Anda di halaman 1dari 3

TUGAS KULIAH

“Penerapan SMK3 di tempat PKL”

OLEH :

NAMA : FAHRI RIZKI

NIM : 1801013

KELAS : BDP 4A

MATA KULIAH : SISTEM MANAJEMEN K3

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN AGROBISNIS

PERKEBUNAN

MEDAN
BAB 1

PENDAHULUAN

Upaya penanggulanan risiko bahaya industri harus dikendalikan sebaik mungkin. Keselamatan harus dikelola dalam sistem manajemen yang disebut sistem manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja (SMK3). keselamatan dan kesehatan kerja merupakan masalah penting dalam setiap proses operasional yang dijabarkan dalam Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). SMK3 sebagai penyebab utama terjadinya kecelakaan pada dasarnya mencari dan mengungkapkan kelemahan
operasional yang memungkinkan terjadinya kesalahan.

Provinsi Sumatera Utara merupakan peringkat 2 terbesar penghasil kelapa sawit di Indonesia. Data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara menyatakan
bahwa luas perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara pada tahun 2019 diestimasi 1.6juta hektar dan produksi yang dicapai pada tahun tersebut diestimasi 60.140.491,3
ton. Sejalan dengan hal tersebut maka industri pengolahan kelapa sawit di Sumatera Utara cukup berkembang pesat.

Perubahan skala kecepatan pengoperasian pabrik dengan sendirinya akan memperbesar risiko kecelakaan terhadap tenaga kerja akan adanya potensi bahaya yang terkandung
dalam industri. Dalam keadaan demikian, upaya penanganan risiko sehubungan dengan adanya bahaya industri haruslah dikendalikan sebaik mungkin.Dengan kata lain,
keselamatan kerja haruslah dikelola dalam suatu sistem manajemen. Manajemen sebagai suatu ilmu perilaku yang mencakup aspek sosial dan eksakta memiliki fungsi
perencanaan, pengambilan keputusan dan organisasi.

Agar fungsi dapat berjalan dengan baik,perlu suatu sistem yang rasional untuk manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang disebut dengan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). SMK3 tersebut meliputi kebijakan, tanggung jawab, wewenang, seleksi, pelatihan, pengenalan bahaya dan penyelidikan
kecelakaan. Pada dasarnya SMK3 mencari dan mengungkapkan kelemahan operasional yang memungkinkan terjadinya kecelakaan. Kesalahan operasional yang
menimbulkan kecelakaan tidak terlepas dari perencanaan yang kurang lengkap dan praktek manajemen yang kurang mantap.

Kegagalan sistem menyebabkan kecelakaan karena pada dasarnya kecelakaan kerja berakar pada manajemen pernah terjadi dalam dua dasawarsa terakhir di Sumatera
Utara antara lain dilaporkan telah terjadi peledakan beberapa pesawat uap di beberapa perusahaan, pecahnya batu garinda yang menembus jantung pekerja, serta
semburan uap panas yang menyebabkan luka bakar pada pekerja. Kasus- kasus kecelakaan ini membawa begitu banyak penderita bagi pekerja yang terkena musibah dan
keluarganya serta kerugian yang cukup besar bagi perusahaan, bahkan beberapa perusahaan terpaksa tutup untuk selam anya.

BAB 2

MASALAH DAN KENDALA

Dalam pelaksanaan SMK3 di PT. LNK terutama pada kecelakaan kerja yang terjadi pada karyawan bisa disebabkan oleh masalah internal maupun eksternal yaitu:

1. Beberapa karyawan ada yang menggunakan alat pelindung diri yang sudah rusak atau tidak
layak pakai lagi dan ada juga yang tidak memakai APD sama sekali
2. Kurangnya perhatian dari pihak manajemen dalam hal keselamatan karyawan
dalam bekerja sehingga masih banyak ditemui di laporan mengenai karyawan yang
mengalami kecelakaan kerja.
3. Masih banyak ditemui karyawan yang sedang bekerja tidak mematuhi prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Contohnya bekerja tidak menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD) seperti :Helm safety, masker dan lain lain

BAB 3

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu pendekatan ilmiah dan praktis dalam mengatasi potensi bahaya dan risiko kesehatan dan keselamatan yang
mungkin terjadi. Dengan kata lain hakekat dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah tidak berbeda dengan pengertian bagaimana kita mengendalikan risiko (risk management)
agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Pada sistem keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) terdapat lima indikator struktur organisasi, perencanaan, pelaksanaan, prosedur,
proses. Diketahui bahwa tiga indikator dalam kategori baik dan dua lainnya dalam kategori kurang baik. Indikator yang masuk dalam kategori baik adalah perencanaan, pelaksanaan dan
proses, sedangkan dua indikator lainnya yang masuk dalam kategori kurang baik adalah struktur organisasi dan prosedur.

Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) Di PT LNK pihak pengelola melakukan sosialisasi dan mulai penertipan pemakaian APD saat berkerja seperti pada
pekerjaan budidaya yaitu memakai helm safety untuk semua karyawan terkhusus pada pekerjaan yang berhubungan dengan bahan kimia seperti penyemprotan dan pemupukan
ditertipkan memakai masker sarung tangan dan mencuci tangan ketika selesai bekerja dan mendapat jatah pudding dari perusahaan dan pengecekan kesehatan setiap selesai bekerja,
dan di PT LNK untuk pekerjaan khusus di bidang racun untuk pekerjanya tidak tetap dan akan bergantian untuk mencegah pekerja terjangkit pencemaran racun terus menerus.

BAB 4

KESIMPULAN

Pihak perusahaan harus memberikan pengawasan kepada karyawan terutama dalam hal keselamatan karyawan dalam bekerja sehingga nantinya tidak dijumpai di lapangan laporan
mengenai karyawan yang mengalami kecelakaan kerja. Dalam penyuluhan tentang manajemen keselamatan dan kesehatan kerja wajib dilakukan dan diadakan pengecekan di setiap
pekerjaan dan adanya perhatian terhadap pekerja yang bekerja khusus di bagian yang cukup berbahaya yang berhubungan dengan bahan kimia dan lain sebagainya. Dilakukan cek
kesehatan rutin setiap bulannya untuk mencegah para pekerja terpapar bahaya selama bekerja.

Anda mungkin juga menyukai