1. Pengertian ( Definisi) Sindrom kebocoran udara ( pneumomediastinum, pneumothorax,
pulmonary interstitial emphysema dan pneumopericardium ) mencakup spektrum penyakit dengan patofisiologi penyebab yang sama. Penggembungan kantung alveolar secara berlebihan atau pengembangan jalan napas terminal secara berlebihan mengarah pada gangguan integritas jalan napas sehingga menyebabkan penyebaran udara ke rongga ke sekelilingnya.
2. Anamnesis Neonatus dengan faktor resiko sebagai berikut :
a. Napas spontan : 0,5 % b. Bantuan ventilator : 15-20 % c. CPAP 5% d. Pewarnaan kuning/hijau oleh mekonium atau aspirasi mekonium e. Terapi surfaktan f. Tekanan ventilasi yang berlebihan saat resusitasi (ventilasi dengan balon resusitasi) 3. Pemeriksaan Fisik Tanda klinis : a. Bayi tiba-tiba memperlihatkan gawat pernapasan seperti takipnea, retraksi interkostal, sianosis, atau penurunan status dengan perubahan tanda vital dan kadar gas darah yang memburuk b. Thoraks asimetris ditemui pada kasus unilateral
4. Kriteria Diagnosis Memenuhi kriteria anamnesis dan pemeriksaan fisik tersebut diatas
5. Diagnosis Kerja Sindrom Kebocoran Udara
6. Diagnosis Banding
7. Pemeriksaan Penunjang Foto rontgen AP dan lateral dada
8. Tata Laksana a. Umum
1. Oksigenasi 2. Pencegahan : pemakaian dukungan ventilator secara hati-hati, pengamatan ketat terhadap tekanan pengembangan (PEEP), waktu inspirasi, dan pelepasan dukungan ventilator pada saat kondisi klinis meningkat b. Spesifik 1. Dekompresi kebocoran udara sesuai dengan jenisnya 9. Edukasi 1. Penjelasan diagnosa, diagnosa banding, pemeriksaan (Hospital Health Promotion) penunjang 2. Penjelasan rencana tindakan, lama tindakan, resiko dan komplikasi 3. Penjelasan alternatif tindakan 4. Penjelasan perkiraan lama rawat