Anda di halaman 1dari 42

USULAN PENELITIAN

TUGAS AKHIR

SISTEM MANAJEMEN PANEN PERKEBUNAN KELAPA


SAWIT (STUDI KASUS : DI KEBUN TANJUNG KELILING PT
LANGKAT NUSANTARA KEPONG (LNK)

FAHRI RIZKI
1801013
PROGRAM STUDY
BUDIDAYA PERKEBUNAN

INSTITUT TEKNOLOGI SAWIT


INDONESIA
2022
HALAMAN PERSETUJUAN

USULAN PENELITIAN TUGAS AKHIR

Nama : FAHRI RIZKI

Nomor induk : 1801013

Program Studi : BUDIDAYA PERKEBUNAN

Judul Tugas Akhir : SISTEM MANAJEMEN PANEN PERKEBUNAN


KELAPA SAWIT (STUDI KASUS : DI KEBUN
TANJUNG KELILING PT LANGKAT NUSANTARA
KEPONG (LNK)

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Tuty Ningsih, S.P., M.P Dina Arfianti Saragih, S.P., M.Sc

i
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN
USULAN PENELITIAN TUGAS AKHIR...........................................................i
BAB I
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..............................................................................................1
1.2. Urgensi Penelitian.........................................................................................3
1.3. Tujuan Penelitian...........................................................................................3
1.4. Target Temuan..............................................................................................3
1.5. Kontribusi......................................................................................................3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................4
2.1. Manajemen....................................................................................................4
2.1.1.Perencanaan (Planning)...........................................................................4
2.1.2. Pengorganisasian (Organizing)..............................................................5
2.1.3. Pelaksanaan (Actuating).........................................................................5
2.1.4. Pengawasan (Controling).......................................................................5
2.2. Panen.............................................................................................................6
2.2.1. Persiapan Panen......................................................................................6
2.2.2. Kriteria Matang Panen............................................................................7
2.2.3. Rotasi Panen...........................................................................................8
2.2.4. Kapveld Panen........................................................................................9
2.2.5. Ancak Panen...........................................................................................9
2.2.6. Angka Kerapatan Panen (AKP) dan Taksasi Produksi.........................10
2.2.7. Organisasi Panen..................................................................................10
2.2.8. Cara Panen............................................................................................11
2.2.9. Pelaksanaan Panen................................................................................12
2.2.10. Alat-alat Panen dan Alat Pelindung Diri (APD).................................12
2.2.11. Basis Borong dan Premi.....................................................................13

ii
2.2.12. Tenaga Kerja Panen............................................................................14
2.2.13. Kapasitas Panen..................................................................................14
2.2.14. Evaluasi Panen....................................................................................14
2.2.15. Transport Panen..................................................................................15
2.3. Kelas Kesesuaian Lahan..............................................................................17
BAB III
METODE PENELITIAN....................................................................................21
3.1. Tempat dan Waktu......................................................................................21
3.2. Metode Penelitian........................................................................................21
3.3. Metode Pengambilan Sampel......................................................................22
3.4. Pengamatan Penelitian................................................................................24
3.5. Tahapan Penelitian......................................................................................25
3.6. Bagan Alur Penelitian.................................................................................26
3.7. Jadwal Penelitian.........................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................28
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................30

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kelapa sawit merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui berupa lahan
yang subur, tenaga kerja yang produktif, dan sinar matahari yang berlimpah
sepanjang tahun (Pahan 2014). Kelapa sawit sangat berperan penting terhadap
perekonomian masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, tanaman kelapa sawit masih
sangat menjanjikan untuk diusahakan baik secara perorangan, swasta maupun
pemerintah di Indonesia. Selain itu, tanaman kelapa sawit juga merupakan sumber
minyak nabati yang penting. Kelapa sawit dapat diolah menjadi minyak sawit
yang dikenal sebagai Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel Oil (PKO). Setelah
dilepas dari tandan, buah kelapa sawit diolah menjadi dua produk utama: Minyak
Sawit Mentah (CPO), yang diekstrak dari mesocarp atau daging buah, dan
Minyak Inti Sawit (PKO), yang berasal dari biji keras di tengah (Kementerian
Perdagangan. 2016.)

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi perkebunan kelapa sawit


Indonesia melonjak selama lima tahun terakhir. Pada 2019, produksinya mencapai
48,42 juta ton atau meningkat 12,92% dari tahun sebelumnya yakni 42,88 juta
ton.Perkembangan produksi kelapa sawit tercatat terus bertambah dari sebesar
31,07 juta ton pada 2015 menjadi 31,49 juta ton setahun setelahnya. Lonjakan
tertinggi pada 2017-2018 yakni dari 34,94 juta ton menjadi 42,88 juta ton atau
naik sekitar 22,72%.

Panen merupakan suatu rangkain proses dalam perkebunan ataupun pertanian


yang dilakukan untuk mengumpulkan dan mendapatkan buah dari hasil panen
yang akan dialokasikan baik langsung kepada distributor maupun konsumen
langsung (Lestari, 2017). Dimana sebelum adanya panen terdapat proses pra –
panen yang merupakan persiapan sebelum melakukan proses panen, dimana pada

1
proses ini harus di perhitungkan kualitas hasil panen dalam waktu yang tepat
dengan cara yang tepat sebelum di panen. Dan juga proses pasca – panen yang
merupakan proses setelah dilakukannya panen, dimana pada proses ini pemanen
akan membersihkan bekas panen dan mempersiapkan lahan untuk siap tanam bibit
selanjutnya. Sehingga setiap proses ini memiliki kesatuan rangkaian yang cukup
penting untuk menjaga dan meningkatkan kualitas hasil panen sekarang maupun
kedepannya (Surya, 2016).

Manajemen panen merupakan serangkaian kegiatan untuk mengatur proses


pemanenan secara efektif untuk mencapai target yang sudah ditetapkan oleh
perusahaan. Manajemen panen perlu diperhatikan agar dapat mengurangi
kehilangan hasil panen dan juga mempengaruhi jumlah hasil panen selanjutnya.
Manajemen yang baik dapat meningkatkan produktivitas, serta menghasilkan
rendemen minyak yang berkualitas dengan kadar asam lemak bebas (ALB)
rendah. Asam lemak bebas akan terus meningkat setelah proses pemanenan
sehingga perlu pengelolaan transportasi pengangkutan. Keberhasilan pemanenan
dapat menunjang pencapaian produktivitas tanaman kelapa sawit, sebaliknya
kegagalan pemanenan dapat menghambat pencapaian produktivitas.

Dalam pemanenan terdapat manejemen untuk melakukan kegiatan panen yaitu


perencanaan (Planning), organisasi (Organizing), pelaksanaan (Actuals),
pengawasan (Controlis). Jika manajemen panen tidak terlaksanakan dengan baik,
maka akan merugikan perusahaan. Dalam melakukan panen sering terjadi
kesalahan yang dilakukan oleh tenaga kerja dalam melakukan panen dilapangan.
Maka dari itu penulis tertarik melakukan penilitian terkait sistem manajemen
panen perkebunan kelapa sawit, mulai dari perencanaan (Planning), orgasnisasi
(Organizing), pelaksanaan (Actuals), pengawasan (Controlis). Diharapkan dengan
adanya sistem panen yang terorganisasi dengan baik dapat membantu menjaga
produksi.

1.2. Urgensi Penelitian

2
Manajemen panen sawit merupakan kegiatan pengelolaan pemanenan sawit agar
tercapai hasil produksi yang maksimal dan menguntungkan. Dalam melakukan
kegiatan panen sering terjadi kesalahan yang dilakukan oleh tenaga kerja dalam
melakukan panen di lapangan. Kurangnya pengawasan sehingga menyebabkan
panen dilapangan tidak merata. Oleh karena itu pentingnya sistem manajemen
panen dengan perencanaan (Planning), organisasi (Organizing), pelaksanaan
(Actuals), pengawasan (Controling). Sehingga panen menjadi lebih efektif.

1.3. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui sistem manajemen panen pada tanaman kelapa sawit dikebun


Tanjung Keliling PT Langkat Nusantara Kepong (LNK).
2. Menemukan fenomena-fenomena panen yang ada di lapangan.

1.4. Target Temuan

Target temuan dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan aspek sistem
manajemen pada tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis jacq) di PT Langkat
Nusantara Kepong (LNK).

1.5. Kontribusi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi tambahan bagi pihak
yang membutuhkan untuk mengetahui manajemen panen dan struktur biaya
panen.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Manajemen

Menurut Firmansyah (2018:4) manajemen adalah seni dan ilmu perencanan,


pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan daripada sumber
daya manusia untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan terlebih dahulu.
Menurut Kristiawan dkk (2017) manajemen merupakan ilmu dan seni dalam
mengatur, mengendalikan, mengkomunikasikan dan memanfaatkan semua sumber
daya yang ada dalam organisasi dengan memanfaatkan fungsi-fungsi manajemen
(Planing, Organizing, Actuating, Controling) agar organisasi dapat mencapai
tujuan secara efektif dan efesien.

Adapun pengertian dari POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controling)


adalah sebagai berikut :

2.1.1.Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah fungsi yang sangat vital yang bukan hanya tugas seorang
pemimpin tetapi juga harus melibatkan setiap orang dalam sebuah organisasi guna
menentukan apa yang harus dikerjakan dan bagaimana cara mencapainya.
Sondang P. Siagian dalam Tanti Prastuti (2014), menjelaskan bahwa:
“Perencanaan (planning) adalah keseluruhan proses perkiraan dan penentuan
secara matang hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam
rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan”. Secara sederhana dapat
disimpulkan bahwa perencanaan merupakan suatu proses perumusan tentang apa
yang akan dilakukan dan dan bagaimana pelaksanaannya.

4
2.1.2. Pengorganisasian (Organizing)

S. P. Siagian dalam Tanti Prastuti (2014) mengemukakan bahwa,


pengorganisasian adalah keseluruhan proses pengelompokkan orang-orang, alat-
alat, tugas-tugas, tanggung jawab dan wewenang yang sedemikian rupa sehingga
tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam
rangka pencapaian yang telah ditentukan. Seteleh perencanaan dilakukan, maka
fungsi selanjutnya adalah pengorganisasian.

Definisi di atas menjelaskan bahwa pengorganisasian merupakan suatu proses


pengaturan keseluruhan sumber daya dalam sebuah organisasi. Pengaturan itu
mencakup pembagian tugas, alat-alat, sumber daya manusia, wewenang dan
sebagainya untuk menghindari kesimpangsiuran dalam pelaksanaan kegiatan.
Fungsi ini lebih cenderung pada pengaturan kegiatan administratif. Tujuannya
agar tercapai efesiensi dan efektivitas dalam tahan dan fungsi berikutnya.

2.1.3. Pelaksanaan(Actuating)

Menurut George R. Terry dalam Tanti Prastuti (2014) yang dimaksud dengan
pelaksanaan adalah : “Tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota suka
berusaha untuk mencapai sasaran-sasaran agar sesuai dengan perencanaan dan
usahausaha organisasi.” Pelaksanaan dilakukan setelah fungsi perencanaan. Agar
pelaksanaan berjalan sesuai dengan perencanaan maka sangat ditekankan pada
bagaimana cara/strategi seorang pemimpin dalam menggerakkan pegawainya. Hal
ini sangat penting untuk menghindari agar bawahan tidak melaksanakan tugasnya
di bawah tekanan atau paksaan tetapi atas dasar pilihan sadar dengan penuh
tanggung jawab.

2.1.4. Pengawasan(Controling)

Fungsi pengawasan sangat penting tanpa adanya pengawasan maka fungsi-fungsi


yang lainnya tidak akan berjalan efektif dan efisien. Pengawasan tidak hanya
berlangsung pada saat pelaksanaan, tetapi juga pada saat perencanaan dan
pengorganisasian. Pada dasarnya dalam fungsi pengawasan juga terdapat proses

5
pengevaluasian untuk menjaga agar seluruh kegiatan tidak melenceng dari tujuan
yang ingin dicapai. Menurut Handoko (2016: 25), pengawasan (controlling)
adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa
rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Hal ini dapat
positif maupun negatif. Pengawasan positif mencoba untuk mengetahui apakah
tujuan organisasi dicapai dengan efisien dan efektif. Pengawasan negatif mencoba
untuk menjamin bahwa kegiatan yang tidak diinginkan atau dibutuhkan tidak
terjadi atau terjadi kembali.

Manajemen sumberdaya manusia sangat penting dalam suatu organisasi untuk


menghindari kesalahan dalam tugas manajemen antara lain mempekerjakan
karyawan yang tidak cocok dengan pekerjaan, perputaran karyawan yang tinggi
dan kesalahan-kesalahan lain dalam masalah tenaga kerja yang dapat merugikan
organisasi. Selain itu menurut Edy Sutrisno (2016:6) Manajemen Sumber Daya
Manusia (MSDM) adalah: “Kegiatan perencanaan, pengadaan, pengembangan,
pemeliharaan, serta penggunaan SDM untuk mencapai tujuan baik secara individu
maupun organisasi.” Menurut Hasibuan (2016 : 10) manajemen sumber daya
manusia adalah “ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar
efektif dan efesien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan
masyarakat”.

2.2. Panen

Panen adalah serangkaian kegiatan memotong Tandan Buah Segar (TBS) yang
sudah masuk kedalam kriteria matang panen dan memotong pelepah, lalu pelepah
dicincang menjadi 3 (tiga) bagian dan di susun di gawangan mati, mengutip
brondolan dan Tandan Buah Segar (TBS) di bawa ke Tempat Pemungutan Hasil
(TPH).

2.2.1. Persiapan Panen

Persiapan panen merupakan pekerjaan yang mutlak harus dilakukan sebelum


TBM dimutasikan menjadi TM. Persiapan panen yang baik akan menjamin
tercapainya target produksi dengan biaya panen seminimal mungkin.

6
Kegiatan pemanenan merupakan kegiatan yang sangat penting dalam pengelolaan
perkebunan kelapa sawit. Kegiatan pengelolaan lainnya dari pemilihan benih,
penanaman dan pemeliharaan tanaman, pengaturan panen juga merupakan salah
satu faktor yang penting dalam peningkatan produksi. Keberhasilan panen akan
menunjang pencapaian produktivitas tanaman kelapa sawit. Panen meliputi
kegiatan pemotongan tandan buah matang panen, pengutipan brondolan,
pemotongan pelepah, pengangkutan hasil ke tempat pengumpulan hasil (TPH) dan
pengangkutan hasil ke pabrik (Julianto, 2013).

Beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum pelaksanaan pemanenan adalah


melihat bahwa tanaman telah berumur 30 bulan di lapangan dan 60%pohon
telah memiliki buah yang berkembang baik serta berat TBS ≥3 kg.

Persiapan panen yang harus dilakukan adalah peningkatan/pengerasan


jalan,pembukaan pasar panen dan Tempat Pengumpulan Hasil (TPH),
pemasangan titi panen, perencanaan pengadaan pemanenan, pengangkutan dan
kesiapan pabrik menerima tandan (Sudjamoko, 2013).

2.2.2. Kriteria Matang Panen

Kriteria matang panen tergantung pada berat tandan, yaitu untuk berat tandan
lebih dari 10 kg sebanyak 2 berondolan per kilogram tandan, dan untuk berat
tandan kurang dari 10 kg, sebanyak 1 berondolan per kilogram tandan jatuh di
pinggiran/piringan pokok ( Syaputra, 2013)

Adapun ciri-ciri matang panen adalah sebagai berikut :


1) Warna buah orange kemerahan.
2) Sudah ada buah yang lepas (membrondol).
3) Kriteria fraksi ada di tabel 2.1
4) Kriteria jumlah brondolan :
1. Areal datar : 2 brondolan/kg berat tandan.
2. Areal miring : 1 brondolan/kg berat tandan.

7
Tabel 2.1 Tingkat Kematangan Tandan Kelapa Sawit.
Derajat
Fraksi Persentase Jumlah Brondolan Kematangan

00 Tidak ada, buah Masih hitam Sangat


mentah
0 Membrondol 1-12,5% Mentah
1 Membrondol 12,5-25% Kurang
matang
2 Membrondol 25-50% Matang I

3 Membrondol 50-75% Matang II


4 Membrondol 75-100% Lewat
matang I
5 Buah dalam ikut Lewat
memberondol matang II
6 Semua buah membrondol Tandan
kosong
(sumber : Buku Pintar Mandor)
Tingkat kematengan yang baik adalah pada fraksi 2 dan 3 (brondolan 1 dan 2 kg
berat tandan). Brondolan maksimum 12,5%.

2.2.3. Rotasi Panen

Rotasi panen merupakan waktu yang diperlukan antara panen terakhir


sampai panen berikutnya pada tempat yang sama. Perkebunan kelapa sawit

8
di Indonesia pada umumnya menggunakan rotasi panen 6/7 hari, artinya satu
areal panen dimasuki oleh pemetik tiap 7 hari (Sunarko, 2015).

Rotasi panen di afdeling/kebun diatur dan disesuaikan dengan hari kerja pabrik
yakni sebagai berikut :
1) 6/7:6 adalah hari memanen dengan rotasi 7 hari (senin-sabtu) (biasanya
hanya dilakukan waktu musim panen puncak).
2) 5/7:5 adalah hari memanen dengan rotasi 7 hari (senin-jumat).

Rotasi panen bermanfaat menjaga mutu buah dan kualitas buah yang akan
dipanen. Rotasi panen yang terlalu cepat akan mengakibatkan banyaknya buah
yang tidak bisa dipanen atau penurunan potensi buah (buah trek). Rotasi panen
yang terlalu lambat dapat mengakibatkan tingginya losses seperti buah lewat
matang, buah busuk, dan banyaknya brondolan tidak terkutip.

Rotasi panen adalah selang waktu antara panen yang satu dengan panen
berikutnya pada satu hanca panen. Rotasi panen yang ideal adalah 7 hari (PPKS,
2016). Kegiatan pemanenan memerlukan rotasi panen untuk mengetahui berapa
hari dalam satu minggu kegiatan panen harus dilakukan.

2.2.4. Kapveld Panen

Kapveld adalah luas areal panen harian yang dibagi menjadi beberapa blok. Setiap
afdeling dibagi menjadi lima kaveld panen jika standar rotasi panen 5/7.
Penomoran kapveld harus menggunakan huruf romawi, yakni kapveld I, kapveld
II, kapveld III, kapveld IV, kapveld V dan kapveld VI. Luas setiap kapveld di
Afdeling II berbeda-beda. Perbedaan ini ditentukan oleh jam kerja dan situasi
areal (topografi, tanaman produktif, dan potensi produksi).

2.2.5. Ancak Panen

9
Ancak panen adalah luasan yang menjadi tanggung jawab pemanen, terdiri dari
dua ancak yaitu :
1) Ancak tetap : pada sistem ini pemanen dan areal panen tetap. Areal panen
biasanya berbukit sampai berlereng curam atau letaknya terpencil. Sebagai
contoh blok A=16 ha; ada 50 baris dipanen oleh 5 orang. Orang ke I
memanen baris 1-10, orang ke II baris 11-20 dan seterusnya.
2) Ancak giring : pada sistem ini pemanen secara bersama-sama memanen di
1 blok. Satu orang pemanen memanen tiap 2 baris (1 gawangan).
Kemudian berpindah kebarisan yang belum dipanen, dan seterusnya
sampai selesai 1 blok dan pindah ke blok lain.

2.2.6. Angka Kerapatan Panen (AKP) dan Taksasi Produksi

Angka kerapatan panen (AKP) merupakan metode taksasi produksi untuk


memperkirakan jumlah produksi, kebutuhan tenaga panen, dan kebutuhan
transportasi angkut esok hari. AKP dihitung sehari sebelum kegiatan panen
dilakukan. Pelaksanaan kegiatan AKP dilakukan oleh krani AKP. Kegiatan AKP
dilakukan siang atau sore hari. Tahapan dalam kegiatan AKP dimulai dengan
menetapkan blok sampel untuk setiap kapveld yang akan dipanen esok hari.
Pengambilan sampel dilakukan pada satu blok sampel mewakili tiap tahun tanam.
Jumlah sampel minimal 3-5% dari jumlah pohon dalam satu blok sampel. Cara
mencarinya adalah dengan menghitung jumlah pohon yang diperiksa dibagi
dengan jumlah pohon yang akan dipanen (terdapat buah matang) maka rumusnya
adalah :

jumlah pokok sampel dipanen


Angka Kerapatan Panen( AKP)= X 100 %.............
total pokok sampel
(1)

Perhitungan taksasi dan angka kerapatan panen dilaksanakan untuk membuat


perkiraan produksi selama enam bulan, tiga bulan, satu bulan, hingga perkiraan
esok hari (Sunarko, 2015).

10
2.2.7. Organisasi Panen

Organisasi panen sangat penting dalam kegiatan panen. Keberhasilan dalam


kegiatan panen tidak terlepas dari peran supervisor dan tenaga kerja panen.
Supervisor terdiri atas asisten afdeling, mandor 1, krani 1, mandor panen, krani
produksi, dan Krani Cek Sawit (KCS). Asisten afdeling merupakan posisi
tertinggi dan memiliki peranan sangat penting dalam menentukan semua kegiatan
mulai dari perencanaan, organisasi, pelaksanaan, dan pengawasan. Mandor 1
memiliki tugas sebagai penanggung jawab semua kegiatan yang ada di lapangan
mulai dari mengatur, mengawasi, membagi tugas-tugas para mandor beserta
petunjuk teknis di lapangan, dan menyusun program kerja harian, mingguan dan
bulanan. Krani 1 memiliki tugas mengelola segala bentuk data atau laporan
administrasi yang keluar maupun diterima, data atau laporan tersebut seperti
penyusunan rencana kerja triwulan I, II, III, dan IV yang dibantu oleh asisten
afdeling. Mandor panen memiliki tugas memastikan kehadiran pemanen,
membagi hancak pemanen, memastikan ketersediaan alat-alat panen, mengawasi
kegiatan panen di lapang, mengevaluasi kegiatan panen harian, membuat laporan
harian mandor, melakukan taksasi

produksi yang dibantu oleh krani produksi, serta bekerja sama dengan kerani cek
sawit dalam pengecekan hasil panen. Krani produksi memiliki tugas untuk
berkoordinasi dengan kerani transport untuk menentukan kebutuhan dump truck,
membuat laporan hasil panen harian, dan membantu kerani I dalam mengelola
administrasi produksi harian, mingguan, dan bulanan. Krani transpor memiliki
tugas untuk bertanggung jawab terhadap buah yang telah dipanen sampai buah
sampai ke PKS.

2.2.8. Cara Panen

Cara pemanenan buah sangat mempengaruhi jumlah dan mutu minyak


yang dihasilkan. Menurut Mutiarawati (2016) panen dan pengumpulan buah

11
kelapa sawit yang dianjurkan adalah sebagai berikut :
1) Semua tandan yang telah matang panen harus dipanen, jangan ada
yang tertinggal di pohon atau di piringan.
2) Untuk tanaman yang masih rendah, gagang tandan di potong
dengandodos, sedangkan untuk tanaman yang sudah tinggi gagang
tandan di potong dengan egrek yang bertangkai panjang. Sebelum
tandan dipotong, pelepah daun yang menyangga buah sebaiknya
dipotong terlebih dahulu. Pelepah daun dipotong sependek mungkin.
3) Pelepah daun yang jatuh dipotong tiga dan ditaruh digawangan
dengan posisi terlungkup.
4) Tandan buah hasil panen diletakkan di piringan menghadap ke jalan pikul.
Buah yang lepas dikumpulkan dan diletakkan terpisah dari tandannya.
5) Gagang tandan yang masih panjang dipotong sependek mungkin.
6) Tandan buah dikumpulkan padatempat pengumpulan hasil (TPH), disusun
5.
7) 10 tandan per baris, gagangnya menghadap ke atas. Brondolan
disatukan dan dimasukkan ke dalam karung.
8) TPH sebaiknya dilapisi karun goni/plastik agar TBS tidak kotor.

2.2.9. Pelaksanaan Panen

Pelaksanaan panen mengikuti rencana yang sudah dibuat. Perencanaan panen


yang baik merupakan salah satu hal yang akan memudahkan pelaksanakan
kegiatan panen. Persiapan panen yang baik saja belum cukup untuk
mendapatkan hasil yang terbaik, jika faktor-faktor terkait prosedur
pelaksanaan seperti alat panen, alat pelindung diri pekerja, kapasitas
pemanen, basis premi panen, dan transportasi buah tidak diawasi dengan baik.

2.2.10. Alat-alat Panen dan Alat Pelindung Diri (APD)

Alat panen dan alat pelindung diri memiliki peranan penting untuk memperlancar
kegiatan panen. Adapun alat yang digunakan adalah sebagai berikut :
1) Dodos

12
2) Egrek
3) Angkong
4) Karung
5) Gancu
6) Kapak

Dari semua alat tersebut berdasarkan fungsinya adalah untuk memotong buah,
memuat buah ke pengangkutan, dan mengangkut buah ke TPH. Pemanenan di
areal tanaman muda menggunakan dodos sebagai alat pemotong TBS pada
tanaman berumur ≤ 8 tahun, kapak sebagai alat pemotong gagang TBS agar
terlihat rapi, gancu sebagai alat pengangkut TBS dari pohon ke angkong, angkong
sebagai alat pengangkut TBS ke TPH, sedangkan karung untuk membawa
brondolan yang berserakan di piringan dan di bawa ke TPH disusun bersama
TBS. Sedangkan pada areal tanaman dewasa menggunakan egrek sebagai alat
pemotong TBS pada tanaman berumur > 8 tahun.

Penggunaan APD merupakan salah satu kewajiban semua karyawan. Manfaat dari
penggunaan APD untuk menghindari dan memperkecil dari kemungkinan
kecelakaan yang akan terjadi terhadap karyawan. Perlengkapan APD yang terdiri
dari :
1) Helm
2) Kaca mata
3) Sarung tangan
4) Sepatu boot
Dan itu digunakan di saat memanenan sedang berlangsung.

2.2.11. Basis Borong dan Premi

Basis borong adalah jumlah kilogram tandan yang harus diseselaikan dalam 1 hari
kerja oleh tiap-tiap pemanen. Besarnya kapasitas panen dan basis borong
ditentukan oleh umur tanaman, keadaan buah (kerapatan panen), topografi areal.
Semakin sulit pelaksanaan panen basis borongnya diturunkan.

13
Premi merupakan bayaran lebih yang diberikan perusahaan karena pegawai harus
bekerja lebih keras untuk berbagai keadaan atau kondisi kerja yang kurang
nyaman. Pegawai mendapat premi karena pegawai tersebut bekerja melebihi
waktu kerja normal atau lembur, kerja saat hari libur, atau karena Universitas
Sumatera Utara 12 prestasi kerja dan produktivitas pegawai dalam bekerja. Premi
adalah pendapatan yang diperoleh pekerja apabila telah melampaui batas
ketentuan yang ditetapkan pengusaha/perusahaan (Arsyad.S, 2016).

Pembuatan dan penetapan sistem premi panen harus didasarkan pada biaya potong
buah per kg TBS (Tandan Buah Segar) sesuai anggaran tahun berjalan dan sistem
premi sebelumnya. Besaran premi potong buah diusahakan tetap sesuai dengan
anggaran, tetapi tetap menarik bagi pemanen.

2.2.12. Tenaga Kerja Panen

Tenaga kerja panen merupakan hal penting yang harus dipersiapkan dalam
perkebunan kelapa sawit. Penyediaan tenaga kerja panen yang tepat akan
menunjang kelancaran kegiatan panen dan produksi yang maksimal. Jumlah
tenaga kerja panen yang tepat dalam perkebunan kelapa sawit disesuaikan dengan
standar yang ditentukan oleh perusahaan. Tenaga kerja panen di bagi menjadi
beberapa kemandoran untuk memudahkan pembagian hanca panen serta
pengawasan pada saat panen.

Perhitungan penetapan tenaga kerja panen menggunakan rumus :

( )
ton
ha
Luas rata−rata per seksi × Produktivitas ×1000
hk ..............(2)
TKPanen=
kg
Kapasitas Pemanen( )
HK

2.2.13. Kapasitas Panen

14
Kapasitas panen adalah jumlah tonase buah yang dapat dipanen oleh pemanen
dalam seharinya. Nilai kapasitas panen dari setiap pemanen antar tiap-tiap
kemandoran akan menunjukkan apakah tenaga pemanen sudah terdistribusi
dengan baik atau belum.

2.2.14. Evaluasi Panen

Evaluasi panen adalah kegiatan pemeriksaan terhadap mutu panen dari pemanen
baik itu mutu buah hasil panen maupun mutu hanca pemanen. Evaluasi panen
dilakukan setiap harinya oleh mandor panen, mandor I, krani produksi dan field
assistant.

Mutu Buah. Pemeriksaan mutu buah dilakukan pada saat kegiatan panen
berlangsung di tempat pengumpulan hasil (TPH) yang dilakukan dengan cara
menghitung buah mentah (unripe), matang (ripe), lewat matang (over ripe),
tandan busuk dan janjang kosong (empty bunch). Data yang diperoleh kemudian
dibandingkan dengan standar perusahaan.

Evaluasi panen di lapangan dan di TPH. Kesalahan yang terjadi diberi sangsi
berupa pengurangan nilai maupun denda sesuai ketentuan yang berlaku.
Pemeriksaan di lapangan yaitu :
1) Tandan matang tidak di panen.
2) Tandan dipanen tidak dikumpul.
3) Brondolan tertinggal di piringan/gawangan pasar pikul.
4) Pelepah tidak disusun.
Pemeriksaan di TPH yaitu :
1) Tandan mentah.
2) Tangkai tandan.
3) Susunan dan kebersihan tandan.
4) Kebersihan brondolan.

15
5) Buah busuk.

2.2.15. Transport Panen

Transport TBS merupakan mata rantai dari proses produksi diperkebunan kelapa
sawit. Ada empat hal yang menjadi sasaran kelancaran transport buah yaitu
menjaga agar asam lemak bebas (ALB) produksi harian 2-3 %, kapasitas
atau kelancaran pengolahan di pabrik, keamanan TBS di lapangan, dan
biaya (Rp/kg TBS) transport yang minimum. Menurut Setyamidjaja (1991)
buah kelapa sawit yang sudah matang dan masih segar hanya mengandung
0.1 % asam lemak. Tetapi buah-buah yang sudah memar atau pecah dapat
mengandung asam lemak bebas sampai 50 %, hanya dalam waktu beberapa
jam saja. Oleh karena itu, pengangkutan tandan buah segar (TBS) sangat
mempengaruhi kualitas dan kuantitas dari TBS.

Tandan buah segar yang telah dipanen harus secepatnya segera diangkut ke pabrik
kelapa sawit (PKS) dan diolah agar kualitas minyak yang didapatkan baik. Tujuan
pengelolaan transportasi TBS yaitu meningkatkan kualitas TBS dengan tidak
adanya buah restan lebih dari 24 jam sehingga menjaga asam lemak bebas (ALB)
produksi harian hanya berkisar pada 2˗ 4%. Buah yang telah dipanen segera
disusun rapi di TPH dan diangkut menggunakan dump truck (DT). Kebutuhan alat
transportasi dapat ditentukan dengan mengetahui kerapatan panen dan taksasi
terlebih dahulu.
Standar angkutan TBS adalah :
1) Alat angkut pada umumnya adalah truk.
2) Buah sawit segar diangkut paling lambat 48 jam setelah panen, setelah
panen terkecuali terdapat permasalahan infrastruktur.
3) Dalam hal ini seluruh komponen termasuk koperasi harus mencari
alternatif jalan keluar.
4) Brondolan yang terdapat dalam TPH harus dimuat, baik yang sudah
dikumpul pemanen maupun yang membrondol di TPH.
5) Janjang kosong tidak boleh dimuat, buah yang kurang dari 3 Kg ditinggal.

16
6) Sanksi angkutan diberlakukan yaitu berupa teguran, pemotongan
pembayaran, hingga pencabutan kontrak apabila sudah dinilai tidak
mengikuti atau mengindahkan isi perjanjian kontrak kerja.

2.3. Kelas Kesesuaian Lahan

Kesesuaian Lahan adalah tingkat kecocokan suatu bidang lahan untuk suatu
penggunaan tertentu. Menurut Winarso. S (2015), kesesuaian lahan adalah
kecocokan suatu lahan untuk tipe penggunaan lahan (jenis tanaman dan tingkat
pengelolaan) tertentu. Sedangkan menurut Sitorus Kesesuaian lahan adalah
penggambaran tingkat kecocokan sebidang lahan untuk suatu penggunaan
tertentu. Kelas kesesuaian suatu areal dapat berbeda tergantung daripada tipe
penggunaan lahan yang sedang dipertimbangkan (Wijaya, I.G.A, 2015).
Penggunaan lahan termasuk dalam komponen sosial budaya karena penggunaan
lahan mencerminkan hasil kegiatan manusia atas lahan serta statusnya (Silalahi.
A, 2016).

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk pelaksanaan klasifikasi


kesesuaian lahan, misalnya metode FAO (Food and Agriculture Organization)
(1976) yang dikembangkan di Indonesia oleh Puslittanak (1993), metode Plantgro
yang digunakan dalam penyusunan Rencana Induk Nasional HTI (Hacket,1991
dan National Masterplan Forest Plantation/NMFP, 1994) dan metode Webb
(1984). Masing-masing mempunyai penekanan sendiri dan kriteria yang dipakai
juga berlainan. Metoda FAO lebih menekankan pada pemilihan jenis tanaman
semusim, sedangkan Plantgro dan Webb lebih pada tanaman keras
(Wahyuningrum, dkk, 2003). Metode FAO ini dapat dipakai untuk klasifikasi
kuantitatif maupun kualitatif tergantung dari data yang tersedia.

Kerangka dari sistem klasifikasi kesesuaian lahan ini terdiri dari empat kategori,
yaitu:

17
1. Order : keadaan kesesuaian secara global
2. Kelas : keadaan tingkatan kesesuaian dalam order
3. Sub-Kelas : keadaan tingkatan dalam kelas didasarkan pada jenis
pembatas atau macam perbaikan yang harus dijalankan.
4. Unit : keadaan tingkstan dalam sub kelas didasarkan pada sifat
tambahan yang berpengaruh dalam pengelolaannya.

Kesesuaian lahan pada tingkat ordo menunjukan tentang sesuai atau tidaknya
lahan untuk suatu penggunaan tertentu, sehingga dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Ordo S : Sesuai (Suitable) Lahan ini dapat dipergunakan untuk suatu


penggunaan tertentu secara lestari, tanpa atau dengan sedikit resiko
kerusakan terhadap sumber daya lahan.
2. Ordo N : Tidak sesuai (Not Suitable) Lahan ini tidak mempunyai
pembatas sedemikian rupa sehingga mencegah suatu penggunaan secara
lestari.
Kelas adalah keadaan tingkat kesesuaian dalam tingkat order. Berdasarkan tingkat
detail data yang tersedia pada masing-masing skala pemetaan, Persyaratan tumbuh
atau persyaratan penggunaan lahan yang diperlukan oleh masing-masing-masing
komoditas mempunyai batas kisaran minimum, optimum, dan maksimum untuk
masing-masing karakteristik lahan.
a) Kelas S1 : Sangat sesuai. Lahan tidak mempunyai faktor pembatas
yang berarti atau nyata terhadap penggunaan secara berkelanjutan, atau
faktor pembatas bersifat minor dan tidak akan berpengaruh terhadap
produktivitas lahan secara nyata.
b) Kelas S2 : Cukup sesuai. Lahan mempunyai faktor pembatas, dan
faktor pembatas ini akan berpengaruh terhadap produktivitasnya,
memerlukan tambahan masukan (input). Pembatas tersebut biasanya
dapat diatasi oleh petani sendiri.
c) Kelas S3 : Sesuai marginal. Lahan mempunyai faktor pembatas yang
berat, dan faktor pembatas ini akan sangat berpengaruh terhadap
produktivitasnya, memerlukan tambahan masukan yang lebih banyak

18
daripada lahan yang tergolong S2. Untuk mengatasi faktor pembatas
pada S3 memerlukan modal tinggi, sehingga perlu adanya bantuan atau
campur tangan (intervensi) pemerintah atau pihak swasta.
d) Kelas N1 : Tidak Sesuai Pada Saat Ini (Currently not Suitable) Lahan
mempunyai pembatas yang sangat berat, tetapi masih memungkinkan
untuk diatasi, hanya tidak dapat diperbaiki dengan tingkat pengetahuan
sekarang ini dengan biaya yang rasional.
e) Kelas N2 : Tidak Sesuai Permanen (Currently not Suitable) Lahan
mempunyai pembatas yang sangat berat sehingga tidak mungkin untuk
diragukan lagi suatu penggunaan yang lestari.

Kesesusaian lahan pada tingkat sub-kelas merupakan keadaan tingkatan dalam


kelas kesesuaian lahan atau mencerminkan jenis pembatas/macam perbaikan yang
diperlukan kelas tersebut. Tiap dapat terdiri satu atau lebih subkelas, tergantung
dari jenis pembatas yang ditunjukan dengan symbol huruf kecil yang ditetapkan
setelah simbol misalnya kelas S2 yang mempunyai pembatas efektif (S) dapat
menjadi S2s dalam satu sub-kelas dapat mempunyai satu, dua , atau paling banyak
tiga simbol pembatas, dimana pembatas yang paling dominan ditulis paling depan.
Misalnya dalam sub-kelas S2ts maka pembatas keadaan topografi (t) adalah
pembatas yang paling dominan dan pembatas kedalaman efektif (s) adalah
pembatas kedua atau tambahan.

Karakteristik fisik lahan merupakan faktor penting dalam budidaya tanaman


kelapa sawit. Lahan yang miring memiliki potensi terjadinya kerusakan tanah
akibat erosi, seperti turunnya kandungan bahan organik tanah yang diikuti dengan
berkurangnya kandungan unsur hara dan ketersediaan air tanah bagi tanaman.
Tanahtanah yang mengalami erosi berat umumnya memiliki tingkat kepadatan
yang tinggi sebagai akibat terkikisnya lapisan atas tanah yang lebih gembur
(Anggraini R., 2016).

19
Tabel 2.1 kriteria keseuaian lahan untuk tanaman kelapa sawit pada tanah mineral
N Intensitas Faktor Pembatas
o Karekteristik lahan Simbo Tanpa (0) Ringan (1) Sedang (2) Berat (3)

l
1. Curah hujan (mm) H 1.750- 1.750-1.500 1.500-1.250 <1.250
3.000 >3.000
2. Bulan kering
(<60mm) K <1 1-2 2-3 >3
3. Ketinggian (mdpl) I 0-200 200-300 300-400 >400
4. Bentuk Berombak- Bergelombang Berbukit-
wilayah/kemiringa W Datar- bergelomban -berbukit 15- bergunun
n lereng (%) beromba g 8-15 30 g >30
k <8
5. Batuan
dipermukaan dan B <3 3-15 15-40 >40
didalam tanah (%)
6. Kedalaman efektif S >100 100-75 75-50 <50
(cm)
Lempung Liat, Liat Pasir Liat
Berdebu, Berpasir, Berlempung, Berat,
Lempung Lempung Debu Pasir
7. Tekstur tanah T Liat Berpasir,
Berpasir, Lempung
Lempung
Liat
Berdebu,
Lempung
Berliat
Sangat
Agak Cepat,
8.
Kelas drainase D Baik, terhambat, Cepat, Sangat
Terhamba

20
Sedang Cepat Terhambat ,
Tergenan
g
9. Kemasaman tanah A 5,0-6,0 4,0-5,0, 6,0- 3,5-4,0, 6,5- <3,5
(pH) 6,5 7,0 >7,5
(sumber : buana at el (2003)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu

Penelitian akan dilaksanakan di kebun Tanjung Keliling PT LNK (Langkat


Nusantara Kepong) Kecamatan Kuta Limbaru, Kabupaten Langkat. Waktu
penelitian dimulai pada bulan Mei - Juli 2022.

3.2. Metode Penelitian

Untuk mempermudah dalam melaksanakan penelitian diperlukan desain atau


rancangan penelitian sehingga mempermudah peneliti. Dalam penelitian
menggunakan rancangan deskriptif kualitatif dengan cara pengambilan data
primer tentang Manajemen Panen di PT LNK (Langkat Nusantara Kepong).

Menurut Sugiyono (2016:9) metode deskriptif kualitatif adalah metode penelitian


yang berdasarkan pada filsafat postpositivisme digunakan untuk meneliti pada
kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana
peneliti adalah sebagai instrument kunci teknik pengumpulan data dilakukan
secara trigulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. Dengan
menggunakan metode deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya
untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai suatu fenomena yang diuji.

21
Dengan menggunakan metode deskriptif peneliti menganalisa data yang di
kumpulkan berupa kata-kata, dan gambar. Data tersebut berasal dari hasil
wawancara yang menggunakan kuesioner, catatan lapangan, foto, dan vidio,
metode deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran tentang sistem
manajemen panen pada tanaman kelapa sawit.

Metode kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena melalui pengumpulan


data, data yang digunakan, diperoleh dari berbagai sumber seperti informasi
kebun data curah hujan lima tahun terakhir, produksi lima tahun terakhir,
organisasi dan manajemen seperti : struktur organisasi, jumlah dan status
karyawan, Standar Operasional Prosedur (SOP), Rencana Kerja Anggaran
Perusahaan (RKAP).

3.3. Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel yang digunakan yaitu teknik sampling snowball


adalah suatu metode untuk mengidentifikasi, memilih dan mengambil sampel
dalam suatu jaringan atau rantai hubungan yang menerus. Peneliti menyajikan
suatu jaringan melalui gambar sociogram berupa gambar lingkaran-lingkaran
yang dikaitkan atau dihubungkan dengan garis-garis. Setiap lingkaran mewakili
satu responden atau kasus, dan garis-garis menunjukkan hubungan antar
responden atau antar kasus (Apriyanti. I, 2019).

A A A

M M M

22
K K K K K K K K K

Gambar 1 bagan teknik sampling snowball

Keterangan :

AK : Asisten kepala

A : Asisten

M : Mandor panen

K : Karyawan

3.4. Pengamatan Penelitian

Pengumpulan data yang digunakan dalam penilitian ini yaitu dengan cara studi
lapangan (field research). Studi lapangan merupakan pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara mendatangi langsung ketempat objek penelitian,
pengumpulan data dilakukan dengan terjun dan melihat langsung dilapangan.
Adapun data yang di ambil adalah :

1) Curah hujan 5 tahun terakhir


Curah hujan adalah jumlah air yang jatuh di permukaan tanah dasar selama
periode tertentu yang diukur dengan satuan tinggi milimeter (mm) di atas
permukaan horizontal.
2) Rotasi panen
Rotasi panen adalah selang waktu antara panen yang satu dengan panen
berikutnya pada satu hanca panen. Peneliti akan mengikuti rotasi panen
yang ada di kebun tanjung keliling PT Langkat Nusantara Kepong (LNK).

Data ini di ambil dengan cara yaitu :

1) Kuisioner

23
2) Interview (wawancara)
3) Dokumentasi

3.5. Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian dalam penulisan proposal ini adalah sebagai berikut :

1) Melakukan survei dan menentukan lokasi.


2) Proses perizinan melakukan penelitian dan menentukan waktu pelaksanaan
dilapangan.
3) Pengumpulan data
Kegiatan yang dilakukan dalam pengambilan data meliputi :
1. Pengamatan langsung, dilakukan dengan cara melihat langsung
masalah yang terjadi dikebun.
2. Wawancara (interview), menanyakan beberapa pertanyaan yang
telah dibuat untuk asisten afdelling, mandor panen, dan karyawan
panen dengan menggunakan metode sampling snowball.
3. Analisa data dan pemecahan masalah.
4. Penarikan kesimpulan dari hasil penelitian yang sudah di teliti dan
memberikan saran yang baik untuk kebun.

24
3.6. Bagan Alur Penelitian

Survey Lokasi

Penyusunan Proposal

Proses Perizinan

Pelaksanaan
penelitian

Analisa Data
Kuesioner

Pembahasan

Kesimpulan

25
Selesai

Gambar 2 Bagan Alur Penelitian

3.7. Jadwal Penelitian

Bulan
No Jenis kegiatan
7 8 9 3 4 5 6 7 8 9
.
1. Pembuatan proposal

2. Seminar proposal
3. Melakukan
kunjungan kebun
4. Pengamatan dan
pengambilan data
5. Analisa data

6. Mengelola data dan


pembuatan laporan

7. Seminar Tugas
Akhir

26
27
DAFTAR PUSTAKA

Adhri Zul Harahap. 2018. Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis
Jacq.) di Kebun Sei Lukut, Siak, Riau Harvesting Management of Palm Oil
(Elaeis guineensis Jacq.) Sei Lukut Estate, Siak, Riau. Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor, Volume 6 Nomor 1 ; halaman 131-139.

Harahap Pangi Yuanda dan Ahmad Junaedi. 2017.Manajemen Panen Kelapa


Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Berdasarkan Kriteria ISPO dan RSPO di
Kebun Sei Batang UlakKabupaten Kampar, Riau. Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor, Volume 5 Nomor 2 ; halaman 187-195.

Husaini, dan Happy Fitria. 2019. Manajemen Kepemimpinan Pada Lembaga


Pendidikan Islam Universitas PGRI Palembang. Jurnal Manajemen,
Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan, Volume 4 Nomor 1

MM,SE, Dakhi Yohanes. 2016. Implementasi POAC Terhadap Kegiatan


Organisasi Dalam Mencapai Tujuan Tertentu, Universitas Dharmawangsa.
Jurnal Warta Edisi : 50

Anggraini R., Rosyani., Aulia F. 2016. Dampak Usahatani Kebun Kelapa Sawit
Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Merlung Kecamatan Merlung
Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Jurnal Ilmiah Sosio Eknomika Bisnis
Jambir.

Miraza Irfan Muhammad dan Memen Surahman. 2015. Hubungan Angka


Kerapatan Panen dan Sistem Rotasi Panen Dengan Produktivitas Kelapa
Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di Sumatera Utara, Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor, Volume 3 Nomor 1 ; halaman 59-64.

28
Apriyanti I. 2019. “Analisis Efisiensi Produksi Kelapa Sawit Di Kebun PTPN IV
Sumatera Utara”. Journal of Agribusiness Sciences. Sumatera Utara.,

Fackrurrozi, Ahmad Junaedi, dan Deden Derajat Matra. 2019. Manajemen


Pemanenan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Rambutan,
Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Fakultas Pertanian Institut Pertanian
Bogor, Volume 7 Nomor 3 ; halaman 319-328.

Arsyad, I., dan Maryam, S. 2017. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Produksi Kelapa Sawit Pada Kelompok Tani Sawit Mandiri Di Desa Suka
Maju Kecamatan Kongbeng Kabupaten Kutai Timur. Jurnal Ekonomi
Pertanian dan Pembangunan. Volume 14. Nomor 1.

Damanik Halomoan Kevin Daniel. 2017. Pengaruh Premi Panen Terhadap


Kinerja Dan Kepuasan Kerja Karyawan Panen Kelapa Sawit PT Barumun
Agro Sentosa (BAS). Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
Medan

29
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuesioner untuk asisten

Daftar Pertanyaan (Kuesioner)


Manajemen Panen Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) Kebun
Tanjung Keliling PT. Langkat Nusantara Kepong

1. Identitas Responden
Nama Lengkap : ...............................................................................
Umur :...............................................................................
Jenis Kelamin : ...............................................................................
Alamat : ...............................................................................
No. Telp/HP : ...............................................................................
Pekerjaan/Jabatan : ...............................................................................

2. Pertanyaan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini :
A. Umum
1. Menurut anda apa pengertian manajemen perkebunan?
2. Bagaimana sistem manajemen panen dikebun ?
3. Seberapa penting dan berpengaruh manajemen panen ?
4. Kenapa dikebun ada manajemen panen ?
5. Bagaimana alur perintah untuk asisten,mandor ke karyawan ?
B. Planning
a. Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP)
1. Apa itu RKAP ?
2. Apa fungsi RKAP di kebun ?
3. Bagaimana cara menyusun Rencana Kerja Anggaran
Perusahaan (RKAP) ?
4. Kapan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) dibuat ?
5. Siapa yang membuat RKAP ?

30
6. Apakah RKAP salah satu manajemen perusahaan terpenting ?
alasannya.
b. Sistem organisasi
1. Apa tugas anda sebagai seorang asisten ?
2. Bagaimana pendekatan anda dengan mandor ?
3. Bagaimana pendekatan anda dengan karyawan ?
4. Bagaimana pendekatan anda dengan manajer ?
5. Bagaimana pendekatan anda dengan askep ?
6. Bagaimana sistem organisasi di kebun ini ?
7. Apakah sistem organisasi berpengaruh pada manajemen
panen ?
c. Standart Operasional Perusahaan
1. Apa SOP menurut anda ?
2. Siapa yang mebuat dan bertangung jawab atas tugas ini ?
3. Bagaimana pendapat anda tentang SOP di pemanenan ?
4. Apa pengaruh SOP dalam bekerja memanen ?
C. Organisasi
a. Tugas pokok
1. Bagaimana cara kerja anda di lapangan dalam memanajemen
panen di kebun ?
2. Apakah anda selalu memperhatikan karyawan anda bekerja di
panen ?
3. Siapa yang anda percaya untuk melihat karyawan sedang
bekerja ? kenapa?
4. Apa yang harus ditingkatkan dalam kinerja anda sendiri untuk
pekerjaan panen ?

31
b. Rotasi
1. Siapa yang menentukan rotasi dalam panen ?
2. Apa pentingnya rotasi panen di kebun ?
3. Dalam panen, berapa kali di lakukan panen ?
4. Bagaimana cara mengatasi rotasi yang tidak berjalan dengan baik
dalam memanen ?
5. Apa sebab dan akibat tidak berjalannya rotasi panen ?
c. Tenaga kerja
1. Bagaimana cara mengatur tenaga kerja panen ?
2. Berapa tenaga kerja yang dipakai dalam memanen ?
3. Apa yang menjadi kendala dalam mengatur tenaga kerja ?
d. Upah
1. Apa yang dimaksud upah untuk pekerja ?
2. Bagaimana cara menghitung upah pekerja ?
3. Apakah dalam memanen ada premi ?
4. Berapa upah yang didapat untuk pekerja panen ?
e. Cara bekerja
1. Bagaimana cara meminta mobil angkut TBS ke gudang ?
2. Apakah alat kerja panen ini disediakan oleh afdeling atau
membawa alat kerja sendiri ? alasannya?
3. Alat panen yang digunakan disini jenis apa ?
4. Apakah tenaga kerja wajib menggunakan APD sesuai dengan
SOP yang ada ?
5. Bagaimana tata cara memanen dengan baik ?
D. Actuating
a. Memotivasi
1. Apakah rapat di lakukan setiap hari?
2. Apa tujuan di lakukan apel pagi setiap hari?
3. Apakah anda mengikuti apel pagi setiap hari ?
4. Bagaimana anda memotivasi karyawan agar dapat bekerja
dengan target?

32
5. Apakah anda harus membantu karyawan anda dalam bekerja
saat dilapangan, untuk meciptakan pendekatan kepada
karyawan ?
b. Pengendalian
1. Apakah ada rewards dari perusahaan untuk karyawan yang
berprestasi?
2. Apakah anda memberi rewards untuk karyawan yang
berprestasi?
3. Berbentuk apa rewards dari perusahaan dan dari anda?
4. Apakah rewards yang di beri membuat karyawan lebih giat lagi
dalam bekerja ? alasannya.
5. Apa yang menjadi tolak ukur agar mendapatkan rewards ?

E. Controling
1. Apa saja yang menjadi penghambat dalam melaksanakan
kegiatan memanen dikebun?
2. Bagaimana upaya penanganan adanya masalah-masalah panen
yang terjadi dilapangan?
3. Berapa kali audit dilakukan dalam setahun?
4. Bagaimana sistem audit dilakukan?
5. Apakah anda melakukan evaluasi kerja bersama mandor setelah
selesai pekerjaan ?
6. Siapa yang mengontrol jumlah persediaan di gudang ?
7. Bagaimana prosedur pengecekan areal yang sudah dilakukan
pemanenan ?
8. Bagaimana anda mengawasi anggota dalam bekerja ?

33
Lampiran 2 : Kuesioner untuk mandor

Daftar Pertanyaan (Kuesioner)


Manajemen Panen Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) Kebun
Tanjung Keliling PT. Langkat Nusantara Kepong

1. Identitas Responden
Nama Lengkap : ...............................................................................
Umur :...............................................................................
Jenis Kelamin : ...............................................................................
Alamat : ...............................................................................
No. Telp/HP : ...............................................................................
Pekerjaan/Jabatan : ...............................................................................

1. Pertanyaan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini :
A. Planning
a. Rencana Kerja
1. Bagaimana anda merencanakan kerja untuk besok hari ?
2. Bagaimana membuat buku untuk harian kerja ?
3. Bagaimana cara menyusun harian kerja dalam panen?
4. Bagaimana anda mengatur jumlah tenaga kerja yang kurang
untuk panen ?
5. Bagaimana anda mengatur rotasi kerja ? Apa yang harus di
rencanakan ?
6. Bagaimana cara melihat populasi TBS yang ada di lapangan ?

b. Sistem organisasi
1. Bagaimana sistem organisasi di kebun ini ?
2. Apakah adanya sistem organisasi dalam panen dapat
berpengaruh pada produksi ?

34
3. Apakah tenaga kerja wajib menggunakan APD sesuai dengan
SOP yang ada ?
c. Standart Operasional Perusahaan
1. Apa SOP menurut anda ?
2. Apakah dalam bekerja harus mengikuti sesuai SOP ?
3. Bagaimana tanggapan anda jika ada pekerja yang tidak
memakai APD sesuai dengan SOP yang dibuat ?

B. Organisasi
a. Tugas pokok
1. Apa tugas anda sebagai mandor ?
2. Bagaimana cara kerja anda di lapangan dalam memanen ?
3. Hal apa yang harus di perhatikan dalam memanen ?
b. Rotasi
1. Siapa yang menentukan rotasi dalam pemanenan ?
2. Apa pentingnya rotasi panen di kebun ?
c. Tenaga kerja
1. Bagaimana cara mengatur tenaga kerja panen ?
2. Berapa tenaga kerja yang dipakai dalam memanen ?
3. Apa yang menjadi kendala dalam mengatur tenaga kerja ?
d. Upah
1. Bagaimana cara menghitung upah pekerja ?
2. Apakah dalam panen ada premi ?
3. Berapa upah yang didapat untuk pekerja panen ?
4. Apakah upah di bayar sesuai berapa hk/ha yang didapat atau
upah dibayar perhari ?
e. Cara bekerja
1. Bagaimana cara meminta mobil pengangkut TBS di gudang ?
2. Bagiamana sistem pengancakannya ?
3. Alat panen yang digunakan disini jenis apa ?

35
C. Actuating
a. Memotivasi
1. Apakah anda mengikuti rapat di setiap hari?
2. Apa tujuan di lakukan apel pagi setiap hari?
3. Apakah anda mengikuti apel pagi setiap hari ?
4. Bagaimana anda memotivasi karyawan agar dapat bekerja
dengan target?
5. Apakah anda harus membantu karyawan anda dalam bekerja
saat dilapangan, untuk meciptakan pendekatan kepada
karyawan ?
b. Pengendalian
1. Berbentuk apa rewards dari perusahaan?
2. Apakah rewards yang di beri membuat karyawan lebih giat lagi
dalam bekerja ? alasannya.
3. Apa yang menjadi tolak ukur agar mendapatkan rewards ?

D. Controling
1. Apa saja yang menjadi penghambat dalam melaksanakan
kegiatan panen dikebun?
2. Bagaimana upaya penanganan adanya masalah-masalah panen
yang terjadi dilapangan?
3. Berapa kali audit dilakukan dalam setahun?
4. Apa fungsi dilakukan pengawasan ?
5. Bagaimana anda mengawasi anggota dalam bekerja ?

36
Lampiran 3 : Kuesioner untuk karyawan

Daftar Pertanyaan (Kuesioner)


Manajemen Panen Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) Kebun
Tanjung Keliling PT. Langkat Nusantara Kepong

2. Identitas Responden
Nama Lengkap : ...............................................................................
Umur :...............................................................................
Jenis Kelamin : ...............................................................................
Alamat : ...............................................................................
No. Telp/HP : ...............................................................................
Pekerjaan/Jabatan : ...............................................................................

3. Pertanyaan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini :
A. Planning
1. Bagaimana pembagian kerja karyawan ?
2. Apa yang di persiapkan untuk pekerjaan besok?

B. Organisasi
1. Bagaimana sistem kerja dikebun ?
2. Berapa lama anda bekerja dalam sehari ?
3. Apa anda bekerja di bagian memanen saja ?
4. Apa yang harus anda tingkatkan dalam kinerja anda sendiri untuk
pekerjaan panen ?
5. Apakah anda membantu melangsir buah kelapangan ?
6. Apakah anda memahami teknis pekerjaan memanen ?
7. Apakah anda pernah kena teguran dalam bekerja ? alasannya?

37
C. Actuating
1. Motivasi seperti apa yang didapat saat apel pagi ?
2. Apakah anda mengikuti apel pagi membuat anda jadi semangat
bekerja ?
3. Bagaimana memberi semangat pada diri anda sendiri ?

D. Controling

1. Apa saja yang menjadi penghambat dalam melaksanakan kegiatan


memanen di lapangan ?
2. Bagaimana jika terjadi hujan, apakah akan tetap lanjut untuk bekerja ?
3. Menurut anda penting tidak mengenai alat pelindung diri (APD) bagi
diri anda ?
4. Apa yang menjadi kesulitan dalam pekerjaan anda untuk memanen
ini ?
5. Bagaimana pendekatan anda dengan mandor ?
6. Bagaimana pendekatan anda dengan asisten di kebun ini ?

38

Anda mungkin juga menyukai