pabrik pengelasasn logam, emisi kendaraan
bermotor, dan secara tidak langsung burung memakan serangga yang terkontaminasi oleh
logam berat. Tempat akumulasi logam berat di dalam tubuh burung terletak pada jaringan dan
bulu burung.
Logam berat di perairan yang ditemukan pada ikan, contohnya:
- Chromium (Cr)
- Tembaga (Cu)
- Timbal (Pb)
- Zine (Zn)
Logam tersebut akan meningkat kadarnya, apabila ada peningkatan Blochemical oxygen
Demand (BOD) di perairan.
Logam berat diperairan yang ditemukan pada binatang invertebrata, contohnya:
- Kromium (Cr)
- Tembaga (Cu)
- Timbal (pb)
- Kadmium (Cd)
- Kobalt (Co)
- Nichel (Ni)
Adanya logam berat tersebut pada tubuh inverebrata merupakan indikator tercemarnya
lingkungan.
Logam berat pada tanaman perairan dan tanaman darat
Pabrik pengecoran logam yang mengeluarkan bahan pencemar udara logam berat dapat
dideteksi pada tanaman dengan analisis Neutro Achivation Analysis.
Sebagian bioindikator dalam biomonitoring kualitas tanaman darat adalah teridentifikainya
logam berat pada dauh pohon pinus. Di Polandia (1995) pohon pinus dapat dipakai sebagai
bioindikator terhadap bahan pencemar Zn, Cd, Pb, dan As
Vegetasi perairan seperti fitoplankoton dapat dipakai sebagai bioindikator antara lain untuk
logam berat Hg, Cu, Cd, dan Zn. Efek logam berat terhadap komunitas mikrobiologi dari
ekosistem perairan, antara lain berkuarngnya jumlah populasi bakteri dan meningkatkan
toleransi terhadap tembaga. Indikator adanya logam berat kadmium di dalam perairan
ditunjukkan adanya:
a. Diversitas komunitas protozoa.
b. Densitas populasi protozoa
c. Bio massa protozoa

Adapun contohuji lainnya yaitu Alga Periphyton Epifit sebagai biomonitoring logam
berat Hg
A. Uji Logam Berat
Analisis Kandungan Logam Berat Hg pada Sampel Lamun
Pengambilan sampel lamun untuk perhitungan biomassa dilakukan pada petak yang telah
ditentukan berdasarkan cara yang dipaparkan dalam English et al, (1994). Cara ini dipilih
karena dapat meminimalisir kerusakan lamun akibat pencabutan tanaman. Sampel lamun
yang telah didapatkan dicuci agar bersih dari kotoran air laut dan epibiota dan dimasukkan
dalam kantong plastik dan dimasukkan ke dalam cool box yang sudah diberi es batu dan
sampel dibawa ke laboratorium untuk dianalisis, Herawati (2008). Selanjutnya dianalisis
menggunakan Atomic Adsorbtion Spectrophotometer (AAS) dengan panjang gelombang
283,3 nm.
Analisis Kandungan Logam Berat Hg pada Alga periphyton Stigeoclonium sp
Sampel perifiton diambil dari tumbuhan lamun kemudian didinginkan di dalam kotak
pendingin sebelum dibekukan di dalam lemari pendingin sampai dianalisis kandungan
merkurinya dengan menggunakan Atomic Adsorbtion Spectrophotometer (AAS) dengan
panjang gelombang 283,3 nm.
B. Uji Perlakuan Merkuri (Hg)
Metode Perlakuan Hg pada Alga periphyton Stigeoclonium sp
Alga periphyton Stigeoclonium sp diambil pada masing-masing garis transek untuk semua
titik. Pada masing-masing titik yang terpilih, contoh alga perifiton diambil pada daun lamun
ketika air surut siang hari. Kemudian sampel alga periphyton Stigeoclonium sp didinginkan
di dalam kotak pendingin sampai dianalisis di laboratorium.
Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada penelitian ini yaitu:
a. Pembuatan Larutan Induk Merkuri (Hg) 1000 ppm
Merkuri nitrat Hg(NO3)2 ditimbang sebanyak 0,0162 gram. Kemudian dilarutkan dengan
aquabides (H2O) sebanyak 100 mL dalam gelas kimia. Selanjutnya
dimasukkan kedalam labu ukur 1000 mL. Kemudian diencerkan dengan aquabides sampai
tanda batas lalu di homogenkan.
b. Pembuatan Larutan Deret Standar Hg
Mempipet larutan baku Hg 100 ppm sebanyak 5 mL, 10 mL, 15 mL, dan 20ml untuk masing-
masing konsentrasi 10 ppm; 20 ppm; 30 ppm dan 40 ppm. Selanjutnya dimasukkan masing-
masing kedalam labu ukur 50 mL. Kemudian diencerkan dengan aquabides sampai tanda
batas lalu dihomogenkan.
c. Preparasi sampel Stigeoclonium sp
Sampel Stigeoclonium sp yang telah dibersihkan, ditimbang sebanyak 10 gr dimasukkan ke
dalam labu perlakuan (10 ppm; 20 ppm; 30 ppm dan 40 ppm) dengan 4 kali ulangan, dan
dalam 4 jam perendaman.
d. Preparasi sampel contoh untuk di AAS
Selanjutnya diuji dengan AAS untuk mengetahui kadar Hg dalam alga. Proses ini
menggunakan panduan SNI Cara Uji Kimia-Bagian 6:Penentuan kadar logam berat merkuri
(Hg) pada produk perikanan (SNI 2354,6:2016 BSN).
Perhitungan Faktor Biokonsentrasi ( BCF )

Anda mungkin juga menyukai