Anda di halaman 1dari 15

PENYEDIAAN BOOKLET WISATA BERBAHASA MANDARIN DI TAMAN

WISATA KARANGRESIK TASIKMALAYA DENGAN METODE


PENERJEMAHAN KOMUNIKATIF

USULAN PRAKTIK KERJA

DEANISA NAFLIYANTI
J0B021012

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU BUDAYA
PROGRAM STUDI D-3 BAHASA MANDARIN
PURWOKERTO
2023

1
RINGKASAN
Usulan praktik kerja ini berjudul “Penyediaan Buklet Wisata Berbahasa Mandarin di Taman
Wisata Karangresik Tasikmalaya dengan Metode Penerjemahan Komunikatif”. Kegiatan
praktik kerja ini akan dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober 2023 hingga 1 Maret 2024.
Tujuan dilaksanakannya praktik kerja ini adalah untuk menyediakan buklet wisata berbahasa
Mandarin sebagai media informasi di Taman Wisata Karangresik yang mudah dipahami oleh
wisatawan berbahasa Mandarin. Hal ini dilatarbelakangi dengan adanya kendala yaitu belum
tersedianya buklet wisata berbahasa Mandarin di Taman Wisata Karangresik, padahal Taman
Wisata Karangresik sendiri merupakan tempat wisata berpotensi di Tasikmalaya. Metode
pengumpulan data yang digunakan oleh penulis yaitu metode jelajah internet, wawancara dan
metode studi pustaka. Pada kegiatan pembuatan buklet wisata berbahasa Mandarin ini,
penulis akan menggunakan metode penerjemahan komunikatif. Penulis menggunakan metode
penerjemahan komunikatif karena dengan menggunakan metode ini pembaca dapat lebih
mudah dalam memahami isi dari informasi-informasi yang ada di Taman Wisata
Karangresik. Hasil yang diperoleh dari kegiatan praktik kerja ini adalah sebuah buklet
berbahasa Mandarin sebagai media informasi bagi wisatawan berbahasa Mandarin di Taman
Wisata Karangresik. Pada kegiatan praktik kerja ini, penulis berharap agar wisatawan
pengguna bahasa Mandarin dapat mendapatkan informasi yang mudah dipahami mengenai
Taman Wisata Karangresik yang ada di Tasikmalaya.
Kata Kunci : buklet, metode komunikatif, penerjemahan, taman wisata, wisatawan.

2
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Taman Wisata Karangresik merupakan tempat wisata yang terletak di Kabupaten


Tasikmalaya tepatnya di Jalan Dr. Moh. Toha No. 331, Desa Sukamanah, Kecamatan
Cipedes, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat 46131. Taman Wisata Karang Resik
merupakan salah satu tempat wisata yang ada di Kabupaten Tasikmalaya. Keberadaan
Taman Wisata Karang Resik mengacu pada Peraturan Daerah No. 8 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Kepariwisataan. Dalam Peraturan Daerah tersebut dijelaskan bahwa
objek wisata Karang Resik termasuk ke dalam objek wisata rekreasi. Taman Wisata
Karang Resik kini telah dibuka dengan wajah baru dan memiliki beragam pilihan
kegiatan serta objek-objek swafoto yang menarik.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik Kota Tasikmalaya, pada tahun 2019 dan
2021 terjadi penurunan kunjungan wisatawan asing di Kota Tasikmalaya dan hal ini juga
berakibat pada sektor perkembangan pariwisata di Indonesia. Untuk terus
mengembangkan pelayanan sarana informasi di Taman Wisata Karangresik, khususnya
untuk wisatawan berbahasa Mandarin, maka diperlukan sarana informasi yang mudah
untuk diakses salah satunya yaitu penggunaan layanan buklet. Taman Wisata
Karangresik sendiri memiliki akun instagram resmi, dengan nama pengguna
karangresik.id. Akun Instragram tersebut menampilkan informasi beserta dengan foto-
foto dari berbagai objek wisata yang ada di Taman Wisata Karangresik. Dengan
tersedianya akun Instagram resmi tersebut, dapat dikatakan bahwa Taman Wisata
Karangresik telah melakukan promosi terhadap tempat wisatanya. Namun, kendala bagi
Taman Wisata Karangresik yaitu mereka belum memiliki buklet wisata berbahasa
Mandarin yang bisa menjadi media promosi bagi wisatawan asing khususnya wisatawan
berbahasa Mandarin.
Dengan adanya kendala tersebut, maka tersedianya media promosi di Taman
Wisata Karangresik akan mempermudah wisatawan berbahasa Mandarin untuk
mendapatkan informasi mengenai Taman Wisata Karangresik, salah satunya adalah

3
dengan menambah layanan buklet berbahasa Mandarin. Untuk meningkatkan kunjungan
wisatawan, khususnya wisatawan berbahasa Mandarin di Taman Wisata Karangresik,
maka penulis akan menyediakan salah satu sektor pendukung promosi wisata berupa
buklet wisata berbahasa Mandarin sebagai media untuk meningkatkan daya tarik tempat
wisata serta meningkatkan minat wisatawan berbahasa Mandarin untuk berkunjung.

Berdasarkan uraian masalah tersebut, maka penulis akan berkontribusi membantu


Taman Wisata Karangresik Tasikmalaya dengan menyediakan buklet wisata berbahasa
Mandarin sebagai media informasi. Dengan adanya praktik kerja ini, diharapkan penulis
mampu meningkatkan sarana informasi di Taman Wisata Karangresik bagi wisatawan
berbahasa Mandarin. Tersedianya buklet wisata berbahasa Mandarin dibuat sebagai
upaya untuk memberikan layanan informasi di Taman Wisata Karangresik khususnya
bagi wisawatan berbahasa Mandarin.

1.2 Rumusan Masalah


Berikut ini merupakan rumusan masalah dari kegiatan praktik kerja lapangan di
Taman Wisata Karang Resik Tasikmalaya :
Bagaimana upaya Taman Wisata Karangresik dalam mengembangkan pelayanan sarana
informasi wisata bagi wisatawan berbahasa Mandarin?

1.3 Tujuan Praktik Kerja


Dengan diadakannya kegiatan praktik kerja lapangan di Taman Wisata
Karangresik maka tujuan praktik kerja ini adalah :
Menyediakan e-buklet dan buklet fisik dalam bahasa Mandarin sebagai media informasi
bagi wisatawan berbahasa Mandarin untuk mempermudah dalam memperoleh informasi
wisata di Taman Wisata Karangresik.

1.4 Manfaat Praktik Kerja


Berikut ini merupakan manfaat dari pelaksanaan kegiatan praktik kerja bagi
beberapa pihak :
1. Bagi mahasiswa Program Studi D-3 Bahasa Mandarin
a. Menambah pengetahuan dan keterampilan dalam bidang penerjemahan Bahasa
Mandarin,

4
b. Menambah referensi bagi para mahasiswa Program Studi D-3 Bahasa Mandarin
khususnya dalam bidang penerjemahan,
c. Memperluas wawasan mahasiswa sebagai seorang penerjemah serta pengalaman
dalam mengaplikasikan ilmu tersebut di dunia kerja, sehingga mahasiswa
memiliki bekal pengetahuan, wawasan, dan kualitas tenaga kerja professional
untuk menghadapi dunia kerja nantinya.
2. Bagi program D-3 Bahasa Mandarin
a. Meningkatkan kompetensi calon lulusan program D-3 Bahasa Mandarin
khususnya dalam bidang penerjemahan,
b. Menjalin hubungan yang baik antara Program Studi D-3 Bahasa Mandarin
Universitas Jenderal Soedirman dengan lembaga/instansi tempat mahasiswa
melaksanakan kegiatan praktik kerja lapangan,
c. Mengenalkan dunia kerja kepada mahasiswa khususnya dalam bidang
penerjemahan, serta sebagai referensi mahasiswa terkait dengan penerjemahan
khususnya pembuatan situs web berbahasa Mandarin.
3. Bagi Taman Wisata Karang Resik Tasikmalaya
a. Membantu Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tasikmalaya
dalam mempromosikan Taman Wisata Karang Resik kepada wisatawan
mancanegara khususnya wisatawan asal China dengan menyediakan buklet wisata
berbahasa Mandarin.
b. Terjalinnya kerja sama antara Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten
Tasikmalaya tepatnya di Taman Wisata Karangresik dengan program studi D-3
Bahasa Mandarin Universitas Jenderal Soedirman,
c. Membantu Taman Wisata Karangresik Tasikmalaya dalam meningkatkan
kunjungan wisatawan mancanegara khususnya wisatawan China dengan
tersedianya buklet wisata berbahasa Mandarin.

1.5 Prosedur Pelaksanaan Praktik Kerja


Pada prosedur pelaksanaan praktik kerja, penulis melakukan dua tahapan
prosedur, meliputi :
1. Tahap Persiapan
a. Mahasiswa telah menempuh mata kuliah sebanyak 80 SKS.
b. Waktu praktik kerja dilaksanakan selama 24 minggu dimulai dari semester 5.
c. Mencari informasi tentang praktik kerja.

5
d. Melakukan observasi terkait dengan potensi penyediaan buklet berbahasa
Mandarin dan kegiatan-kegiatan apa saja yang dapat dilakukan di Taman Wisata
Karang Resik yang berhubungan dengan penggunaan Bahasa Mandarin.
e. Mengkonsultasikan usulan praktik kerja kepada dosen pembimbing.
f. Mengajukan judul usulan praktik kerja kepada dosen pembimbing.
g. Mengajukan permohonan izin praktik kerja pada bagian pendidikan serta
meminta surat pengantar untuk praktik kerja kepada bagian pendidikan Fakultas
Ilmu Budaya.
h. Mengajukan surat pengantar dan proposal usulan praktik kerja kepada instansi
yang menjadi lokasi praktik kerja.
i. Pelaksanaan praktik kerja.

4. Jadwal Rencana Kegiatan Praktik Kerja Lapangan


Tabel 1.1 Jadwal Rencana Kegiatan Praktik Kerja Lapangan di Taman Wisata
Karangresik Tasikmalaya

Minggu Uraian Kegiatan


Bulan ke-1
1 a. Mengumpulkan informasi mengenai tempat Praktik Kerja Lapangan (PKL)
b. Konsultasi tempat praktik kerja dengan dosen pembimbing

2 a. Pra Survei di Taman Wisata Karang Resik Tasikmalaya


b. Mewawancarai narasumber
c. Mengamati untuk menemukan masalah yang terjadi pada Taman Wisata
Karang Resik Tasikmalaya
Pemberian materi berupa informasi tempat wisata Karang Resik di Dinas
3 Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tasikmalaya

4 a. Konsultasi dengan dosen pembimbing


b. Menentukan judul sesuai arahan dosen pembimbing
Bulan ke-2
5 Mengurus dokumen yang dibutuhkan untuk Praktik Kerja Lapangan (PKL)

6 Mendaftar Praktik Kerja Lapangan (PKL)


7 a. Menyusun Proposal Usulan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
b. Konsultasi Proposal Usulan Praktik Kerja Lapangan (PKL) kepada dosen
pembimbing
8 Melakukan Seminar Proposal Usulan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
Bulan ke-3
9 Pra Survei di Taman Wisata Karang Resik Tasikmalaya

10 Sosialisasi dari pembimbing praktik kerja di Taman Wisata Karang Resik


6
Tasikmalaya
11 Penempatan di Taman Wisata Karang Resik Tasikmalaya

12 Pengenalan lingkungan Taman Wisata Karang Resik Tasikmalaya

Bulan ke-4
13 Pengenalan pegawai Taman Wisata Karang Resik Tasikmalaya
14 Mengamati sistem kerja di Taman Wisata Karang Resik Tasikmalaya
15 Mengamati topik yang akan diangkat di Taman Wisata Karang Resik
Tasikmalaya
16 Pengenalan informasi yang terdapat di Taman Wisata Karang Resik Tasikmalaya
Bulan ke-5
17 Diberikan tugas menyediakan buklet berbahasa Mandarin di Taman Wisata
Karang Resik Tasikmalaya
18 a. Mencari data dan informasi tambahan untuk menyediakan buklet di Taman
Wisata Karangresik
b. Mendapatkan seluruh data-data yang telah diperoleh selama Praktik Kerja
Lapangan (PKL)
19 Mulai membuat buklet Taman Wisata Karang Resik
Bulan ke-6
20 Menganalisis data-data yang telah diperoleh untuk penyusunan Laporan Praktik
Kerja Lapangan (PKL)
21 Konsultasi hasil terjemahan dengan dosen pembimbing
22 Konsultasi penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dengan dosen
pembimbing
23 a. Menyerahkan hasil penyediaan buklet kepada pihak Taman Wisata Karangresik
b. Penerimaan nilai Praktik Kerja Lapangan (PKL)

1.6 Profil Instansi


Nama : Taman Wisata Karangresik Tasikmalaya
Alamat : Jl. Dr. Moh. Toha No. 128, Desa Sukamanah, Kecamatan Cipedes,
Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat 46131
No. Telp : (0265) 330165

1.7 Metode Pengumpulan Data


Dalam proses penulisan proposal Praktik Kerja Lapangan (PKL) diperlukan data-data
yang dapat mendukung penulisan proposal tersebut sehingga dapat menghasilkan tulisan
ilmiah yang baik dan akurat. Untuk mendapatkan data-data tersebut diperlukan pengumpulan
data yang merupakan salah satu tahapan pokok dalam praktik kerja. Berikut adalah metode
pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis :

1.7.1 Metode Wawancara

7
Sugiyono dalam (Kurniawan, 2017:27), mengatakan bahwa pengertian metode
wawancara adalah wawancara yang digunakan sebagai teknik pengumpulan data. Wawancara
dilakukan apabila penulis akan melaksanakan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti. Penulis juga akan melakukan metode wawancara ketika
ingin mengetahui hal-hal dari responden. Sedangkan, pengertian wawancara menurut Berger
dalam (Kriyantono, 2020:289) wawancara merupakan percakapan yang dilakukan oleh
periset atau orang yang berharap mendapatkan informasi, dan informan merupakan orang
yang dianggap memiliki informasi yang penting mengenai suatu objek.
Trivaika (2022:35) juga mengungkapkan bahwa wawancara merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara
pengumpul data terhadap narasumber/sumber data. Dalam pengumpulan data, penulis akan
melakukan metode wawancara dengan Deni Wijaya selaku informan dan pemilik. Penulis
berencana melakukan kegiatan wawancara pada awal melaksanakan kegiatan praktik kerja,
yang bertujuan agar penulis lebih memahami tugas, kondisi, dan tempat praktik kerja dengan
baik.

Penulis menggunakan metode wawancara karena metode ini dapat membantu penulis
dalam mendapatkan informasi dan penulis memilih metode ini karena dirasa tepat digunakan
dalam pengumpulan data selama melakukan praktik kerja di Taman Wisata Karang Resik
Tasikmalaya. Dengan melakukan metode wawancara, penulis akan berhasil mendapatkan
informasi yang dibutuhkan dan penulis akan menuangkan informasi tersebut ke dalam
laporan hasil praktik kerja ini.

1.7.2 Metode Studi Pustaka


Menurut George dalam Djiwandono (2015:201) mengungkapkan bahwa metode studi
pustaka adalah pencarian sumber-sumber atau opini pakar tentang suatu hal yang berkaitan
dengan tujuan penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono (2017:291) metode studi pustaka
merupakan studi kepustakaan yang berkaitan dengan kajian teoritis dan referensi lain yang
terkait dengan nilai, budaya, dan norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti.
Adlini (2022:2) juga mengungkapkan bahwa studi pustaka (library research) merupakan
metode pengumpulan data dengan cara memahami dan mempelajari teori-teori dari berbagai
literatur yang berhubungan dengan penelitian tersebut.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat dijelaskan bahwa metode studi
pustaka adalah kumpulan informasi dari berbagai sumber seperti buku-buku, jurnal, pendapat

8
ahli dan referensi ilmiah lainnya yang berkaitan dengan tujuan penulisan proposal praktik
kerja lapangan. Penulis akan menggunakan metode studi pustaka karena di dalam metode
wawancara masih banyak informasi yang belum bisa diperoleh. Informasi yang didapat
seperti, data wisawatan yang berkunjung ke Taman Wisata Karang Resik, metode dan teknik
penerjemahan, pembuatan buklet, cara mengetahui penulisan karya ilmiah yang benar serta
kamus elektronik dalam membantu proses pembuatan buklet berbahasa Mandarin.

1.7.3 Metode Jelajah Internet


Pengertian internet menurut Zaharnita (2017:1) adalah media online yang merupakan
saluran informasi tanpa batas yang bisa menyajikan banyak informasi bagi siapa saja. Begitu
mudahnya dalam mendapatkan informasi, sehingga internet dijadikan sebagai gudang berita.
Sedangkan menurut Tobing (2019:3), internet merupakan salah satu media yang paling
dicari, paling mudah di akses, dan paling mudah dalam mencari informasi apapun termasuk
informasi pembelajaran. Sedangkan, pengertian metode jelajah internet (internet searching)
menurut Meivita (2022:364) adalah teknik pengumpulan data melalui bantuan teknologi
internet dimana segala informasi tersedia.
Dari tiga pendapat di atas, dapat diketahui bahwa metode jelajah internet merupakan
metode yang paling mudah diakses sebagai bahan referensi untuk mengumpulkan data atau
informasi dalam pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi internet. Dengan adanya
metode jelajah internet diharapkan informasi yang didapatkan sesuai dengan fakta yang ada
di lapangan. Oleh karena itu, penulis akan mencari sumber referensi internet yang akurat
seperti artikel, buku maupun jurnal ilmiah. Penulis akan menggunakan metode jelajah
internet jika di dalam metode wawancara dan studi pustaka masih banyak informasi yang
tidak didapatkan.

9
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Penerjemahan


Penerjemahan merupakan suatu kegiatan pengalihan pesan, gagasan, ide dan makna
dari bahasa sumber (Bsu) ke dalam bahasa sasaran (Bsa). Penerjemahan pada hakikatnya
adalah mengalihbahasakan makna atau pesan dari bahasa sumber (BSu) ke dalam bahasa
sasaran (BSa). Dengan demikian, menerjemahkan sebenarnya terkait dengan tiga unsur
utama, yaitu: bahasa sumber, bahasa sasaran, makna atau pesan (Kardimin, 2018:3).
Pengertian penerjemahan menurut Said (2019:1) yaitu penerjemahan bermakna proses
menerjemahkan, menerjemahkan berarti kegiatan menerjemahkan, dan terjemahan adalah
hasil kegiatan menerjemahkan. Sedangkan, menurut Newmark dalam Juhariyanti (2022:129)
penerjemahan merupakan usaha untuk mencapai tingkat kesepadanan yang ideal antara
bahasa sumber dan bahasa target sebagaimana yang penulis maksudkan ketika menulis teks
sumber.

Berdasarkan pengertian penerjemahan menurut para ahli diatas, penerjemahan adalah


kegiatan menerjemahkan makna dari suatu teks ke dalam bahasa sasaran (BSa) dan proses
pengalihan pesan dari bahasa sumber (BSu) ke dalam bahasa sasaran (BSa) yang
dimaksudkan oleh penulis ketika menulis teks sumber. Penerjemahan juga merupakan proses
untuk mengalihkan pesan dari bahasa sumber (Bsu) ke dalam bahasa sasaran (Bsa). Dengan
adanya hasil terjemahan yang akurat dan sesuai dengan konteks yang ada, maka pesan atau

10
teks yang dihasilkan pun akan lebih mudah untuk dipahami oleh pengguna bahasa sasaran
(Bsa).

2.2 Pengertian Buklet


Booklet merupakan bagian dari media cetak dari media cetak, sebagai media cetak
massa dengan bentuk seperti buku yang digunakan sebagai media promosi suatu produk
(Armyn, 2019:4). Informasi yang tersedia lengkap, penjelasannya mudah dipahami, desain
yang tidak membosankan saat dibaca serta memiliki nilai simpan merupakan keunggulan dari
penggunaan media buklet. Menurut Roza dalam Safitri dan Prananta (2022:397), buklet
merupakan media yang memiliki tampilan lebih menarik, dibandingkan dengan media
lainnya misalnya leaflet, buklet dapat memuat informasi yang lebih banyak dan terperinci
sehingga lebih memberikan kesan serta dapat meningkatkan minat membaca. Sedangkan
menurut Rahmawati (2021:3) booklet merupakan media cetak yang memiliki kelebihan
dalam sisi visual, dan kearsipan sehingga dalam menyampaikan pesan pada target audiens
dapat lebih rinci dan jelas serta dapat memuat informasi untuk membantu para wisatawan
yang ingin berkunjung.
Berdasarkan pengertian di atas, buklet adalah media cetak yang bersifat informatif
yang berbentuk seperti buku dengan tujuan agar masyarakat dapat memahami pesan yang
disampaikan melalui media tersebut. Media promosi dan informasi berupa buklet juga
memiliki keunggulan berupa terdapatnya gambar-gambar yang menarik didalamnya serta
memiliki pesan dan informasi yang relatif lebih banyak dibandingkan dengan brosur maupun
leaflet. Desain buklet yang menarik juga dapat menarik perhatian wisatawan untuk
berkunjung. Melalui penyediaan buklet sebagai layanan informasi di Taman Wisata
Karangresik penulis diharapkan mampu memberikan layanan informasi tempat wisata untuk
membantu para wisatawan yang ingin berkunjung khususnya kepada wisatawan berbahasa
Mandarin.

2.3 Metode Penerjemahan Komunikatif


Pada rencana kegiatan pembuatan buklet wisata berbahasa Mandarin ini, penulis akan
menggunakan metode penerjemahan komunikatif. Penulis menggunakan metode
penerjemahan komunikatif karena dengan menggunakan metode ini pembaca dapat lebih
mudah dalam memahami isi dari informasi-informasi yang ada di Taman Wisata
Karangresik. Metode penerjemahan komunikatif adalah metode penerjemahan yang

11
menekankan isi pesan/informasi dan makna kontekstual secara tepat dengan memperhatikan
prinsip-prinsip komunikasi, namun tidak menerjemahkan secara bebas (Meivita, 2022:363).
Sedangkan menurut Juhariyanti (2022:1), metode penerjemahan komunikatif berusaha untuk
menciptakan efek kepada pembaca teks sasaran sama dengan efek yang dialami oleh
pembaca teks bahasa sumber. Pada penerjemahan komunikatif Tsu diterjemahkan dengan
baik sehingga isi dan bahasanya dapat dipahami oleh pembaca sasaran.
Menurut Wibowo (2019:14), “metode penerjemahan komunikatif menekankan
penyampaian pesan secara konstektual sehingga pembaca bahasa sasaran dapat dengan
mudah memahami hasil terjemahan”. Terjemahan dikategorikan sebagai penerjemahan
komunikatif bilamana terjemahan hanya menyampaikan konteks pokok TSu dengan
mengurangi isi yang tidak penting tanpa mengganggu penyampaian makna pesan. Pesan yang
disampaikan hanya menyampaikan konteks pokok namun tidak menghilangkan makna dan isi
pesan pada teks bahasa sumber.

2.4 Pengertian Wisatawan


Menurut Bourdieu (1986:249) wisatawan diartikan sebagai sumber daya masyarakat,
baik yang berbentuk aktual maupun potensial yang nantinya menjadi jaringan hubungan
kelembagaan seseorang kepada sebuah kelompok dan juga menentukan kualitas jaringan
hubungan yang dapat diciptakan. Sedangkan pengertian wisatawan menurut Komisi Liga
Bangsa-Bangsa “wisatawan adalah mereka yang mengadakan perjalanan untuk kesenangan
karena alasan keluarga, kesehatan, pertemuan dan tugas tertentu (tugas pemerintah diplomasi,
agama, olahraga, ataupun usaha. Selain itu, mereka yang datang dalam rangka perjalanan
dengan kapal laut walaupun berada di suatu Negara kurang dari 24 jam dapat dikategorikan
sebagai wisatawan.
Berdasarkan pengertian di atas, wisatawan merupakan masyarakat yang berkunjung
ke suatu tempat untuk mengadakan suatu perjalanan untuk alasan kesenangan dan hiburan
maupun untuk kepentingan pertemuan atau tugas tertentu. Wisatawan juga berhak
mendapatkan pelayanan yang baik di destinasi wisata yang mereka kunjungi, sehingga
wisatawan pun akan puas dan memiliki kemungkinan untuk kembali berwisata ke tempat
yang sama. Adanya wisatawan juga mampu meningkatkan sumber daya masyarakat, yang
kemudian akan menjadi potensi agar tempat wisata tersebut semakin berkembang dan meluas
hingga ke berbagai penjuru negeri.

2.5 Pengertian Taman Wisata

12
Taman wisata merupakan salah satu bentuk taman dalam cakupan kawasan sumber
daya alam yang cukup luas dan lebih kompleks. Taman wisata merupakan sebidang lahan
yang memiliki batas tertentu yang di dalamnya terdapat beberapa jenis tanaman tertentu.
Taman wisata pada umumnya diciptakan untuk sarana rekreasi keluarga yang didesain
sealami mungkin. Taman wisata ini biasanya memiliki nilai ekonomis tersendiri sehingga
taman wisata dibuat dengan areal yang cukup luas disertai desain yang menarik untuk
memenuhi keinginan wisatawan untuk bersantai dan bertamasya (Rochayati, 2016:2).
Sedangkan pengertian Taman Wisata menurut pasal 1 Undang-undang Nomor 5
Tahun 1990 yang dikutip oleh Pute (2010:19) merupakan kawasan pelestarian alam dengan
tujuan utama untuk dimanfaatkan bagi kepentingan pariwisata dan rekreasi alam.

DAFTAR PUSTAKA

Buku
Kriyantono, R, 2020. Teknik praktis riset komunikasi kuantitatif dan kualitatif disertai contoh
praktis Skripsi, Tesis, dan Disertai Riset Media, Public Relations, Advertising,
Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Rawamangun: Prenadamedia
Group.

Said, Mashadi. 2019. Penerjemahan: Teori & Praktik. Tangerang: PT Pustaka Mandiri.

Simamora, Roymond H, 2019. Pelaksanaan Identifikasi Pasien. Jakarta: Uwais Inspirasi


Indonesia.

Jurnal
Adlini, Miza Nina, dkk. 2022. Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka. 1 Maret 2022.
Medan: Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.

13
Armyn, Raymond. 2019. “Perancangan Booklet Promosi Wisata Warisan Budaya Kabupaten
Tanah Datar”. Laporan. Padang: Universitas Negeri Padang.

Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tasikmalaya. 2019. “Sebaran Tempat
Wisata Kabupaten Tasikmalaya”, diakses pada 23 November 2022.

Djiwandono, 2015. Meneliti itu Tidak Sulit: Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan
Bahasa, diakses pada 19 Maret 2023.

Halim, Shanty & Bustamin. 2015.Analisis Kesalahan dalam Penerjemahan Teks Bahasa
Inggris-Bahasa Indonesia, diakses pada 28 Februari 2023.

Juhariyanti & Gusthini, Misyi. 2022. Penerapan Prosedur, Metode, dan Analisis, Terjemahan
pada Teks Naratif “The Endless Tale”, diakses pada 28 Februari 2023.

Kardimin, 2018. Peran Bahasa dan Budaya dalam Penerjemahan Teks Bernuansa
Keagamaan, diakses pada 19 Maret 2023.

Khairil & Syafutra, Ade Dwi. 2021. Penilaian Kepuasan Pelanggan dengan Aplikasi Survei
pada PDAM Kota Bengkulu, diakses pada 28 Februari 2023.

Kurniawan, Go Albert. 2017. Usulan Perancangan Metode 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu,
Shitsuke) Pada Sumber Sejahtera Pratama Semarang, diakses pada 17 Maret 2023.

Meivita, Neri, dkk. 2022. Penerjemahan Peta Informasi Tempat Wisata Berbahasa Mandarin
dengan Metode Komunikatif di Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta. Diakses pada 10
September 2023, dari

http:\\conference.fib.unsoed.ac.id.

14
Narendra, Asnurul Novia dkk. 2019. Kepemilikan serta Pembentukan Modal Sosial oleh
Wisatawan dalam Memilih House of Sampoerna sebagai Daya Tarik Wisata. Diakses
pada 28 Februari 2023.

Permatasari, Eva. 2014. Pengembangan Media Booklet sebagai media layanan orientasi
bimbingan dan konseling di SMK NEGERI 1 Pacitan. Skripsi online tidak
diterbitkan.Malang: Pps Universitas Negeri Malang, diakses pada 15 Agustus 2015.
Tobing, Sari Mellina, 2019. Pemanfaatan Internet Sebagai Media Informasi dalam Kegiatan
Belajar Mengajar pada Mata Kuliah Pendidikan Pancasila, diakses pada 19 Maret
2023.

Trivaika, Ega & Senubekti, Mamok Andri. 2022. Perancangan Aplikasi Pengelola Keuangan
Berbasis Android, diakses pada 10 September 2023,
https://journal.uniku.ac.id/index.php/ilkom.

Pure, Halisa Pindan. 2010. Strategi Pengelolaan Taman Wisata Alam Gunung Meja Sebagai
Sumber Air Baku Kota Manokwari, diakses pada 1 Maret 2023.
Rahmawati, Hastin. 2021. “Perancangan Booklet Fotografi Landscape Wisata Alam
Kabupaten Sukoharjo”. Laporan Tugas Akhir. Surakarta: Universitas Sahid Surakarta.

Safitri, Nurul Qomariah Laili & Prananta, Rebecha. 2022. “Tahapan Pembuatan E-booklet
Sebagai Media Informasi Objek Wisata Kedung Kandang Di Desa Wisata
Nglanggeran”. Laporan. Jember: Universitas Jember.

Sugiyono, 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta,
CV, diakses pada 19 Maret 2023.

Wibowo, Albert Surya. 2019. Analisis Metode Penerjemahan Bahasa Mandarin ke Bahasa
Indonesia pada Mahasiswa Semester 3 Program Studi Bahasa Mandarin S1 Sekolah
Tinggi Bahasa Harapan Bersama, diakses pada 28 Februari 2023.

Zaharnita, Efni, 2017. Pemanfaatan Internet sebagai Sumber Informasi Belajar pada
Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Tanjungpura, diakses pada 19 Maret
2023.

15

Anda mungkin juga menyukai