Anda di halaman 1dari 15

PENYEDIAAN LAMAN DALAM BAHASA MANDARIN DI TAMAN WISATA

KARANGRESIK TASIKMALAYA DENGAN METODE KOMUNIKATIF

USULAN PRAKTIK KERJA

DEANISA NAFLIYANTI J0B021012

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS ILMU BUDAYA
PROGRAM STUDI D-3 BAHASA MANDARIN PURWOKERTO 2023

1
RINGKASAN
Usulan proposal praktik kerja ini berjudul “Penyediaan Laman dalam Bahasa Mandarin di
Taman Wisata Karang Resik Tasikmalaya dengan Metode Komunikatif”. Kegiatan praktik
kerja ini dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober 2023 hingga 1 Maret 2023. Tujuan
dilaksanakannya praktik kerja ini adalah untuk menyediakan situs web dalam bahasa
Mandarin sebagai media promosi taman wisata Karang Resik yang mudah dipahami oleh
wisatawan asal China. Hal ini dilatarbelakangi dengan adanya kendala yaitu belum
tersedianya situs web di taman wisata Karang Resik dalam bahasa Mandarin. Metode
pengumpulan data yang digunakan oleh penulis yaitu metode jelajah internet, wawancara dan
metode studi pustaka. Pada rencana kegiatan praktik kerja, penulis akan menggunakan
metode komunikatif karena metode tersebut lebih menekankan isi pesan dan makna
konstektual secara tepat, sehingga wisatawan China dapat memahami isi dari laman Taman
Wisata Karangresik dengan lebih mudah dimengerti karena metode tersebut memperhatikan
prinsip-prinsip komunikasi. Hasil dari usulan praktik kerja ini yaitu berupa laman dari Taman
Wisata Karang Resik berbahasa Mandarin sebagai media yang mampu meningkatkan
kunjungan wisatawan China di Taman Wisata Karang Resik. Harapan dari usulan praktik
kerja ini adalah mempromosikan taman wisata Karang Resik kepada wisatawan China agar
semakin meningkatnya kunjungan wisatawan asing, khususnya wisatawan China di Taman
Wisata Karang Resik Tasikmalaya.
Kata Kunci : penerjemahan, laman, metode komunikatif, wisatawan, china.

2
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Taman wisata Karang Resik merupakan tempat wisata yang terletak di Kabupaten
Tasikmalaya tepatnya di Jalan Dr. Moh. Toha No. 331, Desa Sukamanah, Kecamatan
Cipedes, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat 46131. Taman Wisata Karang Resik
merupakan salah satu tempat Wisata yang ada di Kabupaten Tasikmalaya. Keberadaan
Taman Wisata Karang Resik mengacu pada Peraturan Daerah No. 8 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Kepariwisataan. Dalam Peraturan Daerah tersebut dijelaskan bahwa
objek wisata Karang Resik termasuk ke dalam objek wisata Rekreasi. Taman Wisata
Karang Resik kini telah dibuka dengan wajah baru dan memiliki beragam pilihan
kegiatan serta objek-objek swafoto yang menarik.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik Kota Tasikmalaya, pada tahun 2019 dan
2021 terjadi penurunan kunjungan wisatawan asing di Kota Tasikmalaya dan hal ini juga
berakibat pada sektor perkembangan pariwisata di Indonesia. Untuk terus
mengembangkan pelayanan wisata serta meningkatkan kunjungan wisatawan asal China,
maka diperlukan sarana promosi yang mudah untuk diakses salah satunya yaitu
penggunaan layanan laman. Taman Wisata Karang Resik sendiri memiliki laman resmi,
dengan nama domainnya adalah https://bit.ly/karangresik. Laman ini menampilkan
informasi dan foto-foto dari berbagai objek wisata yang ada di Taman Wisata Karang
Resik. Dengan tersedianya laman ini, dapat dikatakan bahwa Taman Wisata Karangresik
telah melakukan promosi terhadap tempat wisatanya. Namun, kendala bagi Taman
Wisata Karang Resik yaitu mereka belum memiliki laman berbahasa Mandarin sebagai
media promosi kepada wisatawan yang berasal dari China.
Dengan adanya kendala tersebut maka dengan tersedianya media promosi di
Taman Wisata Karang Resik salah satunya dengan layanan penyediaan laman berbahasa
Mandarin, akan mempermudah wisatawan China untuk mendapatkan informasi wisata di
Karang Resik Tasikmalaya. Untuk meningkatkan kunjungan wisatawan asing khususnya
wisatawan China di Taman Wisata Karang Resik, maka penulis akan menyediakan salah

3
satu sektor pendukung promosi wisata berupa laman berbahasa Mandarin sebagai media
untuk meningkatkan daya tarik tempat wisata serta meningkatkan minat wisatawan China
untuk berkunjung. Selain penyediaan laman dalam bahasa Mandarin penulis juga akan
membuat video promosi Taman Wisata Karang Resik yang akan diunggah di media
sosial Tiktok yang menjadi salah satu media sosial yang digunakan oleh masyarakat
China dan juga sedang marak akhir-akhir ini.

Berdasarkan uraian masalah tersebut, maka penulis akan berkontribusi dengan


membantu Taman Wisata Karang Resik Tasikmalaya dengan menyediakan situs web
berbahasa Mandarin sebagai media promosi. Dengan adanya kerja praktik ini, diharapkan
penulis mampu meningkatkan kualitas promosi Taman Wisata Karang Resik bagi
wisatawan berbahasa Mandarin. Tersedianya situs web berbahasa Mandarin dibuat
sebagai upaya memberikan sarana promosi dan layanan informasi di Taman Wisata
Karang Resik bagi wisawatan asing khususnya wisatawan asal China.

1.2 Rumusan Masalah


Berikut ini merupakan rumusan masalah dari kegiatan praktik kerja lapangan di Taman
Wisata Karang Resik Tasikmalaya :
Bagaimana upaya Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tasikmalaya
dalam meningkatkan kualitas promosi wisata Karang Resik bagi wisatawan yang berasal
dari China?

1.3 Tujuan Praktik Kerja


Dengan diadakannya kegiatan praktik kerja lapangan di Taman Wisata Karang Resik
maka tujuan praktik kerja ini adalah :
Menyediakan laman berbahasa Mandarin dengan menggunakan metode komunikatif.

1.4 Manfaat Praktik Kerja


Berikut ini merupakan manfaat dari pelaksanaan kegiatan praktik kerja bagi beberapa
pihak :
1. Bagi mahasiswa Program Studi D-3 Bahasa Mandarin
a. Menambah pengetahuan dan keterampilan dalam bidang penerjemahan Bahasa
Mandarin,

4
b. Menambah referensi bagi para mahasiswa Program Studi D-3 Bahasa Mandarin
khususnya dalam bidang penerjemahan,
c. Memperluas wawasan mahasiswa sebagai seorang penerjemah serta pengalaman
dalam mengaplikasikan ilmu tersebut di dunia kerja, sehingga mahasiswa
memiliki bekal pengetahuan, wawasan, dan kualitas tenaga kerja professional
untuk menghadapi dunia kerja nantinya.
1. Bagi program D-3 Bahasa Mandarin
a. Meningkatkan kompetensi calon lulusan program D-3 Bahasa Mandarin
khususnya dalam bidang penerjemahan,
b. Menjalin hubungan yang baik antara Program Studi D-3 Bahasa Mandarin
Universitas Jenderal Soedirman dengan lembaga/instansi tempat mahasiswa
melaksanakan kegiatan praktik kerja lapangan,
c. Mengenalkan dunia kerja kepada mahasiswa khususnya dalam bidang
penerjemahan, serta sebagai referensi mahasiswa terkait dengan penerjemahan
khususnya pembuatan situs web berbahasa Mandarin.
2. Bagi Taman Wisata Karang Resik Tasikmalaya
a. Membantu Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tasikmalaya
dalam mempromosikan Taman Wisata Karang Resik kepada wisatawan
mancanegara khususnya wisatawan asal China dengan menyediakan situs web
berbahasa Mandarin.
b. Terjalinnya kerja sama antara Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten
Tasikmalaya tepatnya di Taman Wisata Karang Resik dengan program studi D-3
Bahasa Mandarin Universitas Jenderal Soedirman,
c. Membantu Taman Wisata Karang Resik Tasikmalaya dalam meningkatkan
kunjungan wisatawan mancanegara khususnya wisatawan China dengan
tersedianya situs web berbahasa Mandarin.

1.5 Prosedur Pelaksanaan Praktik Kerja


Pada prosedur pelaksanaan praktik kerja, penulis melakukan dua tahapan prosedur,
meliputi :
1. Tahap Persiapan
a. Mahasiswa telah menempuh mata kuliah sebanyak 80 SKS.
b. Waktu praktik kerja dilaksanakan selama 12 minggu dimulai dari semester 5.

5
c. Mencari informasi tentang praktik kerja.
d. Melakukan observasi terkait dengan potensi penyediaan situs web berbahasa
Mandarin dan kegiatan-kegiatan apa saja yang dapat dilakukan di Taman Wisata
Karang Resik yang berhubungan dengan penggunaan Bahasa Mandarin.
e. Mengkonsultasikan usulan praktik kerja kepada dosen pembimbing.
f. Mengajukan judul usulan praktik kerja kepada dosen pembimbing.
g. Mengajukan permohonan izin praktik kerja pada bagian pendidikan serta
meminta surat pengantar untuk praktik kerja kepada bagian pendidikan Fakultas
Ilmu Budaya.
h. Mengajukan surat pengantar dan proposal usulan praktik kerja kepada instansi
yang menjadi lokasi praktik kerja.
i. Pelaksanaan praktik kerja.

3. Jadwal Kegiatan Praktik Kerja Lapangan


Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan Praktik Kerja Lapangan di Taman Wisata Karang Resik
Tasikmalaya
Minggu Uraian Kegiatan
Bulan ke-1
I a. Mengumpulkan informasi mengenai tempat Praktik Kerja Lapangan (PKL)
b. Konsultasi tempat praktik kerja dengan dosen pembimbing

11 a. Pra Survei di Taman Wisata Karang Resik Tasikmalaya


b. Mewawancarai narasumber
c. Mengamati untuk menemukan masalah yang terjadi pada Taman Wisata
Karang Resik Tasikmalaya

Pemberian materi berupa informasi tempat wisata Karang Resik di Dinas


III Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tasikmalaya

IV a. Konsultasi dengan dosen pembimbing


b. Menentukan judul sesuai arahan dosen pembimbing
Bulan ke-2
V Mengurus dokumen yang dibutuhkan untuk Praktik Kerja Lapangan (PKL)

VI Mendaftar Praktik Kerja Lapangan (PKL)


VII a. Menyusun Proposal Usulan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
b. Konsultasi Proposal Usulan Praktik Kerja Lapangan (PKL) kepada dosen
pembimbing
VIII Melakukan Seminar Proposal Usulan Praktik Kerja Lapangan (PKL)

6
Bulan ke-3
IX Pra Survei di Taman Wisata Karang Resik Tasikmalaya

X Sosialisasi dari pembimbing praktik kerja di Taman Wisata Karang Resik


Tasikmalaya
XI Penempatan di Taman Wisata Karang Resik Tasikmalaya

XII Pengenalan lingkungan Taman Wisata Karang Resik Tasikmalaya

Bulan ke-4
XIII Pengenalan pegawai Taman Wisata Karang Resik Tasikmalaya
XIV Mengamati sistem kerja di Taman Wisata Karang Resik Tasikmalaya
XV Mengamati topik yang akan diangkat di Taman Wisata Karang Resik Tasikmalaya

XVI Pengenalan informasi yang terdapat di Taman Wisata Karang Resik Tasikmalaya
Bulan ke-5
XVII Diberikan tugas menyediakan situs web berbahasa Mandarin di Taman Wisata
Karang Resik Tasikmalaya
XVIII a. Mencari data dan informasi tambahan untuk menyediakan situs web di
Taman Wisata Karang Resik
b. Mendapatkan seluruh data-data yang telah diperoleh selama Praktik Kerja
Lapangan (PKL)
XX Mulai membuat situs web Taman Wisata Karang Resik

Bulan ke-6
XXI Menganalisis data-data yang telah diperoleh untuk penyusunan Laporan Praktik
Kerja Lapangan (PKL)
XXII Konsultasi hasil terjemahan dengan dosen pembimbing
XXIII Konsultasi penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dengan dosen
pembimbing
XXIV a. Menyerahkan hasil penyediaan situs web kepada pihak Taman Wisata Karang
Resik
b. Penerimaan nilai Praktik Kerja Lapangan (PKL)

1.6 Profil Instansi


Nama : Taman Wisata Karang Resik Tasikmalaya
Alamat : Jl. Dr. Moh. Toha No. 128, Desa Sukamanah, Kecamatan Cipedes,
Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat 46131 No.
Telp : (0265) 330165

7
1.7 Metode Pengumpulan Data
Dalam proses penulisan proposal Praktik Kerja Lapangan (PKL) diperlukan data-data
yang dapat mendukung penulisan proposal tersebut sehingga dapat menghasilkan tulisan
ilmiah yang baik dan akurat. Untuk mendapatkan data-data tersebut diperlukan pengumpulan
data yang merupakan salah satu tahapan pokok dalam praktik kerja. Berikut adalah metode
pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis :
1.7.1 Metode Wawancara
Menurut Sugiyono dalam (Kurniawan, 2017:27), pengertian wawancara adalah
wawancara yang digunakan sebagai teknik pengumpulan data. Wawancara dilakukan apabila
peneliti akan melaksanakan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti. Peneliti juga akan melakukan metode wawancara ketika ingin mengetahui hal-hal dari
responden. Responden tersebut bisa dalam jumlah yang sedikit ataupun banyak.
Metode wawancara sendiri merupakan metode pengumpulan data dengan cara
berdialog dengan orang yang dianggap sebagai sumber informasi. Penulis menggunakan
metode wawancara karena metode ini dapat membantu penulis dalam mendapatkan informasi
dan penulis memilih metode ini karena dirasa tepat digunakan dalam pengumpulan data
selama melakukan praktik kerja di Taman Wisata Karang Resik Tasikmalaya.
Dalam pengumpulan data, penulis melakukan metode wawancara dengan _________
selaku informan. Penulis melakukan kegiatan wawancara pada awal melaksanakan kegiatan
praktik kerja, yang bertujuan agar penulis lebih memahami tugas, kondisi, dan tempat praktik
kerja dengan baik. Dengan melakukan metode wawancara, penulis berhasil mendapatkan
informasi yang dibutuhkan. Penulis menuangkan informasi tersebut ke dalam laporan hasil
praktik kerja ini.

1.7.2 Metode Studi Pustaka

Menurut George dalam Djiwandono (2015:201) mengungkapkan bahwa metode studi pustaka
adalah pencarian sumber-sumber atau opini pakar tentang suatu hal yang berkaitan dengan
tujuan penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono (2017:291) metode studi pustaka merupakan
studi kepustakaan yang berkaitan dengan kajian teoritis dan referensi lain yang terkait dengan
nilai, budaya, dan norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat dijelaskan bahwa metode studi
pustaka adalah kumpulan informasi dari berbagai sumber seperti buku-buku, jurnal, pendapat
ahli dan referensi ilmiah lainnya yang berkaitan dengan tujuan penulisan proposal praktik

8
kerja lapangan. Penulis menggunakan metode studi pustaka karena di dalam metode
wawancara masih banyak informasi yang belum bisa diperoleh. Informasi yang didapat
seperti, data wisawatan yang berkunjung ke Taman Wisata Karang Resik, metode dan teknik
penerjemahan, pembuatan situs web, cara mengetahui penulisan karya ilmiah yang benar
serta kamus elektronik dalam membantu proses pembuatan situs web berbahasa Mandarin.

1.7.3 Metode Jelajah Internet


Menurut Zaharnita (2017:1) internet adalah media online yang merupakan saluran
informasi tanpa batas yang bisa menyajikan banyak informasi bagi siapa saja. Begitu
mudahnya dalam mendapatkan informasi, sehingga internet dijadikan sebagai gudang berita.
Sedangkan menurut Tobing (2019:3), internet merupakan salah satu media yang paling dicari,
paling mudah di akses, dan paling mudah dalam mencari informasi apapun termasuk
informasi pembelajaran.
Dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa jelajah internet merupakan media
yang paling mudah diakses sebagai bahan referensi untuk mengumpulkan data atau informasi
dalam pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi internet. Penulis menggunakan metode
jelajah internet karena di dalam metode wawancara dan studi pustaka banyak informasi yang
tidak didapatkan.

9
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Penerjemahan


Penerjemahan adalah kegiatan pengalihan pesan gagasan, ide, dan makna dari bahasa
asli ke bahasa tujuan. Teks yang disusun oleh penerjemah disebut teks sasaran (TSa) dan
bahasanya disebut bahasa sasaran (BSa), sedangkan teks yang diterjemahkan disebut teks
sumber (TSu) dan bahasanya disebut bahasa sumber (BSu). Penerjemahan juga merupakan
suatu kegiatan pengalihan pesan, gagasan, ide dan makna dari bahasa asli ke dalam bahasa
tujuan. Penerjemahan pada hakikatnya adalah mengalihbahasakan makna atau pesan dari
bahasa sumber (BSu) ke dalam bahasa sasaran (BSa). Dengan demikian, menerjemahkan
sebenarnya terkait dengan tiga unsur utama, yaitu: bahasa sumber, bahasa sasaran, makna
atau pesan (Kardimin, 2018:3). Menurut Newmark (1988:5), “Penerjemahan adalah
menerjemahkan makna dari sebuah teks ke dalam bahasa lain sebagaimana yang
dimaksudkan oleh penulis teks tersebut”. Sedangkan menurut Larson dalam Asmarani (2014:
2) “Penerjemahan merupakan proses pengalihan pesan penulisan bahasa sumber (Bsu) ke
dalam bahasa sasaran (BSa).

10
Berdasarkan pengertian penerjemahan menurut para ahli diatas, dapat diambil
kesimpulan bahwa penerjemahan adalah kegiatan menerjemahkan makna dari suatu teks ke
dalam bahasa sasaran (BSa) dan proses pengalihan pesan dari bahasa sumber (BSu) ke dalam
bahasa sasaran (BSa) yang dimaksudkan oleh penulis teks tersebut.

2.2 Pengertian Laman


Menurut Simarmatma dalam Mauko (2017:2) “Laman adalah sebuah sistem dengan
informasi yang disajikan dalam bentuk teks, gambar, suara, dan lain-lain yang tersimpan
dalam sebuah server web internet yang disajikan dalam bentuk hiperteks. Web sering
dikembangkan untuk sekelompok pengguna yang luas di lingkungan teknologi yang berbeda.
Laman juga harus diuji terhadap sebanyak mungkin lingkungan yang mengakses internet dan
kombinasi teknologi untuk memaksimalkan khalayak potensial (Mauko, 2017:4).
Bekti (2015:35) menyimpulkan bahwa “Website merupakan kumpulan
halamanhalaman yang digunakan untuk menampilkan informasi teks, gambar diam atau
gerak, animasi, suara, dan atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun
dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait, yang masing-masing
dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman”. Sedangkan menurut Rahmadi (2013:1) ”
website (lebih dikenal dengan sebutan situs) adalah sejumlah halaman web yang memiliki
topik saling terkait, terkadang disertai pula dengan berkas-berkas gambar, video atau
jenisjenis berkas lainnya”.

2.3 Metode Penerjemahan Komunikatif


Untuk pembuatan laman web berbahasa Mandarin, penulis akan menerapkan metode
penerjemahan komunikatif di mana metode ini menekankan makna secara kontekstual dan
memperhatikan prinsip komunikasi dengan tepat. Pada penerjemahan komunikatif Tsu
diterjemahkan dengan baik sehingga isi dan bahasanya dapat dipahami oleh pembaca sasaran
(Juhariyanti (2022:1).
Menurut Wibowo (2019:14), “metode penerjemahan komunikatif menekankan
penyampaian pesan secara konstektual sehingga pembaca bahasa sasaran dapat dengan
mudah memahami hasil terjemahan”. Terjemahan dikategorikan sebagai penerjemahan
komunikatif bilamana terjemahan hanya menyampaikan konteks pokok TSu dengan
mengurangi isi yang tidak penting tanpa mengganggu penyampaian makna pesan.

11
2.4 Pengertian Wisatawan
Menurut Bourdieu (1986:249) wisatawan diartikan sebagai sumber daya masyarakat,
baik yang berbentuk aktual maupun potensial yang nantinya menjadi jaringan hubungan
kelembagaan seseorang kepada sebuah kelompok dan juga menentukan kualitas jaringan
hubungan yang dapat diciptakan. Sedangkan pengertian wisatawan menurut Komisi Liga
Bangsa-Bangsa “wisatawan adalah mereka yang mengadakan perjalanan untuk kesenangan
karena alasan keluarga, kesehatan, pertemuan dan tugas tertentu (tugas pemerintah diplomasi,
agama, olahraga, ataupun usaha. Selain itu, mereka yang datang dalam rangka perjalanan
dengan kapal laut walaupun berada di suatu Negara kurang dari 24 jam dapat dikategorikan
sebagai wisatawan.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa wisatawan merupakan
masyarakat yang berkunjung ke suatu tempat untuk mengadakan suatu perjalanan untuk
alasan kesenangan dan hiburan maupun untuk kepentingan pertemuan atau tugas tertentu.

2.5 Pengertian Taman Wisata


Taman wisata merupakan salah satu bentuk taman dalam cakupan kawasan sumber
daya alam yang cukup luas dan lebih kompleks. Taman wisata merupakan sebidang lahan
yang memiliki batas tertentu yang di dalamnya terdapat beberapa jenis tanaman tertentu.
Taman wisata pada umumnya diciptakan untuk sarana rekreasi keluarga yang didesain
sealami mungkin. Taman wisata ini biasanya memiliki nilai ekonomis tersendiri sehingga
taman wisata dibuat dengan areal yang cukup luas disertai desain yang menarik untuk
memenuhi keinginan wisatawan untuk bersantai dan bertamasya (Rochayati, 2016:2).
Sedangkan pengertian Taman Wisata menurut pasal 1 Undang-undang Nomor 5
Tahun 1990 yang dikutip oleh Pute (2010:19) merupakan kawasan pelestarian alam dengan
tujuan utama untuk dimanfaatkan bagi kepentingan pariwisata dan rekreasi alam.

DAFTAR PUSTAKA

Darmalaksana, Wahyudin. 2020. Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka dan Studi
Lapangan, diakses pada 24 November 2022.
Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tasikmalaya. 2019. “Sebaran Tempat
Wisata Kabupaten Tasikmalaya”, diakses pada 23 November 2022.

12
Djiwandono, 2015. Meneliti itu Tidak Sulit: Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan
Bahasa, diakses pada 19 Maret 2023.
Galingging, Yusniaty & Tambunsaribu, Gunawan. 2021. Penerjemahan Idiomatis Peter
Newmark dan Mildred Larson, diakses pada 28 Februari 2023.
Halim, Shanty & Bustamin. 2015.Analisis Kesalahan dalam Penerjemahan Teks Bahasa
Inggris-Bahasa Indonesia, diakses pada 28 Februari 2023.
Juhariyanti & Gusthini, Misyi. 2022. Penerapan Prosedur, Metode, dan Analisis, Terjemahan
pada Teks Naratif “The Endless Tale”, diakses pada 28 Februari 2023.
Kardimin, 2018. Peran Bahasa dan Budaya dalam Penerjemahan Teks Bernuansa
Keagamaan, diakses pada 19 Maret 2023.
Khairil & Syafutra, Ade Dwi. 2021. Penilaian Kepuasan Pelanggan dengan Aplikasi Survei
pada PDAM Kota Bengkulu, diakses pada 28 Februari 2023.
Kurniawan, Go Albert. 2017. Usulan Perancangan Metode 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu,
Shitsuke) Pada Sumber Sejahtera Pratama Semarang, diakses pada 17 Maret 2023.
Narendra, Asnurul Novia dkk. 2019. Kepemilikan serta Pembentukan Modal Sosial oleh
Wisatawan dalam Memilih House of Sampoerna sebagai Daya Tarik Wisata, diakses
pada 28 Februari 2023.
Pratama, EF. 2021. Pembahasan Masalah dan Solusi Masalah Informasi Wisata Karang Resik
Tasikmalaya, diakses pada 24 November 2022.
Pute, Halisa Pindan. 2010. Strategi Pengelolaan Taman Wisata Alam Gunung Meja Sebagai
Sumber Air Baku Kota Manokwari, diakses pada 1 Maret 2023.
Tobing, Sari Mellina, 2019. Pemanfaatan Internet Sebagai Media Informasi dalam Kegiatan
Belajar Mengajar pada Mata Kuliah Pendidikan Pancasila, diakses pada 19 Maret
2023.
Sugiyono, 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta,
CV, diakses pada 19 Maret 2023.
Wibowo, Albert Surya. 2019. Analisis Metode Penerjemahan Bahasa Mandarin ke Bahasa
Indonesia pada Mahasiswa Semester 3 Program Studi Bahasa Mandarin S1 Sekolah
Tinggi Bahasa Harapan Bersama, diakses pada 28 Februari 2023.
Zaharnita, Efni, 2017. Pemanfaatan Internet sebagai Sumber Informasi Belajar pada
Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Tanjungpura, diakses pada 19 Maret
2023.

13
14
15

Anda mungkin juga menyukai